30 Hari Bersama Ceo Angkuh

30 Hari Bersama Ceo Angkuh

By:  Amy_Asya  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
43 ratings
208Chapters
58.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Aku ingin kau jadi koki di rumahku selama 30 hari." Anna tersentak kaget. Entah dosa apa yang Anna lakukan di masa lalu, hingga dia harus terjebak dengan Dominic di musim dingin yang harusnya dihabiskan untuk berlibur! Akankah Anna bisa lari dari ancaman pria matang itu? Atau ... dia menyerah saja dengan semua gairah yang mendadak tercipta di antara keduanya di tengah musim dingin ini? Jangan lupa buat follow IG @amy_asya99

View More
30 Hari Bersama Ceo Angkuh Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Amy_Asya
Halo, untuk malam ini, Dominic dan Anna libur dulu, ya :( karena aku lagi kurang fit. Besok akan diusahakan update lagi :) Terima kasih, dan jangan lupa jaga kesehatan kalian juga, ya :)
2024-03-10 22:55:14
1
default avatar
Nevi Afriana
Penasaran ama cerita lanjutannya,update dong ...
2024-02-15 19:55:51
1
user avatar
Amy_Asya
Hai, untuk para pembaca setia 30 Hari Bersama Ceo Angkuh, ada kesalahan dalam update bab 99 yang terunggah 2 kali. Akan segera diperbaiki jika libur sudah selesai. Silakan buka 1 bab saja ya. Terima kasih
2024-02-08 09:51:12
1
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-07 15:36:58
1
user avatar
Amy_Asya
Halo, pembaca setiap Dominic dan Anna. Malam ini aku update 1 bab, ya karena ada keperluan mendadak. Stay tuned and happy reading!
2024-01-23 22:22:51
1
user avatar
CEAVEN
bikin nagih bacanya..
2024-01-23 12:48:03
1
user avatar
Dara Kirana
Duh, gimana nasib Anna, ya? Semoga dia gak habis oleh Dominic.
2024-01-21 11:45:46
1
user avatar
Ana j
nexttt kak, seruuu
2024-01-20 13:51:02
1
user avatar
Rindu_Mentari
ceritanya bagus
2024-01-20 13:43:59
1
user avatar
APStory
ceritanya bikin pengen baca terus
2024-01-20 00:16:57
2
user avatar
CEAVEN
bagus ceritanya.. wajib masuk pustaka nih..
2024-01-19 22:48:58
1
user avatar
Maesaro Ardi
seru ceritanya kak
2024-01-19 21:46:47
1
user avatar
Clau Sheera
wah, Anna lagi kena sial. Malah berurusan sama si Dom.
2024-01-19 21:22:29
1
user avatar
Piki
Cerita nya menarik
2024-01-19 20:56:37
1
user avatar
Vanilla_Nilla
Keren banget ceritanya, bikin nagih baca.
2024-01-19 19:29:21
1
  • 1
  • 2
  • 3
208 Chapters
1. Pesta Pernikahan
Di hotel bintang lima, Keluarga Williams yang terkenal di New York tengah mengadakan pesta pernikahan untuk putra bungsu mereka. Tamu undangan yang datang pun begitu banyak. Umumnya, mereka dari kalangan pengusaha. Selain memberi selamat pada pengantin, mereka punya tujuan lain di sini, yakni mendekati Dominic–kakak dari pengantin laki-laki yang juga anak sulung dari keluarga Williams. Dalam hati, mereka berharap jika putri mereka dapat menjadi pasangan pria berkepala empat yang terkenal bertangan emas di dunia bisnis itu. Sayangnya, Dominic justru tampak bosan dan duduk bersama sang sahabat di sudut ruangan. “Memangnya, kau tidak ingin memilih salah satu dari mereka, Dom? Banyak wanita cantik dan seksi di sini.” “Shut up!” Dominic menatap Harry dengan kesal. Tring! Suara ponselnya tiba-tiba berdering. Namun, melirik kontak yang menghubunginya, Dominic mengabaikannya. “Ibumu menghubungimu sejak tadi. Siapa tahu penting, jawab saja!” ucap Harry yang tampak mencari seseorang.
Read more
2. Musuh yang Salah
“Dom, maafkan dia–“ “Austin, cepat bawa gadis udik ini pergi dari sini!” potong Dominic sebelum Austin dapat menyelesaikan ucapannya. Pria itu bahkan sudah melonggarkan dasinya yang terasa begitu mencekik. “Hei, aku bukan gadis udik. Enak saja. Dasar pria tua!” Anna melangkah maju mendekati Dominic. Gadis itu juga menunjuk wajah Dominic dengan muka memerah. “Kau bilang apa? Pria tua?” “Anna, hentikan!” Austin menarik tangan Anna yang terus saja berjalan mendekati Dominic. Namun, gadis itu tak peduli. “Ya. Kau memang pria tua. Pantas saja kau sangat pemarah!” Dominic mengusap rambutnya dengan kasar, setelah itu dia membuka dasinya. Wajah pria itu benar-benar merah, menandakan bagaimana emosinya Dominic saat ini. “Pria tua?” Dominic menatap wajah gadis bernama Anna itu dengan teliti. “Austin, kau benar-benar membawa gadis ini kemari?” “Dom, akan kujelaskan nanti. Sekarang tenangkan dirimu.” Austin masih mencoba melerai pertengkaran Dominic dan Anna. “Dom, ayo! Semua orang suda
Read more
3. Perjanjian
Dominic tertawa hambar mendengar pertanyaan Harry. “Aku bisa cari sendiri jika aku mau.""Hanya saja, apa kau lihat aku seperti pria tua, Harry?” tanya Dominic yang memang terlalu sensitif jika membahas usia. Melihat Harry menggeleng cepat, Dominic menghembuskan napasnya dengan kasar. “Tepat sekali! Memang gadis itu yang tidak punya mata! Apa dia tidak bisa membedakan pria tua dengan pria matang?" “Ya, kau memang pria matang. Dia tidak bisa menyadari itu.” Harry tertawa dengan terpaksa. Untungnya, Dominic tidak menyadarinya. Pria itu pun meletakkan botol anggur yang dia bawa dari dapur. “Aku tidak habis pikir, di mana Austin menemukan gadis seperti itu. Kau lihat tingkahnya tadi, Harry? Dia menarik kemejaku seperti preman. Oh, Tuhan, kau harus segera menghubungi Austin dan memintanya menjauhi gadis preman itu,” ujar Dominic dengan wajah bergidik ngeri. Selain tidak memiliki penglihatan yang bagus, ternyata gadis itu juga preman. Dominic ingat bagaimana dia diperlakukan dengan kasa
Read more
4. Kontrak Kerja
“Maaf, Tuan. Tapi, saya tidak bisa,” ucap Anna pada akhirnya.Dia tidak mungkin mengundurkan diri begitu saja. Sky Crystal sudah seperti rumah bagi Anna. “Kenapa?” Dominic melipatkan kedua tangannya di depan dada. “Kau tahu 'kan Sky Crystal milikku.” “Maaf, Sir. Aku butuh pekerjaan ini.” “Kalau begitu, kau bisa mulai bekerja besok di rumahku selama satu minggu.” Dominic tersenyum miring.Anna hanya bisa menggaruk kepalanya yang terasa tidak gatal. Baru sebentar saja, ia ingin mencekik pria tua ini. Apalagi, jika harus bekerja selama satu minggu dengannya? “Baiklah. Karena 7 hari sepertinya tak cukup, aku memerintahkanmu untuk menjadi koki pribadiku selama tiga puluh hari,” ucap Dominic mendadak.“Apa?!”Dominic menahan tawa melihat kepanikan di wajah perempuan itu. Entah mengapa, sejak melihat Anna tadi, dendamnya tiba-tiba membara lagi. Dan, tiba-tiba saja ide konyol itu muncul. Rasanya tak masalah menambah waktunya untuk tinggal di Vermont bila dirinya bisa membalaskan denda
Read more
5. Awal yang Buruk!
"Itu jadwalmu!" Bersamaan dengan itu, Dominic mengirimkan dokumen p*f kepada Anna."Ya, Sir," balas Anna lalu membuka pesan yang dikirim Dominic dan mulai membacanya dengan saksama. Di sana tertulis jelas semua aturan-aturan yang harus dia patuhi. Mulai dari memasak tiga kali sehari, dengan berbagai macam menu yang berbeda-beda. Apa saja yang biasanya Dominic makan atau tidak, dan kebiasaan Dominic yang sudah tercatat rapi. “Kau sudah mengerti, ‘kan?” tanya Dominic setelah melihat bagaimana ekspresi wajah Anna. Anna menghela napas dengan sedikit kasar. “Ya, aku mengerti.” “Satu lagi. Jangan memanggilku dengan panggilan Sir. Aku tidak suka.” “Lalu?” “Terserah padamu!” Anna mencoba menenangkan dirinya sendiri. Belum apa-apa Dominic sudah mulai menguji kesabarannya. “Sekarang kau ikut aku!” Dominic langsung berdiri dan berjalan meninggalkan restoran. “Kita akan ke mana, Sir? Eh, maaf, maksudku, Tuan.” Anna menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Dia terlihat bingung. Hal itu jel
Read more
6. Hari Pertama
"Apa?" pekik Anna menahan kesal."Kau lebih menakutkan dibandingkan serigala liar di luar sana!" Dominic menekankan setiap kata yang diucapkan. "Kau!" Anna menjatuhkan kantung belanja, dan menunjuk wajah Dominic dengan ekspresi kesal. "Kau menyamakan aku dengan serigala liar?""Aku tidak ada mengatakan hal seperti itu," ucap Dominic. "Kau sendiri yang mengatakannya," tambahnya lagi sembari melepas mantel dan menutup pintu kabin. "Arghh!" Anna menghentakkan kaki, kesal. Dominic benar-benar kurang ajar! "Kau sudah mulai berani, ya?" tegur pria itu mendadak."Hah?""Kau lupa isi surat perjanjian kita?" tanya Dominic dengan angkuh. "Kau harus patuh padaku. Di sini aku juga tetap menggajimu. Jadi, jangan berbuat seenaknya!" Pria itu lalu berjalan meninggalkan Anna begitu saja. "Dasar brengsek!""Anna, kau memakiku lagi!" peringatnya."Aku tidak peduli!" "Baiklah." Dominic memutar tubuhnya dan menatap Anna dengan tajam. "Silakan pergi dari tempat tinggalku! Dan jangan lupa bayar dend
Read more
7. Menjadi Pasangan?
Sayangnya, wajah Anna justru terlihat gembira. "Wah, kau memujiku?" Melihat itu, Dominic menggeleng cepat. Pria itu segera mengalihkan tatapannya dari senyum Anna. Berbahaya! Gadis itu benar-benar berbahaya untuk Dominic. "Sudah kubilang, bukan? Kau pasti akan suka dengan masakanku." "Diam! Kau terlalu berisik." Dominic kembali ke sifat semula. "Aku sama sekali tidak memujimu. Kenapa kau berlebihan sekali?" Anna mengulum senyum mendengar perkataan Dominic. Dia tahu jika pria itu gengsi. Malu untuk mengakui kemampuan Anna. "Jangan tersenyum seperti itu!" gertak Dominic lagi. Pria itu segera menghabiskan makanannya dengan lahap. "Sekarang kau boleh pulang.""Baiklah." Anna masih menahan senyumnya, dan berjalan meninggalkan Dominic. Melihat Anna yang sudah menjauh, Dominic menghela napas dengan kasar. "Sialan! Jika seperti ini, aku tidak punya alasan untuk memecatnya nanti."Anna berhenti ketika mendengar suara lirih Dominic. Jadi, Dominic benar-benar berniat ingin memecatnya. "Ah
Read more
8. Kekalutan Dominic
Suasana seketika tegang. "Bercyanda!" Austin tiba-tiba tertawa membuat kedua perempuan itu mengulas senyum. Ketiganya lantas melanjutkan pembicaraan mereka. ***"Hah..." Anna menghela napas panjang mengingat kejadian kemarin.Meski malas, dia akhirnya tetap ke tempat Dominic pagi-pagi sekali. Anna sengaja datang lebih awal untuk membuatkan sarapan, lalu setelah itu dirinya akan kembali ke restoran.Dengan kode pintu yang sudah diberikan sebelumnya, Anna pun masuk. Untuk sarapan, dia hanya akan menyiapkan roti lapis dengan secangkir kopi tanpa gula, sesuai dengan apa yang Dominic pinta. Hanya saja, ketika Anna sudah selesai dengan pekerjaannya, Dominic muncul dari luar pintu. "Kau sudah datang?" tanyanya sesekali menyeka keringat. Anna terdiam. Pria itu sepertinya habis berolahraga. Setelan training yang dikenakan sudah menjelaskan semuanya. "Iya. Aku sudah membuat sarapan juga untukmu," ucap Anna segera mengambil mantel dan ingin bergegas keluar. "Tunggu!" Dominic mencekal ta
Read more
9. Hanya Satu Bulan
"Apa?" Dominic cukup terkejut dengan ajakan Anna. "Kau mengajakku keluar?" Apalagi dengan nada lembut dari suaranya. "Iya. Kurasa selain lidahmu yang tidak bisa berfungsi dengan baik, telingamu juga sama!" cibir Anna. Dia sedikit menyesal sudah berbicara dengan lembut tadi. "Oh, astaga!" Dominic menunjuk wajah Anna dengan kesal. Bahkan wajahnya juga sudah memerah karena menahan marah. "Jadi, kau mau ikut tidak?""Ya, ya, baiklah jika kau memaksa!" "Aku sama sekali tidak memaksamu, Dom," ujar Anna dengan suara rendah, tetapi tegas. "Ya, terserah padamu. Ayo, cepat!" Dominic segera menutup laptop dan berjalan menuju pintu untuk mengambil mantel. "Cih, dasar! Katanya tidak mau," gerutu Anna dengan berjalan menyusul Dominic. "Cepat, atau aku akan berubah pikiran. Kapan lagi kau bisa mengajak dan berjalan-jalan dengan orang sibuk sepertiku?"Anna tertawa dengan terpaksa mendengar kesombongan Dominic yang tiada habisnya. "Dasar besar kepala!"***Anna sama sekali tidak berhenti berbi
Read more
10. Tertangkap Basah!
Setelah berbincang dengan Harry tadi, Anna lebih memilih fokus untuk memasak agar semua pekerjaannya cepat selesai dan dia bisa segera pulang untuk beristirahat.Hari ini dia benar-benar lelah. Sepertinya, menghadapi Dominic akan membutuhkan tenaga ekstra. Di sisi lain, Dominic dan Harry juga terlihat tidak peduli dengan apa yang Anna lakukan. Kedua pria itu hanya duduk dengan meminum anggur untuk menghangatkan tubuh. "Tadi, mamamu menelponku." Harry tiba-tiba saja berbicara setelah mereka cukup lama diam. "Kau mengatakan jika aku bersamamu di Vermont?""Tentu saja, tidak. Aku bilang jika kita sedang berlibur ke Spanyol." Harry tertawa pelan. Dia sudah terlatih untuk berbohong kepada orang tua Dominic. "Bagus jika seperti itu.""Jadi, kau benar-benar serius akan tinggal di Vermont selama satu bulan?" tanya Harry sekali lagi. Sebenarnya dia berdoa di dalam hati agar Dominic mengubah keputusannya. Dominic tidak langsung menjawab. Pria itu justru menatap Anna yang sedang memasak di
Read more
DMCA.com Protection Status