. . Ada banyak cinta di dunia ini, ada banyak definisi cinta yang bisa dipilih oleh setiap orang. Mina adalah seorang wanita yang idealis. Ketika dia jatuh cinta, itu adalah awal hidup baru baginya. Maka kegagalan cinta adalah tabu baginya!
Lihat lebih banyakKamu masih pura-pura tertidur pulas, saat cahaya matahari menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Sisa senyuman terlihat begitu damai, sebagai tanda puasmu yang berhasil memaksanya kembali. Sungguh sebuah kebahagiaan yang malang, kamu tak peduli dengan adanya keterpaksaan.
"Ya, Tuhan ... sungguh Engkau tahu tiada lagi cintaku untuknya." Kekasihmu menunduk sambil menutup wajah. Dia sangat frustasi setelah bersamamu menikmati madu. "Namun, aku tak ingin membuatmu terluka, Sayang," ucapnya sambil membelai lembut pipimu. Bulir bening seketika muncul menghiasi matanya, terlihat begitu mamantulkan kepedihan hati yang tertahan sejak lama.
"Hey, bangun ...," ucapnya seraya menepuk-nepuk tubuhmu, "aku pulang dulu ya ...."
"Hmmh ... jam berapa ini, Sayang?"
"Sudah jam 9, nih. Aku mau kerja, nanti telat."
"Kalau gitu aku buatkan sarapan dulu, ya. Kamu mandilah." Kamu perlahan bangkit, bergegas untuk segera menuju dapur. Saat wajahmu menghadapnya, tersirat bahwa kamu sama sekali tak bisa jauh darinya. Kasihan, cinta telah membuatmu gila.
"Sayang ... eh, udah rapi. Ini aku buatkan nasi goreng. Makanlah ...."
Kamu pun kembali memandangi wajahnya yang tampan. Seolah tak ingin melewatkan sedikitpun kesempatan sebelum dia pergi meninggalkanmu. Sungguh sebuah cinta yang besar, benar-benar hanya dia yang kamu inginkan dalam hidup.
"Dengarlah ... aku memang menyayangimu, sangat menyayangimu. Tapi aku benar-benar tidak bisa mencintaimu," ucapnya mengganggu aktivitas memandangmu.
"Aku akan selalu bersabar, Sayang ...."
"Hey ... tidakkah kamu mengerti? Kamu telah membuatku menderita!"
"Tapi aku tak bisa kehilanganmu! Aku akan selalu bersabar sekuat hatiku!"
"Tidak! Aku takut penantianmu akan berlangsung selamamya. Carilah pria lain!" ucapnya seraya bangkit untuk pergi.
Kamu pun menangis. Hatimu hancur berkeping-keping mendengarnya. Ucapan yang sama setiap kali kamu berhasil membuatnya jatuh dalam pelukanmu.
"Aku mohon, janganlah katakan itu lagi ...."
Tubuhmu ambruk, seakan hilang kesadaran. Pagi itu lagi-lagi menjadi pagi yang sudah-sudah. Dia kembali merasa frustasi. Betapa hidupnya terasa hampa. Kamu sangat gila dan tak mau kehilangannya.
"Bangun, Sayang ... sampai kapan mau seperti ini terus ...," ucapnya sambil menangis memelukmu, "mengapa Tuhan hanya membunuh cintaku tanpa membunuh cintamu?"
"Oh, kekasihku yang malang. Maafkan aku yang tak bisa melepaskanmu ...," ucapmu dalam hati saat mendengar keluhannya, "sampai kapan pun, selama kuhidup kau harus tetap menjadi milikku. Selama-selamanya!'
*
Kejadian kemarin itulah yang masih hangat di ingatanku. Hingga semua yang kulakukan hari ini menjadi tidak fokus dan terarah. Rinduku masih tersisa banyak hingga tak kuasa terpisahkan jarak, meski hanya untuk sesaat.
"Mina!"
Plak ...!
"Aaargh ...!"
Seketika lamunanku buyar. Sakit sekali kepala kena lempar penghapus, "Aduh ... Maaf, Pak ...."
"Lain kali kalau mau ngelamun di luar kelas saja!"
Hari ini aku benar-benar merasa tak semangat. Ingin sekali rasanya cepat pulang dan menemui kekasih tampanku, A'a Sena. Tapi jam kuliah masih panjang, hufft ....
"Pak," ucapku sambil menjulurkan tangan ke atas.
"Iya?"
"Saya mau izin, Pak. Badan saya rasanya gak enak. Kayaknya mau meriang, Pak."
"Oh, kalau begitu ya sudah. Istirahatlah di rumah. Maaf ya tadi bapak lempar kamu pakek penghapus."
"Iya, Pak. Gapapa."
Aku pun segera mengemasi barang-barangku. Tak sabar rasanya ingin melepas rindu yang sedari tadi memaksaku untuk menemuimu.
"Saya pulang dulu ya, Pak. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam ...."
Hufft ... akhirnya berhasil juga keluar kelas. Sudah tak sabar rasanya ingin menelpon A'a Sena. Kuraih ponsel dari saku, lalu menelponnya,
"Halo, A ..."
"Iya, ada apa, Mina? Kamu gak kuliah?"
"Aku tadi izin pulang, kamu di mana, A?"
"Masih jualan nih ...!"
"Aku ke sana ya, A. Wait ...!"
"Eh ... mau ngapain?"
Aku pun menutup telpon. Lalu segera memerintahkan supirku untuk mengantarkanku ke Tempat A'a Sena jualan.
"Mau kemana, Neng?"
"Biasa, Mang. Ke tempat Sena jualan."
"Baik, Neng. Neng bolos kuliah lagi, ya?"
"Iya, Mang. Soalnya kangen sama Sena terus. Udahlah jalan aja, kita ke Supermarket dulu, ya ...!"
"Wokeh, Neng. Siap!"
Aku harus beli pengaman dulu nih. Soalnya Sena selalu menolak jika kuajak tanpa pengaman. Padahal sudah kubilang, aku tak peduli jika nanti terjatuh. Sedalam apa pun, i don't need a Parachute, if i've got you, Baby!
Setelah membeli beberapa bungkus Snack dan pengaman, aku pun segera menuju bersama supir ke tempat Sena jualan.
Setelah 15 menit perjalanan akhirnya kami pun sampai, tepat di seberang jalan di mana Sena memarkir gerobak martabak jualannya. Namun baru saja mau keluar dari mobil, aku melihat ada seorang wanita berpakaian seksi menghampirinya. Jelas sekali kalau wanita itu tidak terlihat ingin membeli, tetapi malah mengajak Sena mengobrol. Karena penasaran, aku memerintahkan supirku untuk menempatkan kantong berisi Snack yang tadi aku beli di bawah bangku tempat mereka duduk.
"Mang, coba Amang ke situ, terus letakkan kantong ini di bawah tempat duduk mereka. Masukin ponsel Amang juga di situ, supaya saya bisa dengar percakapan mereka."
"Hahahah, oh gitu Neng. Oke Neng siap. Saya telpon nomor Neng dulu ya!" Setelah supirku menelpon dan memasukkan hpnya ke kantong Snack, dia pun segera menuju ke tempat Sena untuk melancarkan aksinya.
Aku memperhatikannya dari dalam mobil. Setelah supirku sampai, ternyata dia pura-pura membeli. Suara percakapan mereka pun terdengar jelas melalui ponselku,
"Woy Sena, gimana ... laris?"
"Alhamdulillah, Mang. Mana si Mina? Katanya mau ke sini"
"Iya, tadi dia minta diantarkan ke rumah dulu. Tadi kami ke Supermarket beli Snack ini buat kamu, katanya buat nanti dimakan bareng di kost. Saya suruh bawa sekalian kebetulan saya mau beli martabak juga, heheh ...,] pandai juga ni supir, "Saya taruh di bawah situ, ya ..."
"Oh, iya Mang gapapa."
"Itu cewek siapa? Cantik juga."
"Oh, Itu teman kerja dulu, Mang."
"Yaudah saya cabut dulu ya ... mau jemput Neng Mina juga ke sini."
"Oke Mang. Siap. Makasih ya Mang."
Rencana kami berhasil. Kupandangi wajah supirku yang sedang berjalan menuju mobil, "Benar-benar andalan ini supir," pikirku.
"Ayo, Mang. Kita pindah dari sini. Biar dia gak curiga," ucapku pada supir untuk segera beraksi.
"Siap, Neng! Kita parkir aja di hotel depan situ. Heheh ...."
"Ternyata Amang pinter juga , ya ...," pujiku jujur padanya.
"Wohiya dong siapa dulu, kan supir kebanggaan Eneng yang tiada duanya, heheh ...." Aku pun mencubit pipi kasarnya.
Kami pun bergegas memarkir mobil di depan hotel. Kupasang headset pada ponselku agar bisa mendengar percakapan Sena dengan wanita itu. Sungguh, betapa hati ini sangat takut jika ada yang mengambil hatinya lebih dulu. Segala cara pasti 'kan kulakukan demi mencegah siapa pun, agar tak menyentuh Sena dariku!
"Aku mohon, Sena. Lupakanlah aku ... kita tak mungkin bisa bersama." Sepertinya wanita itu adalah pacar rahasia Sena, tetapi aku cukup lega bahwa ternyata dia sedang meminta putus.
"Kemampuan khusus apa? "Untuk melihat siapa jodoh kita?" Mina berkata bahwa dia memiliki kemampuan untuk melihat siapa jodohnya. Padahal, kami sama-sama tahu bahwa dalam agama kami, jodoh adalah rahasia Tuhan. Karena itulah aku tidak mungkin percaya padanya begitubsaja. "Ngaco lo, ah. Gak usah ngadi-ngadi, Mina," ucapku. "Itu memang benar kok. Aku tahu siapa yang akan hadir dalam hidupku." "Coba jelaskan secara terperinci lah." Mina mulai bercerita. Dia berkata bahwa jodoh memanglah rahasia tuhan, tetapi yang dia maksud di sini adalah kemampuan untuk merasakan firasat. Lebih tepatnya sebuah getaran yang akan mulai terasa jika kita sedang berada di dekat jodoh kita. Jafi tetap saja jika calon jodohnya tersebut sedang berada di tempat yang jauh, Mina tidak tahu bahwa orang itu adalah jodohnya. "Jadi, gue bisa merasakan getaran yang sangat kuat saat bertemu dengan lo," ucap Mina. Hari ini, Mina mengajakku ke sebuah Mall untuk makan siang. Kami makan di salah satu restoran di sana.
"Sena, jika kamu ingin pergi, pergilah. Saya gak akan tahan kamu lagi.""Gak bisa. Saya cinta sama kamu."Dalam hatinya, Sena sangat tak ingin melepaskan Vhera. Namun, rasa cemburu membuatnya selalu tak bisa berhenti berbuat kasar.Sebenarnya dia sadar akan kebodohan dirinya, membenci dan memarahi Vhera karena tak bisa menjaga mawarnya. Namun, itu adalah masa lalu yang tak ada hubungan dengan dirinya. Secemburu apa pun dia sekarang, Vhera di masa lalu adalah yang belum mengenal dan bertemu Sena. Jadi bagaimana mungkin dia bisa memarahi keterlambatannya sendiri? Takdir memang merupakan penjara bagi kehendak bebas manusia. Setidaknya, Sena sudah mengetahui itu walau nyatanya dia tak bisa menerima."Jika kamu tidak bisa menerima keadaan saya, untuk apa kita bertahan, Sena? Percuma, kamu tidak merasa bahagia. Untuk apa saya bertahan dengan orang yang tak bisa menerima masa lalu saya.""Saya tidak bisa tenang sebelum bisa membunuhnya!""Kalau beg
Rasa tak percaya mengahetkanku saat melihat nominal saldo yang terpanmpang di layar mesin ATM."Tiga Puluh Juta Rupiah," ucapku saat mengeja jumlah angka yang tertera.Hanya beberpaa jam saat bertemu di pantai itu. Malamnya, Mina menyuruhku untuk mengirimkan nomor rekening lewat sms, dan mengeceknya jika malam sudah berganti pagi. Karena tidak sabar, pukul 6 pagi langsung kutancapkan gas sepeda motorku untuk menuju ke mesin ATM. Setelah yakin bahwa saldoku bertambah, aku pun langsung menelpon Mina."Halo, Neng.""Iya, Halo. Ada apa, Mang?"" Banyak banget kirimnya, Neng?""Iya, Bang. Anggap aja itu buat persiapan Amang bekerja nanti. Sekalian buat bantu kondisi keuangan Amang sekarang.""Wah, makasih banyak ya Neng. Saya siap mengabdi buat Neng!""Yaudah kalo gitu, nanti kamu langsung ke tempat saya yah. Saya gak jadi jemput.""Baik, Neng. Siap."Aku pun langsung pulang ke rumah, untuk bersiap pergi bekerja di har
* Pagi ini, Mina menyuruhku untuk mengantarnya ke kantor pusat, di mana seluruh petinggi eksklusif semua perusahaan yang dimilikinya memimpin dari sana. Setiap kali aku berada di sana, keakraban antara aku dan Mina seolah tak pernah ada. Bagaimana tidak, Mina dikenal sebagai wanita muda paling berkuasa di seluruh jaringan perusahaan milik Aurora Grup. Dia adalah salah satu dari 3 besar Owner, yaitu dia dan kedua kakak kandungnya. Berbeda dengan kedua kakaknya yang sangat misterius, Mina lebih terkenal di antara para karyawan dan jajaran manajemen. Hal itu disebabkan, bahwa dia sering melakukan Resuffle kepada barisan Manajer. Selain itu, dia tidak segan-segan memecat siapa pun yang Integritasnya mulai kelihatan menurun. Meskipun begitu, banyak karyawan yang setelah dipecat olehnya menjadi kaya mendadak, karena memperoleh pesangon yang sangat besar. Walau usia Mina masih sangat muda dan berkuliah, tetapi
"Mina!? Apa yang kamu lakukan?" ucapku kaget saat tahu bahwa yang mengganggu tidurku tadi, adalah Mina."Saya bingung Sena! Apakah kamu benar-benar tidak mau menyentuhku?""Untuk apa saya menyentuhmu! Saya tidak mungkin melakukan itu! Kamu sahabat terbaikku, Mina!" Sudah kuduga, hal ini pasti terjadi. Tak kusangka, Mina seperti wanita-wanita tajir menyeramkan di luar sana. Melakukan apa pun demi cinta."Apa? Sahabat? Di kamar hotel? Berdua?" ucap Mina berusaha mendebatku."Lalu apa maksudmu, Mina!""Saya hanya mau membuktikan bahwa saya benar-benar mencintaimu! Terlepas siapa pun kamu, pandanglah saya sebagai Mina. Seorang wanita yang berhak merasakan cinta.""Sudahlah Mina, cinta tak harus seperti ini. Kita bisa saling memberikan kenyamanan meski tanpa sentuhan. Yakinlah, Mina.Sebelah hati aku menghormatinya sebagai teman, sebelah hati lagi tak kuasa jika harus menahan godaan yang dia berikan. Seorang bidadari tajir kini tidak hanya
"Bang! Saya mohon terimalah cinta saya, Bang! Abang harus percaya ...."Tidak mungkin! Wanita tajir dan seindah Mina bisa mengucapkan itu padaku. Aku masih menganggapnya bercanda, tetapi dia sama sekali tak menunjukkan wajah sedang berdusta. Apakah benar dia serius? Seakan laut di depanku ini ikut tertawa bersama."Coba Abang pikir, untuk apa saya ajak Abang berdua ke pantai jika tidak ada maksud lain? Saya pilih Abang!""Apa yang kamu lihat dari saya?""Abang pria jujur. Abang apa adanya. Selama 1 bulan kita berteman, tidak ada tanda-tanda abang menyimpan rahasia. Tapi saya tahu Abang juga menyukai saya, dan Abang tidak pernah merahasiakannya. Saya kuliah di jurusan psikolog, Bang. Saya selalu berhati-hati dalam memilih seorang pria.""Kami lebay gak sih, Mina? Kamu kan tau aku sudah punya pacar? Apa kamu juga sedang menguji saya?""Bang Sena, cinta yang tertolak tidak lebih menyakitkan dibandingkan cinta yang tak dipercaya!"Butuh s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen