Shian Long benar-benar dihadapkan dengan situasi sulit, yang apapun pilihannya akan membuat hidupnya sengsara.
"Bagaimana, Gembel? Mau coba kabur atau menerima tiga pukulanku?" tanya Liu Feng lagi '
Tentu saja Shian Long sangat tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan dari Liu Feng.
"Aku tidak tahu! Lebih baik bawa aku saja menemui Kepala Biara untuk menerima hukuman!" ujarnya pasrah.
Namun, keberuntungan masih berpihak kepada Shian Long. Tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang mendekati mereka.
"Ada apa ini? Kenapa malam-malam begini kalian masih berkeliaran?"
Suara teguran dari kepala Biara Shaolin membuat semua samanera terdiam termasuk Liu Feng. Dia tidak menyangka kalau kepala biara masih terjaga di tengah malam.
"Kami memergoki Shian Long yang hendak kabur dari Biara Shaolin, Master!' elak Liu Feng memberikan alasan, yang diiringi anggukan kepala semua Samanera.
"Aku yang mengutus Shian Long untuk mencari tanaman jamur seribu tahun yang hanya tumbuh di tengah malam, suheng!" Tiba-tiba muncul Biksu Tang Fei yang membuyarkan alasan Liu Feng untuk menyalahkan Shian Long.
"Apa benar yang dikatakan Master Tang Fei, kalau beliau memintamu mencari jamur seribu tahun yang hanya mekar di tengah malam?" tanya kepala Biara Shaolin.
Shian Long tahu kalau Biksu Tang Fei sedang membelanya untuk lolos dari hukuman Biara Shaolin sehingga dia menganggukan kepalanya. "Benar, Master! Suheng hanya salah paham terhadapku! Jangan salahkan mereka, Master!"
Kepala Biara Shaolin tidak bisa berbuat apa-apa, karena alasan yang dikemukakan Biksu Tang Fei sangat masuk akal. Malam ini adalah malam saat Jamur Seribu Tahun tumbuh dan mekar, sehingga mengutus Shian Long untuk memetiknya tidak bisa disalahkan.
Biksu Tang Fei tahu kalau Shian Long mencoba kabur dari Biara Shaolin, tapi dia tidak melarangnya. "Tidurlah sebentar agar kamu memiliki energi yang cukup untuk melanjutkan aktivitasmu!" pesan Biksu Tang Fei.
Shian Long menganggukan kepalanya dengan wajah yang agak sedih karena harus berpisah dengan Biksu Tang Fei yang telah merawatnya selama enam tahun belakangan ini.
*****
Hutan Kematian merupakan momok yang mengerikan bagi para Samanera yang melanggar aturan biara Shaolin. Mereka akan ditempatkan semalaman di dalam hutan yang mengerikan ini untuk merenungi kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat yang melanggar aturan.
Para Samanera yang merupakan calon biksu Shaolin ini lebih memilih hukuman yang berat seperti isolasi daripada harus berada di dalam Hutan Kematian yang bisa membuat mereka menjadi gila.
Jadi, saat para Samanera ini kepergok masih berkeliaran saat tengah malam yang melanggar aturan Biara Shaolin, mereka sangat ketakutan dihukum dengan diasingkan di Deadly Forest ini.
Namun, pagi itu tampak seorang anak muda yang paling berumur 13 tahun sedang berlari dengan wajah pucat akibat kelelahan. Pemuda ini bernama Shian Long yang merupakan murid tidak resmi Biara Shaolin. Tidak tahan dengan siksaan yang dilakukan para Samanera yang tidak menyukainya, Shian Long memutuskan untuk keluar dari Biara Shaolin walaupun nyawa taruhannya.
Para Samanera tidak berani menghalanginya lagi karena khawatir hukuman yang akan mereka jalani kalau Shian Long berterus terang tentang perlakuan mereka terhadapnya.
Shian Long memilih pergi saat masih gelap agar tidak kepergok Biksu Shaolin yang sering bangun pagi-pagi saat hari masih gelap untuk melakukan meditasi yang merupakan kegiatan rutin para Biksu Shaolin. Beberapa Samanera Senior yang sudah mendekati waktu untuk menjadi Biksu juga ikut bermeditasi bersama Biksu-Biksu Shaolin.
"Selamat tinggal, Master Tang Fei! Aku tidak akan melupakan jasamu terhadapku! Suatu saat aku akan membalasnya!" batin Shian Long sambil berlari layaknya orang biasa.
Tidak memiliki sin-kang dan gin-kang membuat Shian Long kesulitan untuk terus berlari tanpa henti menuju jalan keluar Biara Shaolin yang harus melewati rimbunnya Hutan Kematian.
Deadly Forest tampak menyeramkan di pagi yang gelap, tapi beruntung bagi Shian Long yang tidak memiliki kemampuan ilmu meringankan tubuh. Dia tiba di Deadly Forest saat matahari mulai menampakkan wajahnya dengan sinar pagi yang menghangatkan tubuh.
Meskipun hari sudah terang, tetap saja Deadly Forest benar-benar menjadi hutan yang mematikan bagi setiap makhluk hidup yang melaluinya.
Cahaya matahari tidak mampu menembus rimbunnya pepohonan yang menutupi hutan yang menyeramkan ini.
"Aku harus masuk ke dalam. Hanya hutan ini jalan satu-satunya untuk keluar dari Biara Shaolin. Aku kadang bingung sama para Biksu Shaolin, kenapa mereka santai sekali saat melewati Deadly Forest ini? Sudah jelas kalau hutan ini dinamakan Hutan Kematian, berarti hutan ini mengandung hawa kematian yang bisa menyesatkan bahkan mematikan pelintas jalan yang melalui hutan ini," batin Shian Long sebelum memasuki hutan ini.
Suasana di dalam hutan ini lebih menyeramkan lagi dengan banyaknya kabut tipis dan dingin yang ditemui oleh Shian Long. Tubuhnya gemetaran kedinginan padahal di luar hutan ini, mentari sudah bersinar dengan cahayanya yang hangat.
"Ada apa dengan hutan ini? Kenapa sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam hutan yang gelap dan lembab ini?" Suasana yang semakin mencekam membuat Shian bergerak dengan hati-hati. Selain pandangannya terhalang oleh kabut dan suasana hutan yang gelap, juga dia merasakan firasat bahaya besar di dalam hutan.
Krooosaak!
Tiba-tiba dia mendengar adanya suara sesuatu yang sedang melintasi tanaman liar atau menginjak dedaunan yang banyak tersebar di dalam hutan.
"Siapa di sana? Apa kamu ini penunggu Hutan Kematian?" tanya Shian Long memberanikan dirinya.
Hanya kesunyian yang dirasakan oleh pemuda ini. Semakin lama kabut tipis dingin menjadi semakin tebal. Tentu saja hawa dari kabut semakin dingin dan pandangan Shian Long semakin terganggu, apalagi dia masih belum tahu, siapa yang terus mengikutinya.
Hutan Kematian benar-benar bagaikan labirin yang bisa membawa Shian Long kembali ke tempat yang sudah dilaluinya. "Kenapa aku selalu kembali lagi ke sini?" batinnya yang mengenali tempat yang sudah pernah dilaluinya. "Apa Hutan Kematian ini memiliki jalan yang berputar-putar? Bagaimana aku bisa keluar dari sini?"
Shian Long terpaksa harus meraba-raba di dalam Hutan Kematian karena kabut tebal mulai menutupi hutan, yang membuatnya tidak bisa lagi melihat jalan.
"Bahaya sekali hutan ini! Bagaimana jika ada makhluk buas yang berdiam di Hutan Kematian ini yang tidak aku ketahui? Bisa saja dia menyerangku!" gumam Shian Long sambil terus bergerak memasuki Hutan Kematian yang semakin dipenuhi kabut tebal.
Tiba-tiba kakinya terasa menginjak tempat yang lunak. Sebelum Shian Long menyadari apa yang telah terjadi pada tubuhnya, mendadak tubuhnya terperosok masuk ke dalam tanah dengan cepatnya.
Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t
Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam
Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p