Home / Fantasi / 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga / 07. Undangan Pesta Dansa

Share

07. Undangan Pesta Dansa

Author: Fit
last update Last Updated: 2023-12-01 19:56:22

Matahari masih enggan menampakkan diri, namun Luke sudah berada di taman. Padahal satu pun pekerja masih belum terlihat. Ia berlari kecil dengan penuh semangat. Ia menjilat ujung telunjuknya, lalu mengangkatnya ke udara.

"Baiklah! Arah anginnya sudah bagus! Saatnya meluncur!" seru Luke.

Luke masih bersikeras ingin menyelesaikan tugasnya. Ia berusaha menyimpan seluruh oksigen di dadanya. Jika ia berhasil berlari 3 putaran hari ini, ia akan lebih cepat kembali ke dunianya.

"Tuan Joan!"

Luke sontak menoleh sekilas tanpa menghentikan larinya. Entah mengapa ia sudah terbiasa dengan nama itu. Senyumnya langsung mengembang begitu melihat suster Elle.

"Suster Elle!" seru Joan.

"Tuan Joan! Mengapa Anda berlari di taman pagi-pagi sekali?! Anda baru pulang dari rumah sakit seminggu yang lalu!" kata Elle.

Wanita itu berlari tergopoh-gopoh dan langsung menarik sebelah tangan Luke hingga terjatuh ke belakang. Untung saja Luke tidak menimpa Elle. Tiba-tiba saja cahaya datang entah dari mana. Ia memutari Luke sembari terus tertawa.

"Anda gagal lagi, Kesatria!"

Luke mendecak. Ia bergegas berdiri dan membantu Elle. Ia berusaha keras untuk tidak menghiraukan ucapan cahaya yang terus meledeknya.

"Mari kita kembali ke dalam, Suster," kata Luke yang sudah berjalan di depan.

Elle mengangguk dan mengikuti langkah pria tersebut. Namun saat tiba di pintu masuk utama, Luke mendadak menghentikan langkahnya. Elle yang tidak memperhatikan ke depan, mau tidak mau menabrak punggung Luke.

"Ada apa, Tuan Joan?" tanya Elle.

Luke hanya diam. Di depannya sudah ada Caroline yang sedang berdiri sembari menatap ke luar jendela. Beberapa menit kemudian, nampaknya Caroline menyadari keberadaan mereka, lalu ia menoleh. Gadis itu terkejut, sebelah tangannya bergerak mengusap kedua matanya secara bergantian.

"A-apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Caroline dengan panik.

Luke menunjuk ke belakang. "Taman. Lalu Suster Elle menjemputku."

Elle tersenyum tipis, ia sedikit membungkuk dengan sopan. Caroline hanya menatapnya sekilas, lalu kembali menatap Luke.

"Suster Elle, Anda boleh pergi," kata Caroline.

Elle langsung pamit pergi meninggalkan kedua orang tersebut. Setelah kepergian Elle, Caroline mengulurkan sepucuk surat pada Luke.

"Ambil ini," ujar Caroline.

Luke menaikkan sebelah alisnya. "Apa ini?"

Helaan napas yang begitu berat lolos dari mulut Caroline. "Undangan pesta dansa jam 2 siang."

"Pesta dansa siang hari?"

Luke mengerutkan dahinya dan langsung membuka isi surat tersebut. Rupanya pesta dansa diselenggarakan di kediaman orang tua Caroline. Namun yang mengejutkan, tidak ada nama Luke di undangan tersebut. Justru nama Bran yang tertera.

"Tapi sepertinya aku tidak diundang," kata Luke sembari tertawa pelan.

"Jika aku pergi dengan Bran, menurutmu berita apa yang akan tersebar di media?"

"Benar juga," sahut Luke.

Caroline mendecih pelan, lalu pergi tanpa mengatakan apa pun. Setelah itu, Luke berjalan pelan sambil membaca isi surat yang ada di tangannya. Tiba-tiba saja cahaya mengikutinya. Tidak seperti biasanya, cahaya itu berkelip dan berubah warna menjadi biru.

"Tugas bernilai 10 sedang menunggu Anda, Kesatria!"

Luke menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Tugas bernilai 10? Apa maksudnya?"

"Jika Anda berhasil menyelesaikan tugas ini, maka tugas Anda langsung dikurangi 10."

Senyum Luke mengembang. "Itu tandanya kalau aku berhasil, tersisa 89 tugas?"

"Benar sekali. Anda akan lebih cepat kembali!"

Luke yang sangat bersemangat tanpa sadar melepaskan surat di tangannya. Ia menatap cahaya itu dengan mata berbinar.

"Seperti apa tugasnya? Apa sangat sulit?" tanya Luke.

"Tugas kali ini tingkat kesulitannya menengah, Kesatria."

Luke mengerutkan dahinya dengan bingung. "Apa maksudnya?"

"Anda bisa saja mati jika tidak berhati-hati dalam tugas ini, Kesatria Luke!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   76. Caroline Mencurigakan!

    "Jiwaku akan dihapus dari alam semesta dan ingatan semua orang yang pernah mengenalku.""Kalau begitu, aku harus mencari tau sendiri ya," gumam Luke.Yellowdious tidak menjawab. Cahayanya perlahan memudar lalu hilang begitu saja. Kini tersisa Luke sendiri di dalam kamar. Matanya masih setia menatap langit-langit."Kapan terakhir kali aku mendapat misi?" Luke langsung bangun. Ia bergegas menghampiri lemari pakaian. Begitu dibuka, tidak ada satu pun surat misi yang melayang. Rasanya sangat kecewa. Setelah terbiasa menjalankan misi, hidupnya mulai terasa hampa saat tidak melakukan apa-apa.Suara langkah kaki terdengar mendekat ke kamarnya. Ia langsung menutup rapat lemari dan mendekat ke arah pintu. Sosok itu tidak langsung mengetuk. Ia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun.Luke berusaha mengintip dari celah lubang kunci. Jika melihat celemek yang menutupi bagian depan pakaiannya, bisa dipastikan kalau sosok itu merupakan suster Elle. Namun Luke tidak langsung membukanya. Ia menunggu w

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   75. Ancaman Luke Pada Caroline

    "Siapa kau sebenarnya? Bagaimana kau bisa ada di sini?"Caroline termenung tiap kali mengingat ucapan Luke. Bagaimana bisa pria itu tahu identitasnya. Padahal selama ini ia sudah berusaha menyembunyikannya dengan baik.Ia memandang dirinya di cermin. Cukup lama hingga pintu kamarnya diketuk beberapa kali. Ia langsung bangun dan mengatur sorot matanya agar mirip dengan pemilik tubuh tersebut.Begitu dibuka, nampak Elle yang membawa senampan makanan. Wanita itu tidak mengatakan apa pun. Namun ia terus menatap Caroline, seolah memintanya untuk mengambil nampak tersebut."Terima kasih, Suster Elle," ujarnya pelan.Namun setelah nampak itu sudah ada di tangan Caroline, Elle tidak kunjung pergi. Ia masih terus menatap gadis di hadapannya dengan sorot mata menyelidik."Ada apa, Suster Elle? Apa ada yang ingin Anda katakan?" tanya Caroline.Elle menunduk, lalu mengangguk pelan. "Nona ... belakangan ini ...."Ucapan Elle terhenti saat terdengar suara klakson dari arah luar. Wanita paruh baya i

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   74. Siapa Kau Sebenarnya?

    Setelah melewati percakapan yang cukup berat, akhirnya Luke ditinggal sendirian di dalam ruangan tersebut. Ia termenung dengan pandangan kosong ke arah pintu. Otaknya sibuk menimbang. Misi Christoper kali ini sangat menguntungkan. Namun sebelum itu, siapa yang layak untuk dibawa kembali bersama pria tersebut? Dirinya atau Ciel?Ciel punya banyak poin. Dia pasti bisa dengan mudah kembali. Sedangkan aku?Luke memejamkan matanya saat bayangan Joan yang memakai tubuhnya itu mulai melintas di pikiran. Joan bukan lawan yang bisa diremehkan. Apalagi setelah pria itu menggadaikan jiwanya pada ular mata air.Luke mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Lalu ia mulai memukul selimut yang membalut tubuhnya."Sial! Dia pasti punya banyak mana dan kekuatan!" rutuk Luke."Aku juga ingin kembali. Tapi aku tidak bisa membiarkan Ciel tertinggal di sini bersama pria gila itu!"Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Secepat mungkin Luke menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia memejamkan matanya dengan paksa

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   73. Diskusi Bersama Christoper

    "Buka mulutmu."Luke menggeleng pelan, ia mendorong pelan sendok yang sudah ada di depan mulutnya. Sejak tadi Ciel tidak mau mengalah. Ia terus memaksa Luke untuk menerima suapan darinya."Aku bisa makan sendiri Ciel," ujarnya.Ciel mendengus pelan. "Apa salahnya sih? Aku cuma mau membantumu makan.""Tapi ...."Luke tidak melanjutkan ucapannya. Ia melirik Caroline yang duduk di sofa tanpa merasa terusik. Gadis itu tengah membaca sebuah buku tebal."Satu suapan saja. Kamu mau 'kan?" tanya Ciel.Akhirnya Luke mengalah. Ia membuka mulutnya dan membiarkan bubur itu masuk. Sontak Caroline menutup bukunya dengan keras. Kini pandangan gadis itu sudah benar-benar teralihkan pada Luke dan Ciel."Aku akan datang lagi nanti malam," ujar Caroline sembari bangun dari tempat duduknya.Ciel mengerutkan dahinya. "Kau sudah mau pulang, Caroline? Tapi kau 'kan baru saja datang."Caroline tidak menjawab. Kini pandangannya hanya tertuju pada Luke. Pria itu tidak mengatakan apa pun, padahal ia sudah mau p

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   72. Menghindari Caroline

    "Jo-Joan!" cicitnya."Pergi kau sialan!" bentak Luke.Caroline berusaha keras untuk mendorong tubuh Luke, namun sia-sia saja. Tenaga pria itu jauh lebih besar darinya. Lima menit berlalu, Caroline membiarkan Luke terus menekan tubuhnya. Perlahan tubuh Luke bergerak menyingkir. Namun tatapan pria itu masih terpaku padanya. Dahinya berkerut seolah menajamkan pandangannya."Joan?" panggil Caroline.Bukannya menjawab, Luke justru langsung pergi meninggalkannya. Pria itu setengah berlari keluar dari ruangannya.~~~"Selamat sore!"Luke sontak menoleh ke arah pintu yang mulai terbuka. Nampak Ciel sudah sangat sehat dan bertenaga. Gadis itu melambaikan kedua tangannya. Senyum Luke langsung mengembang, ia merasa sangat senang karena gadis itu berhasil diselamatkan.Setelah menutup pintu, Ciel berlari kecil menghampiri Luke. Lalu ia duduk di kursi yang sudah disiapkan. Senyumnya perlahan luntur saat melihat luka yang ada di tangan Luke. Ia merasa tidak enak karena sudah membuat pria itu mendap

  • 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga   71. Pertemuan dengan Christoper Brandon

    "Lama tidak bertemu, pria yang tidak kuat minum."C-Christoper Brandon?!Klosa langsung berontak. Ia berusaha melepaskan cengkraman Christoper dari wajahnya. Namun bukannya terlepas, cengkramannya justru semakin menguat."Di mana orang berwajah Joan itu berada?" tanya Christoper Brandon.Klosa mengerutkan dahinya. "Siapa orang berwajah Joan? Saya tidak tahu!""Beraninya kau berbohong!"Kali ini Christoper menurunkan cengkramannya ke leher Klosa. Ia menahan kekuatannya agar pria itu tidak mati tercekik. Sebab ia melakukannya hanya untuk menakut-nakuti Klosa."Mustahil kau tidak tahu. Kau selalu mengikutinya!" seru Christoper."Kalau maksud Anda itu Tuan Joan, saya tahu! Tapi dia memang Tuan Joan, bukan hanya mirip.""Ya, anggap saja begitu. Jadi kau tahu dia ada di mana?""Ada urusan apa mencariku sampai menyiksa orang tidak bersalah seperti itu?"Christoper langsung melepas cengkramannya dari leher Klosa. Senyumnya perlahan mengembang begitu melihat sosok Luke berdiri di ujung jalan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status