Bayi Kembar Sang CEO

Bayi Kembar Sang CEO

last updateLast Updated : 2025-04-04
By:  CludsydayssOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
172views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Selina Arabelle, seorang wanita mandiri, mendapati dirinya hamil setelah menghabiskan satu malam dengan pria asing yang tidak ia kenal. Malam itu adalah pengalaman pertamanya, dan keesokan paginya, ia memilih pergi tanpa melihat kembali. Tanpa ia sadari, pria itu adalah Damien Alaric, seorang CEO muda yang dingin dan arogan. Selina memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan membesarkan anak kembarnya sendiri—tanpa niat untuk mencari ayah mereka. Namun, takdir berkata lain. Setelah bertahun-tahun, ia kembali ke tanah kelahirannya untuk memulai hidup baru bersama kedua anaknya yang jenius dan penuh rasa ingin tahu. Damien, di sisi lain, tidak pernah melupakan wanita yang meninggalkannya begitu saja. Ia berusaha mencarinya tetapi selalu menemui jalan buntu. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan dua anak kecil yang memiliki mata yang sama dengannya… dan sejak itu, hidupnya berubah total. Bagaimana Selina menghadapi Damien yang mulai menyadari kebenaran? Akankah ia tetap menjaga jarak, atau perlahan hatinya luluh oleh usaha pria itu?

View More

Chapter 1

BAB 1: Malam yang Mengubah Segalanya

Musik berdentum di seluruh ruangan, berpadu dengan suara tawa dan obrolan tamu-tamu pesta. Cahaya lampu kristal berpendar lembut di langit-langit, menciptakan atmosfer mewah dan elegan di dalam ballroom hotel berbintang lima itu. Pesta perayaan ulang tahun seorang sosialita terkenal itu dipenuhi oleh orang-orang dari kalangan atas—pengusaha, selebriti, hingga pewaris keluarga kaya.

Di sudut ruangan, seorang wanita berambut panjang dengan gaun merah anggun tengah duduk sambil memainkan gelas sampanye di tangannya. Selina Arabelle tidak pernah menyangka dirinya akan datang ke pesta seperti ini, tetapi sahabatnya, Mia, berhasil membujuknya.

“Selina, ayolah, kau tidak bisa hanya duduk di sini sepanjang malam,” ujar Mia sambil menarik tangannya.

“Aku tidak nyaman, Mia,” Selina menghela napas, menatap sekeliling. “Ini bukan dunia yang biasa aku masuki.”

“Justru itu, sesekali kau harus keluar dari zona nyamanmu!” Mia tertawa kecil. “Kau terlalu sibuk bekerja. Malam ini, bersenang-senanglah.”

Selina mendesah, tetapi sebelum sempat menjawab, seseorang menarik perhatian mereka—seorang pria tinggi dengan setelan hitam sempurna melangkah masuk ke ruangan dengan aura yang begitu kuat. Seolah-olah dunia melambat untuk sesaat ketika semua mata beralih kepadanya.

Damien Alaric.

CEO muda yang terkenal dingin dan tak tersentuh. Wajahnya tampan dengan garis rahang tajam dan mata kelam yang penuh misteri. Pria itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat berjalan melewati kerumunan, hanya sekadar mengangguk singkat kepada beberapa orang yang menyapanya.

Selina tidak pernah bertemu dengannya secara langsung, tetapi ia mengenali pria itu dari berbagai artikel bisnis yang pernah ia baca. Damien adalah sosok yang diidolakan banyak wanita—tidak hanya karena kekayaannya, tetapi juga karena pesona misteriusnya yang membuat orang ingin mengenalnya lebih dalam.

“Wow… dia benar-benar ada di level yang berbeda,” gumam Mia dengan tatapan berbinar.

Selina hanya mengangguk kecil, lalu kembali menyesap sampanye di tangannya, tidak ingin terlalu memperhatikan pria itu. Namun, entah bagaimana, takdir berkata lain.

Beberapa jam kemudian…

Pesta semakin meriah, dan Selina tidak menyadari berapa banyak minuman yang sudah ia habiskan. Kepalanya mulai terasa ringan, dan semuanya terasa lebih menyenangkan dari biasanya.

“Sepertinya aku harus pulang…” katanya pada dirinya sendiri, tetapi ketika ia berusaha berdiri, tubuhnya sedikit oleng.

Tiba-tiba, sebuah tangan kuat menangkap lengannya, mencegahnya jatuh.

“Hati-hati.”

Suara itu dalam dan berwibawa. Selina mendongak dan menemukan sepasang mata gelap yang menatapnya dengan intens. Damien Alaric berdiri di depannya, ekspresinya tetap tenang.

“Oh…” Selina berkedip beberapa kali, berusaha fokus. “Maaf… aku tidak sengaja…”

Damien tidak langsung menjawab. Ia hanya memperhatikan wanita di depannya dengan sorot mata yang sulit ditebak. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya—sesuatu yang berbeda dari kebanyakan wanita yang pernah ia temui.

“Kau mabuk,” katanya akhirnya.

Selina tertawa pelan. “Mungkin sedikit.”

Alih-alih melepaskannya, Damien malah tetap menggenggam lengannya. “Kau datang sendiri?”

Selina menggeleng. “Dengan teman… tapi dia sibuk entah di mana sekarang.”

Damien mengamati sekeliling, lalu kembali menatap Selina. “Aku akan mengantarmu.”

Selina seharusnya menolak. Ia bahkan tidak mengenal pria ini. Namun, dalam kondisinya yang sedikit mabuk, pikirannya terasa lambat. Ditambah dengan tatapan Damien yang begitu menusuk, Selina akhirnya mengangguk tanpa berpikir panjang.

Malam itu, ia tidak tahu bahwa keputusannya akan mengubah hidupnya selamanya.

Pintu kamar hotel tertutup dengan suara pelan. Selina tidak sepenuhnya sadar bagaimana ia bisa sampai di sini, tetapi satu hal yang pasti—ia tidak sendiri.

Damien berdiri di hadapannya, menatapnya dengan mata yang lebih gelap dari sebelumnya.

“Seharusnya aku pergi…” Selina berbisik, tetapi ia tidak bergerak.

Damien juga tidak mengatakan apa-apa. Namun, gerakan tangannya yang perlahan menyentuh pipi Selina, jemarinya yang mengusap lembut kulitnya, berbicara lebih banyak daripada kata-kata.

Malam itu, tidak ada yang memikirkan konsekuensi. Tidak ada yang memikirkan masa depan. Hanya ada mereka, di dalam ruangan itu, larut dalam momen yang akan mengubah hidup mereka untuk selamanya.

Selina terbangun dengan kepala yang berat. Cahaya matahari pagi menembus tirai, membuatnya menyipitkan mata saat berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Tunggu… di mana ini?

Ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum menyadari sesuatu yang membuat jantungnya berdebar kencang. Kamar ini bukan kamarnya. Seprai putih lembut yang membungkus tubuhnya bukan miliknya. Dan yang lebih mengejutkan lagi—ia tidak mengenakan apa pun di balik selimut.

Rasa panik langsung menjalar di seluruh tubuhnya. Ia perlahan menoleh ke samping dan melihat seorang pria tengah tertidur di sebelahnya.

Damien Alaric.

Selina langsung menahan napas, matanya membelalak saat menyadari siapa pria yang ada di sampingnya. Tidak mungkin… Ini tidak mungkin terjadi!

Meskipun ingatannya masih samar, ia cukup sadar bahwa sesuatu telah terjadi di antara mereka semalam.

Ya Tuhan… aku melakukan ini dengan seorang CEO?

Tangannya gemetar saat ia buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia tidak bisa mengingat detailnya dengan jelas, tetapi ia tahu bahwa ia bukan tipe wanita yang melakukan hal seperti ini. Namun, alkohol, suasana, dan tatapan Damien yang begitu intens semalam… semua bercampur menjadi kekacauan yang membawanya ke titik ini.

Ia harus pergi.

Dengan gerakan hati-hati, Selina menyelinap turun dari tempat tidur, berusaha mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai. Setiap detiknya terasa seperti bom waktu, seolah-olah Damien bisa terbangun kapan saja.

Setelah mengenakan kembali gaunnya, ia melangkah ke pintu dengan napas tertahan. Tangannya sudah menggenggam gagang pintu ketika suara berat itu menghentikannya.

“Kau mau ke mana?”

Suara Damien begitu dalam dan serak, membuat Selina membeku di tempatnya. Perlahan, ia menoleh dan melihat pria itu menatapnya dengan mata setengah terbuka.

“E-Err… aku harus pergi,” jawabnya dengan gugup.

Damien mengusap wajahnya, lalu bangkit dan bersandar di kepala tempat tidur. Selimut yang turun sedikit memperlihatkan dadanya yang bidang, membuat Selina buru-buru mengalihkan pandangan.

“Tanpa mengatakan apa pun?” tanyanya, matanya masih menatap Selina dengan tajam.

Selina menggigit bibirnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

“Aku… aku tidak berpikir ini akan terjadi,” katanya akhirnya. “Aku mabuk, dan… dan ini kesalahan.”

Ada kilatan emosi di mata Damien, tetapi sulit untuk ditebak. Ia tidak tampak marah, tetapi juga tidak senang dengan jawaban Selina.

“Kesalahan?” ulangnya pelan, seolah mencernanya.

Selina mengangguk. “Ya… aku tidak seperti ini biasanya.”

Damien tidak langsung merespons. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. Lalu, setelah beberapa detik hening, ia berbicara, “Kalau begitu, pergilah.”

Kata-katanya begitu datar, tetapi justru itulah yang membuat Selina merasa semakin tidak nyaman.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia membuka pintu dan pergi.

Saat Selina keluar dari hotel, angin pagi yang sejuk menyentuh wajahnya, tetapi itu tidak cukup untuk menenangkan gejolak di dalam dadanya.

Apa yang baru saja terjadi? Bagaimana bisa ia melakukan ini?

Tangannya mengepal erat saat ia berjalan cepat, seolah ingin lari dari kenyataan. Ia ingin melupakan semua ini. Menguburnya jauh di dalam pikirannya dan berpura-pura bahwa malam itu tidak pernah terjadi.

Karena ia tahu, tidak akan pernah ada cerita antara dirinya dan Damien Alaric. Mereka berasal dari dunia yang berbeda. Ia hanyalah wanita biasa, sedangkan pria itu… pria itu adalah seseorang yang bahkan tidak seharusnya ia dekati.

Selina menghela napas panjang.

Ya… ini hanya satu malam. Tidak ada artinya.

Atau… begitulah yang ia pikirkan saat itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status