Share

Menikah

Author: Emak pipit
last update Last Updated: 2025-06-12 14:45:43

Pria itu adalah Tuan Gio. Tuan Gio tidak berbicara apapun selama di mobil selain mengendarai mobil dengan fokus tanpa memedulikan Sissy yang masih dilanda perasaan campur aduk.

Sissy kembali menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Matanya terpejam menahan air mata yang berlinang saat mengingat kejadian demi kejadian yang menimpanya dalam satu malam.

Dirinya memang berhasil kabur dari Tuan Bejo, tapi Sissy justru digerayangi oleh seorang pria yang juga dia tidak kenal. Meskipun pria itu meninggalkannya begitu saja, Sissy tetap saja merasa dirinya sudah kotor. 

Sissy membuang wajahnya, menatap ke arah luar jendela mobil. Ia menangis sekali lagi hingga ia merasa matanya begitu berat. Ia membiarkan dirinya terlelap.

Tuan Gio melirik ke arah Sissy sebentar. Beruntung Tuan Gio meminta asisten kepercayaannya mencari tahu soal Sissy dan mengikuti Sissy. Terlambat sedikit saja, mungkin dia akan kehilangan gadis itu. 

Tuan Gio semula tak peduli dengan Sissy dan penderitaannya. Hanya saja, saat ia tahu Sissy memilih jembatan itu untuk mengakhiri hidup di depan matanya. Tuan Gio tidak bisa tinggal diam.

Ya, tempat itu memiliki histori sendiri untuk kehidupan Tuan Gio. 

Dua wanita yang paling berarti di hidupnya memilih mengakhiri hidup mereka di sana. Pertama, ibunya saat mengetahui ayah Tuan Gio berselingkuh. Lalu yang kedua adalah kakak pertamanya yang ditinggal pergi suaminya yang berselingkuh juga. 

Tuan Gio tidak ingin ada korban lain di jembatan maut itu. Ada rasa sakit yang tak bisa ia jelaskan yang menjadi magnet untuk Tuan Gio akhirnya menyelamatkan Sissy.

Pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Mobil itu pun akhirnya memasuki sebuah kawasan elit. Gerbang yang besar dan tinggi terbuka saat ia menempelkan sebuah kartu di bagian gerbang. Mobil itu pun melesat masuk ke halaman sebuah rumah mewah bak istana.

****

Keesokan harinya, 

Tuan Gio berdecak kesal sambil membanting ponsel di tangannya. 

"Apa kau tahu, pria tua itu memintaku untuk segera menikah jika mau hak asuh Ayra jatuh ke tanganku. Ck!" ungkapnya kesal ke arah asisten kepercayaannya bernama Daren.

Daren tak berani menyahut. Ia menelan salivanya sembari menundukkan kepalanya.

Ini bukan kebiasaan bosnya mengomel. Hanya saja kali ini kemarahan Tuan Gio sudah di ubun-ubun. Pria itu berjalan mondar-mandir. Dia sungguh merasa hidupnya penuh tekanan dan tuntutan dari keluarga Dirgantara. 

Setelah dituntut harus menjalankan perusahaan keluarganya yang nyaris tumbang beberapa tahun belakangan. Tuan Gio berhasil menunjukkan bahwa dirinya pantas menjadi penerus perusahaan menggantikan sosok ayah yang memasuki masa pensiun. Perusahaan yang ia pegang kini berjaya kembali dan menjadi perusahaan nomor satu di negaranya.

Sekarang dirinya kembali dihadapkan dengan tuntutan lain yaitu menikah. Empat tahun yang lalu, sebelum kakak perempuannya tiada. Kakak perempuannya menitipkan seorang bayi mungil kepada Tuan Gio. Tuan Gio tidak tahu jika malam itu adalah malam terakhir sang kakak sebelum mengakhiri hidupnya. Tuan Gio terikat janji, ia merasa memiliki tanggung jawab atas keponakannya. Tuan Gio tidak mau keponakannya diurus oleh ayah dan ibu tiri yang sangat ia benci itu.

"Tuan, bukankah kita sudah menemukan jalan keluarnya?" tanggap Tuan Daren ragu-ragu.

Tuan Gio berhenti melangkah, ia menatap sengit ke arah Tuan Daren. "Apa kau sudah siapkan apa yang aku minta?"

Tuan Daren mengangguk. Ia kemudian memberikan sebuah map kepada bosnya itu.

Tuan Gio tersenyum licik. "Bagus. Aku akan temui gadis itu sekarang."

Tuan Gio lalu mengambil sebuah map yang diberikan oleh Daren. Pria dingin itu lalu keluar dari ruang kerjanya menuju ruangan lain di rumah itu. 

****

Sissy mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia terkejut mendapati dirinya sudah berada di sebuah kamar yang cukup besar, buru-buru Sissy bangun dan menyingkap selimut yang menyelimuti tubuhnya. Kali kedua ia terkejut saat pakaiannya pun sudah berganti dengan pakaian piyama. 

Masih dengan keterkejutannya, kembali suara Tuan Gio membuatnya tersentak.

"Akhirnya bangun juga," ucap Tuan Gio dengan tenang meletakkan ponsel dari genggamannya ke dalam sakunya.

Pria itu menatap lurus ke arah Sissy.

Sissy menelan salivanya. Ia kemudian segera duduk di tepi ranjang. Menatap takut-takut ke arah Tuan Gio. Detak jantung Sissy sangat kencang. Tangannya dingin. Entah mengapa pandangan pria di hadapannya itu seolah ingin melahapnya. Sissy mengepal kuat-kuat kedua telapak tangannya. Ia memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan canggung.

"Si-siapa Anda? Kenapa saya ada di kamar ini?" tanya Sissy gemetar.

"Subuh tadi kamu kehilangan akal hendak terjun dari jembatan. Ingat?" 

Sissy mengangguk pelan sambil memegangi piyama yang melekat di tubuhnya.

"Apa yang kamu pikirkan?" potong pria itu ketus.

Sissy tersentak. Ia menggelengkan kepala dengan kuat. "Maaf."

"Pelayan yang mengganti pakaianmu." 

"Terima kasih banyak. Anda sudah menolong saya dan memberikan saya tempat berteduh sekaligus beristirahat meskipun kita tidak saling mengenal. Hum, apakah saya sudah boleh pergi?"

Tuan Gio menaikkan alisnya satu. "Kau tahu, jaman sekarang tidak ada yang gratis. Menurutmu, aku akan membebaskanmu begitu saja?" 

Sissy sudah menebak. Ya, mana ada orang yang benar-benar tulus menolong jaman sekarang.

"Anda jadi mau apa?" tanya Sissy memberanikan dirinya menatap mata pria itu lekat-lekat.

Pria itu tersenyum licik. Ia bangkit dari sofa lalu membawa sebuah map. Map itu diarahkan kepada Sissy. 

Sissy buru-buru meraih dan membaca isi lembaran kertas yang ada di dalam map itu dengan seksama. Belum ia berkomentar, pria itu kembali bersuara.

"Aku ingin kita menikah."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Hantu

    Sissy menggeleng, tangannya pun seirama bergerak menyatakan tidak."Paman jangan memalahi bibi dong! Ayla yang punya ide begitu," sela Ayra membela bibi barunya itu."Ayra, sekarang pergi tidur! Biar paman meminta Bi Kokom menemanimu. Bibi Sissy harus kembali ke kamarnya," tegas Tuan Gio."Tidak mau. Maunya bobo sama mama Sissy!" Ayra kini melingkarkan tangannya ke tubuh bagian bawah Sissy.Tuan Gio geram. Ia lalu menarik Ayra dengan paksa. "Nurut sama paman!"Ayra pun menangis histeris karena takut. Sissy tentu saja tidak tinggal diam. Gadis itu melotot dan mendorong Tuan Gio."Bisakah jangan kasar dan membentak? Dia masih kecil! Kau membuatnya menangis ketakutan."Tuan Gio khilaf. Mendengar tangisan Ayra yang tersedu-sedu membuat hatinya bergerak. Ia merasa bersalah."Ayra, maaf. Paman tadi hanya–"BUGHHHH! Baru saja Tuan Gio mau mendekati keponakannya, Sissy sudah menimpuk Tuan Gio dengan sebuah bantal.Tuan Gio memejamkan matanya menahan emosinya sambil mengeraskan kedua rahangny

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Panggilan Sayang

    Hari ini Sissy mengajak Ayra untuk bermain ke taman dan sekedar makan ice cream dan kue di sebuah kafe. "Bibi ....""Ya?""Apakah aku boleh memanggilmu dengan panggilan mama?" Sissy langsung tersedak. Ia menepuk-nepuk dadanya."Jangan! Maksud aku ... enggg ...." Sissy serba salah. Wajah Ayra mendadak menahan tangis."Memangnya kenapa dengan panggilan bibi?" sambung Sissy kembali."Soalnya nggak cocok. Bibi Sissy terlalu muda."Sissy tersenyum kecut. "Bagaimana kalau Kakak Sissy?"Ayra menggeleng."Ayla mau Sissy menggantikan bunda. Paman Gio pasti suka."Sissy menggaruk pelipisnya yang tidak gatal itu. Ia bingung ingin melarang, tapi tidak mengerti memberi penjelasannya kepada Ayra."Boleh ya? Please ...." Ayra mengedip-ngedipkan matanya mencoba merayu.Sissy akhirnya mengangguk. "O ... oke.""Yeay! Setelah ini, Ayla akan bilang kepada Paman untuk mengganti panggilan paman dengan sebutan papa," ucapnya polos namun membuat hati Sissy semakin tak karuan."Duh, ini bocah! Dekat sama di

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Kemelut

    Sissy turun bersamaan dengan Bibi Rosida menjemput Ayra untuk sarapan bersama di ruang makan. Sissy yang masih kesal dengan Tuan Gio bersikap dingin dan tak bersuara apapun di meja makan. Sesekali Ayra mengajaknya berbincang, Sissy hanya membalasnya dengan senyum seikhlasnya.Tuan Gio sama sekali tidak peduli. Pria itu sibuk dengan sarapannya dengan ponsel di tangannya. "Paman, apa kau sibuk sekali?" tegur Ayra.Tuan Gio menatap keponakan kecilnya lalu menggeleng."Kalau tidak mengapa makan sambil belmain ponsel?" Ayra dengan kepolosannya membuat Tuan Gio tersentil. Ia langsung meletakkan ponsel miliknya dan meneruskan melahap sarapannya."Apakah kalian sedang musuhan? Kenapa tidak saling bicala?" tanya Ayra kembali.Sissy melirik Tuan Gio, begitu pun sebaliknya."Di meja makan, selain tidak boleh bermain ponsel, bukankah dilarang berbicara?" Tuan Gio berpura-pura bijak.Ayra langsung menyengir dan segera menutup mulutnya dengan tangan kecilnya itu. "Ups, maaf! Ayla begitu celewet."

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Pelukan Salah Alamat

    Sesampainya di rumah mereka, Tuan Gio mengambil alih Ayra dan menggendongnya menuju ke sebuah kamar."Apa nggak sebaiknya Ayra tidur bersamaku?" tawar Sissy."Tidak perlu. Aku sudah menyiapkan kamar untuk Ayra." Tuan Gio melanjutkan langkahnya sementara Sissy berhenti di depan pintu kamarnya menatap punggung pria dingin itu.Bayangan Jeni seketika membuatnya merasa semakin penasaran dengan kehidupan di masalalu Tuan Gio. Masih terlalu banyak teka-teki yang ia harus pecahkan sendiri tentang suami dadakannya itu.Sissy menghela napas panjang lalu memutuskan masuk ke kamarnya. Ia merasa sangat lelah. Sissy lalu melepas seluruh pakaiannya, berganti piyama dan merebahkan dirinya di atas ranjang.Sementara Tuan Gio, usai keluar dari kamar Ayra langsung menelepon asisten kepercayaannya untuk memastikan kebenaran ucapan Jeni tentang masalah tiga tahun yang lalu. Selama ini Tuan Gio selalu mencari sosok wanita yang menolong keponakannya, mengapa baru sekarang Jeni mengakui hal yang melemahkan

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Masa Lalu vs Masa Depan

    Sissy melihat bagaimana Tuan Gio mulai dilema. Tangan yang menggenggam erat itu bahkan melepaskannya begitu saja. Tatapan mata Tuan Gio yang awalnya penuh kebencian pun berubah.Sissy tidak mau Tuan Gio mencampakkannya. Gadis itu kembali menggandeng suaminya."Tuan Gio, tolong jangan lakukan ini. Ingat sandiwara kita akan ketahuan jika kau terpengaruh dengan masa lalumu!" ucapnya pelan.Tuan Gio tersadar. Ia mengusap punggung tangan Sissy seolah memberi pertanda jika dirinya tidak akan kembali kepada masa lalunya."Jika benar kamu yang menolong Ayra kala itu, aku sangat berterima kasih. Hanya saja itu tidak akan mengubah apapun karena aku sudah menikahi wanita pilihanku," ucap Tuan Gio tegas membuat Jeni putus harapan.Tuan Gio pun berbalik dan meneruskan langkahnya bersama Sissy menuju tempat saji makanan. Entah mengapa saat mendengar ucapan terakhir Tuan Gio, Sissy merasa hatinya bergetar. Meski dia tau kalau itu hanya drama, nyatanya dia mendengar ucapan Tuan Gio dari hati. Sissy t

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Wanita di Masa Lalu

    Wanita itu tersenyum ke arah Tuan Gio. Ia berjalan mendekati Tuan Gio yang terpaku dan langsung mencium pipi Tuan Gio."Halo, Gio. Long time no see. Apa kabar?" Tuan Gio tak bereaksi berlebihan selain menoleh dan menatap dalam-dalam mata yang dulu selalu ia rindukan. Senyuman wanita itu masih sama.Di waktu bersamaan, ekor mata Tuan Gio menangkap sosok Sissy yang baru kembali dari toilet. Gadis itu berdiri memandanginya, tak berani mendekat. "Jeni, selamat datang. Kau pasti habis mendarat langsung kemari, kan? Kau pasti sangat lelah," tegur Nyonya Dessy mencoba mencairkan suasana.Jeni tersenyum. "Tidak apa-apa, Bi. Bukankah ini pesta untuk Ayra? Lagi pula, aku senang bisa kembali ke negara ini lagi. Aku buru-buru kemari untuk bertemu dengan Gio," sahutnya sambil kembali menatap mata pria di hadapannya dengan lekat."Aku sudah menikah." Tuan Gio membuat pernyataan yang memudarkan senyuman yang terpancar di wajah Jeni, mantan tunangannya."Me-ni-kah?" Bibir Jeni terbata-bata mencoba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status