Chapter: Bab. 127Pria gempal itu, dengan mata berbinar-binar, segera menyambar kantong koin itu. Ia bahkan tak sempat menghitungnya, terlalu sibuk dengan kegembiraannya. Dengan tergesa-gesa, ia membungkuk hormat, kemudian bergegas pergi, tak berani menatap Shen Jin lagi.Perasaan Budak Wanita dan Perintah Shen JinSetelah pria gempal itu menghilang dari pandangan, suasana di Balai Anggrek kembali hening. Budak wanita itu, yang sedari tadi meringkuk ketakutan, perlahan mengangkat kepalanya. Matanya yang sembab menatap Shen Jin dengan campuran kebingungan dan rasa terima kasih yang tak terkira. Ia tak pernah menyangka akan ada orang yang rela mengeluarkan begitu banyak uang demi menyelamatkannya. Di dunia ini, nyawa seorang budak tak lebih berharga dari sehelai rumput liar."Nyonya... terima kasih," bisiknya, suaranya parau, air mata kembali membanjiri pipinya. Ia mencoba bangkit dan bersujud, namun Shen Jin dengan lembut menahannya."Tidak perlu berlutut," kata Shen Jin, sorot matanya melembut. "Bangun
Terakhir Diperbarui: 2025-06-13
Chapter: Bab. 126Ketegangan meresap ke setiap sudut ruangan. Udara terasa berat, seolah menekan dada mereka yang berdiri di dalamnya. Shen Jin berdiri tegap, tatapannya tajam seperti bilah pedang yang siap diayunkan. "Aku tidak mau!" ucapnya dengan nada tegas, menolak tanpa ragu. "Kami sudah membayar mahal budak itu, dan kau seenaknya ingin menukarnya dengan yang lain? Jangan berharap." Tuan Yan menarik napas, bibirnya sedikit terbuka—tapi sebelum suara keluar dari tenggorokannya, teriakan lain meledak dari luar ruangan. “TUAN, TOLONG LEPASKAN AKU! BIARKAN AKU PERGI, AKU HARUS MENCARI NONAKU!” Teriakan tersebut mengalihkan perhatian Shen Jin dan yang lainnya sejenak. Dari balik pintu, seorang wanita berjuang melepaskan diri dari cengkeraman seorang lelaki tua bertubuh gempal. Tangannya terus meronta, mencoba melepaskan genggaman kasar yang menahannya. Nafasnya tersengal, tapi matanya tetap liar, dipenuhi keberanian yang tak bisa dipadamkan begitu saja.Pria itu mengeratkan pegangan, jemarinya
Terakhir Diperbarui: 2025-06-13
Chapter: Bab. 125Ketiganya pun melangkah masuk. Namun, baru beberapa langkah, seorang penjaga menerobos keluar dengan napas tersengal, wajahnya pucat seperti telah melihat hantu. Tangannya gemetar, seolah tak tahu harus berpegang pada apa."Tu-tuan, budak itu tidak ada di kamarnya." Suaranya pecah, nyaris tercekik oleh ketakutan.Sekejap, raut wajah Tuan Yan menggelap, rahangnya mengeras, matanya menyala marah seperti bara yang baru disulut. Udara di sekelilingnya terasa lebih berat, menciptakan tekanan yang membuat sang penjaga mundur setengah langkah. Namun, belum sempat dia benar-benar menarik diri, tangan kokoh Tuan Yan sudah mencengkeram kerah bajunya dengan kuat."Apa saja yang kalian lakukan? Menjaga satu budak lemah saja, kalian tidak becus!" Suara Tuan Yan terdengar tajam, menusuk telinga seperti cambuk yang diayunkan tanpa belas kasihan.Penjaga itu mengerjap panik, tenggorokannya bergerak naik turun seperti mencoba menelan ketakutan yang menyesakkan dadanya. "Ma-maafkan hamba, ini sungguh
Terakhir Diperbarui: 2025-06-12
Chapter: Bab. 124Seseorang yang mengintai sejak tadi kini tiba di sebuah tempat tersembunyi—di tengah hutan lebat, jauh dari desa Yueming. Pepohonan menjulang tinggi di sekelilingnya, menciptakan bayangan gelap yang mengaburkan pandangan. Angin berhembus pelan, menggoyangkan dedaunan yang berbisik di bawah cahaya bulan yang samar. Di tengah kesunyian itu, berdiri sebuah gubuk kumuh dengan dinding kayu yang lapuk dan atap yang nyaris roboh. Namun, meski tampak rapuh, pilar-pilar penyangganya masih berdiri kokoh, seperti enggan menyerah pada waktu dan cuaca yang terus menggerogotinya. "Lapor, Yang Mulia—gadis itu telah tiba di tempat pelelangan. Sepertinya transaksi akan segera berlangsung," lapor si pengintai, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin malam. Raja Li Wei mengangguk dengan ekspresi tegang. Matanya yang tajam menyorot ketidakpuasan, sekilas terlihat gelap oleh cahaya api yang berpendar dari obor di tangan salah seorang pengawalnya. “Kita harus segera bergegas ke desa Yueming. Tidak
Terakhir Diperbarui: 2025-06-11
Chapter: Bab. 123Di tengah malam yang dingin, udara terasa menusuk kulit, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan bau anyir darah yang samar. Suara langkah-langkah kaki terdengar berat, seolah-olah setiap pijakan membawa beban yang tak tertanggungkan. Dalam keheningan yang mencekam, jeritan kecil pecah, melengking seperti pisau yang mengiris keheningan malam, menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Derit roda kereta kuda menggema, memantul di antara dinding-dinding batu yang dingin dan lembab. Kereta itu bergerak perlahan, seperti monster yang mengintai mangsanya, membawa para tahanan yang wajahnya tertutup bayang-bayang gelap. Mata mereka kosong, kehilangan harapan, sementara tangan mereka terikat erat, meninggalkan bekas merah yang menyakitkan. Para tahanan, yang akan dijadikan budak belian, kini berada dalam perjalanan menuju desa Yueming. Desa itu dikenal bukan karena keindahannya, tetapi karena kekayaan yang dibangun di atas penderitaan manusia. Lampu-lampu redup dari kereta kuda itu
Terakhir Diperbarui: 2025-04-29
Chapter: Bab. 122Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j
Terakhir Diperbarui: 2025-04-16

YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT
Di sebuah kerajaan Qing, Qing Fei merasa terasing dan terhimpit oleh ketidakberdayaannya. Ia selalu menjadi sasaran ejekan saudara-saudaranya yang lebih pandai dan berkuasa. Namun, di balik wajah bodohnya, Qing Fei adalah seorang pangeran yang memiliki dedikasi tinggi.
Sementara itu, Yuan Ling, putri Jenderal Yuan, juga menghadapi nasib serupa. Reputasinya buruk, dan ia dianggap tidak berguna. Ketika pernikahan dengan Pangeran Kelima semakin dekat, Yuan Ling memutuskan untuk melarikan diri. Ia berlari menuju tengah hutan, hatinya berdebar-debar.
Di tepi danau yang tenang, Yuan Ling tergelincir. Tubuhnya jatuh ke dalam air dingin, dan nyawanya pun pergi. Namun, di tempat lain, seorang pengawal wanita bernama Li Wei juga mengalami nasib tragis. Ia dicari oleh para prajurit karena mencuri benda berharga demi keinginan Pangeran Qing Chuan. Sayangnya, bukannya mendapatkan pertolongan, Li Wei malah ditikam di jantungnya dan tubuhnya dibuang ke dalam danau.
Takdir mempertemukan dua jiwa yang terpisah oleh kematian. Jiwa Li Wei, yang penuh dendam, masuk ke dalam tubuh Yuan Ling. Kini, Yuan Ling memiliki kekuatan dan tekad baru untuk mengubah nasibnya. Apakah ia akan membalaskan dendam Li Wei atau menemukan jalan lain yang lebih baik?
Baca
Chapter: Bab. 26Sinar keemasan fajar merayap di antara puncak-puncak pegunungan, membelai dedaunan yang masih berhiaskan embun pagi. Butiran-butiran air itu laksana permata yang memantulkan cahaya, menciptakan kilauan lembut di tengah udara yang dingin menusuk.Diiringi simfoni alam, burung-burung berkicau riang, melantunkan melodi yang saling bersahutan di antara pepohonan yang bergoyang perlahan oleh hembusan angin. Namun, di balik tabir suara alam itu, kedamaian sejati bersemayam dalam kehangatan ranjang.Yuan Ling menggeliat perlahan, merasakan sisa-sisa kelelahan dan sedikit nyeri di tubuhnya. Di sampingnya, Pangeran Qing Fei masih terlelap, lengannya melingkari pinggang Yuan Ling dengan posesif, seolah tak ingin melepaskan istrinya barang sedetik pun.Sebuah ringisan tertahan lolos dari bibir Yuan Ling saat ia mencoba bangkit, pergerakannya terasa memberat di bagian pinggul.Mendengar desisan lirih Yuan Ling, mata Pangeran Qing Fei terbuka. Wajahnya yang polos dan tanpa dosa menyambut pagi. Ia
Terakhir Diperbarui: 2025-04-23
Chapter: Bab. 25. warning 21++Namun, tepat ketika hidung mereka hampir bersentuhan, ketika Yuan Ling sudah bisa merasakan hembusan napas Pangeran Qing Fei yang hangat menerpa wajahnya, sang pangeran tiba-tiba menarik diri. Gerakannya tiba-tiba dan tak terduga, menciptakan ruang hampa di antara mereka yang tadinya terasa begitu intim."Pergilah!" titahnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar, namun sarat akan kepedihan dan pergolakan batin.Yuan Ling merasakan amarah yang membakar tiba-tiba menyentak dirinya. Ia telah bersabar, berusaha memahami, dan memberikan dukungan. Namun, penolakan yang ambigu ini terasa seperti penghinaan, sebuah keraguan yang menyakitkan terhadap dirinya dan ikatan mereka."Bisakah kau menjadi pria sejati?" desis Yuan Ling tajam, matanya menyala menantang. Tanpa menunggu jawaban, ia bergerak cepat. Tangannya terulur, menarik tengkuk leher Pangeran Qing Fei dengan gerakan yang tegas dan penuh keberanian. Dalam sekejap, ia menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang penuh gairah dan tunt
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab. 24 . warning 21++Debu jalanan yang kelabu seolah enggan beranjak dari sepatu kulit Yuan Ling saat ia tiba di kediaman megah itu, kontras mencolok dengan gemerlap samar yang terpancar dari balik jendela-jendela bertirai sutra. Langkahnya tergesa, membawa Pangeran Qing Fei yang limbung di sisinya. Aroma dupa mahal bercampur peluh dingin sang pangeran menusuk indra penciuman Yuan Ling saat mereka memasuki kamar tidur yang luas dan dingin. Dengan gerakan cekatan namun penuh kehati-hatian, Yuan Ling membaringkan tubuh Pangeran Qing Fei di atas ranjang berukir rumit dengan seprai selembut awan. Namun, ketenangan yang diharapkan tak kunjung datang. Pangeran Qing Fei menggeliat resah, napasnya tersengal-sengal, jari-jarinya mencengkeram seprai, meraba-raba tubuhnya sendiri seolah mencari sesuatu yang hilang. "Pa...nas sekali," bisiknya lirih, suaranya tercekat dan bergetar seperti dawai kecapi yang hampir putus. Butiran keringat dingin membasahi pelipisnya. Mata Yuan Ling yang tajam menangkap keanehan yan
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab. 23Pangeran Qing Chuan meringis kesakitan, napasnya tersengal-sengal. Ia memegangi punggungnya yang terasa nyeri. Yuan Ling berdiri di hadapannya, tubuhnya bergetar karena amarah yang masih membara."Ini pelajaran untukmu, Qing Chuan," ucap Yuan Ling dengan suara dingin dan tegas. "Jangan pernah mencoba memainkan permainan kotor di belakang suamiku. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya."Ia menunjuk wajah Pangeran Qing Chuan dengan jari telunjuknya, matanya penuh peringatan. "Ingat ini baik-baik. Jika kau berani menyentuh sehelai rambut pun di kepala Qing Fei, kau akan berhadapan denganku."Suara bisik-bisik di antara para penonton semakin intens. Mereka menyaksikan adegan yang tak terduga ini dengan campuran rasa takut, kagum, dan penasaran."Dia benar-benar membela Pangeran Qing Fei," gumam seorang wanita tua dengan kerutan di wajahnya."Pangeran Qing Chuan pasti tidak menyangka akan mendapat perlawanan seperti ini," timpal seorang pemuda dengan nada kagum.Pangeran Qing Chuan mena
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab. 22"PERGI !" pekik Yuan Ling dengan tatapan nyalang. Tanpa mengatakan apapun, wanita penghibur itu pergi dengan wajah marah. Namun, bukan hanya pemandangan itu yang membuat darah Yuan Ling mendidih. Di sudut ruangan, bersandar pada pilar kayu berukir naga, berdiri Pangeran Qing Chuan. Ekspresi wajahnya datar dan dingin, namun seulas senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat kedatangan Yuan Ling yang penuh amarah. Di tangannya, ia menggenggam sebuah cawan keramik halus yang tampak kosong, namun Yuan Ling mencium samar aroma samar opium yang tertinggal.Dari balik kerumunan di ambang pintu, terdengar bisikan-bisikan para penonton yang penasaran."Lihat! Itu Nyonya Yuan!" seru seorang pria berjubah cokelat kusam."Apa yang terjadi? Mengapa dia terlihat begitu marah?" timpal seorang wanita dengan sanggul tinggi yang dihiasi jepit rambut perak."Kudengar Pangeran Qing Fei dibawa ke sini secara paksa," bisik seorang pria bertubuh kurus dengan nada khawatir."Pangeran Qing Chuan juga a
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: Bab. 21Setelah menerima titah dingin dari Pangeran Qing Chuan, seulas senyum licik mengembang di bibir ranum wanita penghibur itu. Cahaya remang-remang lentera minyak di sudut ruangan menari-nari di wajahnya, menonjolkan guratan kemenangan yang tersembunyi. Dengan langkah anggun namun penuh maksud tersembunyi, ia mendekat ke arah Pangeran Qing Fei yang terbaring lemah di atas dipan, kesadarannya masih berjuang untuk kembali sepenuhnya. Aroma candu yang samar bercampur dengan bau keringat dingin dari tubuh sang pangeran menciptakan atmosfer yang menyesakkan.Sementara itu, bagai disengat ribuan lebah, Yuan Ling menerima kabar dari seorang pelayan istana mengenai keberadaan suaminya. Jantungnya berdegup kencang, bagai genderang perang yang ditabuh bertalu-talu. Tanpa membuang sedetik pun waktu, ia segera melompat ke atas punggung kuda kesayangannya. Derap kaki kuda memecah keramaian jalanan yang berliku. Cambuk ia layangkan tanpa ampun, memacu hewan itu dalam kecepatan yang membahayakan. Angin
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14