Share

Bab 38 - Edelweissku !

Hari demi hari Aku lewati seperti biasanya. Namun, hal berbeda terjadi pada esok harinya. Dimana sebuah insiden besar yang memuncak di keluargaku. Entah dendam kesumat apa, Nenekku dan Ibu kembali ribut. Kali ini ribut besar, sepertinya bukan masalah biasa.

“Kamu! Anak gak tahu diri! Punya hutang sama adiknya kenapa sampai sekarang belum dibayar!” gertak Nenek kepada Ibu.

“Maafin saya bu, tapi sudah beberapa kali aku bilang. Aku gak bawa kabur uangnya Bu, itu teman saya,” Balas Ibuku.

“Ya sudah, kamu bilangkan temanmu. Telpon dia!” perintah nenek. Ibuku hanya terdiam.

“Coba kalau itu bukan temanmu, gak akan kejadian kaya gini. Capek aku ngurus adikmu minta uang terus ke aku!”

Nenekku terus mengeluh karena sang putri pertamanya, yang tak lain adalah Ibuku, tidak ada usaha untuk mencicil hutangnya. Sedangkan, dari sisi lain, Ibuku merasa bahwa ia tidak menbawa kabur uang adiknya itu. Perdebatan sengit yang tiada henti membuat Kakek kewalahan menghadapinya. Beberapa kali Nenek memberi um
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status