Home / Fantasi / Pendekar Kitab Iblis / 04. Melarikan Diri

Share

04. Melarikan Diri

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-02-16 08:19:38

"BERHENTI!!!"

Sebuah teriakan yang menggelagar menghentikan pukulan Liu Feng yang hanya berjarak seinci di atas kepala Shian Long. Bahkan Shian Long juga merasakan hawa yang kuat dari desiran angin yang timbul dari telapak tangan Liu Feng.

"Master Tang Fei!" kata Liu Feng sambil menghaturkan hormat dengan membungkukan tubuhnya.

"Apa yang kamu lakukan, Liu Feng!" seru Biksu Tang Fei yang berteriak dengan tenaga dalam yang tinggi untuk menghentikan pukulannya sehingga tangannya kaku tidak bisa bergerak tertotok sejenak oleh kekuatan suara dari Biksu Tang Fei.

"Aku ..." Liu Feng tidak sanggup berkata-kata karena kepergok hendak menghabisi Shian Long.

"Apa salah Shian Long sehingga kamu merasa perlu untuk menghabisi nyawanya begitu saja? Apa kamu sudah lupa dengan ajaran di Biara Shaolin?" tanya Biksu Tang Fei.

"Maafkan aku, Master! Shian Long telah mempermalukanku di hadapan Putri Mahkota! Aku hanya sedikit memberi pelajaran pada dirinya!" elak Liu Feng.

"Begini yang kamu namakan sedikit? Kamu harus melaporkan perbuatanmu kepada kepala Biara Shaolin untuk menerima hukuman. Apapun perbuatan Shian Long padamu yang menurutmu sangat mempermalukanmu, tetap saja kamu tidak boleh melakukan kekerasan semacam ini! Kamu ini calon Biksu Shaolin, bahkan mungkin juga suatu saat kelak kamu akan memimpin Biara Shaolin ... seharusnya kamu memiliki hati yang welas asih!" ujar Biksu Tang Fei.

"Baik, Master!" jawab Liu Feng, walaupun hatinya masih tidak puas untuk menghajar Shian Long.

Sepeninggal Liu Feng, Biksu Tang Fei memeriksa keadaan Shian Long. "Kamu tidak apa-apa?" tanyanya.

Shian Long hanya tersenyum kepada Biksu Tang Fei. "Tidak apa-apa, Master! Terima kasih sudah membawaku dari hutan ke dalam Biara Shaolin ini!" 

"Jangan hiraukan Liu Feng! Dia itu kesayangan kepala Biara Shaolin! Aku juga tidak yakin kalau dia akan mendapatkan hukuman dari kepala Biara karena kepala Biara memang kurang menyukai kehadiranmu di sini, Shian Long! Jangan khawatir ... aku masih yakin kalau suatu saat kamu akan menjadi pendekar sejati!"

Biksu Tang Fei tidak menyadari kalau ucapan dari Shian Long ini adalah salam perpisahan darinya.

Shian Long yang tidak tahan terus menerus disiksa oleh Liu Feng beserta komplotannya ini akhirnya memutuskan untuk kabur dari Biara Shaolin yang terletak di atas pegunungan Tay Shan ini.

Jalan masuk menuju Biara Shaolin terhadang oleh hutan lebat yang terkadang bisa hidup untuk menyesatkan siapapun yang berusaha masuk ke Biara Shaolin. Hutan yang disebut Hutan Kematian karena bisa menyeret seseorang ke dalam kematian. 

Shian Long juga tahu tentang hutan yang sulit untuk ditembus ini, tapi siksaan yang dialaminya lebih berat dari sekedar kengerian terhadap hutan yang hidup ini.

"Aku harus berani! Kata Biksu Tang, aku tidak boleh cengeng kalau ingin menjadi pendekar hebat. Beliau masih percaya kalau suatu hari aku akan menjadi pendekar hebat."

Sayangnya Shian Long tidak mudah lolos dari pantauan Liu Feng dan komplotannya.

Shian Long tertangkap basah hendak pergi dari Biara Shaolin oleh Liu Feng. Benar apa kata Biksu Tang Fei kalau Liu Feng tidak akan pernah dihukum oleh kepala Biara Shaolin.

"Mau pergi kemana kau, Gembel?" tanya Liu Feng yang menghadangnya bersama beberapa Samanera yang menjadi anak buahnya.

"Kenapa kau terus menerus mengangguku, Liu Feng?" tanya Shian Long yang sudah tidak memanggil Liu Feng dengan sebutan suheng atau kakak seperguruan.

"Aku belum puas menghajarmu, gembel bus*k! Bisa-bisanya Biksu Tang Fei membelamu yang hanya anak tidak jelas dari hutan belantara!" sahut Liu Feng.

"Aku sudah lelah dengan kelakuan kalian! Aku akan pergi dari sini, jadi tidak ada lagi gembel yang mengganggu hidup kalian!" seru Shian Long.

"Tidak semudah itu keluar dari Biara Shaolin! Kamu harus minta izin sama kepala biara! Aku akan menghajarmu dan menyerahkanmu kepada kepala biara, dengan alasan kamu hendak melarikan diri!" kata Liu Feng sambil tertawa licik.

"Cuih! Tidak tahu malu! Beraninya dengan orang yang tidak berdaya! Kalau berani, hadapi para pendekar!" tantang Shian Long.

Bugh!

Plak!

Baru saja Shian Long berucap, beberapa pukulan dan tendangan mendarat di tubuhnya tanpa henti.

"Dasar sampah! Kau tidak berhak bicara ... apalagi menantangku!" ucap Liu Feng.

"Suheng ... kita apakan sampah penghianat ini?" tanya Samanera yang bertubuh agak gemuk.

"Siapa yang penghianat? Aku hanya ingin pergi dari tempat terkutuk ini! Aku tidak dihargai sama sekali di sini, jadi lebih baik aku kembali saja ke hutan!"

Tatapan tajam mata Shian Long sempat membuat Samanera gemuk ini ketakutan.

"Aku akan membiarkanmu pergi kalau kamu bisa menahan tiga pukulanku! Kalau kamu tidak bisa menahannya maka kamu akan menjadi pembantuku! Bagaimana menurutmu?" tanya Liu Feng.

Shian Long masih diam mendengar tawaran Liu Feng. Tidak ada jalan keluar baginya selain menerima tantangan Liu Feng yang penuh kelicikan ini.

"Bagaimana aku bisa tahu kalau kamu akan menepati janjimu apabila aku berhasil menahan pukulanmu?" tanya Shian Long. Walaupun merasa kalau dia tidak akan berhasil, tapi memohon kepada Samanera kejam ini juga tidak ada gunanya.

"Kamu tidak akan pernah tahu apakah aku akan menepati janjiku atau tidak! Tapi, lebih baik mencoba bukan daripada kamu dikurung di ruang isolasi karena melanggar aturan Biara Shaolin?" ucap Liu Feng yang mengejutrkan Shian Long.

Tidak pernah diduga olehnya kalau ada hukuman isolasi di Biara Shaolin. Setahunya Biara Shaolin adalah tempat yang penuh welas asih, tapi sekarang reputasi biara ini dijatuhkan oleh muridnya sendiri.

"Kamu memang brengsek, Liu Feng! Apa kepala Biara Shaolin melindungimu sehingga kamu bebas dari hukuman dan bebas melakukan perbuatan terkutuk ini padaku?" tanya Shian Long penuh curiga.

"Cuih! Gembel tak tahu malu! Kalau bukan karena Biara Shaolin dan kebaikan hati kepala biara, kamu sudah jadi santapan binatang buas di Deadly Forest! Sekarang kamu malahan menjelek-jelekkan Biara Shaolin dan kepala biara! Jangan-jangan kamu ini bukan manusia, tapi makhluk jadi-jadian dari Hutan Kematian!" hina Liu Feng.

"Habisi saja makhluk jadi-jadian, suheng!" teriak Samanera bertubuh kecil.

"Kamu lihat? Aku masih berbaik hati untuk memberimu kesempatan pergi dari sini! Samanera lainnya menginginkanmu dihabisi dan lenyap dari Biara Shaolin untuk selama-lamanya! Tergantung keputusanmu sekarang, mau nekad menerobos kepungan kami atau menerima tiga pukulan dariku?" ucap Liu Feng.

Shian Long benar-benar tidak berkutik oleh ulah Liu Feng beserta komplotan Samanera-nya yang terus menerus menerornya. Mencoba menerobos kepungan mereka sama saja dengan cari mati karena dia tidak memiliki ilmu silat dan tenaga dalam sama sekali. Menerima tiga pukulan Liu Feng juga akan membuatnya tewas, karena menahan satu pukulan saja dia tidak akan mampu, apalagi tiga pukulan. Bagaimana Shian Long mengatasi situasi kristis yang sedang dihadapinya ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yupiecell
novelnya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pendekar Kitab Iblis   ENDING

    Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid

  • Pendekar Kitab Iblis   134. Pertarungan Akhir

    Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M

  • Pendekar Kitab Iblis   133. Tantangan Akhir Kitab Dewa Surgawi

    Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira

  • Pendekar Kitab Iblis   132. Tantangan di Negeri Awan

    Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t

  • Pendekar Kitab Iblis   131. Rajawali Sakti

    Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam

  • Pendekar Kitab Iblis   130. Kitab Dewa Surgawi

    Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status