공유

Part 41A

작가: TrianaR
last update 최신 업데이트: 2025-06-26 11:31:31

Part 41

"Bik Mirna? Ngapain di sini?" tanyanya curiga.

Bu Marni tersenyum, berusaha terlihat tenang. "Maaf, Bu, saya hanya ingin memastikan Den Altair baik-baik saja. Saya dengar dia sedikit batuk tadi."

Cahaya sempat ragu, tapi akhirnya mengangguk. "Oh... Iya, tadi memang sempat batuk. Terima kasih sudah peduli. Bibi boleh istirahat lagi," ucap Cahaya.

Bu Marni tersenyum tipis. "Tentu, Bu. Saya kembali ke kamar sekarang. Saya permisi dulu, Bu."

Saat Bu Marni berbalik, senyum ramahnya perlahan memudar. Dalam hati, ia berbisik, "Belum saatnya. Tapi tenang saja, masih ada banyak kesempatan."

Keesokan paginya…

Aroma masakan menyeruak dari dapur, memenuhi seluruh rumah dengan wangi nasi goreng dan telur dadar. Cahaya keluar dari kamar dengan Altair di gendongannya, sementara Angkasa berjalan di belakangnya, tangannya merangkul bahu istrinya dengan mesra.

"Selamat pagi, Sayang," ujar Angkasa seraya mencium puncak kep
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 41A

    Part 41"Bik Mirna? Ngapain di sini?" tanyanya curiga.Bu Marni tersenyum, berusaha terlihat tenang. "Maaf, Bu, saya hanya ingin memastikan Den Altair baik-baik saja. Saya dengar dia sedikit batuk tadi."Cahaya sempat ragu, tapi akhirnya mengangguk. "Oh... Iya, tadi memang sempat batuk. Terima kasih sudah peduli. Bibi boleh istirahat lagi," ucap Cahaya.Bu Marni tersenyum tipis. "Tentu, Bu. Saya kembali ke kamar sekarang. Saya permisi dulu, Bu."Saat Bu Marni berbalik, senyum ramahnya perlahan memudar. Dalam hati, ia berbisik, "Belum saatnya. Tapi tenang saja, masih ada banyak kesempatan."Keesokan paginya…Aroma masakan menyeruak dari dapur, memenuhi seluruh rumah dengan wangi nasi goreng dan telur dadar. Cahaya keluar dari kamar dengan Altair di gendongannya, sementara Angkasa berjalan di belakangnya, tangannya merangkul bahu istrinya dengan mesra."Selamat pagi, Sayang," ujar Angkasa seraya mencium puncak kep

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 40B

    "Kamu cocok gak, Sayang?""Emmh, aku cocok aja, Mas. Umurnya dah paruh baya, tadi aku tanya katanya udah berpengalaman juga.""Ya, Sayang, kalau kamu cocok, aku juga setuju. Biar ada yang bisa meringankan bebanmu ya.""Iya, Mas." Cahaya menutup teleponnya lalu kembali menemui Bu Marni."Ibu Mirna, apakah Ibu bersedia bekerja di sini?"Bu Marni tersenyum sopan dan menunduk sedikit. "Tentu, Bu. Saya akan bekerja sebaik mungkin.""Bagus. Kalau begitu, mulai hari ini Ibu bisa bekerja di sini."Bu Marni mengangguk. "Terima kasih, Bu. Saya tidak akan mengecewakan ibu."Bu Marni menghembuskan napas lega setelah resmi diterima bekerja. Cahaya tersenyum kecil lalu bangkit dari sofa."Kalau begitu, biar saya tunjukkan kamar Ibu. Ibu bisa beristirahat dulu sebelum mulai bekerja," ujarnya ramah."Terima kasih, Bu," sahut Bu Marni sambil mengikuti langkah Cahaya menuju kamar yang disediakan untuknya.

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 40A

    Part 40Sore harinya, mereka tiba di pemakaman. Cahaya berdiri di samping Angkasa, menatap nisan bertuliskan Langit Wijaya dengan penuh hormat.Angkasa berjongkok, menyentuh batu nisan itu dengan lembut. Cahaya ikut berjongkok, menaburkan bunga di atas pusara. Mereka pun berdoa bersama, mengirimkan doa terbaik untuk Langit."Mas Langit, mungkin kisah kita sangat singkat. Tapi terima kasih karena sudah memberiku pelajaran yang sangat berharga. Tenanglah di sana, Mas."Angkasa menunduk, mengusap nisan itu dengan penuh sayang. "Aku kangen kamu, Dik ... Aku cuma ingin bilang, kamu tidak perlu khawatir lagi, Cahaya dan Altair aman bersamaku. Dan ... aku juga akan berusaha membuat mereka bahagia. Aku akan mencintai dan menyayangi mereka sepenuh hatiku."Cahaya menggenggam tangan suaminya, memberikan kehangatan dan dukungan. Saat angin sore berhembus lembut, Angkasa menoleh ke istrinya dan tersenyum. "Terima kasih udah mau memberiku kesempa

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 39B

    Cahaya tersenyum dalam pelukan suaminya, tangis haru bercampur bahagia. "Aku juga senang, Mas … Aku nggak nyangka secepat ini."Angkasa melepas pelukannya sedikit, lalu mengecup bibir Cahaya dengan penuh kelembutan, berulang kali. "Terima kasih, Sayang … Kamu udah kasih aku kebahagiaan yang luar biasa," bisiknya sebelum kembali memeluknya dengan erat.Cahaya mengusap perutnya yang masih rata, lalu menoleh pada Angkasa dengan sedikit cemas."Tapi, bagaimana dengan Altair, Mas? Dia masih tujuh bulan. Aku takut nggak bisa bagi perhatian dengan baik …"Angkasa tersenyum lembut, menggenggam tangan Cahaya erat. "Kamu nggak perlu khawatir, Sayang. Kita bakal sama-sama belajar. Aku akan bantu kamu semaksimal mungkin. Altair juga pasti senang punya adik nanti."Cahaya menggigit bibirnya, masih ada keraguan di matanya. "Tapi dia masih kecil, Mas. Aku takut dia merasa kurang diperhatikan. Aku nggak mau Altair merasa tersisih karena ada adi

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 39A

    Part 39Tiga bulan kemudian ....Bu Ratna berdiri di depan restoran barunya dengan senyum bangga. Sebuah spanduk besar bertuliskan "Grand Opening Resto Fast Food Bu Ratna" terbentang di atas pintu masuk. Para tamu undangan, keluarga, dan sahabat dekat sudah berkumpul untuk menyaksikan momen peresmian ini. Cahaya dan Angkasa yang menggendong Altair berdiri di sisi Bu Ratna, memberikan dukungan penuh.“Terima kasih sudah datang dan mendukung usaha baru saya. Semoga restoran ini bisa berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang,” kata Bu Ratna sambil tersenyum.Ia mengangkat gunting emas yang sudah disiapkan, lalu dengan satu gerakan, ia memotong pita merah yang terbentang di depan pintu restoran. Tepuk tangan riuh memenuhi udara, menandakan bahwa restoran tersebut resmi dibuka.Cahaya ikut tersenyum, merasa senang melihat ibu mertuanya bersemangat dengan bisnis barunya. Namun, tiba-tiba perutnya terasa tidak enak. Rasa mual mendadak menyeran

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 38B

    Cahaya sedikit terkejut dengan reaksi Angkasa. Ia memang tahu Angkasa peduli dengan Altair, tetapi melihat suaminya yang biasanya sibuk dengan pekerjaan sekarang begitu sigap merespons, membuat hatinya semakin hangat.Tanpa berkata lebih banyak, Angkasa segera mendekat dan menggendong Altair dengan lembut. Ia meletakkan si kecil dengan hati-hati, memberikan perhatian ekstra untuk tidak membuatnya rewel. Angkasa terampil mengelap dan mengganti popok Altair sambil memastikan tidak ada yang terasa tidak nyaman.Cahaya menyaksikan semuanya dengan mata berkaca-kaca. Angkasa, suaminya yang kadang tampak tegas dan serius, ternyata memiliki sisi lembut yang begitu penuh perhatian untuk keluarga kecil mereka. Setelah popok terganti, Angkasa mengangkat Altair kembali ke pelukannya, lalu menyerahkannya pada Cahaya."Ini sudah selesai, Sayang. Altair sudah nyaman lagi," ujar Angkasa sambil tersenyum lembut.Cahaya tersenyum dan mengangguk, merasakan hati yang

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status