Tak ada yang tahu isi hati manusia dan tak ada yang mampu memprediksikan jalan hidup manusia itu sendiri. There's none of you can reach the world without God's intervention—2 Billion Dollars.Tidak ada orang tua yang tidak mencintai anaknya. Dan, tidak ada orang tua manapun yang ingin anaknya terjatuh ke dalam lubang yang sama dengannya di masa lalu. Itulah yang dipikiran Sultan saat ini. Dengan perasaan kalut, Sultan berdiri. Dia berjalan membuka gorden ruang kerjanya. Dia memang tidak pergi ke kantornya karena beberapa alasan. Tapi dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang pemilik perusahaan keluarga Alexander dari kediamannya. Sultan terbatuk-batuk. Dia tahu, kondisi kesehatannya semakin memburuk mengingat sakit yang terus menerus menyerang tubuhnya. Dia tidak ingin menyerah begitu saja pada sakit yang dideritanya. Tetapi tidak dengan tubuhnya yang semakin hari semakin lemah."Silakan diminum obat Anda, Tuan!" El memberikan segelas air hangat dan satu butir pil pada S
Sesuatu yang buruk, tidak akan selamanya terlihat buruk dan begitu pula sebaliknya. Just follow your light! —2 Billion Dollars.Sinar matahari pagi di kota Bogor mulai memasuki celah jendela kamar tidur Aldebaran. Karena semalam terlalu banyak mengonsumsi alkohol, sampai sekarang Aldebaran belum bangun.Dia bukan peminum, tetapi dia seorang pemain wanita.Pintu kamar tidur yang tidak Aldebaran kunci, terbuka perlahan. Felix masuk membawa nampan berisi sup ayam dan segelas air jahe. Dia meletakkan nampan di atas meja samping ranjang. Tidak hanya itu, Felix juga membereskan beberapa kaleng minuman beralkohol yang Aldebaran letakkan sembarangan di lantai."Sejak kapan Tuan jadi peminum kayak gini?" Felix membuang beberapa kaleng minuman berwarna silver ke tempat sampah. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan?""Huh! Zo—Zoya ...." Aldebaran merentangkan kedua tangannya ke atas dengan mata terpejam. "Zo—Zoya ...."Felix melihat Aldebaran tertidur sambil meracau. Bagi sebagian orang
Seorang remaja laki-laki 17 tahun mengalami luka di bagian kepala akibat benturan keras.Pagi itu.Di jalan bebas hambatan Pancoran Jakarta Selatan, sebuah Range Rover silver menabrak sedan yang dikemudikan wanita yang berusia 34 tahun."Ma!"Si remaja berteriak menggoyangkan tubuh ibunya yang tewas dengan posisi wajah yang menempel pada kemudi. "Nggak mungkin!" teriaknya lagi.Tim evakuasi datang bersama dengan beberapa anggota polisi dan tim medis. Mereka membobol kaca mobil yang sudah pecah. Terlihat darah bercucuran dari wajah wanita."Ada yang selamat, nggak?" tanya seorang polisi pada salah satu tim evakuasi."Tolong Mamaku, Pak! Mama nggak boleh mati!" teriak si remaja."Ayo, ikut kami! Kami akan mengobati luka kamu," ujar tim medis pada si remaja."Nggak! Aku mau sama Mama. Aku nggak akan tinggalin Mama!" bantahnya.Salah satu tim medis membujuknya. "Kalo kamu nggak segera diobati, gimana bisa ku jagain Mama?" Karena perkataan tim medis masuk akal, remaja tersebut akhirnya
Sekuat apapun benteng yang telah dibangun, pada akhirnya akan runtuh juga jika Tuhan berkehendak—Agent Ayu, 2 Billion Dollars.Ruang tidur yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman, kini berubah seperti Neraka. Karena Heidy dan Shania masih beradu argumentasi di sudut ruangan. Aldebaran tetap setia menemani Zoya yang sudah tertidur. Heidy dan Shania berselisih paham. "Bodoh!" tuding Shania. "Kamu itu wanita terbodoh yang pernah aku temui!""Apa maksud kamu?" tanya Heidy geram. Dia melihat Shania menunjuk-nunjuk dirinya dengan seenaknya. "Jangan buat aku kehilangan kesabaran, Sha!""Kamu punya kuasa, Heidy!" tunjuk Shania. Shania berteriak, "Kamu itu pewaris tunggal dan anak satu-satunya di keluarga Ladzuardi. Jangan lupa, Ezra cuma anak asuh Papa dan Mama kamu!" Shania frustasi. Dia menghela napas dengan kasar. "Kamu inget nggak masalah Amanda? Apa yang harus kita katakan di depan nisan Amanda?! Hah?!"Heidy membuka kedua matanya lebar-lebar. Dia tak menyangka Shania akan ber
"Tangkap Zoya! Jangan sampai dia terluka sedikitpun atau kalian semua akan kehilangan jari tangan!" teriak Ezra dari balkon. Ancaman Ezra membuat semua orang terkejut. Pasalnya, dia tidak pernah memberlakukan aturan seperti itu sebelumnya. Ezra berteriak memanggil Aldebaran dari atas balkon. "Hei, Tuan yang di bawah sana!" "Tolong selamatkan tunanganku! Jangan khawatir, aku akan berikan apapun yang kamu minta.""Zoya!" pekik Heidy. "Siapapun tolong selamatkan Zoya!" Air mata mulai membasahi pipi Heidy. Namun, tidak melunturkan kecantikannya. "Zoya!" Shania berlari sambil berteriak dari belakang Aldebaran. "Tuan Jac, tolong tangkap dia!""Tenang! Jangan khawatir." Aldebaran berdiri tepat di bawah balkon. "Mundur, Nona Shania!"Aldebaran berhasil menangkap tubuh Zoya. Aroma tubuhnya yang masih sama membuat Aldebaran kehilangan keseimbangan dan mereka berdua pun terjatuh.Zoya terjatuh di atas tubuh Aldebaran dengan posisi tengkurap. Wajahnya bersembunyi tepat di atas jantung Al
Living in a vain and crying so loud in the middle of the night. Do you want it? Just live your life because you have only life once—2 Billion Dollars.Aldebaran menginjakkan kakinya di lantai bawah kediaman keluarga Ladzuardi yang berada di serambi kanan. Dia mencari-cari Heidy ataupun sang asisten rumah tangga—Dikandra Liev, untuk berpamitan. Aldebaran menengok ke kanan dan kirinya. Tapi, dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan kedua orang itu."Halo, Tuan," sapa pelayan wanita yang mengenakan seragam putih dan hitam.Pelayan itu menundukkan kepala. "Apa Anda akan pergi sekarang?""Benar. Tapi, di mana Nona Heidy dan Tuan Liev?" tanya Aldebaran, sopan."Nona Heidy sedang menjamu Mr. Raj dan Mr. Gale di bangunan utama," jawab si pelayan wanita. "Saya akan panggil Tuan Liev. Silakan ikuti saya ke ruang keluarga!" Si pelayan wanita berjalan lebih dulu.Ruang tengah yang sangat luas dan nyaman dengan gaya Mediterania Timur Tengah yang mewah dan elegan. Tidak hanya itu, hiasan floral