author-banner
Wijaya Kusuma
Wijaya Kusuma
Author

Novel-novel oleh Wijaya Kusuma

Istri Kedua Sang Presdir

Istri Kedua Sang Presdir

Neina Zalika hanya ingin membalas budi. Ia tak pernah menyangka bahwa satu permintaan dari lelaki tua yang begitu berjasa dalam hidupnya akan menyeretnya ke dalam badai rumah tangga yang penuh kebencian, intrik, dan luka. Menjadi istri kedua Keandra Dipta Sakti bukanlah mimpi, melainkan mimpi buruk yang membekas di setiap helaan nafasnya. Disembunyikan dari publik, direndahkan di rumah sendiri, dituduh sebagai perusak rumah tangga, hingga dijadikan bulan-bulanan fitnah oleh istri pertama Keandra, seorang model ternama yang tak akan tinggal diam. Neina hanya bisa bertahan—sampai kebenaran dan pengkhianatan besar akhirnya terkuak. Ketika cinta tak diberi kesempatan, di tengah reruntuhan kebencian, badai baru datang menghantam, dan kebenaran tertutup oleh rahasia dan kebencian. Rahasia kelam tentang masa lalu keluarganya, kematian orang tuanya, dan pengkhianatan dari orang yang ia percaya, membuat Neina berada di ambang kehancuran. Mampukah Neina bertahan? Ataukah ia akan hancur dalam pusaran fitnah, pengkhianatan, dan rencana jahat yang mengintainya dari segala arah?
Baca
Chapter: Bab 45. Kesiangan
Cahaya matahari yang menelusup dari celah jendela sempit kamar pelayan menyentuh pipi Neina seperti sentuhan es, membangunkan tidurnya yang tidak nyenyak. Ia mengerjapkan mata, menatap dinding kayu usang yang masih asing baginya meski sudah berbulan-bulan ditinggali. Nafasnya tercekat ketika ia melihat jam dinding bundar berhias bunga plastik murahan.“Jam tujuh lewat?!” Suara paniknya menggema di ruang mungil itu, menggoncang kesunyian subuh yang sudah lewat terlalu banyak sebab waktu yang sudah menunjukkan pukul 07.15 menit. Dengan refleks ia menendang selimut tipis, hampir tersandung sandal lusuh yang teronggok di lantai. “Bisa-bisanya aku bangun kesiangan. Padahal alarm sudah aku nyalakan. Kenapa masih nggak dengar…,” gerutunya, tangannya dengan cekatan meraih handuk.Ia merapat ke kamar mandi kecil yang ada di kamarnya dengan dinding keramik yang bergambar lumba-lumba. Gemericik air dingin memagut kulitnya, namun kantuk masih menempel di kelopak mata—seolah enggan disiram p
Terakhir Diperbarui: 2025-06-20
Chapter: Bab 44. Pembelaan Felix
Udara pendingin ruangan di lantai 8 DS Company menampar kulit seperti kristal beku. Dinginnya menusuk, seolah alam pun ikut merasakan ketegangan yang menyelimuti dini hari itu. Waktu di jam digital menunjukkan pukul 01.20 WIB, namun lampu di ruang kerja presiden direktur masih menyala terang—terlalu terang untuk dini hari yang sunyi, terlalu suram untuk sebuah kemenangan yang seharusnya gemilang.Di meja kayu walnut sepanjang dua meter, Keandra Dipta Sakti berdiri memunggungi pintu kaca, siluetnya memancarkan aura dominasi. Jasnya sudah tidak rapi, dasi sedikit miring, dan lengan kemejanya sudah digulung naik ke bagian atas lengannya, memperlihatkan otot-otot lengannya yang kencang. Rahangnya tegang, mengeras, seolah setiap detik menahan dentuman bom yang hendak meledak, ledakan emosi yang siap menghancurkan apa pun di depannya.Di dekat rak trofi perusahaan yang memancarkan kilau keemasan, Felix Aryawinata, asisten pribadi sekaligus bendungan emosi bosnya, baru saja masuk setelah
Terakhir Diperbarui: 2025-06-19
Chapter: Bab 43. Revisi Lagi
Raka menatap mata Neina lebih lama daripada biasanya. Ada perasaan tak tuntas, seolah ada sesuatu yang mengganjal. Namun, ia memilih percaya. Ia adalah pria yang memegang janji dan kepercayaan.“Kalau begitu, besok kabari setelah bangun. Jangan lupa aktifkan ponsel barunya,” pesan Raka, suaranya penuh perhatian.“Siap, Mas.” Neina meremas jemari Raka sebentar, sebuah sentuhan singkat yang penuh makna, lalu berbalik menuju pintu kaca lobi apartemen.Raka menunggu sampai siluet Neina lenyap di balik lift sebelum ia berbalik. Ia menghela napas, sebuah kelegaan bercampur rasa lelah. Ia kembali menuju mobilnya. Tujuan ia sekarang adalah kembali ke rumah orang tuanya. Saat taksi melaju, meninggalkan gedung DS Company yang kini tampak sepi dan gelap. Raka tak menyadari sebuah sedan hitam tanpa lampu kabin mengikuti pelan sejak lobi DS Company. Di balik kemudi, seorang pria berjas abu memantul di kaca spion, matanya mengawasi mobil yang ditumpangi Raka dengan tajam. Ada sesuatu yang tak
Terakhir Diperbarui: 2025-06-18
Chapter: Bab 42. Hadiah Raka
Jam di ponsel Neina menunjukkan pukul 22.16 WIB. Sebuah pesan masuk dari Mas Raka, kekasihnya. “Aku pesan makanan. Masih butuh apa?”Hati Neina ngilu. Ia ingin sekali membalas, “Pulanglah, Mas. Aku baik-baik saja.” Namun, ia takut menyinggung. Raka adalah sosok yang sabar dan pengertian, tapi ia juga tahu, menunggu di lobi kantor hingga larut malam bukanlah hal yang menyenangkan. Dengan jemari ragu, ia mengetik: “Mungkin sampai jam 00.30, Mas. Maaf.”Balasan hanya berupa emoji jempol ia terima. Neina tahu Raka menahan kecewa. Emoji itu adalah simbol kesabaran Raka, namun juga kekecewaan yang tak terucap. Sebuah janji makan malam yang telah direncanakan pagi tadi, kini harus pupus karena pekerjaan yang tak ada habisnya. Ia merasa bersalah, namun tak punya pilihan.Proposal BetaX akhirnya selesai. Setelah berjam-jam berkutat dengan angka, grafik, dan narasi, Neina menghela nafas lega. File pun telah terkirim, dan Felix sudah men-CC Pak Keandra ulang untuk memastikan. Mereka salin
Terakhir Diperbarui: 2025-06-18
Chapter: Bab 41. Mencari Jalan Keluar
Ia mencoba lagi, memasukkan kombinasi kata sandi lama yang ia ingat. Tetap gagal. Frustrasi memuncak.Ia mengambil napas dalam-dalam. Hanya ada satu cara untuk mendapatkan akses itu: menghubungi Bapak Ridwan, Kepala Divisi Teknologi. Ridwan adalah orang yang bertanggung jawab atas seluruh sistem IT perusahaan. Namun, Ridwan dikenal sangat disiplin dan tidak akan memberikan akses tanpa alasan yang sangat kuat, apalagi di luar jam kerja.Neina menatap layar ponselnya, ragu-ragu. Menghubungi Ridwan berarti mengakui ia butuh bantuan, yang bisa saja dianggap sebagai excuse oleh Keandra. Tapi, jika ia tidak mencoba, proposal ini pasti gagal. Akhirnya, dengan tangan gemetar, ia menekan nomor Ridwan.Telepon berdering lama. Neina merasa jantungnya berpacu kencang. Apakah Ridwan sudah tidur? Apakah ia akan marah karena diganggu? Pada dering kelima, suara serak Ridwan akhirnya menjawab.“Halo, Neina? Ada apa? Ini sudah larut.” Nada suaranya terdengar lelah, namun tidak marah.“Maaf mengganggu
Terakhir Diperbarui: 2025-06-17
Chapter: Bab 40. Pekerjaan Tambahan
Deru pendingin udara di ruang kerja Neina sudah melemah; jarumnya menempel pada angka dua puluh enam seolah ikut kelelahan menahan panas malam Jakarta yang membara. Jam dinding menunjukkan pukul 18.07 WIB ketika pintu diketuk perlahan. Neina, yang sedang membereskan mejanya, mengira itu adalah karyawan kebersihan. Namun, yang muncul justru Pak Felix—dasi miring, rambut sedikit berantakan, kemeja kusut tanda ia juga belum sempat pulang. Wajahnya lelah, namun ada gurat cemas yang kentara.“Neina, boleh lima menit?” tanya Felix, suaranya terdengar berat, nyaris berbisik.Neina sedikit terkejut, namun dengan sigap ia kembali duduk tegak. “Tentu, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”Tanpa menunggu dipersilakan duduk, Felix melangkah masuk, menyodorkan map tebal berpenanda URGENT berwarna merah.“Proposal ini harus selesai hari ini juga,” bisiknya, suaranya sangat pelan, seolah kalimat itu bisa ditangkap CCTV yang terpasang di sudut ruangan. “Pak Keandra langsung instruksikan.”Neina menelan
Terakhir Diperbarui: 2025-06-17
Benih 20 Milyar CEO Dingin

Benih 20 Milyar CEO Dingin

"Danisa," Panggil Daren, pria berusia 34 tahun yang tidak lain adalah bosnya. "Iya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawabnya. "Menikah dengan saya. Dan lahirkan anak untuk saya." Sebuah kalimat yang membuat Danisa mematung di tempat. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba atasannya yang tidak pernah terlihat dekat dengan wanita memintanya untuk menikah dan melahirkan anak. Daren, pria yang tidak mau dekat dengan wanita manapun. Tiba-tiba meminta dirinya untuk menikah dan punya anak dari bosnya sendiri. Memang Danisa suka uang, tapi tidak dengan menjual diri sama pria kaya yang harus mengorbankan mahkota berharganya. Lebih baik Danisa mencari sampingan pekerjaan lain dari pada harus melahirkan anak untuk bosnya.
Baca
Chapter: BAB 225
Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji
Terakhir Diperbarui: 2024-10-20
Chapter: BAB 224
Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah
Terakhir Diperbarui: 2024-10-19
Chapter: BAB 223
Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut
Terakhir Diperbarui: 2024-09-22
Chapter: BAB 222
“Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren
Terakhir Diperbarui: 2024-09-17
Chapter: BAB 221
“Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang
Terakhir Diperbarui: 2024-09-16
Chapter: BAB 220
Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d
Terakhir Diperbarui: 2024-09-10
Penjara Hati Bos Arogan

Penjara Hati Bos Arogan

“Aku akan bantu. Tapi dengan syarat,” kata pria itu dengan Tatapan yang begitu sulit diartikan. “Syarat? Syarat apa?” Tanya Alya bingung.  Evan diam beberapa saat, dia pun kembali menjawab. “Jadi pelayanku. Kau harus selalu siap dengan apa pun yang aku mau.” Sebuah permintaan yang sangat tidak masuk akal Alya dengar. Tetapi dia harus mendapatkan uang segera.  Pelayanan apa yang Evan maksudkan untuknya. Tapi, dia sangat terdesak kal ini. Lalu, apa yang harus Alya lakukan? Menerima atau menolak, sedang masa depan yang ia punya sangat panjang?
Baca
Chapter: Bab 116. Kembali Merajut
Alya kembali ke kamarnya. Niat hati ingin menenangkan diri, tapi justru ia kembali dibuat berdebar dengan setiap kalimat pernyataan yang Evan beri pada kedua orang tuanya. Nada dering pesan masuk membuatnya menoleh cepat ke arah meja rias, tempat ponselnya diletakkan. Sebuah pesan dari Vira.Vira: Lihat ini sekarang. Kamu harus tahu.Tautan video menyertai pesan singkat itu. Tanpa pikir panjang, Alya mengetuk layar. Jantungnya hampir berhenti ketika wajah Evan muncul dalam video. Konferensi pers. Mikrofon berjejer di hadapan pria yang pernah ia cintai begitu dalam, dan kini...“Nama saya Evan Ibrahim Sanders,” suara Evan terdengar tegas, namun ada getaran kecil dalam intonasinya. “Saya berdiri di sini bukan sebagai CEO perusahaan keluarga saya, tapi sebagai seorang pria... yang selama ini menyembunyikan bagian terpenting dalam hidupnya. Saya telah menikah. Lima tahun lalu.”Gemetar tangan Alya menggenggam ponselnya. Ia mundur selangkah, lalu terduduk di tepi ranjang.“Nama istri saya
Terakhir Diperbarui: 2025-06-02
Chapter: Bab 115. Ketegangan Ayah dan Anak
Suasana rumah itu sunyi, terlalu tenang untuk pagi yang seharusnya ramai oleh hiruk pikuk aktivitas. Udara dingin yang merembes dari celah jendela membuat ruangan tampak membeku, seolah waktu ikut berhenti menunggu ledakan yang akan segera terjadi.“Rumahmu terlalu sepi untuk orang yang sedang merayakan kemenangan besar,” suara itu dalam, tegas, dan penuh nada ejekan samar.Evan menoleh pelan. Pria yang berdiri di ambang pintu itu tinggi, dengan jas hitam rapi dan sepatu mengilap. Wajahnya menua, tapi masih menyimpan pesona yang dulu membuat banyak orang tunduk di dunia bisnis. Ibrahim.Ayahnya.“Kalau datang untuk memuji diri sendiri atas kemenangan perusahaan, kau bisa pulang sekarang,” kata Evan datar, lalu menyesap kopinya.Ibrahim tersenyum kecil dan duduk di sofa panjang tanpa diminta. Ia mengambil sikap seperti seseorang yang memiliki tempat itu.“Tidak, aku datang bukan untuk membahas perusahaan. Kita sudah lewat fase itu.”“Ayah bangga. Kamu bisa selesaikan masalah besar deng
Terakhir Diperbarui: 2025-06-02
Chapter: Bab 114. Kehadiran Ibrahim, Ayah Evan
Matahari pagi menyelinap pelan dari balik tirai jendela ruang makan yang luas dan penuh cahaya hangat. Aroma roti panggang dan telur orak-arik menggoda indra penciuman, menyatu dengan wangi lembut dari teh melati yang mengepul dalam cangkir porselen di atas meja.Alya duduk di salah satu sisi meja panjang, mengenakan blus putih santai dan celana linen abu-abu. Pasmina santai menghias wajah cantiknya, meski sederhana tetap membingkai indah wajahnya. Wajahnya masih menyisakan rona merah muda yang tak bisa ia sembunyikan, terutama saat matanya melirik ke arah pintu kamar yang tertutup rapat di lantai atas. Di sampingnya, duduk seorang anak laki-laki yang begitu ia sayang, dengan rambut ikal cokelat gelap dan mata besar penuh rasa ingin tahu."Mommy... Ayah Evan belum pulang, ya?" tanya Cale pelan, sembari menggigit roti panggangnya yang dioles mentega keju kesukaannya.Alya sedikit terkejut. Tangannya yang hendak meraih sendok berhenti di udara. Ia mengalihkan pandangan ke arah putranya
Terakhir Diperbarui: 2025-06-02
Chapter: Bab 113. Teh Jahe Hangat
Langkah-langkah pelan Alya menyusuri lorong rumah besar itu, sunyi diiringi suara detak jarum jam dinding yang bergema lembut. Di tangannya, sebuah cangkir keramik putih berisi teh jahe hangat beraroma kuat yang baru saja ia buat di dapur. Aroma rempahnya semerbak, seolah ingin menyembuhkan udara yang tegang beberapa waktu lalu.Sesampainya di depan pintu kamar Evan, Alya mengetuk pelan."Evan?" panggilnya, suaranya lirih.Tak ada jawaban.Ia mengetuk sekali lagi, sedikit lebih keras. "Aku hanya membawakan teh jahe. Untukmu."Masih sunyi. Tak ada sahutan dari dalam.Alya menghela napas kecil. Dalam hatinya, ia ragu. Tapi udara dingin malam yang masih menggantung dan bayangan wajah lelah Evan saat baru datang tadi membuatnya mantap untuk masuk. Ia mendorong pintu perlahan, memastikan tidak membuat suara gaduh.Saat pintu terbuka sepenuhnya, pemandangan yang menyambutnya membuat detak jantung Alya seketika melonjak.Evan baru saja keluar dari walk-in closetnya. Tubuh tegapnya terbuka ta
Terakhir Diperbarui: 2025-06-01
Chapter: Bab 112. Usaha Evan
Di rumah Evan, Alya sudah seminggu kembali dari rumah ibunya, suasana mencekam. Alya duduk di depan TV, menatap layar dengan wajah pucat. Vira ada di sampingnya, menggenggam tangan sahabatnya erat.“Kenapa mereka sejahat itu, Mbak? Aku… aku tidak pernah minta apa pun. Tidak pernah cari sensasi…” suara Alya gemetar. Jujur, ia tak pernah berpikir hingga sejauh ini sebab kembali masuk ke kehidupan Evan yang bahkan tidak ia inginkan. “Kamu harus tenang. Jangan berpikir macam-macam. Pak Evan pasti tidak akan tinggal diam.” Vira meyakinkan Alya dan menguatkan jika Evan pasti akan selalu berada di pihaknya. “Aku tak yakin, Mbak. Yang dihadapinya bukan hanya keluarga wanita itu. Tapi keluarganya juga.” Alya sungguh putus asa dan bingung di situasi seperti ini. “Pak Evan sudah berjanji. Dan dia tidak akan mengingkari. Kamu yakin itu,” tegas Vira meyakinkan Alya yang lemah saat ini. Ponsel Alya bergetar. Nama Evan muncul.“Alya…” suara Evan terdengar berat. “Aku minta maaf. Aku tidak bisa m
Terakhir Diperbarui: 2025-05-29
Chapter: Bab 111. Konflik Bisnis dan Cinta
Langit sore itu menggantung kelabu di atas gedung yang menujlang tinggi di ibu kota. Dari balik jendela lantai ruangan presdir yang berkuasa. Evan Mahardika memandangi awan yang mulai menebal, seakan menjadi pertanda akan datangnya badai. Namun badai itu bukan hanya milik langit—ia telah memasuki ruang kantornya lebih dulu.Pintu ruang direktur utama terbuka perlahan. Sosok tinggi tegap masuk dengan langkah pasti. Ibrahim Sandres, ayah Evan sekaligus pendiri bisnis yang kini Evan kendalikan, membawa serta aura tekanan yang membuat ruangan seketika mencekam. Setelan jasnya rapi, rambut peraknya disisir ke belakang, dan matanya—dingin dan tajam seperti belati."Kita perlu bicara," ujar Ibrahim tanpa basa-basi saat memasuki ruangan mewah sang pemimpin yang tak lain adalah anaknya sendiri. Evan berdiri dari balik mejanya. “Silakan, Ayah. Duduklah.”Namun Ibrahim tak duduk. Ia berdiri tegak, menatap Evan dari seberang meja seperti seorang hakim menatap terdakwa. Tatapan yang menghujam bak
Terakhir Diperbarui: 2025-05-29
Anda juga akan menyukai
Wanita Rahasia CEO
Wanita Rahasia CEO
Romansa · Blezzia
1.2M Dibaca
Kisah Pewaris Milyader
Kisah Pewaris Milyader
Romansa · Aku Ingin Makan Daging
1.2M Dibaca
Dikira Miskin Saat Pulang Kampung
Dikira Miskin Saat Pulang Kampung
Romansa · rafanalfa6819
1.2M Dibaca
Membalas Kesombongan Mantan
Membalas Kesombongan Mantan
Romansa · Pena_yuni
1.1M Dibaca
Setelah Lima Tahun
Setelah Lima Tahun
Romansa · Lis Susanawati
1.1M Dibaca
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status