Chapter: CiumanSaat ini semua orang yang ada diruangan makan sedang memperhatikan sikap Arsya terhadap Amira saat menuruni tangga tadi.Cassandra terlihat menundukkan kepalanya setelah melihat sikap Arsya pada Amira."Selamat malam Arsya," sapa Cassandra.Riana menyentuh tangan manta kekasih anaknya itu. "Arsya, Mama yang mengundang Sandra. Nggak apa-apa kan?""Lakukan aja yang Mama mau," jawab Arsya dingin."Bawakan makanan ke ruang kerjaku."Pak Heru mengangguk dan segera memberikan instruksi kepada para pelayan untuk segera menyiapkan makanan ke troli.Arsya melangkah sambil terus menggandeng tangan Amira meninggalkan keheningan di ruang makan itu. Ruangan itu semakin hening, hanya terdengar suara langkah kaki Arsya dan Amira saja saat ini.Terlihat Pak Heru sedang mendorong troli makanan mengikuti langkah Arsya memasuki ruang kerja.Arsya menarik tangan Amira untuk segera keluar dari ruang kerjanya.Begitu pintu ruang kerja terbuka, atmosfer di ruang tengah seketika berubah mencekam. Keheningan
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03
Chapter: Arsya Modus“Tunggu, kalian malam pertama beneran?” serunya sambil menunjuk Amira, yang berada dibawah Arsya seolah menunjuk setan.“Astaga! Kalau jadi cucu gimana? Ya Tuhan, Mama pusing!” Ia memijat pelipisnya dramatis.Dikamar Amira dan Arsya menghela napas panik di bawah selimut yang sama.Arsya baru-buru mengenakan celana, sementara Amira memeluk bantal tameng seakan senjata itu adalah hidup dan matinya, sedangkan Riani yang sudah kepalang tidak habis pikir dengan kelakuan anak dan menantunya, seketika meninggalkan ruangan itu.Keduanya kini merebahkan tubuhnya. “Tuan, kamu curang, kamu sengaja jatuhin diri!”Arsya memandang Amira seolah ia korban “Amira, kamu yang tarik handuk aku! Kamu yang nodai tubuhku, terus mau ambil kesucianku!”"Buaya buntung, sorry ya? Timbang ganteng secuil pake merasa ternoda. Kamu jujur sama aku, kamu punya kelainan eksibisionis ya, suka pamer-pamer begituan?”Arsya melotot mendengar tuduhan Amira. ”Itu kamu yang jatuhin pake nuduh aku kelainan! Kamu pikir aku sen
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03
Chapter: Malam Pertama?Arsya segera meraih microphone dan mengucapkan kalimat yang membuat para tamu kecewa."Kami tidak akan melakukannya disini karena istri saya adalah orang yang sangat pemalu. Dia sangat menjaga, dan saya harus menghargai itu. Silahkan kalian menikmati hidangan yang sudah kami persiapkan," ucap Arsya tegas tanpa ekspresi.Arsya dan Amira kini sudah duduk di atas pelaminan."Kita udah sah jadi suami istri ya?"Arsya mencondongkan tubuh, suaranya nyaris berbisik namun cukup membuat jantung Amira berdetak cepat."Sudah, dan jangan lupa, hanya satu tahun sebagai istri pura-pura, paham?” kata Arsya tersenyum, berakting seakan bahagia dan mesra bicara pada istrinya. "Tentu suamiku, sayang." Amira melingkarkan tangannya pada Arsya erat. Sementara di sudut ruangan pesta itu seorang wanita sedang bicara dengan Riana."Aku akan membuktikan kalau itu bukan istri sesungguhnya Arsya. Dia pasti wanita yang disewa Arsya. Beri aku kesempatan mengambil kembali Arsya dari wanita kampung itu!" Cassandra
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03
Chapter: Pernikahan Hening.Bahkan David tak berani bernapas.Arsya memandang Amira antara kaget, geli, dan tak percaya gadis itu berani berucap begitu di depan umum, sementara Cassandra memelototinya, seperti singa betina yang terusik. “Kamu tak tahu dengan siapa kamu bicara, hah?”Amira hanya menatapnya dengan mata bulat, lalu tersenyum tipis. “Saya tahu. Mbaknya model sabun mandi dan iklan berlian, kan? Saya sering lihat wajah Mbak di halte bus. Cantik kok, Mbak, tapi nggak malu pake handuk gitu, terus dilihatin banyak orang?”David menunduk dalam-dalam, pura-pura mengatur hanger.Ken menatap langit-langit, menahan tawa.Sedangkan Arsya menoleh ke arah lain, bibirnya terangkat sekilas, sepertinya dia makin menyukai Amira yang ceplas-ceplos dan polos, menunjukkan kalau gadis itu benar-benar lugu ala gadis desa.Cassandra menghela napas keras dan melangkah pergi dengan langkah panjang, meninggalkan wangi parfum yang menyengat."Silahkan ikut Nona, semua pakaian untuk Anda sudah disiapkan bibi di rumah T
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03
Chapter: Tanda Tangan Kontrak Pernikahan "Saya utusan dari Arkana Group. Bisakah kita bertemu sekarang di Cafe Victoria?""Ehm, apa ini benar tentang lamaran kerja? kok bicaranya di cafe ya, bukan di gedung Arkana seperti saat tes," jawab Amira hati-hati."Ya, saya Ken dan anda akan bicara dengan pimpinan Arkana Group untuk penempatan Anda. Jika Nona bisa, saya bisa mengatur jadwal dengan pimpinan untuk membicarakan kontrak kerja ini?" "Bisa Pak. Kalo bukan penipuan, tentu saja saya bisa." Amira tersenyum sampai melompat kegirangan hingga lupa dirinya sedang berada di jalan. Beberapa orang menatap dengan tatapan aneh, tapi ia tidak peduli.Tanpa pikir panjang, Amira memesan taksi online menuju cave Victoria. Begitu masuk, Amira merasa minder dengan penampilannya yang sederhana.Seorang staf cafe menuntunnya ke ruang VVIP.Matanya terpaku ketika melihat lelaki muda tampan menunggunya. Ia berdiri kaku saat lelaki itu menarik kursi. "Silakan duduk, Nona. Sebentar lagi tuan Arsya akan datang.”Tak lama, pintu terbuka.Seorang l
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03
Chapter: Pergi ke Kota Veloria “Mana Amira?!” suaranya menggelegar, membuat Damini tergetar.Belum sempat sang ibu menjawab, Amira muncul dari dalam rumah. “Pak, saya mohon ... beri saya waktu dua minggu lagi. Adik saya sedang sakit, saya masih butuh biaya untuk pengobatannya ke rumah sakit.”Pak Herman menyeringai sinis. “Alasan! Kau boleh saja tidak membayar tapi ...."Tangan Pak Herman tanpa permisi mencolek pipi mulus Amira dengan mata berbinar, "nurut sama Mas ya? Hahaha bagaimana?""Saya minta waktu, maaf pak Herman, jangan coba kurang ajar.""Sok jual mahal! Awas aja kalau dua minggu lagi kamu belum bisa bayar, jangan salahkan aku kalau kamu bakal resmi jadi istri ketigaku.”Deg!Menikah dengan lelaki itu demi melunasi utang?Secara resmi istrinya dua, faktanya rentenir itu selalu bergonti-ganti wanita-wanita seenaknya dan menambah koleksi wanita setiap saat. “Nak, Ibu berat melepasmu hidup sendirian di kota besar. Kamu anak gadis, Ibu takut terjadi apa-apa padamu.” Damini mengelus pipi putrinya dengan mata
Terakhir Diperbarui: 2025-12-03