Share

5. Just Ex

"Jadi lo gak mau cerita gitu Sa?"

Perkataan Varra membuat Teresa yang sedari tadi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan mengintip dari sela-sela jarinya. Mereka bertiga sedang berada di kantin dan duduk di satu meja panjang. Letak meja itu ada di dekat pedagang yang sedang melayani banyak murid yang berebutan membeli nasi.

Rivka menatap Teresa dengan alis mengerut, bertanya-tanya. Ada apa dengannya. Varra yang ditatap Rivka pun hanya mengendikan bahunya, tidak tau. Ia benar-benar tidak tau kan? Dan juga Teresa sedari tadi tidak mau berbicara sejak masuk ke dalam kelas. Setelah keluar dari ruang kepala sekolah tentunya.

Merasa didiamkan meski ditatap oleh Teresa membuat Varra kembali bertanya, "Kalau gitu lo lo pada gak mau makan nih? Kita ke sini mau makan kan? Gue udah laper," keluh Varra. "Gue mau beli siomay. Lo berdua gak makan?"

Teresa merasa mood makannya hilang hari ini. Gimana bisa ia makan kalau pikirannya melayang-layang pada kejadian tadi? Andai ia tidak datang di jam yang sama dengan Raskal. Andai ia tidak manjat dengan Raskal. Andai kejadian tadi tidak di lihat Bu Is. Andai..., ah terlalu banyak kata andai dan Teresa tau penyesalan selalu datang terakhir.

"Gue nggak makan deh. Lo berdua aja," akhirnya Teresa membuka suara.

"Ntar awas lo laper. Inget maag lo pernah kambuh di kelas gara-gara gak makan," peringat Rivka.

"Gak deh. Lo aja berdua."

"Trus lo nontonin kita berdua makan, gitu?" tanya Varra.

"Yah, itung-itung gue ngirit."

"Ngirit-ngirit. Besok aja lo belanja baju di mall."

"Ya udah sih Var. Yuk kita beli makan.

Eh Sa kita beli makan dulu ya. Lo jangan

kemana-mana. Jagain ni tempat."

"Hm." hanya itu balasan dari Teresa. Perempuan itu lebih memilih diam di tempatnya sambil mengamati keadaan sekitar setelah Varra dan Rivka pergi.

Di sekolahnya hanya ada satu kantin. Dan letak kantin ini ada di belakang, tepat di kawasan kelas X. Oleh karena itu yang merajai kantin ini adalah angkatan Teresa, yaitu kelas XII.

Begitu pandangan Teresa tertuju pada pintu kantin sekolah, tiga cowok baru saja tiba di kantin dengan wajah yang... lumayan terlihat kesal. Tapi itu hanya asumsi Teresa semata. Begitu pandangan Teresa dan Beling bertemu, cewek itu mengalihkan pandangnya.

Cowok itu, mantannya mempunyai sejuta rahasia yang Teresa sendiri tidak pernah ketahui dan pahami. Dulu, sewaktu Teresa masih pacaran dengannya, cewek itu bahkan merasakan bahwa ia tidak mengenal Beling sama sekali yang notabene adalah pacaranya.

"Hai, Sa," sapanya ketika cowok itu berhasil menghampiri Teresa. Dan Teresa tidak bisa bohong pada dirinya sendiri kalau ia selalu menyukai cara Beling tersenyum. "Sendiri?"

"Nggak," katanya dengan nada dijutek-jutekkan. "Sama Varra sama Rivka."

"Gue boleh duduk?"

Teresa ingin menolaknya namun cowok itu sudah lebih dulu duduk di depannya. Yogi dan Saka sudah mengungsi di satu meja dekat mereka. Kedua cowok itu tampak memesan es teh poci di dekatnya. Terus terang, ketika mengingat bagaimana brengseknya seorang Beling membuatnya Teresa kembali merasa muak.

"Sa-"

"Lo ngapain sih duduk di sini?!" tanya Teresa galak.

"Ya kenapa? Lagian boleh-boleh aja kan?" Beling berkata santai. "Gak mau manggil aku Gama lagi?"

Teresa hanya diam. Lebih memilih mendiamkannya mungkin keputusan yang tepat. Nama cowok itu sebenarnya adalah Gamanio Nicholas Martanta. Namun sejak dulu, banyak orang yang memanggilnya Beling atau menyeletuk nama Beling untuknya dan sampai sekarang nama itu terbukti terkenal di mana-mana. Bukan hanya di sekolah ini tapi di kampus dan di sekolah dekat sini cowok itu juga dikenal sebagai sosok yang paling sering dibicarakan.

Oh ingatkan Teresa bahwa Raskal juga.

"Gak usah pake aku-kamu. Basi tau gak?"

"Loh emang kenapa? Dulu waktu kita pacaran kita ngomong pake aku-kamu."

"Itu dulu. Sebelum gue tau gimana brengseknya lo," kata Teresa mencengkram erat-erat roknya yang ada di bawah meja. Sengaja ia menekankan kata brengsek di ucapannya agar Beling sadar betapa tak sukanya Teresa pada cowok itu.

"Oke," Beling memberi jeda untuk mengambil napas sebentar. "Kayanya kita ganti topik aja. Lo gak makan?" tanya Beling, halus. Mencoba mengalihkan pembicaraan yang sempat diungkit Teresa tadi. Namun, Teresa masih diam. Menatap Beling dengan seribu satu rasa benci yang ia tanam pada dirinya sendiri untuk cowok yang ada di hadapannya.

"Lo mau tau jawabannya?" tanya Teresa sambil berdiri. Sumpah, berlama-lama di sini apalagi bersama Beling membuatnya jengkel. "Jawabannya. ENG GAK," kata Teresa lalu pergi meninggalkan Beling.

Rivka dan Varra yang menyaksikan itu dari jauh hanya bisa diam. Tidak mau ikut campur. Beling menatap Teresa dengan pandangan yang hanya dirinya sendiri yang bisa mengerti arti tatapan itu.

Bersalah dan menyesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status