
Rahasia Dibalik Makeup Tebal Meisya
Jika cinta yang datang padamu sudah tak sempurna lagi, masihkah kau mau menerimanya?
Damian Anderson, tak pernah menyangka sama sekali hidupnya akan berubah 180 hanya dalam semalam. dalam semalam dirinya menjadi orang lumpuh yang paling mengerikan dirinya menjadi penjahat yang melenyapkan nyawa kekasihnya sendiri, Bianca. Dirinya yang dulu penuh percaya diri, kini hanya tinggal bayangannya. dirinya yang sekarang hanya terbelenggu dalam luka. tak ingin berobat, tak ingin melakukan apapun. hanya pasrah menunggu maut menjemput dan mengantarkan dirinya kepada sang kekasih, Bianca.
Hidupnya yang suram perlahan Berubah setelah kehadiran Meisya. perempuan yang terpaksa dirinya terima sebagai istri karena desakan sang ibu. seorang perempuan yang keras kepala dengan makeup tebal yang katanya menyimpan rahasia dibaliknya. Perempuan yang terlihat tangguh, namun penuh dengan luka.
Pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang manis di awal. Damian menolak membuka hatinya. Ia berusaha menghindari dan bersikap dingin pada Meisya. Namun, semua usahanya sia-sia. Pesona Meisya terlalu kuat. nyatanya tembok yang ia pasang membuatnya kesulitan sendiri. Hingga akhirnya ia menyerah dan membiarkan Meisya masuk kedalam hatinya. Membiarkan Meisya menambal setiap luka yang pernah dimilikinya. Damian menyerah, Damian perlahan mencintai Meisya.
Namun, kebahagiaan seakan enggan berpihak pada Damian. Baru saja ia memutuskan untuk membuka hati dan merasakan kembali apa itu cinta. kini rumah tangganya diguncang oleh masa lalunya yang kembali hadir tanpa peringatan.
Semua yang ia bangun bersama Meisya perlahan runtuh satu persatu. Sanggupkah Damian dan Meisya membangun kembali rumah tangga mereka yang hampir hancur?
Read
Chapter: Bab 5 : Penelpon Misterius “Kau benar-benar lupa apa yang terjadi?” Meisya dengan polos hanya mengangguk. Kemudian ia bertanya, “Memang apa yang sudah kulakukan semalam?” “Sudahlah. Lupakan saja!” Damian memutar kursi rodanya, berbalik kemudian pergi ke kamar mandi. Damian menyalakan shower membiarkan air membasahi tubuhnya. Kepalanya dipenuhi dengan adegan-adegan semalam yang membuatnya kesulitan tidur. Semalam Meisya terus saja mengigau meminta tolong dan meminta untuk berhenti dipukul. Puncaknya terjadi saat sebuah sambaran petir yang terdengar nyaring mengejutkan Meisya yang sedang tertidur. Meisya terbangun seketika itu lalu menjerit histeris seperti orang ketakutan. Meisya baru tenang setelah ia memeluknya. Ia jadi harus memeluk Meisya sepanjang malam tanpa tertidur sedikit pun. Damian keluar dari kamar mandi. Ia tak menemukan Meisya, namun aroma makanan yang tercium begitu lezat membuat Damian mengetahui keberadaan Meisya. Ia segera mengenakan pakaiannya dan seger
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 4 : Kelakuan Meisya Bibir Meisya yang dipoles lipstik merah saat itu tersenyum tipis. “Apakah kau mau mengetahuinya sekarang?” Damian menegang, tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba sebuah senyuman tersungging di bibir Meisya yang dipoles lipstik merah yang membuat Damian salah fokus. Meisya menepuk ringan bahu Damian. “Pfft. kenapa tiba-tiba Anda begitu tegang Tuan Damian Anderson? jangan bilang anda merasa terintimidasi oleh gadis yang bahkan lima tahun lebih muda dari Anda.” Alis mata Damian menukik tajam. Ia merasa dipermainkan. “Ka … kau mempermainkanku?”Meisya menepuk ringan bahu Damian. “Rileks tuan Damian.” “Rileks.” Meisya membisikkan kata terakhir itu dengan lembut tepat di sebelah telinga Damian, membuat Damian sedikit merinding sehingga mendorong paksa tubuh Meisya agar menjauh darinya. Ia sungguh sudah tak tahan. Hampir-hampir Meisya terjengkang ke belakang karena dorongan Damian, meski begitu ia tetap puas karena berhasil mempermainkan Damian yang punya
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 3 : Gara-Gara Gengsi Damian dan Meisya tiba di rumah orang tua Damian. Keduanya terpaksa pulang ke rumah orang tua Damian karena paksaan dari Sam. Keduanya sudah sampai di rumah yang bergerbang tinggi itu. Damian turun dari mobil dibantu oleh Ken, asisten sekaligus temannya. “Kau mau kemana?” Damian keheranan saat melihat Ken bukannya membantunya masuk ke dalam rumah tapi malah kembali memposisikan diri di kursi kemudi. “Mau pulang.” “Kau tidak mengantarku masuk? Kau tau kursi rodaku sedang lowbat kan?” “Iya aku tau. Lalu kenapa?” “Kau serius bertanya kenapa?” Damian menatap tak percaya pada Ken. “Tidakkah kau merasa sebagai asisten, kau harus membantu atasanmu?” lanjut Damian kesal. “Majikan?” Ken menatap jam tangan yang melingkar gagah di pergelangan tangannya, seulas senyum meremehkan muncul di wajah tampannya saat netra cokelatnya menangkap jam yang sudah menunjukkan pukul 21.00. “Maaf tuan Damian Anderson, tapi jam kerjaku sudah selesai
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 2 : Awal Damian menyesap dalam kopi yang sudah kehilangan asapnya itu. Kopinya sudah dingin karena sudah terlalu lama menunggu, sementara yang ditunggu entah kapan datangnya. Damian jadi merasa dibohongi oleh ayahnya karena perempuan yang disebutnya sebagai gadis sopan nyatanya tidak ada sopan-sopannya di mata Damian. “Dengan bapak Damian Anderson?” seorang gadis aneh muncul. Make up-nya begitu tebal sangat kontras dengan cara berpakaiannya yang sederhana. “Perkenalkan saya Meisya Adhikara.” Meisya mengulurkan tangannya. Namun tak ada sambutan baik dari Damian. Melihat uluran tangannya tak berbalas Meisya pun menarik kembali tangannya dengan canggung. “Duduk.” Damian menjawab seadanya. Jika Meisya ingin menganggapnya sebagai pria yang dingin, maka biarlah karena ia sama sekali tak ada niatan untuk bersikap hangat pada Meisya. Ia hanya tak ingin memberikan harapan pada Meisya sementara dirinya sendiri belum sembuh dari lukanya. Baginya Meisya hanyalah syarat u
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 1 : Titik Balik “Damian, hentikan mobilnya! Aku mau turun di sini.” Bianca berteriak suaranya terdengar parau, air matanya sudah menggenang namun enggan menetes. Ia takut melihat Damian yang mengemudi seperti orang kesetanan “Tidak sebelum kau menarik permintaan putus sialanmu itu.” hujan deras menghantam kaca mobil. Pandangan Damian mengabur meski wiper sudah bekerja keras, meski sudah begitu ia tetap tidak mengurangi kecepatannya “Damian, dengar! Kita berdua tidak cocok.” Bianca sudah muak. “Tidak cocok, katamu?” Damian tak percaya dengan apa yang dikatakan Bianca, rahangnya mengeras, ia mencengkram erat setir hingga buku tangannya terlihat memutih. “Kau baru mengatakan itu setelah lima tahun bersamaku,” lanjut Damian. “Cukup Damian. Aku tidak ingin berdebat denganmu lagi. Turunkan aku disini.” “Tidak akan. Entah itu putus darimu atau menurunkanmu di tengah jalan, aku tidak akan melakukan keduanya. Kau harus tetap berada disisiku.” “Kau gila
Last Updated: 2025-10-29