MasukKerajaan Alam Langit mendapatkan berkah karena kehadiran sosok Alstroemeria yang melambangkan persahabatan dan pengabdian kepada Alam Langit. Sudah bertahun - tahun ia selalu membantu Alam Langit menangani roh iblis yang berbuat onar dialam semesta. Meskipun sering membantu Alam Langit, tapi tidak ada yang pernah bertemu dengan sosok yang dijuluki sebagai Alstroemeria. Hanya bayang-bayang wanita serba hitam menggunakan cadar saja atau roh iblis yang akan dibunuh olehnya yang dapat bertemu dengannya. Kaisar sudah mencarinya kemanapun, tapi tidak menemukannya. Diyakini bahwa wanita yang dijuluki sebagai Alstroemeria ini, tidak pernah berkencan dengan mahluk dialam manapun.
Lihat lebih banyakSetiap malam aku selalu duduk di atas atap rumah, karena dari sini aku bisa melihat dengan jelas pemandangan indah di Alam Bunga. Dari kejauhan, bulan dan bintang tampak bersinar lembut di langit, seakan memahami kehampaan yang sedang aku rasakan pada malam hari ini.
Awan melintas santai di langit, memantulkan cahaya bulan yang jatuh lembut di atas kelopak Lily yang aku tanam sendiri di halaman rumahku. Setiap bunga Lily yang mekar, tentu saja akan berwarna berbeda dengan membawa banyak makna tersembunyi. Aku berbeda dari teman-teman periku. Mereka ahli meracik obat dan menciptakan berbagai jenis bunga ataupun tanaman herbal dengan kekuatan spiritual mereka. Sedangkan, aku hanya bisa menumbuhkan satu macam bunga. Yaitu, bunga Lily. Ntah ini kelebihan atau kekuranganku, tidak ada yang tahu pasti takdirku bagaimana nantinya... Lamunanku terus membawaku menikmati hawa dingin disekitarku, hingga tak terasa aku mulai mengingat Guru yang sudah lama tidak mengunjungiku. Bahkan, sudah ratusan tahun tidak memberi kabar atau tugas apapun kepadaku. Padahal dulu, sejak kekuatan spiritualku sudah mencapai dua ribu lima ratus tahun, aku sering diberi tugas untuk melindungi dan membimbing para Dewa yang sedang menjalani tugasnya membasmi roh iblis secara diam-diam. Aku tidak tahu alasannya apa, tapi Guru tidak ingin identitasku diketahui oleh Dewa manapun. Jadi, sekarang aku hanya bisa berdiam diri dialam bunga yang hening ini dan melewati setiap malamku dengan memainkan harpa perak bermotif bunga Lily ini. Alunan nadanya terbawa angin malam, seolah satu-satunya teman yang setia menemaniku dalam kesunyian yang tak berujung. Dewi Bunga Agung pernah berkata bahwa Zhang Li adalah nama yang diberikan oleh ibuku. Ia memberiku harpa perak bermotif bunga Lily saat aku masih remaja, satu-satunya peninggalan ibuku. Pedang dalam lukisan tua, seperti sketsa hitam-putih, tak bisa ditemukan. Di lukisan itu, terlihat seorang wanita tersenyum lembut. Di tangan kanannya bunga Lily mekar sempurna; di tangan kirinya pedang dalam selongsong berukir kelopak Lily, semuanya terasa seperti misteri yang tak pernah terpecahkan. Alunan lembut dari harpa milikku memecah keheningan malam, membawaku kembali ke kisah masa lalu… Saat kekuatan spiritualku baru mencapai dua ribu dua ratus lima puluh tahun, aku pernah keluar dari Alam Bunga tanpa izin Dewi Bunga Agung. Saat itu, aku ingin ikut Guru memancing di sungai dekat perbatasan — wilayah antara Alam Bunga dan hutan tak bernama, yang kusebut Hutan Belantara. Pohon-pohon di sana menjulang tinggi, dan binatang-binatang spiritual hidup damai, seolah hutan itu melindungi mereka dari segala keramaian dunia. Namun sepulang dari sana, Dewi Bunga Agung sudah menungguku di gerbang utama Alam Bunga. Wajahnya memancarkan kemarahan sekaligus kekhawatiran. Akibatnya, aku dihukum menyalin kitab pengobatan suci dari Alam Bunga selama seratus hari, menanggung penderitaan yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku. “Ah, sialan!” gumamku sambil mengusap dahi yang tertabrak benda kecil. Sebuah pesawat kertas jatuh tepat di pangkuanku. Kubuka perlahan, dan begitu jariku menyentuh lipatannya, kilau lembut seperti cahaya bintang memancar di udara. Rasa penasaran menyelimuti diriku saat perlahan aku mulai membuka surat itu… Zhang Li, cepat tidur. Besok pagi Guru akan membawamu keluar dari Alam Bunga untuk waktu yang cukup lama. Persiapkan dirimu dan barang-barangmu. Kedua mataku terbelalak saat membaca isi surat itu, dan hatiku bergetar hebat seolah ribuan bunga Lily mekar sekaligus di dalam dadaku. Setelah tanpa kabar cukup lama, Guru kembali — membawa berita yang membuat semangatku meledak. Aku segera turun dari atap, bergegas memasuki rumah, dan mulai barang apa saja yang akan kubawa besok.... Di tengah danau spiritual yang tenang, Altar Suci Alam Bunga berdiri megah. Dindingnya terbuat dari batu giok putih berkilau, dengan pilar-pilar berukir kelopak Lily yang memantulkan cahaya lembut. Air suci berwarna kebiruan mengalir di sekeliling altar, membawa aroma bunga yang menenangkan. Dewi Bunga Agung bersandar santai di atas tahta singgasananya, memejamkan mata sambil menikmati pijatan para pelayan. Namun ketenangan itu segera terusik ketika Dewa Pembasmi Roh Iblis, Ji Dan, melangkah masuk dengan langkah mantap. “Zhang Er,” panggilnya lembut. Dewi Bunga Agung membuka mata, tersenyum tipis. “Ada apa, Ji Dan?” tanyanya lembut, lalu memberi isyarat agar para pelayan meninggalkan altar suci, menyisakan mereka berdua dalam kesunyian. Ji Dan menatapnya dengan serius, matanya penuh tekad. “Sudah saatnya Zhang Li meninggalkan Alam Bunga untuk belajar di Alam Langit. Ia akan menjadi dewi yang luar biasa—mungkin bahkan kelak menggantikan posisi ibunya.” Dewi Bunga Agung terdiam sejenak, menatap jauh ke arah cahaya yang memantul di pilar altar. “Kau tahu sifat Zhang Li, Ji Dan. Ia tidak pernah suka tempat yang penuh aturan. Apakah kau yakin ingin membawanya ke Alam Langit?” Ji Dan menatap Dewi Bunga Agung dengan tegas. “Kekuatan spiritual Zhang Li kini sudah mencapai lima ribu tahun. Jika terus kau tahan di sini, ia tak akan berkembang. Aku yakin, bahkan Kaisar Langit pun tak akan mengetahui siapa dia sebenarnya.” Dewi Bunga Agung menghela napas panjang, lalu menunduk sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah… Saat bulan purnama ketiga, aku akan mengunjungi Zhang Li.” Setelah menyiapkan barang-barang yang akan kubawa, aku duduk di depan cermin, menyisir rambutku yang kini sudah sepanjang pinggang. Ruangan sunyi, hanya diterangi cahaya lembut yang menembus jendela. Setelah percakapan usai, Ji Dan tersenyum kepada Dewi Bunga Agung dan melangkah keluar dari altar suci. Ia melintasi halaman Bunga Lily, menikmati aroma disetiap langkahnya hingga ia melihat murid kesayangannya... Di dalam, aku masih duduk di depan cermin, menyisir rambutku yang kini sudah sepanjang pinggang. Tiba-tiba, pintu kamarku berderit dan terdengar suara yang begitu akrab memecah keheningan dalam ruangan ini “Zhang Li…” Aku menoleh cepat, dan melihat Guru melangkah perlahan ke arahku, senyuman lembut itu sudah lama tak kulihat. “Akhirnya Guru kembali setelah sekian lama,” ucapku, senang dan sedikit lega. Guru tertawa pelan, lalu mengambil sisir dari tanganku “Apakah kau sudah sangat merindukan Gurumu ini?” Tanyanya sambil tersenyum lembut dengan sorot mata menatap pantulan kami di cermin. Zhang Li langsung tersenyum ketika melihat tatapan hangat Gurunya di pantulan cermin “Tentu saja, Guru. Aku bahkan merindukan tugas yang akan Guru berikan padaku,” jawabku dengan nada manja dan penuh kerinduan. Setelah selesai membantu Zhang Li menyisir rambutnya, Guru memutuskan untuk duduk diatas kasur Zhang Li dan berkata “Aku sudah menyiapkan tugas yang kau nantikan. Tapi, apakah jurus Bunga Lily Hitam Pembasmi Roh Iblis-mu sudah berkembang selama ratusan tahun ini?” Pertanyaan itu membuatku menunduk. Jurusnya sangat sulit dikuasai — setiap kali berlatih, aku selalu muntah darah. Guru seolah membaca pikiranku. “Cobalah,” katanya. Aku langsung memejamkan mata, memusatkan energi spiritual ke arah hatiku. Perlahan, bayangan roh-roh iblis yang pernah kubunuh mulai bermunculan dalam alam bawah sadarku, menyerang dari segala arah. “Fokuslah, Zhang Li,” tegur Guru lembut namun tegas. “Tumbuhkan lebih banyak bunga Lily Hitam. Jangan biarkan mereka melukaimu. Sedikit lagi, kau akan mencapai tahap akhir.” “Baiklah, Guru,” jawabku, sambil mengatur napas agar lebih fokus. Aku menyalurkan lebih banyak kekuatan spiritual ke hatiku. Perlahan, bunga-bunga Lily Hitam bermekaran, mengusir bayangan roh iblis satu per satu. Setelah, pandanganku menjadi hampa. Guru menyudahi latihan ini “Cukup untuk malam ini. Istirahatlah… besok, perjalananmu ke Alam Langit dimulai.” Kata-kata Guru "Alam Langit" Itu, membuatku susah tidur. Bayangan tentang keindahan dunia para Dewa yang pernah kulihat saat menjalankan tugasku sebagai Alstroemeria membuatku penasaran. Apakah tempat tinggal mereka akan lebih indah dari Alam Bunga? Apakah aku akan bertemu dengan mereka semua di sana? Dan apakah aku akhirnya akan menemukan jawaban tentang siapa Ibu dan Ayahku sebenarnya?Alam langit yang sedang berbahagia dengan kemunculan dua bayi kembar dari keturunan Zhang Li dan Putra Mahkota, tentu saja menjadi momen terbaik dalam sejarah alam langit. Karena, alam langit tidak pernah kehadiran bayi kembar.Baik Dewa biasa ataupun Keluarga Kaisar, tapi semua kebahagiaan ini juga mendatangkan banyak pertanyaan karena bakat Dewa yang berada dalam diri Zhu Suyi dan Zhu Suye. Akhirnya, seluruh raja naga beserta para Dewa Dewi terus membantu Kaisar mencari tahu alasan dibalik Bakat Dewa muncul bersama kedua bayi ini.Sisi lain, Dewi Burung ternyata tidak mati. Bahkan, ia berhasil bertahan hidup dalam pagoda suci dan melahirkan anaknya "Anakmu tidak dapat keluar dari tempat ini, karena roh jahat menempel pada dirinya. Jadi, ia harus melewati penyucian berulang kali baru bisa keluar dari Pagoda." Bagaimanapun, bayi ini keluar dari perut pendosa yang kerasukan inti roh raja iblis. Walaupun sudah lenyap, tapi tetap saja harus melewati penyucian."Apakah anakku harus mena
Kepergian Kaisar dan Dewi Zhang Li, membuat dirinya bisa bernapas dengan legah. Karena alam langit benar-benar melepaskan rakyat kota Zhen dari perjanjian 1.000 tahun lalu, juga anak tercintanya Liu Zha, sudah terlepas dari kutukkan setengah siluman dan manusia. Liu Ge, segera mengutus prajuritnya untuk menampung air dalam 10 gentong besar agar tidak kekurangan saat proses pelepasan kutukan setengah siluman ini. Setelah semuanya siap, seluruh rakyat kota Zhen berkumpul ditengah lapangan istana kota untuk menyembuhkan kutukan mereka. Sekaligus, merayakan lepasnya kaum siluman dari perjanjian 1.000 tahun yang sudah menyulitkan mereka.Belum saja, Liu Ge berbicara sepatah kata apapun. Seluruh rakyat kota Zhen malah ingin membalaskan dendam kepada Alam Langit, karena sudah membuat generasi baru menderita dan terkurung dalam kota. Liu Ge langsung menghentikan niat buruk mereka dan menjelaskan maksud dirinya mengutus para prajurit mengumpulkan mereka ditengah lapangan istana kota zhen, te
Hutan Meraire sudah tidak bisa menahan raja iblis lagi, karena kekuatan Dewa Pu Chai melemah.Akhirnya, Zhu Yi hanya berhasil memecahkan inti roh raja iblis menjadi tujuh bagian dengan kekuatan yang telah tercampur darahnya. Meskipun Zhu Yi gagal mengurung keenam inti roh lainnya, tapi setidaknya Zhu Yi berhasil mengurung inti roh ketujuh yang memiliki aura pembunuhan sangat kuat dan merupakan kekuatan inti raja iblis.Zhu Yi Melilit paksa Inti roh Raja Iblis ke-7 untuk memasuki Alam Ilusi Rasi Bintang Gugur. Ruang Hampa yang terletak pada dimensi bintang mati dengan massa tak terbatas ini. Sebenarnya, tidak dapat dijangkau oleh mahluk manapun. Bahkan, banyak Dewa ataupun siluman menganggap tempat ini hanya sebuah legenda kuno.Berusaha menyelamatkan dunia. Dirinya, dihampiri oleh utusan surgawi yang langsung membuka portal sebagai jalan pintas menuju alam ilusi rasi bintang gugur. Bahkan, ia dibekali rantai air mata bidadari yang tak pernah ada dalam sejarah manapun "Gunakan ini." S
Xai yang sudah aku utus seharian penuh untuk mengamati aktivitas Liu Zha lebih dekat. Akhirnya, membuat aku cukup mudah mendekati Liu Zha hingga mempercayaiku dan bermain bersamaku.Sedangkan, Pangeran ketiga dari kemarin mencoba berdiskusi tentang pembatas transparan yang dibuat oleh Zhu Yi. Bahkan, ia sengaja mengulur waktu dengan mengeluarkan seluruh pedangnya untuk mencobai pemabatas ini."Gadis manis, aku punya hadiah untukmu." Liu Zha langsung mendekat dan matanya berbinar ketika melihat gelang Lily Hitam. Ia langsung memintaku untuk memasangnya, tapi saat terpasang. Inti Roh Iblis Kelaparan bereaksi dan memberontak, tapi untung saja ada Xai yang membuat tabir pelindung hingga suara teriakkan Liu Zha tidak menarik perhatian siapapun."Keluarlah dari tubuh gadis ini, jangan terus membuat masalah raja iblis. Apakah kau tidak lelah? Selalu menindas yang lemah? Apakah kau tidak memiliki kemampuan untuk menindas yang kuat?" Ucap Zhang Li yang sengaja memancing."Hanya seorang gadis
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Peringkat
Ulasan-ulasanLebih banyak