author-banner
Ruimoraa
Author

Novels by Ruimoraa

Terjerat Takdir Tuan Saka

Terjerat Takdir Tuan Saka

Arum Hadibrata tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Demi menyelamatkan ayahnya dari jeratan utang, ia menerima tawaran pernikahan dari Saka Valenbrand, Presiden Direktur Savera Holdings, pria dingin yang nyaris tak tersentuh oleh siapapun. Bagi Saka, pernikahan ini bukan soal cinta. Ini murni strategi. Arum hanyalah bagian kecil dari rencana besarnya. Namun semua menjadi rumit ketika Arum dengan segala kesederhanaan, ketulusan, dan kepolosannya perlahan merobek dinding yang sudah lama ia bangun. Di tengah panasnya dunia bisnis, ancaman kompetitor dan konflik internal, Saka dihadapkan pada satu kenyataan, bahwa perempuan yang selama ini ia pandang sebelah mata justru menjadi satu-satunya alasan mengapa ia mulai melihat rumah sebagai tempat untuk pulang. Namun, ketika masa lalu yang kelam, pengkhianatan, dan rahasia mulai terungkap, mampukah keduanya bertahan? Ataukah pernikahan ini hanya akan menjadi bagian dari strategi… yang akhirnya menjadi senjata makan tuan?
Read
Chapter: Yang Tak Pernah Bisa Kubenci
Suara ricuh seketika memenuhi ruang kelas ketika jam kuliah berakhir, diikuti dosen yang meninggalkan ruangan. Masing-masing sibuk merapikan barang mereka untuk kemudian meninggalkan lingkungan kampus. Sama halnya dengan seorang gadis berusia 20 tahun yang duduk di kursi depan, sembari sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, dengan terburu-buru ia memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas, yang tanpa disengaja membuat salah satu pulpennya terjatuh ke lantai. Belum sempat tangannya meraih pulpen hitam yang tergeletak di lantai, sebuah tangan yang lebih besar darinya meraih pulpen itu dan meletakkannya di atas meja. "Buru-buru banget, santai aja dulu" Ucap Sekala, laki-laki berwajah teduh dengan mata coklat dan rambut comma hairnya. "Ga bisa, Kal! Rapatnya jam 3 dan sekarang udah jam 14.50... Aku duluan ya" Pamit Arum yang sudah selesai merapikan barang-barangnya. "Bentar..." Panggil Sekala dengan suara lembut, tangannya meraih pergelangan tangan Ar
Last Updated: 2025-09-05
Chapter: Di Ambang Kehilangan
Suara ricuh seketika memenuhi ruang kelas ketika jam kuliah berakhir, diikuti dosen yang meninggalkan ruangan. Masing-masing sibuk merapikan barang mereka untuk kemudian meninggalkan lingkungan kampus. Sama halnya dengan seorang gadis berusia 20 tahun yang duduk di kursi depan, sembari sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, dengan terburu-buru ia memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas, yang tanpa disengaja membuat salah satu pulpennya terjatuh ke lantai. Belum sempat tangannya meraih pulpen hitam yang tergeletak di lantai, sebuah tangan yang lebih besar darinya meraih pulpen itu dan meletakkannya di atas meja. "Buru-buru banget, santai aja dulu" Ucap Sekala, laki-laki berwajah teduh dengan mata coklat dan rambut comma hairnya. "Ga bisa, Kal! Rapatnya jam 3 dan sekarang udah jam 14.50... Aku duluan ya" Pamit Arum yang sudah selesai merapikan barang-barangnya. "Bentar..." Panggil Sekala dengan suara lembut, tangannya meraih pergelangan tangan Ar
Last Updated: 2025-06-12
Chapter: Darah di Antara Kita
Suara ricuh seketika memenuhi ruang kelas ketika jam kuliah berakhir, diikuti dosen yang meninggalkan ruangan. Masing-masing sibuk merapikan barang mereka untuk kemudian meninggalkan lingkungan kampus. Sama halnya dengan seorang gadis berusia 20 tahun yang duduk di kursi depan, sembari sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, dengan terburu-buru ia memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas, yang tanpa disengaja membuat salah satu pulpennya terjatuh ke lantai. Belum sempat tangannya meraih pulpen hitam yang tergeletak di lantai, sebuah tangan yang lebih besar darinya meraih pulpen itu dan meletakkannya di atas meja. "Buru-buru banget, santai aja dulu" Ucap Sekala, laki-laki berwajah teduh dengan mata coklat dan rambut comma hairnya. "Ga bisa, Kal! Rapatnya jam 3 dan sekarang udah jam 14.50... Aku duluan ya" Pamit Arum yang sudah selesai merapikan barang-barangnya. "Bentar..." Panggil Sekala dengan suara lembut, tangannya meraih pergelangan tangan Ar
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: Ketika Peduli Tak Perlu Alasan
Suara ricuh seketika memenuhi ruang kelas ketika jam kuliah berakhir, diikuti dosen yang meninggalkan ruangan. Masing-masing sibuk merapikan barang mereka untuk kemudian meninggalkan lingkungan kampus. Sama halnya dengan seorang gadis berusia 20 tahun yang duduk di kursi depan, sembari sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, dengan terburu-buru ia memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas, yang tanpa disengaja membuat salah satu pulpennya terjatuh ke lantai. Belum sempat tangannya meraih pulpen hitam yang tergeletak di lantai, sebuah tangan yang lebih besar darinya meraih pulpen itu dan meletakkannya di atas meja. "Buru-buru banget, santai aja dulu" Ucap Sekala, laki-laki berwajah teduh dengan mata coklat dan rambut comma hairnya. "Ga bisa, Kal! Rapatnya jam 3 dan sekarang udah jam 14.50... Aku duluan ya" Pamit Arum yang sudah selesai merapikan barang-barangnya. "Bentar..." Panggil Sekala dengan suara lembut, tangannya meraih pergelangan tangan Ar
Last Updated: 2025-06-09
Chapter: Jatuh ke Jurang Kehancuran
Budi melangkah masuk ke kantor SkyLine Group dengan langkah lunglai, merasa bingung dan putus asa dengan apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Belum selesai soal data kantor yang tiba-tiba rusak, ditambah harus kalah tender dengan menantunya sendiri, Saka Rama Sadewa. Untuk yang kesekian kalinya, ia menghela napas panjang sebagai efek dari isi kepalanya yang berkecamuk. Begitu kaki kanan dan kirinya melangkah memasuki area lobi, entah mengapa suasana terasa berbeda baginya. Ada sesuatu yang terasa aneh. Beberapa karyawan yang biasa menyapanya dengan ramah malah terlihat berbisik-bisik sesaat setelah matanya bertemu dengan mereka. Budi merasakan ada sesuatu yang tidak beres, namun ia mencoba untuk menahan diri, berusaha fokus pada pekerjaan yang harus segera ia selesaikan. Namun, semakin ia melangkah menuju ruang kerjanya, semakin terasa ada yang ganjil. Beberapa karyawan bahkan meliriknya dengan tatapan yang sulit ia artikan. Mereka berbicara satu sama lain, lalu segera diam ke
Last Updated: 2025-06-07
Chapter: Di Balik Masker Kekuasaan
Malam itu, suasana di rumah terasa sangat sunyi, hanya terdengar suara angin yang sesekali menerpa jendela. Saka terbangun dengan keringat dingin membasahi dahinya. Matanya terbuka lebar, napasnya terengah-engah karena baru saja bermimpi buruk. Mimpi yang sama dan terus terulang, mengenang masa lalu yang kelam dan tak pernah bisa ia lupakan. Dengan tubuh yang masih terjaga dari kegelisahan, Saka menatap kosong ke sekeliling kamar. Sepi dan sangat sunyi rasanya. Ia menoleh ke samping, memeriksa apakah masih ada air di gelas minumnya, namun gelas itu kering tak berisi apapun. Ia bangkit perlahan dari tempat tidur, berjalan perlahan menuju pintu kamar. Ketika pintu terbuka, pandangannya langsung menyapu seisi rumah yang gelap. Ia berjalan perlahan menuruni anak tangga, menuju dapur dan meneguk segelas air putih, menghilangkan dahaga yang sedari tadi mengganggunya. Ketika sedang berjalan hendak kembali ke kamar, matanya tertuju pada ruang keluarga, tempat di mana Arum biasanya tidur.
Last Updated: 2025-05-08
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status