"Kamu cocok gak, Sayang?"
"Emmh, aku cocok aja, Mas. Umurnya dah paruh baya, tadi aku tanya katanya udah berpengalaman juga.""Ya, Sayang, kalau kamu cocok, aku juga setuju. Biar ada yang bisa meringankan bebanmu ya.""Iya, Mas." Cahaya menutup teleponnya lalu kembali menemui Bu Marni."Ibu Mirna, apakah Ibu bersedia bekerja di sini?"Bu Marni tersenyum sopan dan menunduk sedikit. "Tentu, Bu. Saya akan bekerja sebaik mungkin.""Bagus. Kalau begitu, mulai hari ini Ibu bisa bekerja di sini."Bu Marni mengangguk. "Terima kasih, Bu. Saya tidak akan mengecewakan ibu."Bu Marni menghembuskan napas lega setelah resmi diterima bekerja. Cahaya tersenyum kecil lalu bangkit dari sofa."Kalau begitu, biar saya tunjukkan kamar Ibu. Ibu bisa beristirahat dulu sebelum mulai bekerja," ujarnya ramah."Terima kasih, Bu," sahut Bu Marni sambil mengikuti langkah Cahaya menuju kamar yang disediakan untuknya.