Share

Nikah, Yuk

last update Last Updated: 2023-08-08 19:04:53

Seperti tahu jalan pikiranku, sosok yang mengenakan setelan jas mahal itu kini mengangguk. 

"Ya. Aku lihat dari awal kamu datang ke pesta itu dan melabrak pengantin."

Aku menarik napas berat, menghembuskannya perlahan seakan ingin mengosongkan paru-paru, lalu tersenyum getir. 

"Menurutmu, apakah kejadian tadi akan viral?"

Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke jalan raya yang tidak terlalu ramai. 

"Sudah."

"Se-serius?"

"Buka saja ponselmu. Walau bukan nomor satu, kamu masuk trending Twitter sekarang. F******k juga sudah ramai sepertinya."

Bergegas aku mengambil ponsel di dalam tas. Benar saja, video resepsi Naya dan Alden sudah bertebaran di dunia maya. Kami bertiga menjadi tokoh utamanya. Walau wajahku hanya terpampang beberapa detik karena lebih banyak yang merekam dari belakang, tetap saja itu memalukan. 

Aku menjerit dan kembali menutupi wajah dengan dua tangan. Bagaimana aku harus menghadapi dunia setelah ini? 

"Kamu nggak salah, kok."

Sesaat aku tidak percaya dengan kalimat yang baru saja terdengar. Sebuah keajaiban kalau ada yang mendukung tindakanku tadi. Kupikir semua orang akan ada di pihak pengantin. 

Perlahan kulepas telapak tangan dari wajah dan kembali menoleh ke kanan. Lelaki itu juga sedang menatapku lagi.

"Ka-kamu ...."

"Kalau aku jadi kamu, mungkin nggak akan berbuat seperti tadi karena cukup memalukan, tapi wajar jika memang semua kisah kalian itu benar. Hm, seorang sahabat merampas tunanganmu dan berkhianat di belakang. Kalau nggak ketahuan, mungkin dia akan terus merahasiakan siapa suaminya."

Aku mengangguk membenarkan ucapannya. "Sebenarnya aku tidak ingin mempermalukan mereka. Datang dan melabrak seperti itu karena aku benar-benar terluka. Mungkin nggak akan sesakit ini kalau kami sudah lama putus, baru kemudian Alden jadian sama Naya."

"Setelah ini, apa yang ingin kamu lakukan?"

Kini aku yang membuang pandang. Langit sedikit mendung. Apakah ia turut sedih melihatku?

"Mungkin nggak akan melakukan apa-apa, hanya kerja."

"Nggak ingin balas dendam?"

Kembali aku menoleh pada sosok yang kini bangkit dari duduknya itu. "Balas dendam? Apa gunanya?"

Ia tertawa sambil memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. "Biar mereka tahu, kamu bukan wanita yang layak diperlakukan seperti itu. Supaya Alden menyesal telah mencampakkan berlian dan lebih memilih kerikil jalanan."

Kuulas senyum sehangat matahari pagi. "Bukankah setiap perbuatan akan mendapatkan ganjarannya sendiri? Aku bukan orang baik. Atas perbuatanku tadi saja, mungkin Tuhan akan memberi balasan-Nya. Bagaimana jadinya kalau aku balas dendam? Apa hidupku nggak bakal lebih terpuruk nantinya?"

Kini, lelaki itu yang mengukir senyum indah di wajahnya. Aku baru menyadari ada sedikit lesung di pipi kirinya. Tidak terlalu dalam, hanya terlihat samar. 

"Dari rangkaian kalimat-kalimat itu saja, aku tahu kalau kamu orang baik. Apa kamu nggak ingin menikah juga, biar tidak terlihat terlalu menyedihkan?"

"Hah? Nikah? Sama siapa? Kamu nggak lihat tadi kalau calon suamiku sudah pindah ke perempuan lain?"

Lelaki berkulit putih itu mengangguk perlahan. "Nikah sama aku aja, gimana?"

Hah? Mungkinkah otak lelaki itu sudah geser? Kami bahkan baru kenal dalam bilangan menit. Kenapa tiba-tiba ngajak nikah?

Jangankan menikah dengan orang asing. Makanan atau minuman saja akan aku tolak kalau itu pemberian orang yang belum dikenal. Bagaimana bisa lelaki tampan ini menawarkan pernikahan seperti sedang menjajakan permen di atas bus?

Aku akui sosoknya memang benar-benar tampan. Hidung bangir dengan mata yang agak sipit, dihiasi alis tebal serupa semut sedang bergerombol. Sepertinya aku pernah melihat wajah itu, tetapi di mana? Apakah dia mirip aktor drama Korea? Kucoba membayangkan beberapa wajah pesohor dari negeri ginseng itu.

"Kenapa? Kamu nggak mau nikah dengan orang tampan seperti aku?"

***

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Jangan Sebut Nama Itu

    "Sepertinya Pak Fery tidak akan membiarkan hal itu terjadi."Aku melirik Agus yang telah duduk di belakang kemudi. "Lalu kemana dia sekarang? Kenapa sama sekali tidak menampakkan diri di depanku.""Anda pasti tidak menduga apa yang dilakukan Tuan Nehrin saat mengetahui semuanya. Bahkan Pak Fery tidak berkutik, sampai akhirnya ia juga harus patuh saat ditugaskan menangani kantor kita di Jepang.""Oke. Stop bicara pekerjaan. Kepalaku masih terasa pusing. Kamu jelaskan nanti saat kita sampai di rumah dan aku sudah punya cukup tenaga."Agus mengangguk, lalu mulai menjalankan mobilnya. Tekadku amat besar untuk menyelesaikan semua kekacauan ini, tetapi tubuh ternyata tidak mau kompromi. Sampai di rumah tentu saja hanya keheningan yang kutemui. Bahkan tidak ada tanda-tanda Rihana pernah tinggal di rumah ini. Pak Muji bahkan sudah tidak lagi bertugas. Satpam baru sengaja ditempatkan kakek di sini. Sejak awal aku tahu semua tidak akan pernah mudah. Namun, tidak kusangka lelaki satu-satunya y

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Sebuah Rencana

    Siapa yang paling ingin kamu jumpai saat bangun dari koma? Siapa yang ingin kau lihat berekspresi paling bahagia setelah tidur yang panjang? Tentu saja dia. Sosok yang paling dicintai dalam hidup. Yang dengannya kamu ingin berbagi. Namun, faktanya aku tidak bisa melihat wajah cantik itu saat membuka mata. Tidak terdengar suaranya saat aku benar-benar terjaga di ruangan VVIP rumah sakit ini. Koma selama tiga bulan tidak membuat ingatanku lupa dengan wajahnya yang berlesung pipi saat tersenyum. "Dia sedang pulang ke rumah dulu," ujar Kakek setiap aku bertanya tentangnya. Namun, mata lelaki tua itu sepertinya menyimpan sesuatu yang tidak ingin ia katakan.Fery? Dia pun seperti ditelan bumi tak terdeteksi ke mana rimbanya. Panggilanku ke ponselnya hanya masuk ke kotak suara. Beberapa orang kepercayaan Kakek hanya menggeleng saat ditanya tentang asistenku itu. Ini hari kedua sejak aku bangun dari koma. Atmosfer kamar rumah sakit benar-benar membosankan. Tak ada selarik senyum hangat mil

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Pertemuan yang Tidak Terelakkan

    "Jadi, kamu nggak tahu kalau aku kekasihnya Reinhard?"Eliana mendekati Kenzie dengan langkah gemulainya. Perempuan itu melirikku. "Ah, rupanya kamu nggak ngasih tahu dia kalau Reinhard sudah punya kekasih," ujarnya lagi. "Kamu nggak mau dianggap mendua dan sedang memilih mana yang lebih menguntungkan. Bukan begitu, Rihana?"Kenzie memindahkan dua tangannya hingga posisinya kini berkacak pinggang. Ia memindai wanita yang sedang melangkah semakin dekat itu. "Kenalkan, aku Eliana. Kekasihnya Reinhard."Bukan membalas salam perkenalan itu, Kenzie justru tergelak. "Ternyata selera dia dulu hanya seperti ini. Kenapa tiba-tiba naik kelas jadi yang kayak kamu, Elisha Rihana?"Ken menatapku sejenak. Kenapa ia menyebut nama lengkapku? Seperti tahu apa yang ada dalam pikiranku, Kenzie tersenyum."Karena sekarang aku paham kenapa kamu dipanggil Rihana di rumah itu."Aku diam dan menunggu kalimatnya lagi.

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Umpan yang Bagus

    Jika ini tentang kehilangan, biarlah aku saja yang merasakannya. Saat Reinhard terbangun nanti, semoga Tuhan membuatnya lupa tentang seseorang yang pernah hadir dalam hidupnya karena kontrak. Sebuah perjanjian yang bermutasi menjadi cinta penuh harap. Aku mengucapkan terima kasih pada driver taksi setelah memberikan ongkos. Tidak lupa menambahkan tip. Ayah pernah bilang, uang itu tidak akan membuat kita jatuh miskin. Ia juga tidak akan membuat si penerima serta merta jadi kaya raya. Namun, nilai pahalanya bisa membuat si pemberi terhindar bala. Dengan langkah yang satu-satu, aku menuju ke tempat cetak tiket. Sebuah tas ransel menggantung di punggung. Itu satu-satunya benda pemberian Reinhard yang kubawa. Isinya hanya pakaian yang kubeli sendiri sebelum datang ke rumah besar itu. Selesai mencetak tiket, aku menuju mini market. Perjalanan dengan kereta memang hanya tiga jam untuk sampai di Stasiun Kejaksan Cirebon. Namun, aku tetap butuh bekal walau hanya

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Kembalikan Saja Uangnya

    "Ken, kalau aku tidak jadi buka usaha bisakah pembelian toko milikmu dibatalkan?""Ada apa, El? Kenapa tiba-tiba?"Aku mengganjur napas berat. Tidak mungkin menjelaskan semua permasalahan pada lelaki itu. Ken pasti akan melangkah lebih jauh jika tahu perkara yang sebenarnya. "Nggak ada apa-apa, Ken. Aku hanya berubah pikiran. "Nggak mungkin. Suaramu menyiratkan sebaliknya. Aku nggak masalah kalau kamu ingin membatalkan pembelian ruko itu, tapi tolong kasih tahu alasannya, El.""Karena aku nggak jadi buka usaha, Ken.""Kenapa? Kamu bilang mau lepas dari lelaki itu, kan?"Aku tidak menjawab pertanyaan Kenzie dan mengalihkan pandang ke luar jendela. Patung Pahlawan yang sering disebut Tugu Tani masih berdiri tegar seperti saat aku kecil. Figur satu orang pria bercaping dan seorang wanita itu konon dibuat oleh dua pematung Rusia kenamaan sebagai hadiah untuk Indonesia.Lalu lintas di sekitar Tugu Tani cukup padat

  • Pura-pura Menikahi Tuan Presdir   Perlawanan

    Walau tidak menoleh ke belakang, aku tahu pandangan mata Reinhard masih terus mengawasi. Mobilnya baru meninggalkan halaman saat aku telah menghidupkan lampu kamar. Lelaki itu sempat berbicara dengan Pak Muji, mungkin berpesan ini dan itu. Belum ada satu menit ia meninggalkan rumah ini, kesunyian terasa melilit. Sekali lagi aku mengukur dalamnya rasa. Benarkah ini cinta? Kalau iya, apakah kami akan mampu melewati setiap aral yang akan tumbuh di sepanjang jalan? Ingin aku menolaknya, tapi kegigihan Reinhard membuat hati benar-benar hangat.Lelaki itu dengan semua kejutan-kejutannya setiap hari, membuatku seperti menaiki roller coaster. Seperti sore tadi saat ia tiba-tiba muncul. Tentu saja bukan hanya aku yang terbelalak, melainkan Kenzie juga. Aku tidak bermaksud menyembunyikan apa pun dari Reinhard. Namun, kehadiran Kenzie di ruko juga bukan kehendakku. Ia ternyata adalah pemilik lahan dan banyak bangunan di wilayah itu. Termasuk yang aku beli.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status