Chapter: Datang Merayu Sudah satu minggu ini Ana tidak masuk ke kantor. Ia memutuskan untuk ada di rumah lebih lama. Setiap pagi kegiatan Ana hanya membantu ibunya, memasak di dapur. Pagi ini Ana kembali beraktivitas ke dapur. Ia mengupas kentang dan memarut keju. Sejak kecil, Ana memang suka sekali memasak. Tak heran jika di usianya yang sekarang dia sudah pandai memasak, hampir semua jenis masakan."Sayang... apakah menurutmu kau tak terlalu lama mengambil cuti?" tanya Sandra yang masih khawatir dengan keadaan anak perempuannya."Hmmm iya Ma.""Kau bisa batalkan perjodohan ini, jika kau ragu!""Tidak Ma. Keputusanku sudah bulat. Aku tak ingin membuat Papa kecewa. Sejak kecil hingga aku dewasa seperti sekarang ini, aku tak memiliki banyak waktu untuk bersama dengan Papa. Aku pikir, sudah saatnya aku menunjukkan bukti baktiku sebagai anak kepadanya."Jawaban Ana, membuat Sandra tak bisa berkata kata lagi.*****Di dalam ruang kerjany
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: Saingan Pembantu SeksiViko sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Ia mengenakan kemeja warna ungu muda dan jas berwarna hitam. Dengan teliti Viko menyisir rambut hitamnya, ia memberikan sedikit sentuhan pomade pada rambutnya.Viko turun ke ruang makan dan bergabung bersama kedua orang tuanya, yang terlihat sedang menikmati sarapan pagi buatan Asih."Hmmm enak sekali," ucap Johan."Meski masih terbilang usia muda, tapi Asih pintar sekali memasak ya Pa." Aurelia memuji."Iya Ma, mungkin orang tua Asih di desa juga sama pintarnya dalam hal memasak sama seperti Asih." Johan menyahut.Asih tersenyum mendengar pujian yang diberikan oleh kedua majikannya tersebut."O iya Ma, bagaimana kalau kita sekolahkan Asih ke universitas yang ada di dekat komplek perumahan kita?" celetuk Viko yang baru saja duduk di dekat Aurelia."Sekolah universitas? Untuk apa?" Ekspresi wajah Aurelia menunjukkan rasa tidak suka."Ya supaya Asih mendapatkan pendidikan yang tinggi. Kasihan dia. Dia sebenarnya memiliki cita cita tinggi, ingin
Last Updated: 2025-10-10
Chapter: Pembantu Basah"Drrrt!" Rayhan hendak menyantap sarapan. Tapi keinginannya harus ia tunda untuk beberapa saat karena teleponnya berdering tiada henti."Siapa yang pagi pagi begini menelepon?" Rayhan bergumam sebelum memfokuskan pandangannya pada layar ponsel. Ternyata yang meneleponnya adalah Johan, seorang klien bisnis yang sangat berharap hubungan mereka bisa lebih dari sekedar partner bisnis."Ya Pak Johan, selamat pagi." Rayhan menjawab dengan bahasa formal."Pagi Pak Rayhan. Maaf jika saya mengganggu anda di pagi hari ini." "Tidak Pak. Tentu saja tidak mengganggu. Saya selalu senang bisa mengobrol dengan anda. Hari ini, apa ada yang bisa saya bantu lagi?" Rayhan berbasa basi."Saya ingin memastikan saja soal perjodohan anak anak kita. Kapan kita bisa bertemu dan bicara mengenai perjodohan ini?" "Oh untuk itu, saya masih belum memberitahu anak saya," sahut Rayhan."Memberitahu anak anak? Bagi saya tidak penting pendapat anak anak
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: Jalan MulusKeluarga Ana sedang bersiap menyambut kedatangan Andrew. Mereka menyiapkan beberapa kudapan untuk Andrew.Andrew telah sampai di depan rumah mewah milik Ana. Ia menatap ke arah pintu pagar yang tingginya 2 kali lipat dari tinggi badannya.Rama yang sudah hafal dengan wajah Andrew, segera membuka pagar. Mempersilahkan tamu yang ditunggu oleh majikannya, masuk ke dalam.Andrew memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah. Lalu berjalan pelan menuju ke teras."Tok tok!" Suara pintu diketuk.Alison dengan bersemangat membuka pintu sebab ia yakin, orang yang mengetuk pintu itu adalah Andrew."Hallo Kak! Silahkan masuk!" seru Alison."Terima kasih," ucap Andrew sambil tersenyum."Silahkan duduk. Aku akan panggilkan Kak Ana."Alison berlari masuk, ia pergi ke dapur memberitahu ibunya. "Ma, mana minuman yang akan disuguhkan? Aku akan membawanya ke ruang tamu."Sandra memberikan nampan yang diminta oleh
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Usulan Perjodohan Ana tak menjawab tapi ia memberikan senyuman paling manis yang ia miliki sambil menatap Andrew."Senyumanmu ini apakah artinya kau menerimaku menjadi kekasihmu?" Andrew ingin kejelasan."Iya aku mau," ucap Ana.Jawaban Ana memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Andrew. Keduanya saling menatap dan tersenyum."Aku mencintaimu Ana." Akhirnya kata kata cinta keluar dari bibir Andrew. Kata cinta yang baru saja diterima oleh Ana, membuatnya melambung ke udara."KRinG!" ponsel Ana berbunyi."Maaf, Kakakku menelepon." Ana berjalan agak jauh untuk menjawab telepon."Ya Kak?" "Kakak tak bisa menjemputmu malam ini. Kau bisa pulang sendiri kan?" sahut Levin dari sebrang telepon."Tapi kenapa Kak?""Acara Kakak masih belum selesai." Dari sebrang telepon, samar samar terdengar suara wanita yang sedang berbicara."Hai tampan, apa kau masih belum selesai bicara dengan adikmu?""Tutup saja ponselmu Levin. Kau tak bisa abaikan kami terlalu lama seperti ini!"Ana yang mendengar suara wanita wanita itu
Last Updated: 2025-10-06
Chapter: Jebakan CintaAna pulang ke rumah dengan ogah ogahan. Pikirannya masih terfokus pada ajakan makan malam Andrew yang mendadak."Untuk apa Andrew mengajakku makan malam? Apa dia ingin balas dendam karena selama ini aku sering memarahinya saat di kantor," gumam Ana.Sesampainya di rumah, Ana segera masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka lemari pakaian dan mengeluarkan semua baju di dalamnya."Semua pakaian ini sudah kuno!" Ana bergumam.Alison diam diam mengintip kakaknya dari balik pintu kamar yang tidak tertutup rapat."Kakak agak aneh. Kenapa dia keluarkan semua baju dari lemarinya?" Alison bermonolog.Ternyata ucapan Alison terdengar oleh Ana. "Alison! Jangan mengintip!" "Aku tidak mengintip! Tapi khawatir!" sahut Alison."Ayo cepat pergi! Jangan mengganggu Kakak apalagi mengintip!" seru Ana.Tapi Alison, bukan hanya pergi dari kamar Kakaknya. Ia malah memberitahu Ibu dan Neneknya, jika Ana sedang bingung memilih baju.Sulastri dan Sandra naik ke atas, mereka membantu Ana untuk memilih pakaian yang
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: Ending Bagas menyodorkan selembar tissue ke arah Senja. Senja pun lantas melihat ke arah Bagas."Jangan menangis. Aku ada di sini. Entah kau mau menerimanya atau tidak, tapi aku akan tetap ada di dekatmu." Bagas bicara sembari menatap Senja, lekat lekat.Senja melihat ke arah Ethan yang tertidur lelap dalam dekapan Bagas."Dia sudah tertidur, kau juga sebaiknya pergi tidur. Jaga kesehatanmu. Anak anak membutuhkan dirimu. Aku pun sama!" seru Bagas.Mendengar hal ini, perasaan Senja jadi tak karuan. Antara senang dan juga ragu, bercampur jadi satu dalam benaknya.Senja pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tidur di kamarnya sendiri.*****Malam ini, Lily duduk terdiam menatap ke arah pintu keluar penjara. Ia sedang meratapi nasibnya.Suasana terasa begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar. Polisi yang bertugas untuk menjaga penjara, semuanya sedang tertidur pulas. Narapidana lain juga tampak tertidur pulas."Bisa bisanya mereka tidur senyenyak itu!" Lily menatap benci ke arah para Polisi. Wani
Last Updated: 2024-03-05
Chapter: Wasiat SuamiSetelah hampir tiga jam mereka menunggu di depan ruangan operasi, akhirnya Dokter keluar."Bagaimana keadaan Dafa?" Ayu bertanya dengan wajah panik."Kami minta maaf. Kami telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi kondisi pasien, masih tak ada perubahan dan semakin memburuk."Senja melongo hingga terjatuh ke lantai. Ayu pun sama kagetnya dengan Senja. Dunianya seakan berhenti ketika mendengar penjelasan dari Dokter."Mama. Senja. Kalian harus kuat!" Bagas mencoba untuk menenangkan mereka berdua."Pak Bagas, harapan hidup pasien sangat tipis. Alat bantu bernafas, jika tidak begitu membantu. Jadi semua peralatan medis yang menunjang kehidupan pasien, akan kami lepas.""Tidak!" Ayu berteriak."Jangan! Berapapun biayanya akan aku bayar! Jangan lepas selang infus atau apapun dari tubuh Dafa. Aku yakin, Dafa akan sehat! Dia akan kembali pulih!" Ayu melanjutkan ucapannya."Baik Bu. Tenanglah. Anda harus kuat dan tabah. Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang pemberi kehidupan."
Last Updated: 2024-03-04
Chapter: Jalan BuntuWilly baru saja sampai di kantor polisi. Ia bahkan belum memarkirkan mobilnya, tapi seorang kawannya yang berprofesi sebagai seorang Polisi sudah mendatangi dirinya."Pak! Lily ditangkap!""Saya tahu itu! Makanya saya datang ke sini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa kamu nggak bisa mengatur bawahan kamu?" Willy bicara sembari menyetir pelan dan memarkirkan mobil miliknya.Willy keluar dari mobil. "Saya bisa apa Pak? Mereka mengikuti Lily dan menangkap basah Lily melakukan tindakan pidana." Willy tak banyak bicara. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada teman Polisinya tersebut."Ambil uang itu. Mintalah berapapun yang kamu inginkan. Tapi pastikan Lily lolos dari kasus hukum!" "Saya tidak berani berjanji. Tapi saya akan mengusahakannya.""Ingat! Awak media jangan sampai memberitakan mengenai masalah ini!""Sampai sekarang, kami tak mengizinkan awak media masuk ke sini.""Kalau kamu gagal membela anak saya, maka saya akan temui kolega saya yang jabatannya jauh di atas kamu! Dan saya aka
Last Updated: 2024-03-03
Chapter: Darah TerpercikBagas akhirnya melepaskan Lily. Ia berjalan menjauh. Sementara itu, Irwan sudah memanggil ambulans.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, mobil ambulans sudah terdengar. Dafa dan Senja masuk ke dalam mobil ambulans. Begitu juga dengan Bagas. Tangan Bagas terus mengeluarkan darah. Darah juga merembes dari dada Dafa."Maafkan aku. Gara gara aku, kalian berdua jadi terluka." "Tidak ini bukanlah salahmu!" sahut Dafa.Setelah mengatakan hal ini, Dafa pingsan tak sadarkan diri.****Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit. Dafa dibawa ke ruangan ICU. Bagas dibawa ke UGD. Semuanya sedang mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, Irwan menghubungi rekan kerjanya yang lain untuk membantunya mengamankan lokasi serta membantunya membawa mobil milik para korban dan tersangka.Irwan tak lupa menghubungi Ayu dan mengabarkan kejadian buruk ini."Apa! Dimana? Kenapa bisa seperti itu!" Ayu berteriak karena kaget ketika Irwan menceritakan kronologi yang terjadi."Mereka sudah dibaw
Last Updated: 2024-03-01
Chapter: Terkapar Tak BerdayaKelima lelaki yang berdiri di hadapan Senja, mulai melepas pakaian mereka lalu disusul dengan celana yang mereka kenakan. Kelimanya menyeringai dan tertawa tak jelas melihat Senja yang ketakutan.Sementara itu, Bagas masih ada di luar. Saat ia mengendap masuk ke dalam, seseorang berdiri di belakangnya."PRak!" Lelaki asing itu memukul Bagas menggunakan kayu.Bagas memegangi kepalanya. Ia meringis kesakitan sembari menoleh ke belakang dan menatap wajah si pria."Siapa kau!" si pria berteriak dengan marah."Hai ada penyusup di sini!" si pria memanggil teman temannya yang ada di dalam gudang.Lily yang ada di dalam gudang dan mendengar teriakan si pria, segera keluar dari gudang, untuk memeriksa apa yang terjadi.Namun Bagas tak kalah cekatan dengan si pria. Belum satu orang pun datang ke tempat itu, Bagas meraih balik kayu dari tangan si pria. Ia mengayunkan balik kayu ke kepala si pria."BRak! PRak!" Si pria mengaduh kesakitan. Bagas mengambil pisau kecil yang menyembul di dekat saku
Last Updated: 2024-03-01
Chapter: Gudang Tua Dari kejauhan, Bagas yang baru saja keluar dari rumah sakit sesuai menjenguk temannya, terperanjat melihat Lily dan beberapa laki laki yang berdiri menghadap ke arah sebuah mobil."Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lily ada di sini? Pasti ada yang tidak beres!" Bagas bicara dalam hati. Ia bersembunyi di balik dinding dan mengamati pembicaraan mereka dengan seksama."Cepat bawa dia ke gudang tembakau kita yang ada di perbatasan kota!" Lily memerintahkan anak buahnya."Siapa yang akan dia bawa ke sana?" Bagas bicara dalam hati.Dua orang lelaki masuk ke dalam mobil. Mereka memindahkan tubuh Senja ke kursi belakang kemudi. "Kami berangkat sekarang!" Dua anak buahnya pamit."Aku akan menyusul!" Lily menjawab.Mobil hitam melaju tepat di hadapan Bagas. Bagas melongo kaget karena ia tersadar jika mobil yang baru saja lewat adalah milik Dafa."Apakah yang di dalam mobil adalah Senja?" Bagas pun berinisiatif untuk mengikuti mobil itu.Ia masuk ke dalam mobil dan dengan lihai mengikuti mobil
Last Updated: 2024-02-29
Chapter: Pergi Menghilang"Steven! Aku sedang bicara padamu! Kenapa kau membawaku ke luar kota? Kita akan pergi kemana sebenarnya?" Yasmin menjadi histeris. "Kau belum melihat sisi lainku yang ini kan? Jadi aku akan perlihatkan padamu!" Steven menjawab dengan kalimat aneh yang tak dipahami oleh Yasmin. "Steven apa yang kau katakan?" Yasmin bergidik. "Mengenai Viola, apa kau tahu kenapa aku menikahinya secara resmi?" Steven sesekali melihat ke arah Yasmin sambil mendelik. "Tidak! Aku tidak tahu! Dan aku tidak peduli!" teriak Yasmin. "Kau harus peduli! Karena ini berhubungan dengan Kakakmu, Jihan. Viola memiliki kecantikan yang paripurna. Maka aku menikahinya tak peduli seperti apa latar belakang keluarganya. Sedangkan Jihan, dia yang menyerahkan tub*hnya untuk aku tid*ri dan nikmati setiap malam. Gara gara dia, Swastika salah paham dan bun*h diri." Steven malah menyudutkan Yasmin. "Steven! Apapun alasanmu, kau telah men
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: NekadEmma turun ke lantai bawah. Ia terlihat sangat tergesa gesa. Setelah sampai di halaman, ia memindai sekelilingnya dengan cepat. Tapi orang yang ia cari sudah tak ada di sana. "Kemana Yasmin? Baru saja dia di sini, sekarang sudah menghilang!" seru Emma. Yang dilihat oleh Emma, hanya Steven, anaknya. Steven sedang sibuk bicara dengan telepon genggam miliknya. "Aku ingin mengusirnya pergi ke rumahnya sendiri. Tapi jika aku melakukan hal itu, maka Viola akan bersedih!" ucap Emma dalam hati. **** Di dalam kamarnya, Viola mengirim pesan teks pada sahabat dekatnya, Ayu. Ia mengatakan, jika ia ingin bertemu dengan Ayu. Tapi saat ini, Ayu sedang tidak bisa diganggu. Ia sedang berada di tempat yang jauh untuk menyelesaikan program KKN di kampusnya. Rasa sakit dan kecewa yang menggerogoti hatinya, membuat Viola memikirkan Dona. Ia pun menelepon Dona, berharap agar Dona bisa menjadi teman s
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: Kaget"Ma! Kenapa Mama men4mpar Mayang?" Ada yang aneh dengan Steven, lelaki ini justru membela istri barunya. "Kalian berdua mirip dengan bin4tang!" Emma menghina Steven tanpa basa basi, lalu pergi berjalan meninggalkan pasangan pengantin baru tersebut. Pemandangan itu membuat Viola merasa muak. Ia juga kembali masuk ke dalam kamarnya. "Kau harus makan Viola," ucap Alland. Viola berhenti sejenak, namun tak menoleh. Ia berjalan lagi tanpa menanggapi ucapan Ayah mertuanya. Alland lantas meminta asisten rumah tangga, untuk mengantarkan sarapan ke kamar Viola. Sementara itu, Emma yang kesal memilih untuk menonton TV di kamarnya. Ia merasa frustasi dengan keadaan anaknya, tapi ia tak dapat berbuat apa apa. Yasmin baru saja tiba di sana. Seperti biasa, Yasmin langsung menuju ke kamar Elisa. Ia membantu Elisa untuk bersiap ke sekolah. "Elisa, apa kabarmu?" Yasmin menyapa den
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: Hasrat Panas Istri BaruMayang masuk ke ruang kerja Steven tanpa permisi. Saat itu, Steven sudah memegangi kepalanya karena obat yang dimasukkan Mayang, mulai menunjukkan reaksi. "Steven, apa kau baik baik saja?" Suara Mayang terdengar seperti dengungan singkat di telinga Steven. Steven tidak menjawab, ia bahkan tidak melihat ke arah Mayang karena sakit kepala yang ia rasakan. "Ayo Steven, kita harus pergi ke kamar." Mayang menarik lengan Steven. Namun kekuatannya kurang sepadan, ia tidak berhasil menarik lengan Steven, malah ia yang ditarik oleh Steven ke kursi. Mayang hampir jatuh, untungnya ia berpegangan pada sisi meja kerja. "Steven, ayo kita pergi ke kamar. Kau harus segera istirahat." "Tidak!" ucap Steven. Rupanya obatnya sudah bekerja sampai ke akar. Steven membuka kain yang menutupi tubuhnya. Membuat Mayang melihat apa yang selama ini ia rindukan.
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: Obat Per@ng$ang"Jangan menatapku seperti itu! Aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah untuknya!" seru Bayu."Jika Viola bertemu dengan orang tua Mayang, mungkin dia akan merasa lebih baik. Apalagi Bayu akan memberinya hadiah. Benar! Ini kesempatan, untuk membuat Viola tak lagi marah padaku." Setelah berpikir cukup lama, serta mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin saja terjadi, Steven akhirnya setuju untuk mempertemukan Bayu dan Viola.Steven meminta asisten rumah tangga untuk mengajak Viola pergi ke halaman belakang rumah.Asisten rumah tangga dengan pandai membujuk Viola. Ia pun menemani Viola di halaman belakang rumah, sampai Steven datang.Viola berdiri di teras. Ia memandangi langit langit, sama seperti yang pernah ia lakukan saat pertama kali datang ke rumah itu."Viola!" ucap Steven.Viola menoleh, ia melihat Steven dan di belakang Steven, ada seorang lelaki paruh baya."Ada yang ingin bertemu denganmu." Steven mempersilahk
Last Updated: 2025-10-10
Chapter: Menikah Lagi"Baiklah, aku setuju denganmu! Tak ada pesta pernikahan!" Bayu menyahut dengan suara lantang. Alland terdiam beberapa detik, lalu membalikkan badan dan kembali duduk bersama dengan orang orang itu."Berikan padanya!" ucap Alland pada sang asisten pribadi. Wanita dengan sanggul kecil itu mengeluarkan kotak perhiasan dari tas nya. Lalu meletakkannya di atas meja dan memberikannya pada Bayu."Ini adalah perhiasan, sebuah bukti, bahwa kami telah meminang putrimu untuk menikah dengan putra kami!" serunya.Mayang langsung mengambil kotak perhiasan tersebut. Ia membukanya dengan tidak sabaran. Di dalam kotak perhiasan, ada sebuah gelang emas. Mata Mayang yang tadinya berbinar, kini menyipit. Menyiratkan tanda tidak suka dengan pemberian Alland."Hanya gelang?" ucapnya sambil tersenyum kecut."Jika kau tak mau, kau bisa mengembalikannya pada kami." Alland menjawab."Bukan begitu, kalian kan keluarga terpanda
Last Updated: 2025-10-09