Chapter: Orang LamaRayhan mencoba untuk menghubungi Sandra lagi, tapi ia tak berhasil. Sandra masih memblokir nomornya.Rayhan tak patah semangat. Ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di daerah tempat tinggal barunya.Pekerjaan di bengkel mobil sebagai montir segera ia dapatkan dalam waktu singkat.Hari ini, adalah hari pertama Rayhan bekerja di bengkel mobil. Karena hari ini adalah hari Sabtu, banyak sekali pelanggan yang datang ke bengkel untuk memperbaiki mobil.Rayhan sedang berjongkok di dekat mobil pelanggan. Ia bicara pada pelanggannya agar segera mengganti ban mobilnya.Tiba tiba seorang rekan kerjanya memintanya untuk menemui pelanggan lain. "Kau ke sana! Mobil hitam itu perlu bantuanmu!" Rayhan mengangguk. Ia berjalan sambil membersihkan kedua tangannya yang menghitam karena terkena noda oli bekas. Ia mendekati mobil hitam yang ditunjuk oleh rekannya."Selamat siang, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Rayhan pada seo
Last Updated: 2025-08-28
Chapter: Hampir SajaSi pria mengerutkan kening. Matanya memindai dengan cepat ke arah sekeliling. Ia memicingkan mata ke setiap sudut kamar. Sulastri dengan buru buru mematikan ponselnya. Si pria menatap tajam ke arah Ayunda. "Apa kau memasukkan orang lain ke kamar ini?" "Bagaimana bisa aku membawa orang lain masuk ke sini, sementara kedua kakiku sudah lumpuh." "Ada suara ponsel yang berdering! Pasti ada seseorang di dalam kamar ini. Jika aku menemukannya, maka kau tahu apa akibatnya." Si pria mengancam.Ayunda hanya membuang muka. Ia hanya pasrah dengan keadaan yang menimpanya saat ini. Tak ada rasa takut ataupun sedih. Perasaannya datar. Hanya 1 hal yang ia inginkan, rumah besar Lantana tidak dikuasai oleh orang lain.Sulastri dengan buru buru merangkak keluar. Asisten rumah tangga yang bersama dengannya tadi, sedang berdiri di dekat plat besi."Ssst!" Sulastri memberikan kode. Asisten rumah tangga membuka plat besi lagi. Membiarkan Sulastri ke
Last Updated: 2025-08-28
Chapter: Menguak MisteriWanita berpakaian hitam dan putih itu melihat ke kanan dan kiri. Lalu meminta Sulastri untuk memindahkan tempat parkir mobilnya. Alasannya agar tidak menggangu lalu lintas.Sesuai dengan saran asisten rumah tangga tersebut, Sulastri menyuruh Lukman untuk memarkir mobil di tempat yang agak jauh.Asisten rumah tangga beralasan, jika sudah setahun terakhir, jalan raya di depan rumah besar itu dilarang oleh pemerintah setempat untuk dijadikan lahan parkir.Sulastri hanya mengangguk saja. Asisten rumah tangga membuka pintu pagar. Ia mempersilahkan Sulastri untuk masuk.Saat Puspa hendak ikut masuk, sang asisten melarangnya. "Maaf hanya boleh 1 orang saja yang masuk.""Kenapa seperti itu?" tanya Puspa."Saya tidak tahu. Saya hanya menjalankan tugas. Majikan saya yang meminta." Asisten rumah tangga membungkukkan badan, tanda permohonan maafnya."Baiklah kalau begitu, kalau kau mau masuk, kau saja yang masuk. Aku akan menunggu d
Last Updated: 2025-08-27
Chapter: Mencari Titik Terang Sore harinya, Arya pulang ke rumah dengan wajah muram. Ia membanting pintu kamar lalu menarik rambutnya sendiri.Saat itu Sandra baru saja selesai mandi. Ia melihat suaminya seperti sedang frustasi."Ada apa? Apa hal buruk sedang terjadi?" Sandra ingin tahu."Hmm! Kau tahu para pemangku kebijakan di kota ini, mereka mendatangi kantorku. Mengajakku untuk melakukan kerjasama." "Kerjasama?" Sandra mengerutkan kening."Untuk mendukung mereka berjualan vaksin. Vaksin vaksin itu akan diperdagangkan di wilayah perkampungan yang orang orangnya minim edukasi." Arya menjelaskan."Kau bisa menolaknya kan! Sejak kapan perusahaanmu berkerjasama dengan pemerintah!" sahut Sandra, sinis."Tapi perusahaan diiming imingi dengan uang yang jumlahnya lumayan banyak." "Aku tak mau kau menerima uang suap. Kita tidak hidup dengan uang haram itu, tapi masalah selalu datang silih berganti! Apalagi jika kita hidup dengan uang haram!" se
Last Updated: 2025-08-27
Chapter: MenyusulKeesokan harinya, Sandra memasak di dapur. Seperti biasanya, ia turut andil menyiapkan sarapan di meja makan. Anak anak dan suaminya akan turun ke bawah, saat makanan sudah siap.Namun berbeda dengan Boy yang terbiasa bangun pagi. Suara berisik dari dapur dan wangi masakan, membuat bocah itu keluar dari kamar.Boy berjalan ke dapur. Ia melihat Sandra dan 2 orang wanita lain sedang sibuk memasak."Apa boleh aku membantu?" Boy menawarkan diri.Sandra menoleh. Ia heran melihat bocah berumur 7 tahun itu sudah bangun di jam 4 pagi."Kau sudah bangun Boy? Apa kau tidak bisa tidur?" Sandra bertanya karena penasaran."Aku tidur nyenyak. Tapi aku memang terbiasa bangun pagi.""Oh begitu rupanya." Sandra tersenyum. Sandra meminta Boy untuk duduk di kursi kecil dekat dapur. Setelah itu, ia membawakan bocah itu secangkir susu. Sandra meminta Boy untuk minum segelas susu sambil menikmati beberapa potong kue.
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: Saling Memaafkan "Hentikan Allison!" Sandra berteriak. Hari ini, untuk pertama kalinya Allison mendengar ibunya berbicara dengan nada tinggi dan matanya melotot.Allison merengut karena Sandra lebih memihak kepada anak asing itu."Jangan lakukan lagi! Kau seperti anak yang tidak tahu adab." Sandra menegur anaknya dengan bahasa kasar. Hal ini jelas saja membuat Arya ikut emosi."Sandra! Hentikan! Jangan marahi Allison seperti itu!" Sandra dan Arya saling memandang. "Jadi kau mendukung perbuatan nakalnya merundung anak lain?" "Tentu saja tidak! Tapi ada cara lain untuk menasehatinya! Allison juga masih kecil! Tidak sedewasa Ana dan Levin!"Semua anak anak merasa bingung dengan perdebatan yang terjadi pada kedua orang tua mereka."Aku akan ke kamar. Aku mau istirahat. Aku letih!" seru Arya."Ma! Jangan bertengkar dengan Daddy hanya karena orang asing. Aku tidak suka!" Ana membela Arya.Sementara Levin lebih ban
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: Ending Bagas menyodorkan selembar tissue ke arah Senja. Senja pun lantas melihat ke arah Bagas."Jangan menangis. Aku ada di sini. Entah kau mau menerimanya atau tidak, tapi aku akan tetap ada di dekatmu." Bagas bicara sembari menatap Senja, lekat lekat.Senja melihat ke arah Ethan yang tertidur lelap dalam dekapan Bagas."Dia sudah tertidur, kau juga sebaiknya pergi tidur. Jaga kesehatanmu. Anak anak membutuhkan dirimu. Aku pun sama!" seru Bagas.Mendengar hal ini, perasaan Senja jadi tak karuan. Antara senang dan juga ragu, bercampur jadi satu dalam benaknya.Senja pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tidur di kamarnya sendiri.*****Malam ini, Lily duduk terdiam menatap ke arah pintu keluar penjara. Ia sedang meratapi nasibnya.Suasana terasa begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar. Polisi yang bertugas untuk menjaga penjara, semuanya sedang tertidur pulas. Narapidana lain juga tampak tertidur pulas."Bisa bisanya mereka tidur senyenyak itu!" Lily menatap benci ke arah para Polisi. Wani
Last Updated: 2024-03-05
Chapter: Wasiat SuamiSetelah hampir tiga jam mereka menunggu di depan ruangan operasi, akhirnya Dokter keluar."Bagaimana keadaan Dafa?" Ayu bertanya dengan wajah panik."Kami minta maaf. Kami telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi kondisi pasien, masih tak ada perubahan dan semakin memburuk."Senja melongo hingga terjatuh ke lantai. Ayu pun sama kagetnya dengan Senja. Dunianya seakan berhenti ketika mendengar penjelasan dari Dokter."Mama. Senja. Kalian harus kuat!" Bagas mencoba untuk menenangkan mereka berdua."Pak Bagas, harapan hidup pasien sangat tipis. Alat bantu bernafas, jika tidak begitu membantu. Jadi semua peralatan medis yang menunjang kehidupan pasien, akan kami lepas.""Tidak!" Ayu berteriak."Jangan! Berapapun biayanya akan aku bayar! Jangan lepas selang infus atau apapun dari tubuh Dafa. Aku yakin, Dafa akan sehat! Dia akan kembali pulih!" Ayu melanjutkan ucapannya."Baik Bu. Tenanglah. Anda harus kuat dan tabah. Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang pemberi kehidupan."
Last Updated: 2024-03-04
Chapter: Jalan BuntuWilly baru saja sampai di kantor polisi. Ia bahkan belum memarkirkan mobilnya, tapi seorang kawannya yang berprofesi sebagai seorang Polisi sudah mendatangi dirinya."Pak! Lily ditangkap!""Saya tahu itu! Makanya saya datang ke sini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa kamu nggak bisa mengatur bawahan kamu?" Willy bicara sembari menyetir pelan dan memarkirkan mobil miliknya.Willy keluar dari mobil. "Saya bisa apa Pak? Mereka mengikuti Lily dan menangkap basah Lily melakukan tindakan pidana." Willy tak banyak bicara. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada teman Polisinya tersebut."Ambil uang itu. Mintalah berapapun yang kamu inginkan. Tapi pastikan Lily lolos dari kasus hukum!" "Saya tidak berani berjanji. Tapi saya akan mengusahakannya.""Ingat! Awak media jangan sampai memberitakan mengenai masalah ini!""Sampai sekarang, kami tak mengizinkan awak media masuk ke sini.""Kalau kamu gagal membela anak saya, maka saya akan temui kolega saya yang jabatannya jauh di atas kamu! Dan saya aka
Last Updated: 2024-03-03
Chapter: Darah TerpercikBagas akhirnya melepaskan Lily. Ia berjalan menjauh. Sementara itu, Irwan sudah memanggil ambulans.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, mobil ambulans sudah terdengar. Dafa dan Senja masuk ke dalam mobil ambulans. Begitu juga dengan Bagas. Tangan Bagas terus mengeluarkan darah. Darah juga merembes dari dada Dafa."Maafkan aku. Gara gara aku, kalian berdua jadi terluka." "Tidak ini bukanlah salahmu!" sahut Dafa.Setelah mengatakan hal ini, Dafa pingsan tak sadarkan diri.****Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit. Dafa dibawa ke ruangan ICU. Bagas dibawa ke UGD. Semuanya sedang mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, Irwan menghubungi rekan kerjanya yang lain untuk membantunya mengamankan lokasi serta membantunya membawa mobil milik para korban dan tersangka.Irwan tak lupa menghubungi Ayu dan mengabarkan kejadian buruk ini."Apa! Dimana? Kenapa bisa seperti itu!" Ayu berteriak karena kaget ketika Irwan menceritakan kronologi yang terjadi."Mereka sudah dibaw
Last Updated: 2024-03-01
Chapter: Terkapar Tak BerdayaKelima lelaki yang berdiri di hadapan Senja, mulai melepas pakaian mereka lalu disusul dengan celana yang mereka kenakan. Kelimanya menyeringai dan tertawa tak jelas melihat Senja yang ketakutan.Sementara itu, Bagas masih ada di luar. Saat ia mengendap masuk ke dalam, seseorang berdiri di belakangnya."PRak!" Lelaki asing itu memukul Bagas menggunakan kayu.Bagas memegangi kepalanya. Ia meringis kesakitan sembari menoleh ke belakang dan menatap wajah si pria."Siapa kau!" si pria berteriak dengan marah."Hai ada penyusup di sini!" si pria memanggil teman temannya yang ada di dalam gudang.Lily yang ada di dalam gudang dan mendengar teriakan si pria, segera keluar dari gudang, untuk memeriksa apa yang terjadi.Namun Bagas tak kalah cekatan dengan si pria. Belum satu orang pun datang ke tempat itu, Bagas meraih balik kayu dari tangan si pria. Ia mengayunkan balik kayu ke kepala si pria."BRak! PRak!" Si pria mengaduh kesakitan. Bagas mengambil pisau kecil yang menyembul di dekat saku
Last Updated: 2024-03-01
Chapter: Gudang Tua Dari kejauhan, Bagas yang baru saja keluar dari rumah sakit sesuai menjenguk temannya, terperanjat melihat Lily dan beberapa laki laki yang berdiri menghadap ke arah sebuah mobil."Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lily ada di sini? Pasti ada yang tidak beres!" Bagas bicara dalam hati. Ia bersembunyi di balik dinding dan mengamati pembicaraan mereka dengan seksama."Cepat bawa dia ke gudang tembakau kita yang ada di perbatasan kota!" Lily memerintahkan anak buahnya."Siapa yang akan dia bawa ke sana?" Bagas bicara dalam hati.Dua orang lelaki masuk ke dalam mobil. Mereka memindahkan tubuh Senja ke kursi belakang kemudi. "Kami berangkat sekarang!" Dua anak buahnya pamit."Aku akan menyusul!" Lily menjawab.Mobil hitam melaju tepat di hadapan Bagas. Bagas melongo kaget karena ia tersadar jika mobil yang baru saja lewat adalah milik Dafa."Apakah yang di dalam mobil adalah Senja?" Bagas pun berinisiatif untuk mengikuti mobil itu.Ia masuk ke dalam mobil dan dengan lihai mengikuti mobil
Last Updated: 2024-02-29