Chapter: CHAPTER 33: Fakta yang TerungkapTubuh Hana menegang. Sangat, sangat tegang. Lebih tegang daripada saat ia menghadiri acara-acara pesta Mahendra. Meski jantungnya kini berdebar-debar kencang, ia berusaha memasang wajah setenang mungkin. Gadis itu hanya mengerjapkan mata dan mengerutkan alis untuk bereaksi atas pertanyaan Rendry. “Saya tidak paham maksud tuan,” jawabnya tenang, “Pernikahan kontrak? Saya rasa hal itu sudah tidak ada di dunia modern ini,”“Maafkan kelancangan saya,”Rendry melepas genggamannya yang membuat Hana seketika menarik napas lega. Pasalnya, ia bisa merasakan tangannya mulai berkeringat karena perasaan tegangnya sekarang. “Saya hanya tidak percaya kalau Hendra benar-benar sudah menikah sekarang,”Kali ini, kebingungan benar-benar membanjiri pikiran Hana. Alisnya semakin tertekuk dalam. Mengapa pria itu berbicara seolah hubungannya dengan Mahendra sangat dekat?“Apa hubungan kalian sangat dekat, tuan?” tanya Hana. “Oh, dia tidak cerita?” balas Rendry retoris. Seringainya tertarik semakin leba
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: CHAPTER 32: Ketahuan?“Kamu sedang menjauhi saya ya akhir-akhir ini?”Tubuh Hana menegang seketika. Ia menelan ludah melihat tatapan tajam Mahendra kemudian menggeleng kaku. “Mana ada saya menjauhi bapak. Kan saya masih suka ikut ke acara bapak,” bantah Hana dengan nada senormal mungkin. Perkataan Mahendra tak salah. Hana memang benar-benar menjauhi pria itu! Walaupun tentu saja ia tak melakukannya terang-terangan, hanya mengurangi frekuensi pembicaraan mereka dengan tidak menanggapi ejekan Mahendra. Meski sebenarnya itu langkah yang cukup terlihat karena selama ini Hana suka menanggapi ejekan bosnya, tapi tetap saja hanya sebatas itu! Ia pun juga tidak berusaha menolak tiap Mahendra menyentuhnya saat mereka berada di sebuah acara, meski dia sangat enggan melakukannya karena teringat dengan waktu itu. Lagipula, sudah sebulan berlalu dari family gathering itu. Ia tidak menyangka Mahendra tiba-tiba akan bertanya seperti itu karena pria itu selalu terlihat biasa saja selama ini. Mahendra masih menatapnya
Last Updated: 2025-11-11
Chapter: CHAPTER 31: Yang Patah dan Tumbuh“Kemarin seru perjalanannya, kak?”“Seru, kok,” Hana tersenyum kecil, “Kita main di pantai. Sayang banget kemarin kamu nggak ikut,”Alex menggerutu kecewa sementara Annette dan David saling bertatapan. Entah kenapa, raut wajah sahabatnya terlihat ganjil. Seolah ada yang sedang ditutupi oleh gadis itu. Hari ini, keduanya datang untuk membantu membawakan barang-barang Alex di rumah sakit karena ini hari terakhirnya. Hana yang meminta keduanya dan mumpung sedang weekend, mereka menyanggupi untuk membantu. “Nggak ada kejadian apa gitu, Han?” tanya Annette berusaha memancing. Walaupun ia tahu hal itu tak akan segera memancing Hana untuk bercerita karena gadis itu lebih suka memendam. “Nggak ada kejadian yang spesial, sih,” balas Hana berbohong yang membuat Annette memicingkan matanya. Hana yang menyadari pandangan sahabatnya tersenyum semakin lebar. “Emang kejadian kayak gimana?”“Apa gitu. Orang kaya kan banyak gosipnya!”David mendelik kepada Annette yang cengengesan. Ia mendengus pe
Last Updated: 2025-11-10
Chapter: CHAPTER 30: Orang Lain di MatanyaHana berusaha mendorong tubuh besar Mahendra. Tapi, tentu saja tenaganya kalah kuat sehingga alih-alih Mahendra yang mundur, ia malah terdorong ke belakang dan berakhir di atas kasur.Mahendra tak henti-hentinya menyatukan bibir mereka hingga Hana tak sempat berbicara lagi. Ia tersentak ketika Mahendra mulai menaruh bibirnya di leher Hana.“Pak Mahendra! Sadar!” seru Hana sambil mendorong bahu Mahendra.Ciuman Mahendra terlepas. Pria itu menggeram kesal. Tangannya terangkat dan menyingkap kerah piyama Hana hingga bahunya terekspos.PLAK!Gerakan Mahendra seketika terhenti. Hana terengah-engah. Ia buru-buru mendorong tubuh
Last Updated: 2025-11-09
Chapter: CHAPTER 29: Harapan yang Tumbuh SebentarHana pikir, acara family gathering yang dia hadiri sekarang akan berbeda dengan family gathering yang ia datangi sebelumnya ketika di kantor lama. Berbeda yang dia maksud adalah family gathering tersebut akan lebih kaku dan tidak seseru sebelumnya.Tapi, pemikirannya ternyata salah.Ia tidak menyangka orang-orang akan sangat ‘lepas’ di acara ini. Mereka saling berguyon ketika berkompetisi, menyanyikan yel-yel, dan keseruan lainnya yang sama seperti family gathering di kantor lama Hana.Bahkan, Mahendra yang terkenal dengan ekspresi datarnya, juga terlihat lepas meski sedikit saja. Dia hanya tersenyum kecil dan tertawa pelan saja setiap ada melihat tingkah para koleganya. Tapi, hal itu sudah cukup bagi Hana untuk memotret ekspresi berbeda itu dal
Last Updated: 2025-11-08
Chapter: CHAPTER 28: Berubah“Pak Mahendra, bangun. Sudah sampai,”Mata hitam itu terbuka pelan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Hana yang begitu dekat. Mahendra segera bangkit dari posisinya. Ia menoleh keluar dan melihat bis sudah berhenti di depan villa. Ia kembali menoleh ke Hana.“Apa tadi saya–?”Hana mengangguk pelan. Mahendra menghela napas. Ia merapihkan rambutnya yang berantakan dan berkata, “Maaf yang tadi,”Hana menggeleng. Ia tidak merasa keberatan sama sekali. Malah itu menjadi kesempatan yang sangat langka untuknya karena mereka jarang berada sedekat itu. Atau bisa dibilang memang hanya sekali saat mereka memakai masker bersama.
Last Updated: 2025-11-07
Sentuhan Lembut Om Duda
Rara Hestelia, seorang mahasiswa tingkat akhir yang terjebak hubungan toxic dengan Satrio Ricardo, tidak sengaja menceritakan kemalangannya kepada ayah dari sahabatnya, Jefri Nicelson. Rara yang selalu disakiti Satrio tiap berhubungan intim berpikir kalau berhubungan intim akan selalu menyakitkan.
Tapi, Jefri dengan lembut membantahnya, "Hubungan yang baik itu dilakukan untuk menyenangkan pasangan, bukan menyakiti."
Mendengar hal itu, Rara menantang Jefri, "Kalau gitu, om coba ajarin aku cara melakukannya yang benar!"
Read
Chapter: CHAPTER 17: Bukan Urusanmu“Om gila ya?!” bisik Rara sambil memundurkan wajahnya. Ia memelototkan matanya ke Jefri yang kini tersenyum geli.Sialan! Pria itu mempermainkannya ternyata! Sejak kapan ia suka menggoda seperti ini?“Lagian, kamu keliatan tegang banget Ra,” Jefri menaikkan kedua bahunya tanpa dosa, “Jadi, om kira kamu–”“Nggak!”Jefri mendengus geli. Pelototan mata dari sahabat anaknya itu tidak membuatnya ketakutan sama sekali. Ia berusaha untuk menahan senyum lebar yang akan terkembang dan berkata,“Kamu keliatan banyak pikiran,” ucap Jefri, “Kenapa?”Rara tersentak pelan. Ia menggigit bibir sembari
Last Updated: 2025-11-20
Chapter: CHAPTER 16: Keluarga BahagiaPesta akhirnya berakhir. Meskipun begitu, suasana di aula masih riuh. Banyak tamu yang belum pulang dan masih mengobrol dengan sesama.Karena Rara bagian mengembalikan piring-piring kotor ke dapur, ia sudah mulai bergerak untuk bekerja meski aula masih ramai. Bersama beberapa staf lainnya, mereka bolak-balik aula dan dapur.“Mereka seperti keluarga, ya?”“Bukannya memang sebentar lagi berkeluarga?”“Loh, emang rumor tunangan itu bener ya?”“Katanya sih bener!”Rara baru saja balik dari dapur ketika mendengar bisik-bisik itu. Ia sudah menduga siapa yang para tamu omongkan, tapi tetap menolehkan kepala ke arah yang dituju. Hatinya seketika terasa tercubit ketika melihat Hani tengah mengobrol dengan Rachel dari pinggir aula. Ada Jefri juga di sebelah Hani. Lagi-lagi, mereka terlihat seperti keluarga kecil yang berbahagia. Pemandangan itu membuat Rara enggan untuk melewati aula lagi karena otomatis dia akan melewati “keluarga kecil” sahabatnya itu. Tapi, pekerjaannya memaksa ia harus me
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: CHAPTER 15: Mereka Cocok, Kan?Tunangan?Ucapan Maya membuat telinga Rara seketika berdenging. Suara riuh para tamu terasa samar di telinganya seiring matanya fokus mengikuti langkah Rachel menuju Jefri. Jefri menyapanya ramah. Bahkan, Hani juga ikut menyapanya dengan ramah. Mereka terlihat mengobrol hangat dan saling tertawa.Benar-benar terlihat seperti keluarga yang hangat. Rara merasakan hatinya berdenyut sakit. Tapi, karena apa? Apa ia iri dengan kebersamaan yang terlihat seperti keluarga itu, yang tidak pernah ia rasakan selama ini? Tapi, sudah lama Rara memendam hal-hal tersebut. Ia sudah tidak lagi mendambakan sosok keluarga yang ideal karena semua keinginan itu sudah terkubur di masa lalu. Apalagi, ia sudah mendapatkan penggantinya dari Hani dan Jefri. Kalau begitu, kenapa hatinya terasa sakit sekarang?Rara tak mampu melepaskan pandangannya ke sosok Jefri dan Rachel yang terlihat sangat akrab. Ia bahkan bisa melihat wajah Jefri berseri-seri bahagia. Apa pria itu menunjukkan wajah yang sama setiap bers
Last Updated: 2025-11-17
Chapter: CHAPTER 14: Rumor“Gimana kalau kita lanjut ke tahap selanjutnya?”Rara tersentak. Ia menelan ludah ketika melihat Jefri memasang senyum lebar yang terlihat licik di matanya. Saat ini, posisi mereka sudah di atas kasur dengan Jefri yang mengukungnya dari atas. “Tahap selanjutnya … yang ‘itu’?” Rara bertanya gugup. Ini memang sudah minggu ketiga kelas mereka jadi wajar kalau Jefri ingin naik tahap ke ‘itu’. Apalagi sesi kelas mereka sebentar lagi akan selesai. Tapi, sejujurnya. Rara sendiri juga masih takut dengan bagian ‘itu’. Dalam ingatannya, bagian tersebut adalah bagian tersakit yang Rara rasakan dalam kegiatan bercinta. Ia paling tidak menikmati bagian itu. Apalagi, Satrio suka memasukkan barang-barang lainnya yang menurut ia akan terasa nikmat bagi Rara, padahal hanya meninggalkan keperihan. Jefri tertawa pelan atas pertanyaan Rara. Ia memegang paha Rara yang membuat gadis itu berjengit kaget. “Satrio gak pernah pemanasan dulu sama kamu ya, Ra?”“Pemanasan?”“Iya, pemanasan,”Jari jemari pan
Last Updated: 2025-11-17
Chapter: CHAPTER 13: Waktunya Kelas LagiEmpat hari berlalu setelah briefing awal dengan manajer hotel Ruby. Rara kini mulai terbiasa dengan rutinitas pekerjaannya. Ia berusaha memanajemen waktunya sebaik mungkin antara bekerja dengan mengerjakan skripsinya.Selama empat hari itu pula, ia sudah menemukan teman di tempat kerjanya. Seorang gadis berambut pendek sebahu yang ceriwis dan seperti tidak mengenal lelah bernama Maya. Awal pertemanan mereka dimulai ketika mereka dipasangkan bersama untuk bekerja di bagian room attendant.Di awal, Rara sebenarnya merasa canggung. Ia memang tidak terlalu jago bersosialisasi dengan orang baru. Kepribadian supel Maya lah yang membantu mereka menjadi dekat.“Kenapa ya minggu ini kita mesti shift malam?” keluh Maya usai berganti baju, “Rasanya d
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: CHAPTER 12: Pertemuan di HotelEmpat hari berlalu setelah briefing awal dengan manajer hotel Ruby. Rara kini mulai terbiasa dengan rutinitas pekerjaannya. Ia berusaha memanajemen waktunya sebaik mungkin antara bekerja dengan mengerjakan skripsinya. Selama empat hari itu pula, ia sudah menemukan teman di tempat kerjanya. Seorang gadis berambut pendek sebahu yang ceriwis dan seperti tidak mengenal lelah bernama Maya. Awal pertemanan mereka dimulai ketika mereka dipasangkan bersama untuk bekerja di bagian room attendant. Di awal, Rara sebenarnya merasa canggung. Ia memang tidak terlalu jago bersosialisasi dengan orang baru. Kepribadian supel Maya lah yang membantu mereka menjadi dekat. “Kenapa ya minggu ini kita mesti shift malam?” keluh Maya usai berganti baju, “Rasanya dua kali lebih capek daripada shift pagi!”Rara mengangguk setuju. Ia sendiri hanya bisa istirahat sedikit tiap pulang shift malam karena siangnya sudah harus mengerjakan skripsi atau konsul dengan dosen pembimbingnya. Ia menguap untuk kesekian kal
Last Updated: 2025-11-12