Chapter: 93. EPILOG18 Desember. Hari Sabtu.Suasananya ramai. Banyak orang lalu-lalang dengan boneka. Aku ingat ada yang menyebut Sandover seperti kota mati, tetapi ketika melihat taman bermain ini, segalanya berbanding terbalik. Padat, penuh, bahkan tidak ada jeda.“Sudah lama aku mau ke sini bersamamu!” seru Rena antusias, menarikku ke menara tinggi itu. “Waktu di Rumah Pohon, aku berpikir apa kita bisa setinggi itu. Ayo coba—HEI! JANGAN KABUR!”Sekarang dia tidak ragu lagi menggamit—mencengkeram jemariku.Aku melihat menara—tidak, itu bukan menara. Itu wahana roket. Meninggi dengan tenang, lalu meluncur cepat seolah ditimpa gravitasi. Aku pernah menatap itu dari kamera pengawas. Itu tempat yang sama sekali tidak ingin kudekati.Melihat raut wajahku, Rena menyeringai jail. “Takut, ya?”“Tidak, kok,” kataku. “Aku cuma takut hantu.”Jadi, akhirnya kami naik—meski aku ben
Last Updated: 2021-08-27
Chapter: 92. ABU PEMBAKARAN #3Tokio Eki Furuzawa dan Helva serempak menyambutku di gerbang.Tentu saja gerbang pemakaman. Saat itu hampir gelap, dan aku sudah cukup kaget dengan gerbang yang—sungguh, berhiaskan bunga-bunga seolah ada ratusan orang dikubur. Kami berjalan dan sepanjang itu jalan penuh karangan bunga.“Mewah, bukan?” tanya Helva.Aku melihat wajahnya, dan—kalau dipikirkan, iringan bunga ini juga yang mengantarkan ayahnya ke peristirahatan terakhir.“Kau mau menangis?” tanyaku.“Tutup mulutmu. Dan aku tidak menangis.”Tidak sulit menemukan Rena karena kerumunan orang benar-benar terlihat mencolok dari gerbang. Makam Tracy Lockwood memang tidak akan sepi. Dan—bukan main. Batu nisan Tracy Lockwood kelihatan bak pusaka perjuangan. Dilapisi marmer putih mengkilap, sampai bayangan orang-orang terpantul sempurna dalam tekstur marmer—yang secara insidental juga membuat Rena menemukanku.Dia menoleh,
Last Updated: 2021-08-24
Chapter: 91. ABU PEMBAKARAN #2Keesokan harinya, aku dihakimi Tokio Eki Furuzawa dan Helva.Aku punya gagasan menghadiri pemakaman Tracy Lockwood dan Malvia Lockwood, tetapi mereka kompak melarangku habis-habisan.“Pertama, kau lupa baru saja diperiksa polisi kemarin?” tanya Helva. “Kau mungkin hanya dicurigai terlibat dan beruntungnya kau memang tidak terlibat, tapi kau pasti bertemu Malvia Lockwood beberapa hari sebelum ini, kan? Tunggu. Kau tidak perlu menjawabnya. Yang mau kukatakan: sekarang yang harus kau pikirkan bukan hanya kau dan Lockwood. Tapi pers, dan juga masa depanmu!”“Betul,” kata Tokio Eki Furuzawa, mendukung.“Dan, menurutmu apa yang akan muncul di berita utama ketika kau hadir di sana? Oke, aku tahu kalau kau tidak datang juga akan memunculkan berita utama, tapi kau tidak perlu datang karena, jelas, kau akan membuat suasana pemakaman aneh. Bayangkan orang yang ditindas datang ke pemakamannya—itu aneh!”&ld
Last Updated: 2021-08-21
Chapter: 90. ABU PEMBAKARAN #113 Desember. Kembali bersekolah, aku berjalan layaknya selebritis.Semua orang menyapaku, mengajakku bercanda—yang benar saja, mereka yang dulunya memberi hadiah sampah, kini benar-benar memberi hadiah berharga yang layak dipegang. Sungguh, aku tidak habis pikir. Dan ketika aku berhasil duduk di tempatku—yang kuingat sebagian waktuku habis dengan melakukan hukuman—kini tidak ada lagi surat kematian, melainkan mereka yang bersuara menggoda bak ingin menggapai tubuhku bersama kaum gosip yang menduga aku kencan dengan bidadari bernama Rena Lockwood.“Maaf karena aku menjelekkanmu, Redrich,” kata salah satu gadis. “Saat itu sepertinya mataku buta. Sekarang aku rekanmu.”“Mm... kurasa kau perlu ke dokter bukan minta maaf,” kataku.“Hei. Hei. Kapan kau jadian dengannya—maksudku, dengan....” Dia seperti sulit mengucapkan nama Rena, dan benar. Dia menggeleng. “Astaga. Aku belum sanggup
Last Updated: 2021-08-18
Chapter: 89. SALAM TERAKHIR #312 Desember. Minggu pagi.Aku kembali ke rumah untuk menunjukkan ruang kerja kakakku pada Bu Hiroko. Sebenarnya sebelum pesan Tristan Lockwood ditemukan—saat aku masih di lantai bawah bersama bantal beraroma Rena—Helva menemukan rekaman yang dibuat kakakku untuk Bu Hiroko. Disimpan dalam CD, dengan kotak plastik yang bertuliskan: BU HIROKO YANG KUCINTAI.Jadi, aku memberikan itu pada Bu Hiroko, dan dia memintaku agar segera memutarnya. Maka aku memasukkan itu ke salah satu komputer, melihat senyum khas kakakku di dalam layar untuk kedua kalinya.Bu Hiroko menggeleng. “Aku merasa dia di sini, menatap mataku.”“Aku juga merasakan itu,” kataku.Rekaman itu berisi permintaan maaf dan penyesalan kakakku karena tidak bisa memberitahu Bu Hiroko apa yang akan terjadi. Bahkan, kakakku tahu kalau barangkali Bu Hiroko akan menyaksikan detik-detik kematiannya. Itu membuatku bergejolak, dan Bu Hiroko menangis. Aku merasa bahw
Last Updated: 2021-08-15
Chapter: 88. SALAM TERAKHIR #2“Kau menggapai pesan,” sambut Malvia Lockwood. Dia melempar pistol, mengulas senyum yang tidak pernah kubayangkan. Air matanya mengalir. “Anak Muda, kau mau duduk di sisiku untuk terakhir kali?”Maka aku juga melempar pistol, menatap jasad Olso Bertoin yang penuh darah. Dia berubah. Maksudku, Malvia Lockwood. Setidaknya, itu yang kuyakini. Dia tidak lagi berdandan menor layaknya ibu-ibu di pesta murahan. Hanya alami—meskipun lusuh, debu, kotoran, dan keringat menghiasi sebagian besar wajahnya.“Aku selalu mempelajari tipe pembunuhan yang terjadi pada Lockwood.” Aku duduk cukup dekat darinya sampai aku sendiri tidak percaya. “Yang pertama, terstruktur. Itu metode Louist Hood. Yang kedua, area pembunuhan selalu steril.” Aku mengedarkan pandangan, tersenyum konyol. “Hanya perasaanku, atau situasi memang menyisakan aku dengan Malvia Lockwood?”Dia mendengus. Kupikir mengejek, tetapi dia tersenyum miri
Last Updated: 2021-08-12

Selubung Memori
"Kita bukan manusia biasa."
Forlan, yang kehilangan ingatannya, dibawa pergi oleh Aza ke pondok di tengah gunung dan hidup bahagia bersama seorang nenek. Namun, begitu menginjak 18 tahun, Forlan mengetahui rahasia yang disembunyikan Aza: dunia sedang berperang sejak 500 tahun lalu. Manusia normal hampir punah. Dunia dikuasai para pemilik kemampuan, dan Forlan salah satunya.
Tetapi itu hanya sebagian kecil dari rahasia yang disembunyikan Aza. Masalah semakin rumit ketika Forlan mengetahui dirinya memiliki adik perempuan yang tidak diketahui keberadaannya. Dirinya juga merupakan golongan langka di antara pemilik kemampuan. Kini Forlan memutuskan pergi dari pondok untuk mencari adiknya, ingatannya, dan mengetahui segala kebenaran yang telah disembunyikan selama 500 tahun. Hanya saja, tantangan Forlan begitu besar. Dia harus menghadapi musuh yang tidak pernah dia tahu bersama monster mitologi yang telah menguasai permukaan tanah selama manusia normal bersembunyi.
Tanpa dia sadari, perang telah berada di ujung tanduk kekalahan.
Read
Chapter: 631. LABIRIN KUSUT #10Sebelum pencarian ketiga, semua mulai meledak.Aku dan Lavi baru berangkat setelah tengah hari, beda titik dengan Reila yang sudah berangkat sejak jam sarapan habis. Kali ini dia tetap berangkat dengan Profesor Merla, tetapi tanpa Kara. Sebagai gantinya, Elton ikut misi.Dan alasan pertama mengapa aku terlambat berangkat, adalah Reila.Aku tidak bisa tidur lagi—sebenarnya aku tidur, tetapi hanya satu jam. Jadi, ketika bangun, kepalaku pusing. Saat itu dini hari. Aku di dapur, mengambil minum dengan harapan pusing di kepalaku hilang, tetapi ternyata gerak motorik tanganku belum sepenuhnya kembali. Gelas itu tergelincir dari tanganku, dan: prang!Satu-satunya yang keluar kamar: Reila.Begitu dia keluar dengan raut terkejut dan curiga, kami bertautan mata. Di dekat kakiku masih tersebar pecahan kaca. Di malam itu, akhirnya tidak ada yang bisa disembunyikan lagi. Aku mengatakan semuanya.Tentang misi ini, apa yang kupikirkan di ba
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: 630. LABIRIN KUSUT #9Setelah kembali dari misi, aku menghabiskan waktu di gerha. Tidak pergi sama sekali. Kupikirkan aku ingin tidur, tetapi dengan cara apa pun, aku sulit tidur. Sewaktu masih di alam liar, ketika Lavi tertidur di sampingku, aku sama sekali tak bisa tidur. Kesadaranku seperti tidak bisa jatuh. Kepalaku dikuasai hal-hal aneh. Itu masih berlangsung hingga tiba di gerha. Barangkali Tara tidak memberitahu kalau aku seperti butuh tidur, tetapi dua malam terakhir, aku tidur hanya sesaat.Reila menyebut hasil misinya sebagai, “Bukti dari Bibi kalau tidak ada lagi yang bisa ditemukan, jadi dia memintaku tidak merengek berangkat misi.”“Kau merengek?” tanyaku.“Bibi menyebutnya seperti itu.”“Jadi, kau tidak misi lagi?”“Masih misi. Harusnya dua hari lagi. Sama seperti Kakak.”Itu pun kalau aku berangkat dengan Lavi—aku ingin mengatakan itu, tetapi aku menahannya sedemikian rupa. Kalau Lav
Last Updated: 2025-10-09
Chapter: 629. LABIRIN KUSUT #8Pencarian kedua tidak menghasilkan apa-apa. Kami memutuskan pulang di tengah hari karena kondisi Lavi sudah tidak lagi bagus untuk pencarian. Fisiknya dan benaknya sudah benar-benar habis. Aku yang memutuskan kembali.Lavi menurut. Kami kembali dan memutuskan gunung itu bukanlah tempat mencurigakan. Itu hanya tempat normal. Untuk pencarian berikutnya, kami pindah ke tempat lain. Tentunya belum kami bicarakan. Aku tidak ingin memulai obrolan serius semacam itu ketika kondisi Lavi sedang habis.Aku menggendongnya, membawanya ke Padang Anushka.Kami tiba sekitar pukul dua siang.Dan momen kedatangan kami—bagiku salah—tetapi bagi Lavi sangat tepat. Di pondok perbatasan, Haswin, Yasha, dan Dalton sedang main catur.Kami menapak di bukit perbatasan, disambut oleh Mister seperti biasa. Lavi turun dari punggungku. Haswin berkata, “Kerja bagus. Selamat datang.”“Bermalas-malasan seperti biasa?” tanya Lavi.&
Last Updated: 2025-10-06
Chapter: 628. LABIRIN KUSUT #7Di pencarian kedua, Reila akhirnya berangkat. Izin misinya kembali.Bukan karena Lavi. Bukan karena Profesor Merla. Namun, tim medis. Izin misinya dikembalikan—secara teknis, tim medis kembali mempercayakan kondisi Reila pada dirinya sendiri. Menurut Isha, semua dalam diri Reila tidak pernah ada yang kacau. Semuanya stabil. Dokter Gelda juga mengatakan hal sama. Jadi, tidak pernah benar-benar ada yang mengaku apa alasan sebenarnya tim medis mencabut izin misinya. Meskipun begitu, tim medis, aku, Profesor Merla, dan—bahkan Reila sendiri tahu alasan sebenarnya.Susunan timku dan Lavi tetap: aku dan Lavi.Susunan tim Reila: Profesor Merla, Reila, dan Kara.Untuk misi kali ini Kara menawarkan dirinya ikut, terutama karena wilayah pencarian Reila adalah sekitar air terjun hingga gua tebing.“Aku ingin lihat langsung wujud gua itu, Nak,” kata Kara. “Omong-omong ke mana tim kalian pergi?”“Negeri atas awan,
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: 627. LABIRIN KUSUT #6Keesokan harinya, kami bergerak ke sekitar gunung hingga hampir bertemu gelap lagi. Lavi punya gagasan menuruni area yang paling terjal—yang semestinya meningkatkan peluang bertemu monster dan musuh. Namun, tak ada lagi yang bisa kami temukan, kecuali alam liar yang jauh lebih brutal dari apa pun. Dengan yakin aku tahu tak ada manusia yang bisa menyentuh daerah ini lagi sejak 500 tahun lalu. Alam liar di puncak gunung terasa lebih alami seolah berada dalam pelindung.Tidak ada bekas monster. Tidak ada musuh. Gunung itu jelas mencurigakan.Kami berjalan cukup jauh sejak turun dari gunung. Tidak terbang lagi.Lavi menandai koordinat ketika aku menyusuri sungai.Sungai itu cukup janggal. Bagian sisinya punya banyak lubang aneh seperti perangkap. Aliran airnya sangat tenang. Sungai ini pasti lebih dalam dari kelihatan. Beberapa lubang aneh di pinggir sungai dan rawa-rawa ini membuatku bisa paham lebih banyak. Aku meminta Lavi menjauh dari sungai.
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: 626. LABIRIN KUSUT #5Profesor Merla memperingatiku soal misi pencarian.“Sejujurnya aku salah satu yang menentang misi pencarian, Forlan. Tak ada petunjuk yang bisa menjadi arah pencarian. Dan melihat citra roh alam yang sudah kau tunjukkan—Lavi juga cerita banyak hal tentang pemilik kemampuan roh—aku merasa Meri dilindungi sesuatu. Setidaknya, dia akan tetap terlindungi.”“Aku juga berharap begitu,” balasku, lebih berharap dari yang kupikirkan.“Aku akan membiarkanmu mencari, tapi jangan lupa kembali.”“Aku tahu.”“Aku tidak janji akan menemani Reila, tapi kuusahakan menemaninya. Dia adikmu dan dia sama keras kepalanya sepertimu meski kau kadang lebih terkendali. Lavi yang selalu bersamamu itu lebih keras kepala—sejujurnya. Tapi aku percaya kau dan Lavi tidak perlu dicemaskan. Berjanjilah padaku, tetaplah di batas wajar saat misi. Saat Lavi bilang harus kembali, jangan menentang. Pulanglah.”
Last Updated: 2025-09-27