(Bukan) SUAMI PENGGANTI

(Bukan) SUAMI PENGGANTI

Oleh:  Yushinta Devi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
43Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pernikahan akbar antara Bianca Putri Renaldy dengan Langit Aditya Prayoga hampir saja gagal karena sang mempelai pria tidak kunjung datang. Pernikahan dari wasiat Renaldy dan Prayoga sudah disetujui oleh Bianca dan juga Langit. Langit sendiri menyetujui karena iming-iming warisan yang sudah dijanjikan oleh Kakeknya. Sedangkan Bianca setuju karena tidak ingin membuat kecewa keluarga besarnya. Meski begitu mereka sepakat untuk membuat perjanjian pra nikah yang salah satunya berisi jika pernikahan ini hanya satu tahun saja. Dua puluh menit menunggu membuat keluarga Bianca mau tidak mau meminta pertanggungjawaban kepada keluarga besar Prayoga. Aditama, ayah dari Bianca meminta Dewangga Arka Prayoga sebagai cucu tertua dari keluarga Prayoga untuk menggantikan posisi sepupunya. Permintaan Aditama mendapatkan penolakan dari keluarga inti dari Langit. Indra dan Tari orang tua Langit menolak karena merasa tidak adil jika calon menantunya harus menikah dengan keponakannya. Dewangga sendiri tidak menolak permintaan tersebut, yang justru menyebabkan kemarahan dari orang tua Langit. Pernikahan tersebut tetap berlangsung meski dengan mempelai pria yang berbeda. Bianca selaku mempelai wanita, baru mengetahui jika calon suaminya tidak hadir setelah acara akad nikah selesai. Bukannya sedih, Bianca justru bahagia mendapati jika Dewa yang menjadi suaminya. Dewa adalah cinta pertama Bianca, sejak jaman sekolah dulu, Dewa mampu menarik perhatian Bianca. Sampai saat ini perasaan Bianca terhadap Dewa masih sama. Meski Dewa memiliki kekasih, Bianca akan berusaha mempertahankan rumah tangganya. Bagi Bianca ini adalah hal terindah di sepanjang hidupnya. Sanggupkah Bianca mempertahankan rumah tangganya atau justru akan berakhir sama seperti isi perjanjian pra nikahnya dengan Langit yang hanya berusia satu tahun?

Lihat lebih banyak
(Bukan) SUAMI PENGGANTI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rara
semangat nulisnya
2022-12-15 19:20:21
0
43 Bab
Bab 1. Pernikahan
'SAHHHH!!!'Samar-samar suara dari ruangan akad memasuki kamar ganti pengantin. Bianca menghembuskan nafas lemas, status jomblo akutnya kini sudah berubah menjadi seorang istri.Masih tak menyangka hanya dalam waktu dua bulan status yang dimilikinya selama 23 tahun bisa berubah begitu saja."Selamat ya, Bian!" Cantika tersenyum mengejek.Sedangkan Bianca tersenyum kecut, "Awas ya, gue sumpahin lo nikah sama musuh lo, biar ngerasain gimana rasanya jadi gue!""Amit-amit jangan sampai." Cantika mengepalkan tangan, lalu memukul ringan dahi juga tembok yang kebetulan ada disebelahnya.Bianca terkekeh sebentar, sebelum kembali memajukan bibirnya.Sebenarnya pernikahan ini tidak diinginkannya. Bianca mencintai pria lain, pria yang selama ini mengisi hati dan pikirannya.Kalau tidak karena terpaksa, pernikahan ini tidak akan terjadi. Seandainya Bianca mempunyai saudara perempuan, ia akan menolak mentah-mentah ide perjodohan ini. Dia akan lebih memilih mengejar pria idamannya. Pria dingin ber
Baca selengkapnya
Bab 2. Cinta Pertama
"Mas Dewa?""Ini beneran Mas Dewa?" Bianca masih tak percaya jika pria yang di hadapannya adalah orang yang barusan dicarinya.Dewa diam tak menyahut, tangan kanannya terulur sebagai jawaban dari pertanyaan Bianca.Bianca yang masih bingung, tak segera menyambut uluran tangan Dewa. Membuat sang empu merasa kesal. "Cium tangan saya, Bianca!"Bianca yang baru tersadar dari rasa terkejutnya segera meraih tangan Dewa. Mencium tangan suaminya dengan takzim. Senyumnya merekah, raut murungnya hilang entah kemana.Setelah itu ganti Dewa yang mencium kening Bianca. Wanita itu memejamkan mata, menikmati kecupan Dewa yang membuat hatinya berbunga-bunga. Dewa adalah pria pertama yang mencium keningnya.Hanya mendapatkan ciuman di kening saja sudah membuat kaki Bianca lemas apalagi di bagian lainnya. Bianca tidak berhenti tersenyum, jika ini mimpi, Bianca berharap tidak akan bangun saja. Dewa sendiri mencium kening Bianca cukup lama, pria itu juga sempat berucap lirih, sehingga menimbulkan keruta
Baca selengkapnya
Bab 3. Tergoda
Sampai di dalam kamar, Dewa menurunkan Bianca di dekat ranjang. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengucapkan apa-apa.Meninggalkan Bianca yang sejak tadi menahan nafas agar tidak dijatuhkan secara tiba-tiba di lantai hotel.Pintu kamar mandi yang sudah tertutup membuat Bianca bisa bernafas lega. Bianca melepas sepatu terlebih dahulu sebelum berjalan menuju meja rias untuk melihat penampilannya saat ini."Gini ya rasanya jadi ratu semalam." Gumamnya. Bianca mulai melepaskan mahkota, anting dan juga aksesoris yang menempel di tubuhnya.Tubuhnya terasa sangat lelah, terutama di bagian kaki. Bianca memijat pelan kakinya untuk meredakan rasa sakit yang cukup mengganggu sepanjang hari.Tak terasa sudah sepuluh menit Dewa menggunakan kamar mandi. Bianca yang sudah mulai lelah, memilih untuk merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil menunggu Dewa selesai.Baru saja terpejam pintu kamar mandi sudah terbuka. Menampilkan Dewa dengan bathrobe yang membungkus tubuh tegapnya.Meliha
Baca selengkapnya
Bab 4. Ketahuan
Setelah berganti pakaian Bianca bingung harus tidur dimana. Jika boleh memilih dirinya akan langsung tidur disebelah suaminya. Namun, Bianca juga ragu, takut jika nantinya Dewa marah karena sudah lancang tidur di sebelahnya.Bianca tidak ingin hal itu terjadi, ia mendapatkan Dewa secara cuma-cuma, mana mungkin ia membuat kesalahan dengan membuat pujaan hatinya marah."Apa yang kamu lakukan, Bianca!" Suara Dewa membuat langkah Bianca yang sejak tadi mondar-mandir langsung terhenti. Wanita itu melihat Dewa masih dengan posisi tidur dan mata terpejam."Kamu mengganggu tidur saya!" Lanjut Dewa matanya terbuka lebar."Maaf Mas." Ucap Bianca. Bukannya takut dengan tatapan tajam Dewa, Bianca justru membalas tatapan itu dengan cengiran."Aku tidur dimana ya, Mas?" Tanya Bianca penuh harap, sangat berharap bisa tidur disamping pria itu."Kamu tidak sedang menyuruhku tidur di sofa, kan?" Dewa balik bertanya, matanya memicing semakin tajam.Bianca menggeleng keras, "Tidak.. Tidak… bukan seperti
Baca selengkapnya
Bab 5. Tamu Tak Diundang
Tok tok tok"Dewa… Bianca.."Langkah Dewa terhenti, ia hendak membalik badan tapi urung karena melihat gerak-gerik Bianca yang terlihat lega."Kita akan bahas nanti." Ucap Dewa sebelum menghilang membuka pintu.Bianca mengerucutkan bibir, sepertinya Dewa tidak akan dengan mudah membiarkannya lolos.Bianca kembali menatap ke jendela, menatap ke bawah melihat kendaraan lalu lalang. Pantas saja jantungnya berdebar kencang, ternyata suaminya berada di satu ruangan dengannya."Pagi, Bian." Sapa MariaBianca membalik badan, tersenyum melihat Maria kemudian mendekat untuk mencium tangan mertuanya."Pagi, Ma." "Baru bangun ya? Duh maafin Dewa ya, Bian. Anak Mama ternyata ganas juga." Maria terkekeh, sedangkan Dewa memutar bola mata jengah meski itu tidak boleh dia lakukan."Mama, sudah makan?" Bianca mengalihkan pembicaraan."Sudah. Oh iya setelah ini kalian tinggal sama Mama ya." Itu bukan pertanyaan melainkan permintaan dari Maria.Semenjak Dewa dewasa, Dewa pindah ke apartemen membuat Mari
Baca selengkapnya
Bab 6. Amarah
Bianca mendorong wanita yang memeluk suaminya dengan kasar hingga pelukan mereka terlepas. Ia langsung memberikan tamparan kepada wanita itu.Plak"Apa yang kamu lakukan pada suamiku, jalang?" Amuk Bianca.Wanita itu meringis kesakitan, tenaga yang dikeluarkan Bianca cukup keras hingga membuat bibirnya sobek.Dewa yang sebelumnya shock segera maju membantu wanita yang sudah ditampar oleh Bianca."Kamu.." Dewa menunjuk Bianca dengan suara beratnya."Berani sekali kamu menampar kekasihku!" Lanjut Dewa penuh amarah.Kini Bianca yang shock, Dewa membela wanita itu. Bahkan, Dewa bilang wanita itu adalah kekasihnya.Lihatlah, Dewa sekarang sedang melihat luka di bibir wanita itu. "Mas.. tapi, aku istrimu! Aku tidak suka melihatmu berpelukan dengan wanita lain, apalagi di rumah kita!" Protes Bianca."Rumah kita? Jangan mimpi Bianca! Ini rumah saya, saya berhak menyuruh siapapun datang kesini!" Sentak De
Baca selengkapnya
Bab 7. Gangguan kecil
Selesai dengan berbelanja, Dewa tidak langsung mengarahkan mobilnya ke arah apartemen. Dewa justru menepikan mobilnya di salah satu restoran terdekat yang menjual masakan nusantara.Bianca yang tadinya asyik memperhatikan jalan beralih menatap suaminya yang sudah berhasil menepi dan mendapat lahan parkir."Kita makan dulu." Ucap Dewa saat mobilnya sudah terparkir dengan benar."Nggak makan di apartemen aja, Mas?" Bianca memperhatikan Dewa yang sedang melepas seatbelt, suaminya itu bahkan tidak menoleh ke arahnya saat berbicara."Kalau kamu tidak mau, biar saya saja!" Kali ini Dewa sudah membuka pintu mobil, tubuh tegapnya sudah turun dari mobil. Dewa menutup pintu mobil tanpa melihat ke arah Bianca seolah dirinya hanya sendiri.Bianca menghembuskan nafas pelan, meski sedikit kecewa karena niatnya untuk pertama kali masak untuk sang suami gagal, ia tetap menyemangati dirinya sendiri. "Tenang, Bian! Masih banyak waktu buat masakin Mas Dewa! Semangat!" Bianca mencoba tersenyum lalu ik
Baca selengkapnya
Bab 8. Sebelum Ijab Qobul
Flashback"Dimana mempelai pria nya? Ini sudah terlambat sepuluh menit, sebentar lagi saya juga harus menikahkan orang lain." "Pak tolong tunggu sebentar, anak saya pasti sebentar lagi sampai." Ucap seorang pria paruh baya.Acara yang sudah seharusnya dimulai sejak sepuluh menit yang lalu harus tertunda karena mempelai pria tidak kunjung hadir.Semua sanak keluarga mencoba mencari keberadaan Langit, sang mempelai pria. Namun tidak ada yang menemukan keberadaannya.Tari, ibu dari Langit tampak berdiri tidak tenang dengan ditemani sang suami."Pa, bagaimana ini?" Tanya nya panik."Harusnya kamu jaga anakmu itu! Kenapa kamu biarkan dia pergi kemarin." Indra bukannya menenangkan justru membuat istrinya bertambah panik.Sedangkan Rianti dan Aditama Renaldy, orang tua dari mempelai wanita menahan amarah sekaligus rasa malu. Meski saat acara akad hanya dihadiri keluarga besar dari kedua mempelai, berita seperti ini akan mudah tersebar apalagi
Baca selengkapnya
9. Dewa marah
Flashback off"Mas." Tegur Bianca saat tidak mendapatkan respon dari suaminya.Dewa yang tersadar langsung menjawab, "Iya." "Iya?" Bianca memastikan dengan mesam mesem."Maksud saya—Dewa menggantung ucapannya, ia bingung untuk menjelaskannya, ia bilang iya karena reflek setelah ia tersadar dari lamunan."Aku paham." Ucap Bianca dengan nada kecewa."Apa kamu tidak mencari tahu keberadaan Langit?" Tanya Dewa."Langit? Entahlah aku tidak peduli kepadanya.”“Kenapa? apa karena dia sudah mengecewakanmu?” Tanya Dewa, jujur saja Dewa sudah sangat penasaran karena semenjak tahu Langit menghilang, Dewa tidak melihat raut khawatir maupun ingin tahu dari wanita yang sedang berada tepat di sebelah kanannya.Bianca menggeleng sebagai jawaban. kini Bianca merubah posisi sepenuhnya menghadap televisi.“Kita bukan sepasang kekasih, aku yakin Mas Dewa pasti sudah tahu fakta itu.”D
Baca selengkapnya
10. Sakit ?
Di ranjang, ia melihat Bianca tidur sambil meringkuk membelakangi posisinya saat ini. Dewa tidak langsung bergabung di ranjang, ia memasuki kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri dari keringat dan berganti pakaian.Sebenarnya Dewa lebih suka tidur dengan tidak menggunakan kaos atau piyama, dia lebih suka topless, namun, setelah menikah, mau tidak mau Dewa menghilangkan kebiasaannya. Selesai berganti pakaian, Dewa duduk di tepi ranjang, ia samar-samar mendengar Bianca sedang merintih kesakitan. Untuk lebih memastikannya, Dewa menggeser tubuhnya mendekati Bianca. Wanita itu semakin meringkuk dengan beberapa keringat di dahi. Melihat itu, Dewa mengambil remote AC yang berada di nakas samping ranjang. "Suhu AC nya tidak tinggi, kenapa tubuhnya berkeringat seperti itu." Dewa bertanya pada dirinya sendiri."Bi… Bi… Kamu sakit?" Panggil Dewa pelan.Bianca hanya merespon dengan gumaman saja. Dewa ragu-ragu menempelkan tangannya di dahi Bianca. Suhu tubuh Bianca normal, lantas
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status