Mag-log inDarapuspita, seorang gadis yang dijadikan bahan taruhan oleh kakaknya kepada Bos Genk Motor bernama Yudanta Wijaya. Dia terpaksa harus kehilangan kesuciannya karena Yudanta mengambilnya dengan paksa. namun, setelah sadar, Yudanta berjanji akan bertanggung jawab. karena dia melakukan itu efek minuman keras yang dia minum. akan tetapi Darapuspita lebih dulu membenci pria yang dengan tega menggambil kesuciannya. berkali-kali Darapuspita mencoba untuk mengakhiri hidupnya, tetapi dia gagal karena Yudanta tidak membiarkan itu terjadi. dia meminta pada Darapuspita untuk coba mencintainya karena Yudanta tidak akan membiarkannya lepas dari genggamannya. pria dingin seperti Yudanta bisa bersikap lemah lembut pada Darapuspita, wanita yang sebenarnya dia incar sejak lama. akankah mereka bisa bersatu dengan kebencian yang Darapuspita rasakan pada pria yang tega merenggut kesuciannya?
view moreSuara dencitan tempat tidur dan juga suara rintihan lirih dari sepasang kekasih di dalam kamar yang sempit itu terdengar jelas. Namun, tidak ada yang berani menengur ataupun mengganggunya. Sudah lebih dari 1 jam, mereka berdua masih mencari kepuasan itu.
"Ahh ... sakit," rintihan sang gadis tak membuat laki-laki di atasnya memperlambat gerakannya. Dia terus mengocok dengan keras miliknya di lubang milik wanita yang baru dia jadikan budak sex karena menang berkelahi dengan lawan genk motor lain."Kau itu bodoh atau apa, kenapa kau mau menjadi taruhan saat kau hanya akan menjadi budak sex ku," ucap laki-laki itu. Gerakan tubuhnya tidak lantas berhenti, dia terus saja menggoyang tubuh wanita itu sampai suara kulit mereka bertemu membuatnya semakin bergairah."Ampun ... cukup." Tangis wanita itu teredam saat laki-laki yang mengaulinya langsung melahap dengan kasar bibirnya.Semakin dia merasa bergairah, semakin dia ingin sampai di titik kepuasan. Laki-laki itu semakin keras mengoyang miliknya ke lubang miliki wanita itu."Akh!" Teriak wanita itu saat bibirnya terbebas dari laki-laki itu.PlakkkSatu tamparan membuat wanita itu terdiam dengan air mata yang semakin deras mengalir dari mata indahnya. Jika dilihat dengan benar, wanita yang dia ajak bercinta, cantik juga. Dia hanya tidak beruntung kakaknya membawanya untuk menjadi taruhan."Tutup mulutmu itu, nikmati dengan penuh kenikmatan, jangan berisik," ucapnya."Aku mohon ... hentikan, tolong," ujar wanita itu sambil memohon tapi dia tau jika laki-laki itu tidak akan menurutinya."Akhhh!!" Lolongan panjang keluar dari mulut laki-laki itu, membiarkan wanita itu memohon.Semburan cinta dari batang miliknya mengisi penuh rahim wanita yang tak di pungkiri jika dia juga merasa puas dengan hasrat mereka berdua.Cairan cinta itu meluber keluar dari lubang kenikmatan miliknya, mengotori sepreu tempat tidur itu. Setelah puas, laki-laki itu melepaskan batang miliknya dan berbariny di samping wanita yang sedang menangis atas apa yang sudah terjadi."Kau milikku sekarang. Tidak perlu menangis saat kau sudah memberikan keperawananmu itu padaku. Tidak akan kembali darah perawanmu, walau kau menangis sampai nafasmu sesak," jelas laki-laki itu.Wanita itu memegang lubang miliknya yang terasa sakit karena pemainan yang dia lakukan pertama kalinya itu sudah menghancurkan apa yang dia jaga selama ini."Tidurlah, malam ini akan menjadi malam yang panjang untukmu. Nikmati saja apa yang akan aku berikan padamu." Laki-laki itu menarik lengan wanitanya agar tidur lebih dekat dengannya."Maafkan aku." Laki-laki setega dia mengatakan kata maaf pada wanita yang ada didekapannya.Laki-laki itu memejamkan mata, membiarkan wanita di dekatnya menangis mengutuk kebodohan yang dia lakukan.Dara sedang menatap Yuda yang hanya diam bersandar merasakan tubuhnya yang lemas. Beberapa saat lalu mereka berdebat, sampai Dara memaksanya untuk kembali ke mobil. Dan setelah di mobil, mereka malah hanya diam."Apa yang kau mau sekarang? Katakan kau ingin aku melakukan apa lagi?" tanya Yuda dengan posisi yang masih sama, bersandar dengan memejamkan mata."Ahhh!!" Teriak Dara meluapkan kekesalannya. Dia tidak bisa rela saat Yuda mengambil kesuciannya, dia begitu dendam pada Yuda yang berjanji untuk bertanggung jawab.Yuda hanya diam membiarkan Dara meluapkan emosinya. Dia sadar jika apa yang Dara rasakan begitu mengganggunya."Bisa kau jemput aku? Tubuhku tidak akan baik jika aku memaksanya. Aku sedang di kantor polisi," ujar Yuda dengan seseorang di sambungan teleponnya."Kenapa kau di sana?" tanyanya."Sudah, datanglah. Aku tidak bisa menahannya lagi, kau harus segera datang," jawab Yuda.Yuda bersandar dengan mata terpejam, melupakan Dara yang terus menangis di sampingnya. Rasa sa
Kebohongan apa yang sedang Yuda buat, sampai dia mengganggap Dara tunangannya. Sebenarnya siapa Yuda, kenapa dia tampak seperti preman saat dia sebenarnya memiliki rumah mewah seperti ini. Di dalam kamar, Dara sesekali menatap ke arah pintu kamarnya. Ada keinginan ingin melihat kondisi Yuda, namun dia coba untuk tidak peduli. Luka yang dia lihat di bahunya tadi begitu dalam, tapi dia melihat Yuda seperti tidak merasakan apapun. Yudanta dengan selamat membawa Dara ke rumahnya. "Apa dia di dalam kamarnya?" tanya Dara saat seorang pelayan masuk ke kamar untuk memberikan camilan Dara. "Tuan muda kehilangan banyak darah, tapi beliau tidak mau di bawa ke rumah sakit. Sekarang beliau ada di kamarnya, sedang terlelap setelah Dokter mengobati lukanya," jelasnya. Bahkan Yuda mendatangkan Dokter pribadi untuk mengobati tubuhnya. Dara begitu penasaran dengan kondisi Yuda, meski dia tidak ingin melihatnya, tapi hati kecilnya mau mengecek kondisinya. Perlahan kakinya melangkah masuk ke kamar Yu
"Dar, sadarlah. Jangan bertindak bodoh." Anggun yang memang mengikutinya pulang, dibuat terkejut dengan apa yang Dara lakukan."Biarkan aku mati!!! Aku tidak mau hidup seperti ini terus. Aku ingin mati bersamanya." Tubuh Dara berontak, ingin lepas dari pelukan Anggun yang begitu erat memeganginya. Juan sendiri hanya menatap terkejut adiknya bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Sudut bibirnya menyunging menatap Dara berteriak sambil menangis."Aku rasa kau sudah gila," ujar Juan tanpa merasa bersalah."Ya! Aku gila! Itu juga karenamu! Kau harus mati, biarkan aku membunuhnya," teriak Dara tanpa bisa dikendalikan, namun Anggun tetap berusaha keras untuk memeganginya agar tidak bertindak bodoh.Lengan Dara saja masih terbalut kassa yang menutupi lukanya, tapi dia ingin bunuh diri lagi karena dia tidak bisa menerima perlakuan kakaknya atuapun Yuda. Semau berantakan untuknya, apa untungnya dia hidup jika semuanya sudah hancur."Bisa kau datang? Dia berusaha mengakhiri hidupnya lagi," ucap
"Apa yang kau lakukan?" Dara menatap seseorang berdiri di belakang pria yang sudah berada di atas tubuhnya, berusaha untuk menyetubuhi Dara."Kau sudah puas menikmatinya semalam. Sekarang giliranku," jawabnya. Sepertinya dia sedang mabuk, dia bahkan tidak sungkan.Dia Yuda, awalnya dia ingin menghampiri Dara, namun dia melihat salah satu temannya menyeret Dara kebelakang rumah untuk mengajaknya bercinta."Jangan berani menyentuhnya." Yuda mengulurkan tangannya agar Dara bangun dan mengajaknya pergi."Tapi, Yud--""Tidak ada yang boleh menyentuhnya, jika tidak aku yang akan menghabisi kalian," tegas Yuda.Yuda kemudian berjalan menggandeng Dara kembali ke kamarnya. Dia mendudukan Dara yang tampak syok dengan sikap pria tadi. Hampir saja dia kembali digauli oleh pria bejat seperti Yuda."Minumlah." Yuda mnyodorkan segelas air kepada Dara, namun malah di tampik dan membuat gelas itu pecah beserta isinya."Ini semua karenamu! Kau menghancurkan hidupku. Kau tidak tau bagaimana aku hidup, t












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.