Kael menyandarkan kepalanya kepada sandaran kursi saat dia duduk belakang mobil. Pembicaraannya dengan Zafri masih terekam jelas di kepalanya. Semalam dia bahkan tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan ucapan Zafri tentang Chea. Entah apa yang terjadi pada perempuan yang masih singgah dihatinya itu sebab dia merasa ada sesuatu hal yang terjadi dan membuat Zafri merasa cemas. Dugannya, ini bukan karena Zafri takut kehidupan Chea terusik jika kembali bersamanya. Ada sesuatu yang lain yang tidak ingin Zafri katakan dan Chea sembunyikan.
Kael menoleh saat mendengar suara pintu mobil belakang samping kiri dibuka. Chea masuk membawa dua minuman dan sebuah paper bag yang ditentengnya dalam satu tangan.
Dia baru saja meminta Chea untuk membeli kopi untuknya karena masih mengantuk.
“Ini.” Chea memberikan satu minuman yang dia beli.
Kael menerimanya tanpa ingin berkomentar. Dia lekas menyeruput latte miliknya.
“Roti.” Chea memberika
Hujan di pagi hari membuat Chea enggan keluar dari balik selimut tebalnya. Dia ingin tidur lebih lama. Masa bodoh dengan tugas barunya sebagai asisten pribadi Kael. Dia hanya ingin tidur sekarang. Chea menarik selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya. Hanya beberapa sat saja karena setelah itu dia menyibakan selimutnya dan segera bangkit dari tidurnya, berpindah posisi menjadi duduk. Sayangnya, dia tidak bisa untuk masa bodoh dengan tugasnya itu. Chea mengambil ponselnya yang selalu dia taruh di atas meja dekat tempat tidurnya. Hal biasanya yang dia lakukan, memeriksa ponselnya. Siapa tahu ada pesan atau telepon masuk ketika dia tidur. Dua pesan dari Kael. Kael : Tidurmu nyenyak? Hari ini nggak usah dateng. Istirahat aja. Seharusnya, Chea senang karena dia bisa kembali tidur tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewanya karena itu artinya, mereka tidak bertemu hari ini. Sebuah pa
Tak ada lagi pelanggan yang datang saat Kael ke Restoran Askara. Karyawan Bu Nur pun juga tidak nampak karena sudah pulang semuanya. Hanya bersisa si pemilik Restoran yang menyambut Kael datang. Dia memang sengaja datang saat Restoran Askara sudah tutup karena tidak ingin keberadaannya membuat heboh. “Kamu mau makan? Tapi Ibu hanya bisa siapin menu sesuai dengan bahan makanan yang masih ada,” ucap Bu Nur. “Saya dateng bukan untuk makan, Bu.” “Ada masalah?” “Soal Chea. Saya sempat heran Ibu sama Chea dekat. Apa sesuatu terjadi pada Chea saat saya nggak di Jakarta?” Bu Nur mulai menghindari untuk menatap matanya, “Bukannya lebih baik kamu tanya ke Chea sendiri?” “Apa Ibu akan berpikir Chea mau kasih tahu saya? Dan saya rasa pertanyaan saya terjawab dengan pertanyaan balik Ibu ke saya kalo memang ada sesuatu yang terjadi dengan Chea. Iya kan, Bu?” Bu Nur mulai gelagapan, “Ibu nggak ngerti sama maksud omongan kamu, Kael.” “
Kael masih berdiri di dekat ranjang tidur di ruang UGD sebuah Rumah Sakit. Memandangi Chea yang masih berbaring tak sadarkan diri dengan selang infus yang menempel di punggung tangan Chea. Saat melihat Chea sedang duduk sendirian, Kael memang berniat untuk menghampiri Chea. Tapi, perempuan itu langsung jatuh pingsan ketika Kael tiba. Beruntung, Kael segera menangkap tubuh Chea jika tidak, kepala Chea akan terjatuh ke lantai. Chea akhirnya membuka matanya, “Kael, itu beneran kamu?” tanyanya dengan mata setengah terbuka. Kael mendekat dan tak segan memegang tangan Chea yang berada di atas perut Chea, “Iya. Ini aku.” “Kenapa kamu di sini?” “Kamu pingsan makanya aku di sini. Kamu masih ngerasa pusing?” “Kael, bukannya kamu harus benci aku? Aku udah buat kamu terluka. Mutusin kamu secara pihak. Kenapa kamu masih bersikap seperti ini?” Chea berbicara dengan mata yang setengah tertutup. Sepertinya, obat yang diberikan dokter membuat C
Kael menikmati menu sarapannya pagi ini meski hanya menu sederhana yang dibuat oleh Bu Nur. Soup Ayam dengan lauk tempe yang dulu sering menjadi menu sarapannya jika memiliki jadwal shift pagi di Restoran Askara. Kael yang merupakan anak kos hampir tak pernah melewatkan waktu sarapan di Restoran Askara jika masuk pagi.Bu Nur memintanya untuk sarapan bersama. Beliau pun lekas memasak dengan dibantu Chea di dapur rumahnya. Sementara Kael, memutuskan untuk membersihkan diri. Bu Nur tak segan memberikan pakaian ganti untuk Kael dengan mengambilkan pakaian Zafri. Berunutng, dia dan Zafri memiliki gaya pakaian yang hampir sama. Kasual.“Kamu mau bawa pulang ke Hotel?” tanya Bu Nur.Kael menggunyah makanannya sebelum menjawab pertanyaan Bu Nur, “Nggak usah, Bu.”“Kamu keliatan orang kelaperan gitu. Kenapa? Masakan Zafri nggak seenak masakan Ibu, ya?”“Tentu aja masakan Ibu yang terbaik.”&ld
Pandangan Chea tidak pernah lepas memandangi ponselnya. Bahkan saat sedang bekerja, Chea selalu menyempatkan untuk memeriksa ponselnya. Terlebih salah satu akun instagram yang menerbitkan berita kencan Kael dengan dirinya. Dia gelisah menunggu respon dari pihak Kael dan berharap pihak Kael akan membantahnya. Dia tidak ingin jika kasus Ayah akan memperngaruhi karir Kael jika pihak Kael mengiyakan rumor tersebut. Akan lebih baik untuk mereka terutama Kael jika menyangkalnya.“Tumben banget agensi Kael nggak ngeluarin pernyataannya. Biasanya belum 24 jam langsung ada pernyataan yang keluar. Apa mungkin bener, ya?” gerutu Manda yang kemudian duduk disamping Chea yang sedang duduk di atas stage.Mereka baru saja menyeting stage yang akan digunakan untuk konser Kael.“Perhatian semuanya!” Pak Eko datang dan berdiri di depan para staf yang sedang beristirahat.“Hm ... pagi ini ada rumor tentang K dan saya minta untuk kalian jangan a
“Hallo. Kami dari pihak K ingin memberitahukan terkait rumor yang beredar, kami tidak bisa mencampuri urusan pribadi K di masa lalu karena fokus kami adalah menyiapkan konser dan karya K yang akan datang. Thank you.” Pihak Kael telah merilis pernyataan terkait dengan rumor yang beredar dua hari belakangan ini dan masih menjadi trending topic. Chea membaca pernyataan itu yang dimuat di berbagai platform media online. “Jadi kalian emang pernah pacaran?” tanya Manda mengintip layar komputer Chea yang menampilkan berita online tentang pernyataan pihak Kael. Chea lekas menutup artikel tersebut dan berusaha untuk tetap tenang. Sementara Manda menarik kursi kerjanya agar berdekatan dengan Chea. “Kok lo nggak bilang sih kalo lo kenal K dan kalian mantan lho. Putusnya kalian nggak baik-baik, ya? Atau sebenernya K pernah lakuin kesalahan sama lo di masa lalu sampai lo nggak mau kasih tahu. Nggak kan? K bukan cowok ya
Foto-foto hasil jepretan Chea kemarin sedang Chea lihat di layar monitor komputernya. Setelah mengambil gambar Kael, ia memang harus memilih beberapa foto yang akan dijadikan merchandise para penggemar Kael yang sudah membeli tiket konser Kael. Tentunya ada merchandise lain yang juga disiapkan oleh Stage Entertaiment. Chea bertopang pada meja dengan tangan yang menyentuh bagian belakangnya. Memandangi foto Kael yang tersenyum lepas. Seketika Chea teringat momen ciuman mereka dan secara reflek dia menyentuh bibirnya. Chea pun tersadar dan tidak lagi menyentuh bibirnya. Dia mulai kembali fokus bekerja dengan memindahkan foto yang sudah dia pilih ke folder lain. “Chea, lo pesen lunch box?” tanya Manda. Chea menoleh dan melihat seorang kurir pengantar barang membawa barang antarannya berhadapan dengan Manda. “Nggak.” Chea beranjak berdiri menghampiri si kurir. “Chea yang lain mungkin, Mas.” “Tapi
Pagi ini Chea tidak bersemangat untuk berangkat kerja akibat rasa ngantuk. Bagaimana tidak, jika dia pulang dari kencan dengan Kael jam 2 pagi. Setelah menikmati es krim, Kael membawanya berkeliling kota Jakarta hingga berakhir mengantarkannya pulang ke Apartemen. Memang menyenangkan tapi Chea tak menyangka bahwa hal itu akan membuatnya mengantuk. Chea memang tak langsung tidur karena menyempatkan bertukar pesan dengan Kael beberapa menit sebelum akhirnya dia terlelap. Chea menutup mulutnya dengan tangan begitu dia kembali menguap. Ini sudah kesekian kalinya Chea menguap pagi ini. Matanya mengerjap-ngerjap sebagai cara untuk menghilangkan rasa ngantuknya meski tidak berhasil. “Kamu tidur jam berapa, Chea? Kok masih ngantuk gitu,” kata Zafri yang ada disebelahnya dan sedang mengemudi mobil. Zafri dengan baik hati bersedia menjemput di Apartemen dan mengantarkannya ke kantor. Dia menawarkan tumpangan diwaktu yang pas sebab pagi ini, Chea memang sedang tidak ing