Share

Side Story of Erhan
Side Story of Erhan
Penulis: Restianirista

Awal

Turki

Hiruk pikuk keramaian orang-orang membuat Erhan ingin menutup telinga. Sejujurnya, bukan karena masalah suara musik yang lantang atau tarian yang dilakukan para tamu yang membuatnya enggan berada disana. Tapi ia merasa bosan dengan pertanyaan-pertanyaan yang para tetua dari pihak keluarga ibunya berikan.

“Kapan kau akan menikah?” atau “Kapan kau akan menyusul si anu?” atau "Si A sudah punya sekian anak, kapan kau memberikan orangtua mu cucu?" Dan yang membuatnya kesal adalah pertanyaan "Memangnya kau tidak bosan melajang?"

Damn! Siapa juga yang mau terus melajang di usianya yang sekarang? 

Lagipula, dirinya masih berusia 28 tahun. Belum terlalu tua untuk memutuskan melajang bukan? 

Karena kesal, akhirnya ia memilih untuk meninggalkan aula dimana pesta sedang berlangsung dan pergi menuju taman hotel yang sepi. Sayangnya, bukannya bisa menenangkan diri, dia malah mendapatkan kesialan yang lain dengan bertemu sosok yang tak ingin dilihatnya.

“Menghindar, heh?” pertanyaan itu jelas sekali dimaksudkan untuk mengejeknya. 

Erhan mendengus. Namun memilih untuk duduk di tempat yang sama dengan sepupunya yang super tengil itu. “Apa yang kau lakukan disini?” Ia balik bertanya. Lalu kemudian sebuah senyum mengejek turut terkembang di wajahnya. “Kupikir aku tahu.” Ucapnya dengan wajah sumringah. “Kau menghindari pertanyaan dari para wanita tua di dalam sana, iya kan?” ledeknya.

Lucas mengangkat sebelah alisnya. Memandang Erhan dengan jijik. Sementara Erhan tertawa terbahak karenanya.

Dengan cukup keras ia menepuk punggung sepupunya dengan tangan kirinya hingga mengeluarkan suara. “Sabar, Sepupu. Semua akan indah pada waktunya.” Ucapnya dengan nada mengejek. “Setidaknya kau lebih tua daripada aku. Kenapa aku lupa itu? seharusnya saat aku ditanya kapan akan menikah, aku menjual namamu.”

“Apa maksudmu?” tanya Lucas tak mengerti.

Erhan mengedikkan bahu dengan gerakan tak acuh. “Seharusnya saat mereka bertanya,  aku menjawab. ‘Mana mungkin aku melangkahi Lucas. Dia bujang yang usianya lebih tua dariku.’ Bukan begitu?” lanjutnya dengan wajah mengejek. Namun bukannya menjawab ejekan Erhan. Lucas memilih untuk memalingkan muka. “Hei, Sepupu. Kau tersinggung?” tanya Erhan tiba-tiba karena melihat ekspresi wajah sepupunya yang berubah. Lucas biasanya baik-baik saja jika Erhan menggodanya, namun sepertinya sepupunya itu saat ini sedang dalam mode sensitif. “Apa kau sedang PMS?” godanya lagi.

“Sialan kau!” bentak Lucas. Erhan malah tertawa karenanya. “Kalau kau tidak punya pekerjaan disini, lebih baik kau ikut denganku ke Indonesia.” Ucap Lucas pada akhirnya.

Pernyataan bernada perintah dari sepupunya itu membuat Erhan mengerutkan dahi. “Maksudmu? Kau sedang merekrutku?” tanyanya tak yakin.

Lucas mengedikkan bahu. “Terserah kau menyebutnya apa. Tapi yang jelas, aku dan Adskhan membutuhkan bantuanmu. Lagipula, Paman Gohan juga sudah menyuruhmu untuk bekerja bukan?”

Erhan mengedikkan bahu. “Kau tahu kalau aku tidak punya minat dengan konstruksi. Aku lebih suka melihat para wanita cantik daripada tumpukan batu dan bau cat.”

Lucas mengerling kepada sepupunya. “Hanya untuk sementara. Aku butuh seseorang yang bisa kupercaya. Sementara Adskhan saat ini tidak bisa diandalkan.” Jawab Lucas lagi.

Erhan mengerutkan dahinya bingung. “Mana mungkin pekerja marathon itu tidak bisa diandalkan?” ejeknya.

Lucas lagi-lagi mengedikkan bahu.  “Dia sedang mengejar seseorang sampai dia lupa pada perusahaan.”

Erhan terbelalak. “Apa itu artinya dia akan menikah lagi?” tanyanya tak percaya. Lucas hanya mengedikkan bahu. Kemudian dia merangkul bahu Lucas dan mengusap lengan berotot pria itu dengan lembut. “Sabar ya, sepupu. Terima saja nasibmu.”

Lucas kembali mengerutkan dahi. “Apa maksudmu?”

“Aku tahu kau merana. Saat Adskhan akan menikah untuk kedua kalinya, kau malah masih asyik saja sendiri.” ledekan Erhan tentu saja membuat sepupunya itu meradang. Lucas bahkan menyikut rusuk Erhan dengan cukup keras sampai Erhan mengaduh. Namun pria itu kembali tertawa tak lama setelahnya. “Tapi sepupu, aku sebenarnya ingin bertanya sesuatu padamu.” Ucapnya lagi.

“Apa!” bentak Lucas.

“Slow, Bro. slow.” Ucap Erhan dengan kedua tangan terangkat ke atas. “Aku hanya ingin bertanya, apa kau pria normal?” tanyanya dengan mata tertuju ke arah bagian bawah tubuh Lucas. “Apa adikmu itu benar-benar bisa berdiri?” lanjutnya lagi yang membuat Lucas semakin meradang.

Kesal, Lucas hendak memukul Erhan namun pria itu bisa berkelit dengan mudah dan menjauh dari Lucas dengan tawa yang tak lepas dari wajahnya.

Erhan berhasil menjauh dari Lucas pada akhirnya. Biarkan saja sepupunya itu kesal. Anggap saja ini sebagai balas dendamnya atas situasi tak menyenangkan yang sedang ia hadapi kini. Memangnya dia tidak kesal selalunya ditanya kapan menikah. Memangnya Erhan tidak mau punya pasangan yang dia cintai dan mencintainya. Tentu saja dia mau, hanya saja kalau belum jodoh, dia harus bilang apa?

Indonesia? Negara itu tak asing di telinganya. Negara itu adalah tempat dimana paman-pamannya bertemu dengan cinta sejati mereka. Dan saat ini Adskhan pun sedang mencari pujaan hatinya disana. Apakah mungkin jika ternyata Tuhan menggariskan jodohnya berasal dari sana juga?

Haruskah ia pergi juga?


Baiklah, kenapa tidak. dia bisa mencobanya. Sekali berenang tiga pulau dia datangi. Usaha sepupunya, usaha ayahnya dan juga usahanya untuk mendapatkan jodoh. Ya, kenapa tidak. siapa yang tahu nanti saat dia kembali dia sudah membawa mempelai wanita untuk dia ajak melakukan Kina Gecesi. Erhan tertawa dalam hati.

Beberapa hari kemudian.

Jalan tol penghubung kota itu tampak lengang. Bandung. Nama kota kedua yang Erhan singgahi setelah sebelumnya menapakkan kakinya di Jakarta. Kota ini adalah kota dimana kakak dari ayah Erhan memutuskan untuk menetap.

Ya, jika Erhan memiliki darah Turki murni karena kedua orangtuanya berasal dari Turki. Maka kedua paman dari pihak ayahnya berbeda. Karena keduanya memilih untuk menikah dengan warga Negara Indonesia.


Dari apa yang Erhan dengar, kedua pamannya itu awalnya lari ke Indonesia karena menghindari perjodohan yang dilakukan oleh kakek dan neneknya. Bermulai dari pelarian itulah mereka akhirnya menemukan cinta sejati mereka. Dan yang sangat Erhan ingin acungi jempol adalah, keduanya itu begitu setia terhadap pasangan mereka.

Para wanita Indonesia memang memiliki pesona tersendiri.


Erhan selalu memperhatikan kedua bibinya saat mereka berkunjung ke Turki. Atau saat Erhan berkunjung ke Indonesia—yang sebenarnya tidak sering dia lakukan. Tantenya, Helena. Ibu dari Adskhan, kakak sepupu tertuanya. Itu memiliki raut wajah yang—orang mengatakan jutek. Itulah kenapa pada awalnya Erhan menjaga jarak karena takut jika tantenya itu akan menyentilnya dengan kata-kata pedas suatu waktu. Tapi faktanya, semakin beranjak dewasa ke dewasa, ia tahu bahwa itu hanyalah mimik saja. Karena di balik wajahnya yang selalu tampak dingin itu. Beliau adalah wanita yang sangat perhatian dan lemah lembut.

Sementara Aunty Karin. Ibu dari sepupunya Lucas yang kini duduk di kursi depan. Itu adalah kebalikan dari Tante Helena nya. Beliau adalah orang yang selalunya ceria dan banyak bicara. Ia pun kadang berpikir, bagaimana bisa pamannya yang pendiam bisa memiliki istri yang super cerewet seperti Aunty nya itu. Tapi lagi-lagi, dibalik sifatnya yang ceriwis itu. Aunty Karin adalah sosok ibu yang begitu lembut dan tak kalah penuh perhatiannya seperti tante Helena.

Dan kini, Erhan merasa bahwa petualangannya akan dimulai.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
rizkiamalia7985
pokoknya kalau ngomongin ama karin aku mah selalu ingetnya alm. ceu ida kusumah
goodnovel comment avatar
Maea Adan
semangat mimin di tunggu kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Maimai
akhir nya yg di nanti, muncul juga,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status