Share

09. Menyerah Saja

Author: bunnylovely
last update Last Updated: 2021-10-05 00:12:12
Cherry berjalan dengan sedikit tergesa menuju gedung pencakar langit milik tunangannya sendiri itu. Gadis muda itu tampak merutuki kecerobohannya pagi ini, di mana dirinya nyaris terlambat karena ia pulang pukul 2 pagi dari tempat balapannya.

“Mochi sialan! Jika tak menunggu pria pendek itu aku tidak akan kesiangan seperti ini,” ocehnya sembari melihat waktu di jam tangan mahalnya lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam lift.

Nyatanya dengan tatanan rambut sedikit berantakan itu tak mengurangi kadar kecantikannya sedikitpun. Bahkan raut dengan raut paniknya, Cherry Naomi masih terlalu cantik bagi setiap orang yang berpapasan dengannya ataupun sekedar melihatnya dari jauh.

Banyak karyawan Arosoft yang mengagumi paras dari Cherry, menujukkan sisi ketertarikan mereka pada gadis. Melupakan fakta jika Cherry adalah tunangan dari pemilik perusahaan di mana mereka bekerja, atau lebih tepatnya bukan melupakan. Memang tidak ada yang tahu sama sekali jika Cherry adalah tunangan dari Jenaro Rafa
bunnylovely

Mau update tiap hari, jangan lupa ramaikan kolom komentar dan juga reviewnya ya, Kak^^ See you~~ -bunny-

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cherrimisse R
kaa tolong dongg ganti masa cerita yg diupdate cerita yg sma kaya chapter sebelumnyaa, huhuu sedih nih baru beli koinn padaaahl
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   37. Unchanged [END]

    "Aku bisa memesan taksi online, ataupun meminta jemput pada supir. Kenapa kau harus repot–repot untuk mengantarku, Jey? Kau sudah sangat terlambat," ujar wanita manis itu sembari memasang sabuk pengamannya.Raut wajah Cherry justru terlihat lebih panik daripada Jenaro. Bahkan wanita itu langsung melompat turun dari pangkuan sang tunangan saat mendengar pekikan suara Jemian dari dalam ponsel Jenaro.Ia dapat mendengar jelas, karena memang Jemian memekik kencang sekali. Pria itu terdengar marah lantaran ada pertemuan pentin bernilai jutaan dollar yang harus Jenaro hadiri, namun pria itu justru belum sampai di kantornya.Cherry sudah menawarkan diri untuk tidak diantar pulang oleh Jenaro, karena jarak Arosoft dan rumahnya cukup memakan waktu sekitar 15 menit. Namun siapa sangka, jika pria ini dengan sangat keras kepala tetap ingin mengantarnya untuk pulang. "Kau ingin aku di cap sebagai tunangan yang jahat?" ujar Jenaro tanpa menatap ke arah Cherry. Matanya yang tajam dan rahangnya yang

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   36. JANGAN PROTES

    "Ganti bajumu," ujarnya pertama kali, yang bukannya segera mengiyakan ajakan Cherry karena mengejar waktu, namun pria tampan itu justru tampak tak suka dengan pilihan baju yang ia gunakan. "What? Memangnya ada apa dengan baju ini?" sahut wanita itu yang begitu terkejut. Rahang Jenaro tampak menggeras."Celanamu terlalu pendek, Cherry Naomi!" ujarnya dengan tajam, bahkan tatapan dinginnya begitu kentara. Mendesah kesal, lantas Cherry membalas, "Tapi kau bilang aku bebas memilih sesuai seleraku!" ujarnya tak mau kalah. Oh, ayolah! Pakaian casual dan nyaman seperti ini adalah seleranya. Bukan Jenaro Rafandra namanya jika ia mengalah begitu saja. "Cepat ganti atau aku akan menguncimu di sini?" balas pria itu dengan tegas, membuat wanita sukses merosotkan rahangnya. Tak ingin berdebat, mau tak mau ia menuruti apa yang pria itu katakan. Membalik tubuhnya dengan jengkel, dan kembali menuju walk in closet pria itu. Hampir empat puluh menit waktu berlalu, namun apa yang terjadi? Sama! Pr

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   35. Trippin' Over Butterflies

    "Apakah milik Tante Alice?" Saat ini degup jantung Cherry berdetak sangat cepat, ia berusaha mengendalikan dirinya apabila memang jawaban pria itu akan kembali melukai hatinya. Seharusnya ia tak perlu bertanya bukan? Karena jawaban pria itu sudah pasti, jika pakaian wanita yang ada di walk in closetnya adalah milik Tante Alice, kekasihnya. "Ia bahkan tidak tahu bahwa aku pemilik penthouse ini," ujar Jenaro tampak tenang saat mengatakannya. Berbeda dengan Cherry yang menatapnya seakan tak percaya. "Tidak mungkin!" Bantah wanita cantik itu dengan cepat. "M-Maksudku, kalian sudah berpacaran lama, tidak mungkin jika Tante Alice tak mengetahui tempat ini!""Kau wanita pertama yang ku ajak ke sini, Cherry Naomi." Balas Jenaro tampak datar dan tak merasa terganggu, jelas sekali jika pria ini memang tak berbohong sama sekali. "What?" Pungkas Cherry sembari merosotkan rahangnya. Di sela-sela rasa terkejutnya dalam hati wanita itu ia tersenyum lebar. Ada perasaan lega yang luar biasa saat m

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   34. Raspberry Pancake

    Sinar mentari yang cukup terang membuat seseorang terbangun mengerjap dari tidur nyenyaknya. Jenaro Rafandra, pria itu tampak terbangun lebih dulu. Mengerjapkan matanya perlahan hingga menemukan seorang wanita yang masih tampak lelap menyelami mimpinya.Seulas senyum tak dapat ia tahan manakala melihat wajah cantik itu meskipun dalam keadaan memejamkan mata dan wajah dengan sia-sia riasannya. Benar, mana mungkin Cherry Naomi sempat membersihkan riasannya karena semalam wanita itu langsung terlelap setelah dua ronde percintaan mereka. Tangan Jenaro terulur, menyelipkan anak-anak rambut yang sedikit menutupi paras ayu itu. Senyumnya tak bisa pudar manakala mengingat bahwa ia adalah pria yang pertama untuk wanita ini, entah mengapa rasanya sangat bahagia sekali.Ada rasa bangga dalam diri Jenaro karena berhasil menjadi yang pertama untuk Cherry Naomi. "Kau berhasil menghancurkan pertahananku, sweetie." Bisiknya lembut sembari menatap wanitanya. Pria itu tampak tersenyum masam, ingatan

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   33. Don't Stop

    Attention — [cw // mature content, harsh word, dirty talks, kissing, and more. Minor atau yang tidak suka bacaan vulgar, mohon di skip]——— happy reading. "Bukankah kau merasa risih jika aku terlalu sering menempel denganmu?" Pungkas wanita cantik itu, dan sukses membuat Jenaro mendengus tak suka. Wanita ini selalu saja membalikkan keadaan dengan membandingkan pada dirinya. Perlakuannya pada wanita itu. "Meskipun begitu bukan berarti kau bisa mengabaikanku seenaknya, Cherry Naomi!" Balas pria itu kembali tak suka jika wanita ini mengabaikannya. Banyak wanita yang mengagumi bahkan memuja sosok Jenaro Rafandra. Wanita-wanita itu selalu saja berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya. Bahkan di pesta kali ini, tak sedikit wanita dengan tingkah jalangnya terang-terangan menggoda dirinya.Termasuk kebiasaan Cherry Naomi sebelumnya, wanita itu selalu mengusiknya. Dan kini, Jenaro merasa marah saat wanita itu tak lagi mengusiknya, bahkan mengabaikannya seperti ia sama sekali tak nampak

  • 200 Hari Menjerat Pebinor   32. Seperti Wanita Miskin

    "Aku mengajak kau kemari bukan untuk membuatmu mengagumi setiap sudut isi rumahku, Cherry Naomi." Terdengar suara berat dan setengah menggeram itu dibalik punggung wanita cantik yang sedari tadi tampak sibuk mengabadikan setiap inci penthouse mewah ini. Cherry yang sibuk dengan ponselnya pun tampak acuh dengan ucapan pria itu yang tak lain adalah Jenaro Rafandra, si tuan rumah. Wanita manis itu tampak sibuk dengan ponselnya, mengambil gambar di beberapa sudut rumah pria itu lalu ingin memamerkannya pada sahabat-sahabatnya, terlebih Valerie. Gadis itu pasti akan merasa iri padanya karena bisa masuk ke dalam penthouse 'The Castle'. "Jey, sebentar! Aku harus merekam ini, lalu mengirimkan pada Valerie agar wanita itu semakin menangis melihat benda-benda canggih ini. Lalu aku juga akan mengirimkannya pada Felix dan juga Jack, mereka pasti–," ucapan wanita itu terpotong, manakala ponsel pintarnya direbut dengan paksa oleh seseorang yang tiba-tiba mendekat pada dirinya. "Jey! What are y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status