Chapter: BAB 70. Keputusan IrenneIrenne pun terkejut ketika membuka mata dan menoleh ke samping tepat di wajah Mark. Dia tersentak melihat wajah Mark yang terlalu dekat dengan wajahnya.Mark yang refleks tersadar, langsung menarik tubuh dan wajahnya menjauh. Gerakannya gugup, seolah tertangkap basah melakukan sesuatu yang tidak ia niatkan, membuat Irenne gugup."Kamu—mau apa, Mark?" Suara Irenne terdengar gemetar, bukan karena takut padanya, tapi karena kaget dengan kedekatan itu.Mark mengangkat kedua tangannya cepat-cepat, seolah membuktikan bahwa ia tidak menyentuh apa pun."A—aku gak mau ngapa-ngapain. Kamu sudah sadar? Astaga, kamu bikin aku hampir jantungan."Irenne mengerutkan dahi. "Memangnya aku kenapa?""Kamu sekarang di rumah sakit." Mark menahan napas sejenak, mencoba menenangkan nada suaranya yang masih kacau. "Kamu gak ingat kejadian semalam?"Kening Irenne berkerut lebih dalam. Ia memejamkan mata perlahan, mencoba menyusun potongan-potongan yang kabur. Tubuhnya terasa berat, tapi memori itu akhirnya mu
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: BAB 69. Di Rumah SakitBRAK!!"Diam di tempat!" seru salah seorang polisi seusai mendobrak pintu.Pintu kamar hotel itu terbuka lebar, dihantam keras oleh dua aparat keamanan. Suara hantaman itu membuat Laura dan Davin tersentak hebat.Laura menjerit kecil, tubuhnya mundur beberapa langkah. Davin terhenti, wajahnya pucat, kemeja bagian depannya sudah setengah terbuka. Rambut mereka acak-acakan seperti habis berbuat sesuatu.Di atas tempat tidur, Irenne terbaring lemah, tubuhnya yang tanpa selimut. Matanya terpejam, napasnya berat, seolah masih terpengaruh obat bius. Mark terpaku di tempat.Langkahnya berhenti tepat di depan ambang pintu. Napasnya tercekat. Matanya membesar melihat pemandangan yang tak pernah ia bayangkan."Apa—apa yang kalian lakukan…?" suara Mark serak, nyaris tak keluar.Polisi bergerak cepat."Diam! Angkat tangan kalian!"Dua polisi menahan Davin dengan paksa, membekuk kedua lengannya ke belakang."A—aku bisa jelaskan!" Davin berusaha berontak. "Ini bukan—""Diam! Tidak ada yang perlu di
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: BAB 68. Pencarian IrenneDavin menangkap lirikan mata Laura — lirikan yang sejak tadi tidak bisa disembunyikan. Sebuah senyum kecil menggoda muncul di sudut bibirnya. Dalam gerakan cepat, Davin menarik tangan Laura hingga tubuh perempuan itu terdorong mendekat padanya.Laura terkejut, namun belum sempat berkata apa pun, Davin sudah mencondongkan tubuh dan bibir mereka saling bersentuhan."Aku ingin kamu dulu," bisik Davin, suaranya rendah dan berat. "Sejak tadi aku hampir kehilangan kendali melihatmu.""Tapi kita lagi—" ucapan Laura tersumbat oleh sentuhan bibir Davin."Hum ... Kamu diam aja ya," bisik Davin di telinga Laura.Wanita itu terdiam. Ada keterkejutan, ada godaan, dan ada sesuatu yang sejak tadi ia tekan dalam dirinya. Ia tidak menolak. Tidak kali ini.Davin menariknya lebih dekat. Laura akhirnya membalas, tenggelam dalam situasi yang ia ciptakan sendiri.Beberapa detik kemudian, Davin mendorongnya perlahan menuju dinding kamar. Napas keduanya menjadi berat, bercampur antara ambisi, manipulasi, dan
Last Updated: 2025-11-22
Chapter: BAB 67. Pria PenculikTing! Belum sempat ia mengambil keputusan, ponselnya bergetar keras. Notifikasi pesan WA dari Pak Surya masuk. Mark segera membukanya. Sebuah video dari CCTV parkiran terbuka. Mark menahan napas melihat rekaman itu. Dua pria berbadan besar menarik tubuh Irenne yang lemas. Pria yang membekapnya, lalu menyeretnya ke dalam mobil. Semuanya terlihat jelas. "Kurang ajar! Siapa yang melakukan ini?!" Rahang Mark mengeras. Urat-urat lehernya menegang. Dengan emosi yang hampir meledak, ia langsung menekan tombol hijau untuk menelpon Pak Surya. "Surya!" serunya begitu panggilan tersambung, suaranya berat dan tegas. "Cepat ikut saya menyusul mobil itu!" Pak Surya terdengar terengah, mungkin sedang melangkah ke luar gedung. "Tapi kita gak tahu mereka pergi kemana, Pak." "Ikuti aja perintahku!" Mark membentak, nada suaranya hampir bergetar karena panik. "Aku punya titik GPS-nya! Lokasinya bergerak! Saya gak mau sampai terlambat, dan terjadi sesuatu dengan Irenne. CEPA—AT kam
Last Updated: 2025-11-21
Chapter: BAB 66. Penculikan Irenne"Cepat letakkan di belakang! Biar saya yang jaga perempuan itu di kursi belakang," titah salah satu dari pria itu. Sapu tangan yang menempel di hidung dan mulutnya Irenne menjadikan bau menyengat langsung menusuk paru-parunya, menjadikan Irenne tak ingat apa-apa lagi. Penglihatannya sudah kabur, dan akhirnya matanya menutup. Lelaki itu mengangkat tubuhnya dengan mudah lalu menyeretnya ke kursi belakang. Tubuhnya yang ambruk ke pangkuan penculik itu. Lelaki tersebut menutup pintu mobil hitam tanpa plat. Tangannya membelai rambut Irenne dengan senyum sinis. "Akhirnya aku bisa dapatkan kamu lagi sayang. Hahaha!" Setelah memastikan tak ada satu pun mata yang mengawasi, pria yang duduk di kursi sopir itu langsung memutar kemudi. Mobil melaju tajam, keluar dari area parkir dengan kecepatan tinggi, seolah dikejar waktu. Di dalamnya, tubuh Irenne terkulai lemah—tak berdaya setelah dibekap obat bius. Di sisi lain, Andrea baru saja turun dari mobilnya. Dia mengusap rambutnya yang te
Last Updated: 2025-11-20
Chapter: BAB 65. Penculikan IrenneJam menunjukkan pukul 18.15.Irenne menatap pantulan dirinya di cermin untuk terakhir kalinya, gaun sederhana namun elegan yang dipilih Mark membuatnya tampak begitu anggun. Rambut disisihkan rapi ke belakang, make-up tipis menonjolkan kesan dewasa sekaligus wanita lembut.Ketika ia keluar dari kamar, Mark sudah menunggunya di ruang tamu, memakai setelan jas hitam yang gagah. Untuk sesaat, Mark terhenyak menatap Irenne, tetapi ia cepat menyembunyikan keterkejutannya, karena perubahan diri Irenne yang sangat cantik."Sudah siap?" tanya Mark singkat.Irenne mengangguk sambil mengumbarkan senyum manisnya. "Sudah."Tanpa banyak kata, mereka melangkah keluar rumah menuju mobil Mark. Sopir sudah membuka pintu, dan mereka masuk ke dalam. Suasana di dalam mobil terasa hening, bukan canggung, lebih seperti konsentrasi menuju acara penting.Mobil melaju membelah jalanan kota yang mulai dipenuhi lampu-lampu malam nan remang. Kilau gedung-gedung tinggi memantul di kaca mobil, membuat perjalanan t
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: BAB 214. Hari Pernikahan NadineTim Event Organizer (IO) yang dipimpin oleh Tiara, hari masih subuh, mereka sudah berkumpul di gedung bintang lima pada pusat kota. "Halo tim decor. tolong pastikan bunga-bunga di meja sesuai konsep garden luxury. Oh iya, Lighting ayo fokus di pelaminan dan juga aisle ya," tukas Tiara. "Semua harus perfect, jangan ada yang lamban!" Tidak menunggu waktu yang lama, gedung sudah berubah menjadi lautan bunga mawar merah dan bunga anggrek. Karpet merah terbentang panjang hingga ke pelaminan. Musik mulai melakukan sound check. Piano dan biola saling berpadu dengan lembut dan romantis. Di ruang rias, Nadine duduk dengan gaun putih dipenuhi 500.000 kristal Swarovski berbentuk kecil-kecil. Menjadikan tubuh itu indah berkilau bagai alami, dan wajah yang cantik luar biasa. Di sampingnya Zarah mengenakan gaun Tori Spelling tersenyum di depan cermin. Dia tidak mengira, kalau pernikahannya akan semewah ini. Dua pengantin itu merasakan ada kegugupan. Karena hari itu mereka menjadi putri dong
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: BAB 213 Persidangan PamelaDi ruang persidangan sudah ramai pengunjung. Termasuk beberapa wartawan. Ketegangan memenuhi ruangan itu. Pamela duduk di kursi terdakwa. Di sampingnya Robert Sanjaya, duduk dengan map tebal berisi bukti. Hakim mempersilahkan pihak pembela untuk menyampaikan bukti baru yang sah. Robert berdiri melangkah maju ke depan. "Maaf yang Mulia. Hari ini saya sudah mengumpulkan bukti, kalau klien saya tidak bersalah. Bukti telah menunjukkan siapa yang membuat kecelakaan itu terjadi, sehingga menyebabkan jebolnya rem mobil Ibu Pamela. Saat itu, Ibu Pamela membuang stir untuk menyelamatkan diri. Tapi tanpa disengaja, di sana ada pengendara motor." Lalu dia memberikan beberapa lembar kertas berisi bukti. Dan menyerahkan layar proyektor yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Saat proyektor dinyalahkan, Lampu ruang sidang sedikit diredupkan. Rekaman CCTV jelas terlihat seorang pria bermasker mengendap-endap ke kolong mobil. Pelaku tersebut diperkirakan bernama Erlan Biantara 29 tahun. Robert mempe
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: BAB 212 Butik Gaun PengantinDi butik gaun pengantin Aldiano berdiri sambil menelusuri setiap rak berisi gaun pengantin, yang sulit untuk menjadi pilihan. Semua gaun itu sangat indah."Aku bingung untuk memilih. Sebaiknya kamu aja yang pilih.""Aku maunya gaun yang sederhana, tapi terlihat elegan dan romantis."Nadine melihat satu persatu gaun yang ada di rak. Tapi Aldiano memanggil pelayan."Mbak, saya mau gaun yang sederhana, elegant dan rekomendasi di toko ini. Harga tidak menjadi masalah.""Baik Pak, tunggu sebentar," jawab pelayan masuk ke dalam.Beberapa menit kemudian, pelayan kembali membawa beberapa gaun berwarna putih berkilau."Ini ada 3 pilihan Pak. Model Victoria Swarovski, harga 14 miliar. Ada diskon 10 persen dari harga ini. Gaun ini dipenuhi permata Swarovski." pelayan memberikan gaun itu untuk di coba Nadine. Maka Nadine masuk ke kamar ganti. Beberapa menit kemudia dia keluar dengan gaun penuh dengan kristal Swarovski. Membuat seluruh tubuh dan wajahnya terlihat bercahaya. Dia memperlihatkan ke
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: BAB 211. Kelwin melamar Zarah"Aldiano menyalami Kelwin. "Ayo masuk.""Wah, rumahmu seperti istana," ucap Kelwin menyapu ruangan itu."Ternyata ada Zarah juga di sini. Kapan kamu datang Zar?""Baru aja kok. Kamu sendirian Dok—eh Kak?""Iya, aku sendirian. Kamu kenapa gak telpon aku mau kesini? Biar aku antar sekalian," tanya Kelwin duduk di samping Zarah."Aldiano berbisik ke telinga Kelwin. "Kelihatannya kamu sudah dekat dengannya.""Ya, begitulah. Hahaha. Bagaimana kamu sama Nadine? Apakah sudah di ambang pernikahan?""Aku sedang mencari tanggal. Besok kita mau lihat-lihat gaun pengantin," Jawab Aldiano."Beneran? Aku boleh ikut gak?" tanya Kelwin berbisik."Boleh dong. Kamu nginap aja disini. Biar besok kita jalan bareng," jawab Aldiano.Mereka saling bincang sampai hari berganti gelap. Dimana Zarah harus kembali, mengingat sang ayah sendirian di rumah. Akhirnya Kelwin mengantar Zarah pulang. Sebelum pulang, Kelwin mengajak Zarah makan di luar.Sesampai di restauran, Kelwin mengajaknya duduk di kursi sudut yang
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: BAB 210. Kembalinya Zarah"Zarah, aku bener-bener mengucapkan terima kasih sama kamu. Aku sangat berterima kasih sama kamu dan ayah kamu. Tapi maaf, aku tidak bisa menjadi kekasih kamu. Karena ada masalalu yang belum aku selesaikan. Aku sudah mempunyai calon istri. Aku minta maaf yah," ucap Aldiano memberi pengertian pada Zarah. "Nggak, aku gak mau Rehan. Aku sudah mencintai kamu. Aku udah berusaha melupakan kamu selama ini. Tapi sulit. Aku gak bisa," tangis Zarah semakin keras. Nadine turun dari mobil menghampir Aldino yang masih dalam pelukan Zarah. "Aldiano, lebih baik suruh masuk aja ke dalam. Malu dilihat orang. Silahkan kamu kasih pengertian sama dia." Aldiano melepaskan pelukan Zarah yang semakin erat. "Nggak, Aku nggak mau kehilangan kamu. Tolong nikahin aku Rehan," "Zarah, kita harus bicara di dalam. Jangan seperti ini. Ayo masuk ke dalam mobilku." Akhirnya Zarah masuk ke dalam mobil duduk di samping Nadine. "Ma, ini Tante siapa?" tanya Albert memandang Zarah. "Ini Tante Zarah sayang
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: BAB 209. Kepulihan AldianoStev tiba-tiba ada di belakang Nadine, entah sejak kapan dia ada disana. Wajahnya berbinar. Bibirnya tersenyum mendengar kedua anaknya saling jatuh cinta."Papa akan mengurus pernikahan kalian secepatnya. Papa bahagia sekali kalau kalian memang sudah saling cinta. Dan Papa juga baru tahu, kalau kalian sudah lama saling kenal."Suara Stev mengagetkan Nadine dan Aldiano. Nadine membalikkan badannya. Wajahnya memerah tanda tersipu."Papa? Papa sejak kapan di sini?""Hahaha, itu gak penting. Yang penting, Papa mau punya cucu dari kamu Nadine. Umur kamu sudah cukup loh. Berilah Papa Mama cucu."Nadine dan Aldiano saling pandang, dan tertawa kecil."Pa, sejak kapan Aldiano mulai bisa mengingat lagi?" tanya Nadine. "Kok aku gak tahu?""Mulai sejak dia melewati masa kritisnya, Aldiano sudah ingat semua. Oh, iya. Dokter Martin mengatakan, pergeseran tulang di kepala Aldiano sudah pulih seperti semula." kata Stev sambil membuka amplop coklat besar, berisi hasil CT scan milik Aldiano.Stev menun
Last Updated: 2025-08-09