
SIMPANAN OM-OM
Freya, seorang wanita muda, menjalani hidup sederhana sebagai kasir di minimarket. Gajinya pas-pasan, hanya cukup untuk makan dan ongkos saja. Sementara orang tuanya, mantan pedagang buah yang bergantung hanya padanya. Selain kesulitan ekonomi, Freya juga kerap menjadi korban ejekan karena wajahnya berjerawat, rambutnya tak terurus, dan tubuhnya yang sedikit gemuk.
Hingga suatu hari, sebuah brosur lowongan kerja menarik perhatiannya—talent live streaming di sebuah aplikasi hiburan. Pekerjaan ini sederhana, hanya berbicara di depan kamera dan membaca pesan dari penonton. Freya mencoba, dan perlahan kehidupannya berubah. Dengan bantuan filter kamera, ia terlihat lebih menarik, menarik perhatian banyak pria, termasuk seorang donatur tetap yang sering memberinya gift dalam jumlah besar.
Keberhasilannya menimbulkan gosip di tempat kerja. Sintya, rekan yang iri padanya, diam-diam menyelidiki dan menemukan fakta mengejutkan: pria yang sering memberi Freya gift adalah bos kakaknya, seorang pengusaha kaya yang sudah menikah. Istrinya lumpuh akibat kecelakaan, dan pria itu dikenal gemar mendekati wanita muda.
Freya yang awalnya tidak tahu kebenarannya, justru tetap bertahan demi menikmati kehidupan mewahnya. Bahkan melakukan operasi plastik dengan uang dari pria tersebut. Namun, ketika kenyataan terbongkar,dia tetap memilih mempertahankan relasi demi kestabilan finansialnya.
Hingga suatu malam, kecelakaan tragis terjadi. Pria itu meninggal, sementara Freya mengalami luka serius dan kehilangan kemampuannya berjalan,sama seperti istri pria tersebut. Dalam penderitaannya, Freya menyadari kesalahannya dan kembali ke pelukan keluarganya dan menjalani hidup sederhana seperti dulu, tetapi dengan hati yang lebih bijaksana.
Baca
Chapter: Bab 9 – Demi Ayah Malam itu, hujan turun deras membasahi Jakarta. Petir sesekali menggelegar, mengguncang langit yang kelam. Di dalam kontrakan mungil yang temboknya mulai berjamur, Freya duduk di sudut kamar, memeluk lututnya. Pikirannya kalut, hatinya terhimpit rasa takut dan cemas yang bercampur menjadi satu.Dari balik pintu kamarnya yang setengah terbuka, terdengar suara batuk ayahnya. Batuk yang berat, panjang, seolah menguras seluruh tenaga pria tua itu.“Uhuk… uhuk… uhuk…”Freya bangkit, buru-buru menghampiri ruang tengah. Ia melihat ayahnya terbaring di kasur tipis, tubuhnya menggigil meski sudah diselimuti sarung lusuh. Ibunya duduk di sampingnya, memegangi punggung sang suami sambil mengelus pelan.“Freya, tolong ambilin air hangat, Nak,” pinta ibunya pelan, wajahnya penuh kekhawatiran.Freya mengangguk cepat, melangkah ke dapur kecil. Tangannya gemetar saat menuang air ke gelas. Hatinya serasa diremas. Ayahnya terlihat makin lemah, batuknya makin sering.“Obat… aku harus beli obat yang leb
Terakhir Diperbarui: 2025-07-24
Chapter: Bab 8 – Ragu Langit Jakarta mulai menggelap, dan angin sore berhembus membawa aroma tanah basah dari sisa gerimis yang turun sejak siang. Di dalam minimarket, Freya berdiri mematung di balik rak, menatap ke arah pintu kaca. Jantungnya berdebar kencang, napasnya memburu tak beraturan.“Dia beneran nunggu di luar sana? Kalau aku keluar… gimana kalau dia maksa? Tapi kalau aku kabur, dia marah… berhenti kasih gift…”Kemudian ponselnya kembali bergetar di saku. Dengan tangan yang gemetar, Freya mencoba mengintip layar.“Aku di pojok, meja deket jendela. Café sebelah minimarket. Kamu di mana?”Freya menelan ludah. Tak sanggup membalas, hanya memandangi pesan itu lama. Ia merasa terjebak di persimpangan yang tak pernah ia bayangkan.Ia langsung menghela napas panjang, lalu memberanikan diri melangkah keluar dari kasir. “Kak, aku keluar sebentar ya. Ada keperluan mendadak,” bisiknya pada rekan kerja.Tanpa menunggu jawaban, ia melangkah keluar minimarket. Sore itu, jalanan lengang. Café kecil di sebelah
Terakhir Diperbarui: 2025-06-25
Chapter: Bab 7 – Pertemuan yang DitakutkanSeminggu berlalu sejak Freya pertama kali menerima paket misterius dari Mr.Black. Seminggu pula ia semakin dalam tenggelam di dunia live streaming yang semula hanya ingin dicoba. Setiap malam, setelah pulang kerja dan berpura-pura lelah di depan ibunya, Freya akan mengunci diri di kamar. Di balik pintu kayu tipis itu, hidupnya terasa berbeda.Kini, jumlah penonton live streaming-nya makin banyak. Semakin sering ia muncul, semakin sering pula notifikasi gift berdatangan. Warna-warni animasi gift memenuhi layar ponselnya. Ada yang mengirimkan bunga virtual, mobil sport, bahkan rumah impian yang konon bernilai mahal di aplikasi itu.Dan di antara semua itu, satu nama paling sering muncul di daftar gift: Mr.Black.Setiap kali Mr.Black hadir di room live-nya, Freya merasa campuran antara bangga, senang, dan… takut. Gift dari pria itu selalu luar biasa besar. Kadang satu malam, jumlah gift dari Mr.Black cukup untuk membayar kontrakan dua bulan, membeli sembako, dan menyisihkan untuk skincar
Terakhir Diperbarui: 2025-06-25
Chapter: Bab 6 – Wajah di Balik Layar Jakarta siang itu terasa pengap. Langit berwarna kelabu, seolah menambah beban pikiran Freya yang baru saja selesai shift siangnya di minimarket. Tubuhnya letih, tetapi pikirannya terus sibuk.Setiap langkah menuju kontrakan membuatnya cemas. Bukan hanya karena lelah, tetapi karena satu ketakutan baru: bagaimana jika suatu hari ada yang mengenalinya di dunia nyata?Sejak live streaming-nya makin ramai, Freya makin sadar bahwa wajahnya—meski tersamarkan filter—telah dilihat ribuan mata. Ada saja yang memuji, ada juga yang berkomentar genit. Di antara mereka, siapa tahu ada yang tinggal tak jauh darinya?“Kalau aku ketemu mereka di jalan, gimana? Mereka pasti kaget liat aku beda banget sama di live…”Pikiran itu terus menghantuinya. Maka, sejak beberapa hari lalu, Freya mulai memberanikan diri membeli skincare dan kosmetik. Setiap malam ia membandingkan wajahnya di cermin dengan wajahnya di layar ponsel saat live. Perbedaan itu nyata. Di dunia nyata, jerawat kecil masih terlihat, wajah
Terakhir Diperbarui: 2025-06-25
Chapter: Bab 5 – Batas yang MenipisHujan turun sejak sore tadi, membasahi jalanan Jakarta yang sudah becek dan kotor. Genangan air bercampur tanah membuat langkah Freya semakin pelan saat menyusuri gang sempit menuju kontrakan. Bau sampah dari tong-tong yang tergeletak di pinggir jalan. Langkahnya berat, bukan hanya karena sepatu ketsnya basah kuyup, tapi juga karena beban pikiran yang makin menyesakkan dada. Sejak pagi, suasana di minimarket tak lagi sama. Tatapan teman-temannya terasa menusuk, seolah mereka tahu sesuatu yang selama ini Freya simpan rapat-rapat. Bisik-bisik, lirikan, dan gumaman yang seakan sengaja dibuat terdengar menjadi makanan telinganya seharian ini. “Eh, kamu liat nggak? Itu loh akun live yang dikirim di grup kemarin. Mukanya mirip banget sama Freya, ya?” suara seorang teman terdengar saat Freya lewat di belakang rak snack. “Iya, aku juga liat sih. Beda banget mukanya di kamera sama di sini. Di kamera cantik banget, ya?” sahut yang lain dengan nada mencibir. Freya pura-pura sibuk merapikan b
Terakhir Diperbarui: 2025-06-23
Chapter: Bab 4 – Dilema Sebagai Anak Malam itu, angin lembab dari sela-sela jendela kontrakan berhembus pelan. Freya duduk bersila di atas kasur tipisnya, menatap layar ponsel yang berkedip menandakan notifikasi masuk. Pesan dari MrBlack, admin agensi, dan beberapa penonton yang follow setelah live pertama memenuhi layar.Tangannya mengusap wajah. Wajah yang barusan dibasuh dengan air dingin, seolah ingin membersihkan semua rasa bersalah yang menempel di hatinya.“Aku harus bagaimana? Apa ini benar?” batinnya.Ia menoleh ke arah kedua orang tuanya yang sudah terlelap. Di bawah remang lampu bohlam, Freya bisa melihat garis-garis lelah di wajah ibunya. Ayahnya batuk pelan dalam tidurnya.“Andai mereka tahu aku tadi ngapain… apa mereka marah? Apa mereka kecewa?”Freya menarik napas panjang. Ia ingat betul pandangan ibunya sore tadi, penuh curiga tapi juga penuh kasih. Ibu yang tak pernah marah, tapi hatinya selalu bisa membaca gelagat putrinya.“Kenapa aku nggak bilang jujur aja?” tanyanya dalam hati.Tapi ia sendiri tahu
Terakhir Diperbarui: 2025-06-23

ISTRI LUPA DIRI
Rachel, seorang perempuan miskin, menjalani hidup yang penuh penderitaan bersama ibunya yang sudah tua. Sejak kecil, ia terbiasa berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi kesulitan demi kesulitan tanpa ada yang benar-benar peduli padanya. Namun, hidupnya berubah ketika Martin seorang pria kaya raya yang baik hati datang untuk melamarnya.
Pernikahan dengan Martin bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan bagi Rachel. Semua kesulitan yang dulu membebani hidupnya kini sirna. Ia bisa menikmati kehidupan mewah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rachel merasa beruntung memiliki suami yang begitu mencintainya dan memberinya segalanya tanpa syarat.
Namun, kemewahan perlahan mengubah hati Rachel. Ia mulai merasa malu dengan latar belakangnya yang miskin dan memilih menjauh dari keluarganya. Keangkuhan menguasai dirinya, membuatnya lupa bagaimana sulitnya hidup sebelum bertemu Martin. Ketika Martin jatuh sakit dan tidak lagi bisa mengurus bisnisnya, Rachel melihat ini sebagai kesempatan emas. Keserakahannya tumbuh, dan ia mulai berusaha menguasai seluruh harta yang belum sepenuhnya berada di tangannya.
Namun, karma datang lebih cepat dari yang ia duga. Sebuah kecelakaan tragis membuat Rachel terbaring tak berdaya di rumah sakit. Kesakitan dan kehilangan segalanya membuatnya sadar akan semua kesalahannya. Di saat ia merasa sudah terlambat untuk menebus semuanya, Martin tetap ada di sisinya.
Meski dikhianati, Martin masih mencintai Rachel dan bersedia memberinya kesempatan kedua. Tapi, apakah Rachel benar-benar bisa berubah? Ataukah kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan?
Baca
Chapter: Bab 207: Titik AkhirLangit sore di kota itu tampak kelabu, seolah menyatu dengan suasana hati Rachel. Di balkon rumahnya yang menghadap taman kecil, ia berdiri sendiri. Angin lembut menerpa wajahnya, membawa harum bunga melati yang ditanam almarhum ibunya dulu. Rachel menatap jauh ke depan, ke arah jalanan tempat Martin baru saja pergi untuk mengurus sisa perkara keluarga yang nyaris merenggut segalanya dari mereka.Rachel menarik napas dalam. Seluruh perjalanan panjang ini terasa begitu berat di pundaknya. Dari seorang perempuan sederhana yang hanya ingin hidup damai bersama suaminya, kini ia menjadi perempuan yang memanggul beban nama besar keluarga, konflik, warisan, dan luka yang menganga akibat pengkhianatan orang-orang yang ia percayai.Tapi sore ini, Rachel tahu: semuanya akan berakhir. Bukan karena dunia sudah berubah sepenuhnya, tapi karena ia sendiri yang berubah.Ketukan pelan di pintu balkon menyadarkannya. Clara berdiri di sana dengan mata yang berkaca-kaca. “Rachel… kamu baik-baik saja?”Ra
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21
Chapter: Bab 206: Langkah TerakhirSenja itu, Rachel berdiri di depan cermin besar di kamar tidur mereka. Wajahnya tampak lelah, tetapi sorot matanya jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Seolah semua badai yang telah dilewatinya mulai mereda. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya masih berputar—tentang sidang yang baru saja berlangsung, tentang Tante Renata yang tak mau menyerah, tentang keluarga besar yang kini memandangnya dengan iri sekaligus takut.Martin masuk ke kamar, melepaskan dasi, lalu mendekat. Tangannya menyentuh bahu Rachel lembut. “Semua akan segera selesai, sayang. Percayalah.”Rachel mengangguk pelan. “Aku percaya, Martin. Tapi aku juga tahu… ini bukan sekadar soal sidang atau warisan. Ini soal menutup semua luka masa lalu. Luka kita, luka keluargamu, luka keluarga kita.”Martin tersenyum pahit. “Dan kamu sudah melakukannya lebih baik dari siapa pun.”Rachel berbalik memandang Martin. “Besok aku ingin mengadakan syukuran di butik. Bukan untuk merayakan menang atau kalah. Tapi untuk mengakhiri s
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21
Chapter: Bab 205: Pertemuan KeluargaLangit Lembang mendung, awan kelabu menggantung rendah seolah menambah berat di dada Rachel. Vila tua keluarga besar Anshari berdiri kokoh, menjadi saksi bisu betapa rapuhnya tali persaudaraan yang sebentar lagi diuji. Rachel menatap bangunan itu dari balik jendela mobil. Di sampingnya, Martin menggenggam tangannya, berusaha menyalurkan kekuatan.“Kamu yakin mau hadapi ini, Rachel?” tanya Martin lirih.Rachel mengangguk. “Kalau aku lari, selamanya mereka akan menganggap aku pengecut. Dan aku nggak akan biarkan kebenaran dikubur begitu saja.”Martin mengangguk, meski hatinya tak kalah gelisah. Mereka turun dari mobil bersamaan dengan datangnya mobil-mobil lain. Dari mobil hitam mengilap, keluar Tante Renata dengan gaun mahal dan tatapan menusuk. Di belakangnya, para paman, bibi, sepupu, dan anggota keluarga besar lain yang jarang ditemui Rachel. Semua berkumpul karena satu alasan: mempertanyakan warisan Malik Anshari.Saat semua masuk ke dalam vila, Rachel berdiri di depan mereka. Meja
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21
Chapter: Bab 204: Jejak-jejak yang TerungkapPagi itu, Rachel bangun lebih awal dari biasanya. Udara segar pagi menyambutnya di balkon kamar, namun pikirannya sudah penuh dengan rencana hari ini. Hari pertama audit menyeluruh Anshari Properti dimulai, dan Rachel tahu langkah ini akan mengguncang banyak pihak.Martin muncul membawa secangkir kopi. “Kamu belum tidur cukup, ya?”Rachel tersenyum lelah. “Tidak apa-apa. Ini bukan soal lelah. Aku harus memastikan tidak ada celah lagi untuk mereka mencuri hak orang banyak.”Martin duduk di sampingnya. “Aku bangga padamu.”Rachel menatap suaminya, lalu menggenggam tangannya erat. “Aku juga bangga padamu, karena selalu berdiri di sampingku.”Di kantor pusat, suasana lebih tegang dari kemarin. Rachel, Martin, dan Reza sudah berada di ruang audit, bersama tim independen yang mereka tunjuk. Layar besar menampilkan aliran dana perusahaan selama lima tahun terakhir.“Ini laporan pertama,” ujar Reza sambil menunjuk grafik. “Kita temukan ada dana masuk yang tidak pernah tercatat dalam laporan r
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21
Chapter: Bab 203: Ketika Awal Badai BaruPagi di rumah Rachel disambut matahari yang hangat, namun suasana hatinya tetap penuh waspada. Kemenangan di pengadilan dua hari lalu ternyata belum benar-benar memberi kelegaan. Di meja ruang makan, koran-koran dengan berita utama terpampang: “Rachel Ayuningtyas Sah Miliki 40% Saham Anshari Properti”, “Keluarga Besar Anshari Pecah Karena Warisan”, “Rachel: Wanita Biasa, Pewaris Luar Biasa”. Rachel menatap tajuk-tajuk itu dengan campuran rasa lega dan gelisah. Martin datang membawa secangkir teh hangat, meletakkannya di depan istrinya. “Koran hari ini penuh tentang kamu lagi,” ucapnya pelan. Rachel mengangguk. “Dan mungkin akan begitu untuk beberapa waktu. Aku tidak ingin dikenal hanya karena saham ini, Martin.” Martin duduk di hadapannya. “Kamu akan dikenal karena caramu menjaga amanah ini, Rachel. Bukan karena angka 40% itu.” Rachel menarik napas panjang. “Aku ingin mulai bekerja hari ini. Kita harus pastikan perusahaan ini benar-benar dikelola dengan jujur. Tak boleh ada cel
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21
Chapter: Bab 202: Janji Seorang Istri Dua hari terakhir ini menjadi dua hari terberat dalam hidup Rachel. Setiap malam terasa panjang, setiap detik penuh cemas. Sejak sidang ditunda untuk musyawarah hakim, pikirannya terus dihantui kemungkinan terburuk. Tak jarang ia terjaga hingga fajar, menatap langit gelap dari jendela kamar, bertanya-tanya: Apakah aku kuat menghadapi semua ini?Pagi ini, matahari baru saja muncul dari ufuk timur ketika Rachel berdiri di depan cermin. Ia menatap pantulan dirinya. Mata itu, yang dulu selalu dipenuhi keraguan, kini memancarkan keteguhan. Bibirnya mengatup erat, menahan kegugupan. Gaun abu-abu sederhana membalut tubuhnya, rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan. Ia tak mengenakan perhiasan mewah, hanya cincin kawin di jari manisnya—satu-satunya simbol bahwa ia punya sandaran yang selalu setia.Martin masuk membawa secangkir kopi hangat. Tanpa berkata-kata, ia meletakkannya di meja dan berdiri di belakang Rachel, memandang istrinya dari pantulan cermin. Tangan Martin terulur, memegang p
Terakhir Diperbarui: 2025-06-21