Share

5. Awal yang Buruk!

"Itu jadwalmu!"

Bersamaan dengan itu, Dominic mengirimkan dokumen p*f kepada Anna.

"Ya, Sir," balas Anna lalu membuka pesan yang dikirim Dominic dan mulai membacanya dengan saksama.

Di sana tertulis jelas semua aturan-aturan yang harus dia patuhi. Mulai dari memasak tiga kali sehari, dengan berbagai macam menu yang berbeda-beda. Apa saja yang biasanya Dominic makan atau tidak, dan kebiasaan Dominic yang sudah tercatat rapi.

“Kau sudah mengerti, ‘kan?” tanya Dominic setelah melihat bagaimana ekspresi wajah Anna.

Anna menghela napas dengan sedikit kasar. “Ya, aku mengerti.”

“Satu lagi. Jangan memanggilku dengan panggilan Sir. Aku tidak suka.”

“Lalu?”

“Terserah padamu!”

Anna mencoba menenangkan dirinya sendiri. Belum apa-apa Dominic sudah mulai menguji kesabarannya.

“Sekarang kau ikut aku!” Dominic langsung berdiri dan berjalan meninggalkan restoran.

“Kita akan ke mana, Sir? Eh, maaf, maksudku, Tuan.” Anna menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Dia terlihat bingung.

Hal itu jelas membuat Anna tidak bisa berkonsentrasi, hingga tanpa sengaja ....

Brug!

Dominic menghentikan langkahnya begitu saja dan membuat Anna menabrak punggung pria itu.

"Kenapa kau senang sekali menabrakku?" ketus Dominic dengan tatapan tajam.

"Maaf, kau berhenti tiba-tiba, Tuan." Kali ini Anna mengaku jika dia yang salah. Dia tidak bisa fokus tadi.

"Kau menyalahkan aku lagi?" Dominic berbalik, dan menatap Anna dalam jarak dekat. Gadis itu hanya setinggi pundaknya saja.

"Tidak. Kali ini memang aku yang salah." Anna menahan napas dalam-dalam. Posisi mereka terlalu dekat, dan membuat Anna tidak bisa berkutik sedikit pun.

"Tatap lawan bicaramu!"

Anna memberanikan diri mendongakkan wajahnya, dan menatap Dominic.

"Ah, kenapa jantungku berdetak kencang?" maki Anna pada dirinya sendiri.

Dominic terdiam sesaat. Setelah itu dia mencoba mendorong Anna untuk sedikit menjauh dari dirinya.

Dominic tidak suka!

“Satu hal lagi, kau bukan pembantuku. Kenapa memanggilku dengan sebutan tuan?" keluh Dominic kesal.

“Lalu apa?” Anna benar-benar putus asa. Masalah panggilan saja tidak ada habisnya.

Dominic terdiam sesaat. “Dom saja! Kita terdengar seperti seumuran. Seperti kau memanggil Austin tanpa embel-embel tuan atau yang lainnya,” ujar Dominic, seolah mengingatkan Anna pada perkataan gadis itu beberapa bulan lalu.

Dia langsung pergi setelah mengatakan hal itu.

Ini adalah salah satu hal yang ingin dia tekankan kepada Anna. Bahwa usianya belum tua seperti yang selalu gadis itu katakan!

"Dom?" ujar Anna. Lidah gadis itu terasa kaku. Lalu beberapa saat kemudian dia tertawa hambar, setelah menyadari jika Dominic sudah berjalan jauh. "Dia benar-benar tidak tahu diri atau bagaimana? Aku memanggilnya begitu karena dia memang lebih tua, bukan?"

"Anna, aku masih mendengarmu!" teriak Dominic di depan pintu mobil. Matanya sudah menatap Anna dengan tajam. "Cepat, atau kau ingin kehilangan pekerjaanmu?"

"Ya, Tuan. Maaf." Anna berlari kecil menyusul Dominic.

Sepertinya, mulai saat ini dia juga harus berlatih berlari agar lebih gesit. Dominic benar-benar tidak akan suka jika dia bergerak lamban sedikit saja.

"Kau punya SIM, kan?" tanya Dominic. Namun, belum sempat Anna menjawab pria itu sudah lebih dulu melemparkan kunci mobilnya kepada Anna. "Bawa mobilnya!"

"Ah, ya, baiklah!" Anna menerima kunci itu dengan sedikit gugup.

"Menyetirlah dengan benar. Aku tidak mau jatuh ke jurang-jurang curam itu. Mereka semua masih membutuhkan tanda tanganku untuk mencairkan uang!" tegas Dominic. Pria itu menyandarkan tubuhnya, lalu melipatkan kedua tangan di depan dada dengan mata terpejam.

"Ya, ya, baiklah." Anna mendengkus kesal. "Dasar pria tua cerewet!"

***

Sky Crystal memang terletak jauh dari pemukiman.

Jika ingin ke kota, mereka harus melewati medan yang curam. Melewati lembah-lembah pegunungan hijau yang cukup mengerikan, dan hutan maple yang lebat.

Dan Anna sudah terbiasa dengan semua itu.

Tapi, Dominic sepertinya tidak.

Pria itu bahkan tertidur pulas di mobil.

Jadi, Anna pun membangunkan Dominic ketika mereka sudah sampai di depan supermarket.

"Kau sudah baca list belanja tadi, bukan?" tanya Dominic sekali lagi.

“Sudah, Tuan—Maaf, Dom.” Anna menepuk bibirnya sendiri ketika melihat tatapan tajam Dominic.

"Cepat turun! Aku tidak suka pegawai yang lelet." Dominic segera membuka pintu mobil dengan kasar.

Brak!

Anna mengelus dada.

Hampir saja, dia membuat Dominic kembali marah.

Tanpa basa-basi, Anna pun turun dari mobil dengan bibir yang terus merapalkan semua doa-doa, agar bisa menghadapi Dominic.

Jika harus jujur, berada di dekat Dominic semakin lama membuat kesabarannya semakin menipis.

"Cepat!" teriak Dominic tidak sabar. "Dasar lamban!"

Anna pun berlari.

Begitu di dalam supermarket, Anna juga bergerak gesit.

Diambilnya semua persediaan makanan sesuai dengan daftar yang sudah Dominic berikan.

Cukup banyak yang mereka beli di hari pertama Dominic berada di Vermont. Mengantisipasi jika saja terjadi hujan salju yang cukup lebat nanti.

Diam-diam, Anna menatap Dominic dengan sedikit rasa kagum.

Ternyata pria itu masih punya sedikit kebaikan hati, dengan membantunya mendorong troli berisi banyak bahan makanan.

"Kenapa kau terus menatapku seperti itu? Kau baru sadar sekarang jika aku bukan pria tua?" tanya Dominic dengan sinis.

Entahlah, dari sekian banyak perkataan Anna, hanya satu kalimat itu saja yang selalu Dominic ingat.

"Tidak, bukan seperti itu ...." Anna menghentikan ucapannya. Lidahnya masih kaku jika harus memanggil Dominic hanya dengan nama saja.

"Sudah, aku tidak peduli dengan alasanmu. Ini, kau dorong sendiri!" Dominic melepaskan troli yang dipegangnya, dan berjalan meninggalkan Anna begitu saja.

"Ah, aku benar-benar menyesal karena sudah memujinya tadi. Aku rasa dia benar-benar tidak memiliki sisi baik sama sekali."

Anna memegang troli itu dan langsung berjalan ketika kembali mendengar suara Dominic.

Tak butuh waktu lama, proses belanja keduanya pun selesai.

Dengan black card ajaib milik pria itu, para pegawai supermarket juga melayani mereka dengan cekatan.

Seumur-umur, Anna tak pernah merasakan itu meski sudah ribuan kali belanja di sana.

Memang, uang benar-benar luar biasa, ya!

"Cepat! Kita harus bergegas ke tempat tinggalku," perintah Dominic menyadarkan Anna dari lamunan.

"Hah?"

Sembari memegang beberapa kantong belanja, Dominic menatap tajam Anna.

Segera saja, perempuan itu menyadari kesalahannya.

Dia pun menyusul Dominic menuju mobil bersama beberapa kantong yang tersisa dan bergerak menuju tempat tinggal pria itu... yang ternyata adalah Kabin terbesar di Sky Crystal.

Letaknya langsung berhadapan dengan danau, dan cukup jauh dari kabin-kabin kayu yang lain.

Anna bahkan tak pernah masuk ke sana!

"Jadi, ini tempat tinggalnya?" batin Anna menatap bangunan kombinasi kayu dengan kaca yang terlihat begitu indah.

Benar-benar menyatu dengan alam sekitar.

Di sisi lain, Dominic hanya berdeham dan langsung masuk ketika pintu terbuka.

Anna pun akhirnya ikut masuk. Namun, tatapan kagum tidak lepas sama sekali dari wajahnya.

"Wah, ini luar biasa! Selama tiga tahun bekerja di sini, aku sama sekali belum pernah masuk ke sini. Pantas saja, Austin tidak pernah menyewakan kabin kayu yang ini," batin Anna, lalu tertawa renyah.

Selama ini Austin bersikeras untuk tidak menyewakan tempat ini, dan sekarang barulah Anna tahu alasannya.

Tanpa disadari, Dominic melihat itu dan menatap Anna dengan sinis.

Baginya, Anna benar-benar terlihat seperti gadis udik sekarang.

"Jadi, apa alasanmu memilih tempat tinggal di ujung danau ini?" tanya Anna tiba-tiba, "kau tidak takut jika ada serigala liar datang?" tanya Anna tiba-tiba.

"Tidak!" jawab Dominic cepat, "Dibanding serigala, kurasa lebih menakutkan jika bertemu dengan gadis segila dirimu."

Mata Anna membulat. "Apa?!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Gras Sabar
memang banyak kejadian seperti itu awal benci yg akhirnya menjadi cinta
goodnovel comment avatar
Gras Sabar
ana adalah gadis yg sabar dlm mengerjakan pekerjaannya yg walaupun majikannya selalu memarahinya Anna tdk menyerah
goodnovel comment avatar
nurdianis
jangan kasar dom, nanti kau jatuh cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status