Share

Bab 255

Author: Rexa Pariaman
"Asal kamu bisa menyembuhkanku, berapa pun yang kamu minta, tinggal bilang saja," ujar Erico dengan penuh keyakinan.

"Baik," Ewan tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah orang-orang yang duduk di sekeliling meja. "Maaf ya semuanya, aku cuma butuh waktu tiga menit."

Begitu selesai bicara, Ewan berdiri dan berjalan ke belakang kursi Erico.

"Nanti akan sedikit sakit. Tapi demi masa depanmu, tolong tahan sebentar. Ini nggak akan lama," kata Ewan pelan.

Erico hanya mengangguk pelan, "Hmm."

Semua orang meletakkan sendok masing-masing, penasaran melihat apa yang akan dilakukan Ewan. Mereka ingin tahu metode apa yang akan digunakannya untuk mengobati penyakit Erico.

Syut!

Ewan mengalirkan tenaga dalam ke telapak tangannya, lalu menekan satu titik di pinggang belakang Erico.

"Aaaaaargh ...." Erico langsung menjerit histeris. Suaranya membuat bulu kuduk semua orang berdiri.

"Ewan, pelan-pelan dong," seru Ridho cemas, khawatir Ewan malah membuat kondisi Erico semakin parah.

"Tenang saja, Pak. Nggak
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 270

    Konon, gerak tubuh seorang pria hanya terbagi dua, yaitu di atas ranjang dan di luar ranjang.Itu adalah kalimat dari seorang cendekiawan bijak.Setelah "olahraga" semalaman penuh, keesokan paginya Ewan bangun dengan semangat yang luar biasa.Pukul sembilan pagi.Ridho datang langsung menjemput Ewan.Mobil melaju melewati pusat kota selama kurang lebih 40 menit, hingga akhirnya berhenti di depan sebuah vila mewah."Kita sudah sampai, Ewan," ujar Ridho.Ewan mengangguk dan membuka pintu mobil untuk turun. Hal pertama yang dia lihat adalah dua patung singa batu yang berdiri tegak di sisi kanan dan kiri gerbang utama. Tingginya melebihi orang dewasa. Sangat megah dan mengesankan."Memang pantas disebut keluarga kelas atas," gumam Ewan pelan.Pandangan Ewan lalu tertuju ke atas gerbang vila. Di sana tergantung sebuah papan tembaga dengan tulisan yang besar.[ Rumah Keluarga Tjandra ]Di sisi kiri dan kanan gerbang, juga tergantung sepasang papan kayu vertikal yang berisi sepasang kalimat b

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 269

    "Ewan, bukannya tadi dibilang Yusuf yang traktir? Kenapa malah kamu yang bayar?" tanya Halim dengan heran.Dua ratus dua puluh dua juta itu bukan jumlah kecil.Ewan tersenyum dan menjawab, "Soalnya beberapa menu termahal tadi aku yang pesan. Kalau aku nggak bayar, itu namanya menjebak Yusuf. Kita ini teman sekelas, nggak pantas begitu.""Pandanganmu soal hidup emang luas. Sepertinya aku harus banyak belajar darimu," kata Halim sambil tertawa.Glenda ikut menyela, "Yang paling bikin aku kecewa itu Mona. Demi uang, dia sampai buang harga diri. Kalau aku nggak lihat sendiri, aku pun nggak akan percaya."Halim juga menimpali, "Untung saja kamu udah putus dari Mona. Tadi kamu nggak lihat, dia terang-terangan sama Laksh di depan kita semua. Wajah Yusuf sampai pucat saking malunya.""Sudah, nggak usah bahas mereka lagi. Yuk, aku traktir kalian makan sate bakar!" ujar Ewan sambil tersenyum."Ewan, ini buat kamu," ucap Halim sambil menyerahkan cek dari Laksh kepada Ewan."Itu 'kan biaya pengoba

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 268

    Ewan langsung terkejut, ponselnya hampir saja terlepas dari tangan.Mana ada nyanyi seperti itu? Ini jelas-jelas menggoda!"Kak Lisa, tolong jangan nyanyi lagi, aku lagi kumpul sama teman-teman," ucap Ewan buru-buru."Jadi, menurutmu nyanyiku tadi bagus nggak?" tanya Lisa dengan manja."Bagus," jawab Ewan cepat.Dalam hati, Ewan berkata, 'Bukan cuma bagus ... sampai-sampai aku langsung tegang dibuatnya.'"Kalau begitu, malam ini datang ke rumahku, aku nyanyiin lagi buat kamu, mau?"Begitu mendengar kalimat itu, Ewan langsung tahu maksudnya ke mana. Dia pun langsung setuju dan menjawab pelan, "Oke, nanti malam aku ke sana.""Cinta kamu, muach ...." Lisa menutup telepon.Setelah itu, Ewan menoleh ke Halim dan berkata, "Kak Halim, ayo kita pergi."Halim mengangguk."Kalian mau ke mana? Boleh aku ikut?" tanya Glenda tiba-tiba.Ewan sempat heran.Dia langsung menyadari tatapan Glenda pada Halim terasa berbeda. Jadi, Ewan tersenyum dan berkata, "Kami mau cari camilan malam. Kalau kamu nggak

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 267

    Barulah saat itu Ewan menarik kembali kakinya.Erico segera membantu Laksh bangkit dari lantai dan bertanya dengan khawatir, Pak Laksh, Anda nggak apa-apa?""Nggak apa-apa, belum mati." Laksh mengusap wajahnya, tangannya langsung dipenuhi darah.Wajahnya pun berlumuran darah dan tampak mengerikan."Pak Laksh, Anda benar-benar nggak apa-apa?" Mona mendekat dan menyerahkan handuk kepadanya.Laksh mengelap wajahnya sekenanya, lalu mengeluarkan buku cek dari sakunya. Dia bergegas menuliskan beberapa angka, kemudian menyodorkannya ke Halim."Kak, maaf. Kalau sejak awal aku tahu kamu adalah teman Ewan, aku nggak akan pernah menyentuhmu. Ini sebagai biaya pengobatan, mohon jangan keberatan.""Ini ...." Halim tidak tahu harus bagaimana bereaksi, lalu menoleh ke Ewan."Terima saja," kata Ewan.Barulah Halim menerima cek itu, lalu berkata, "Terima kasih, Pak Laksh. Tadi Ewan sempat bersikap kasar pada Anda. Saya mewakilinya mohon maaf.""Nggak apa-apa," Laksh menjawab sambil tersenyum lebar, seo

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 266

    Ewan menghantamkan kakinya dengan cepat dan tegas hingga terdengar suara tulang patah yang jelas. Hidung Laksh remuk seketika, darah segar memuncrat keluar."Aaaargh ...!" Laksh menjerit keras, menahan sakit yang luar biasa.Semua orang di tempat itu terdiam, benar-benar terpaku karena terkejut.Tak ada satu pun yang menyangka Ewan berani menyerang Laksh dan bukan hanya itu, serangannya pun luar biasa kejam.Mona menatap dengan mata membelalak. Sulit baginya untuk memercayai apa yang baru saja terjadi. Dalam pikirannya cuma ada satu kesimpulan, 'Ewan pasti sudah gila! Kalau nggak, mana mungkin dia berani bertindak senekat itu?'"Kamu cari mati ya berani melukai tuan muda kami!" Para pengawal Laksh langsung bereaksi. Wajah mereka tampak bengis dan tubuh mereka siap menerjang."Tetap di tempat kalian!" Laksh menahan sakit sambil membentak para pengawalnya."Tapi, Tuan Muda ....""Diam!!"Amarah Laksh meledak. "Siapa pun yang berani bergerak, akan aku habisi sendiri!"Para pengawal itu la

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 265

    Tiba-tiba, aura kuat memancar dari tubuh Ewan. Mona langsung merasa sulit bernapas, tubuhnya pun kaku tak bisa bergerak.Lalu ....Dengan sikap tegas, Ewan berkata, "Laksh, temanku bukan orang yang bisa kamu pukul seenaknya. Hari ini kalau kamu nggak membayar dua miliar sebagai ganti rugi, jangan harap bisa keluar dari sini.""Ewan, jangan terlalu berlebihan!" Sesabar apa pun seseorang, tetap saja bisa marah. Apalagi Laksh, salah satu dari Empat Bangsawan Papandaya.Laksh akhirnya terpancing juga. Dia menatap dingin dan berkata, "Tadi aku minta maaf sama temanmu hanya karena aku menghargaimu. Jangan terlalu percaya diri. Kamu pikir, orang sepertimu pantas membuatku minta maaf?""Selain itu, aku bahkan nggak memukulnya sampai luka parah. Tapi kamu malah minta dua miliar? Kamu mau memeras aku?"Laksh lalu menegaskan, "Sekarang aku perjelas. Aku hanya akan bayar 20 juta, nggak akan lebih sepeser pun!""Kalau begitu, jangan salahkan aku," kata Ewan tenang sambil melangkah maju.Begitu Ewan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status