
Rahasia Dibalik Makeup Tebal Meisya
Jika cinta yang datang padamu sudah tak sempurna lagi, masihkah kau mau menerimanya?
Damian Anderson, tak pernah menyangka sama sekali hidupnya akan berubah 180 hanya dalam semalam. dalam semalam dirinya menjadi orang lumpuh yang paling mengerikan dirinya menjadi penjahat yang melenyapkan nyawa kekasihnya sendiri, Bianca. Dirinya yang dulu penuh percaya diri, kini hanya tinggal bayangannya. dirinya yang sekarang hanya terbelenggu dalam luka. tak ingin berobat, tak ingin melakukan apapun. hanya pasrah menunggu maut menjemput dan mengantarkan dirinya kepada sang kekasih, Bianca.
Hidupnya yang suram perlahan Berubah setelah kehadiran Meisya. perempuan yang terpaksa dirinya terima sebagai istri karena desakan sang ibu. seorang perempuan yang keras kepala dengan makeup tebal yang katanya menyimpan rahasia dibaliknya. Perempuan yang terlihat tangguh, namun penuh dengan luka.
Pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang manis di awal. Damian menolak membuka hatinya. Ia berusaha menghindari dan bersikap dingin pada Meisya. Namun, semua usahanya sia-sia. Pesona Meisya terlalu kuat. nyatanya tembok yang ia pasang membuatnya kesulitan sendiri. Hingga akhirnya ia menyerah dan membiarkan Meisya masuk kedalam hatinya. Membiarkan Meisya menambal setiap luka yang pernah dimilikinya. Damian menyerah, Damian perlahan mencintai Meisya.
Namun, kebahagiaan seakan enggan berpihak pada Damian. Baru saja ia memutuskan untuk membuka hati dan merasakan kembali apa itu cinta. kini rumah tangganya diguncang oleh masa lalunya yang kembali hadir tanpa peringatan.
Semua yang ia bangun bersama Meisya perlahan runtuh satu persatu. Sanggupkah Damian dan Meisya membangun kembali rumah tangga mereka yang hampir hancur?
Read
Chapter: Bab 9 Cara Meisya Menyembunyikan Lukanya “Apa yang kau lakukan di sini? kau menguping pembicaraanku?” Meisya bertanya dengan ekspresi dingin dengan wajah sembab. Damian menegang. ia tertangkap basah. ia harus jawab apa sekarang? Tok tok tok. Suara ketukan datang dari arah pintu kamar yang terbuat dari kayu itu membuat Damian sedikit lega. “Masuk.” “Tuan Anderson mengundang tuan muda dan nyonya muda untuk makan malam bersama.” “Ayah sudah kembali?” tanya Damian penasaran. “Sudah tuan muda.” Art itu sedikit membungkuk untuk menjawab pertanyaan dari tuan muda Anderson. “Mama bagaimana?” tanya Damian lagi. “Nyonya juga sudah kembali.” “Mama sudah pulang?!” Damian sedikit terkejut dengan berita ini. “Bagaimana bisa mama kembali tanpa memberitahuku?” Ucap Damian dengan raut wajah tak percaya. Asisten rumah tangga itu mengerutkan alisnya kebingungan untuk menjawab pertanyaan tuan mudanya.
Last Updated: 2025-12-17
Chapter: Bab 8 Menjalankan Rencana“apa yang sedang kau lakukan di meja ku?”Gerakan Meisya terhenti. Jantungnya berdetak kencang, takut ketahuan. “A … aku. Aku hanya ….” Damian Bergerak ke arah Meisya dengan kursi roda elektriknya. Meisya panik tak tau harus berbuat apa. keringat sebesar biji jagung terasa mengalir di punggungnya. “Mau apa kau dengan dokumen proyek pembangunan hotelku?” “A … aku ….” “Jangan bilang kau ingin mencuri dan memberikannya pada ayahmu?” Damian menyentak keras dokumen yang digenggam erat Meisya. Tubuh Meisya oleng hingga terjatuh. Lututnya mendarat dengan keras di ubin lantai yang dingin. Wajahnya meringis menahan sakit. “Aku tak menyangka kau akan melakukan hal serendah ini.” Air mata Meisya menggenang di pelupuk mata. “Damian aku mohon. tidak bisakah kau memberikannya padaku? aku sangat membutuhkannya.” Damian terkekeh “Kau pikir aku akan memberikannya dengan suka rela hanya karena kau memohon?”
Last Updated: 2025-12-01
Chapter: BAB 7 Makan Siang Untuk Damian Aroma bawang yang baru saja dimasukkan ke wajan menyerbak memenuhi dapur. tercium begitu harum, namun indera penciuman Meisya seakan tumpul hingga ia tak dapat merasakan nikmatnya aroma itu. Entah inderanya yang menumpul ataukah pikirannya yang melayang entah kemana hingga bahkan suara gemericik minyak pun tak mengganggu lamunannya. Sebuah percikan minyak panas mengenai tangan Meisya. Menyadarkannya dari lamunan yang sedari tadi bertahta. ia buru-buru mengambil spatula, namun sudah terlambat. bawang yang tadi menguarkan aroma wangi kini telah berganti menjadi aroma gosong. Asap yang cukup tebal membumbung menutupi pemandangan bawang yang bernasib naas itu. Meisya hanya bisa memijat pangkal hidungnya, frustasi pada kekacauan yang ia ciptakan sendiri. Meisya menghela napas panjang. “Haah, fokus Meisya. kau harus fokus demi rencanamu.” Meisya mengambil wajan berisi bawang gosong dan membuang bawang yang sudah mengenaskan itu ke dalam tempat
Last Updated: 2025-11-22
Chapter: Bab 6 : Penelepon Misterius“Kau benar-benar lupa apa yang terjadi?” Meisya dengan polos hanya mengangguk. Kemudian ia bertanya, “Memang apa yang sudah kulakukan semalam?” “Sudahlah. Lupakan saja!” Damian memutar kursi rodanya, berbalik kemudian pergi ke kamar mandi. Damian menyalakan shower membiarkan air membasahi tubuhnya. Kepalanya dipenuhi dengan adegan-adegan semalam yang membuatnya kesulitan tidur. Semalam Meisya terus saja mengigau meminta tolong dan meminta untuk berhenti dipukul. Puncaknya terjadi saat sebuah sambaran petir yang terdengar nyaring mengejutkan Meisya yang sedang tertidur. Meisya terbangun seketika itu lalu menjerit histeris seperti orang ketakutan. Meisya baru tenang setelah ia memeluknya. Ia jadi harus memeluk Meisya sepanjang malam tanpa tertidur sedikit pun. Damian keluar dari kamar mandi. Ia tak menemukan Meisya, namun aroma makanan yang tercium begitu lezat membuat Damian mengetahui keberadaan Meisya. Ia segera mengen
Last Updated: 2025-11-22
Chapter: Bab 5 : Kelakuan MeisyaBibir Meisya yang dipoles lipstik merah saat itu tersenyum tipis. “Apakah kau mau mengetahuinya sekarang?”Damian menegang, tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba sebuah senyuman tersungging di bibir Meisya yang dipoles lipstik merah yang membuat Damian salah fokus. Meisya menepuk ringan bahu Damian. “Pfft. kenapa tiba-tiba Anda begitu tegang Tuan Damian Anderson? jangan bilang anda merasa terintimidasi oleh gadis yang bahkan lima tahun lebih muda dari Anda.”Alis mata Damian menukik tajam. Ia merasa dipermainkan. “Ka … kau mempermainkanku?”Meisya menepuk ringan bahu Damian. “Rileks tuan Damian.”“Rileks.” Meisya membisikkan kata terakhir itu dengan lembut tepat di sebelah telinga Damian, membuat Damian sedikit merinding sehingga mendorong paksa tubuh Meisya agar menjauh darinya. Ia sungguh sudah tak tahan.Hampir-hampir Meisya terjengkang ke belakang karena dorongan Damian, meski begitu ia tetap puas karena berhasil mempermainkan Damian yang punya gengsi setinggi langit. “Hahahah, s
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 4 : Mimpi burukDamian dan Meisya tiba di rumah orang tua Damian. Keduanya terpaksa pulang ke rumah orang tua Damian karena paksaan dari Sam. Keduanya sudah sampai di rumah yang bergerbang tinggi itu. Damian turun dari mobil dibantu oleh Ken, asisten sekaligus temannya.“Kau mau kemana?” Damian keheranan saat melihat Ken bukannya membantunya masuk ke dalam rumah tapi malah kembali memposisikan diri di kursi kemudi.“Mau pulang.”“Kau tidak mengantarku masuk? Kau tau kursi rodaku sedang lowbat kan?”“Iya aku tau. Lalu kenapa?” “Kau serius bertanya kenapa?” Damian menatap tak percaya pada Ken.“Tidakkah kau merasa sebagai asisten, kau harus membantu atasanmu?” lanjut Damian kesal.“Majikan?” Ken menatap jam tangan yang melingkar gagah di pergelangan tangannya, seulas senyum meremehkan muncul di wajah tampannya saat netra cokelatnya menangkap jam yang sudah menunjukkan pukul 21.00. “Maaf tuan Damian Anderson, tapi jam kerjaku sudah selesai sekitar satu jam yang lalu. sekarang aku bukan asistenmu, aku t
Last Updated: 2025-10-29