"Siapa?"Atta sontak terkejut dan cepat-cepat menoleh. Dia melihat seorang pemuda melangkah masuk dari luar."Kamu!" Atta langsung mengenali Ewan, ekspresinya pun sedikit mengendur. Dia bertanya, "Untuk apa kamu datang?""Menurutmu?" Ewan melirik ke arah Ryu dan Henry. Melihat keduanya masih hidup, dia pun diam-diam menghela napas lega."Kamu datang untuk menyelamatkan Ryu?" tanya Atta."Tebakanmu benar," jawab Ewan. "Raja Naga itu temanku."Tatapan Atta langsung berubah dingin dan mengandung niat membunuh. Dia bertanya, "Waktu di rumah Keluarga Tjandra siang tadi, kenapa aku nggak bisa menyembuhkan si Guntur itu? Apa itu ulahmu?""Baru sadar? Master Atta, sepertinya otakmu agak lambat ya," sindir Ewan."Ternyata benar kamu pelakunya." Niat membunuh di mata Atta semakin kuat. Dia bertanya lagi, "Kita nggak pernah punya dendam apa pun. Kenapa kamu memusuhiku?""Alasannya sederhana," timpal Ewan. "Aku nggak rela kerja keras Keluarga Tjandra selama bertahun-tahun harus dirampas dengan car
Plak! Suara tamparan nyaring menggema. Di wajah Atta langsung muncul bekas tangan merah menyala."Arghhh ...." Atta meraung marah. "Ryu, aku akan membunuhmu!"Buk! Saat berikutnya, Atta sudah ditendang terbang oleh Raja Naga. Kemudian, terdengar suara pukulan yang bertubi-tubi.Raja Naga memanfaatkan keunggulannya yang sedang mendominasi untuk melancarkan serangan seperti badai. Puluhan jurus dilancarkan berturut-turut, hingga akhirnya dia berputar ke belakang Atta dan melayangkan tendangan telak ke punggungnya.Brak! Atta terbang sejauh belasan meter. Wajahnya mendarat keras di tanah hingga berlumuran darah. Bukan cuma itu, dua gigi depannya ikut rontok karena terbentur."Tetua!" Melihat ini, para pria berbaju hitam di atas tembok langsung berteriak, hendak turun tangan membantu Atta.Bahkan ular merah itu mengibaskan ekornya, membuat Henry terpental, lalu merayap cepat ke arah Atta dan menatap Raja Naga dengan taring terbuka."Apa? Mau main keroyokan?" Raja Naga mencibir."Uhuk, uhuk
Bam! Tubuh Atta terpental ke samping, lalu menghantam tanah dengan keras. Dari mulutnya menyembur darah segar."Berengsek! Ternyata kamu menyembunyikan kekuatanmu!" Mata Atta membara, penuh dengan amarah. Dia ingin sekali merobek Raja Naga menjadi serpihan.Dia semula mengira Raja Naga sudah kehilangan kemampuan bertarung. Siapa sangka, semua itu hanyalah tipuan. Tujuan Raja Naga melakukan itu memang untuk berpura-pura tak berdaya, lalu menyerangnya secara tiba-tiba saat lengah."Melawan orang macam kamu memang nggak bisa pakai cara biasa." Raja Naga bangkit dari tanah, menyeka darah di sudut bibirnya, dan tersenyum santai."Itu salahku yang ceroboh." Atta segera menenangkan diri dan berkata, "Bertahun-tahun lalu kamu sudah masuk Daftar Harimau, seharusnya aku sadar kamu bukan orang yang mudah dikalahkan.""Masih sanggup bertarung?" Senyuman di wajah Raja Naga terasa seperti ejekan yang menusuk hati Atta. Baginya, itu adalah penghinaan terang-terangan."Tentu saja masih sanggup!" seru
Raja Naga dan Atta berdiri saling berhadapan, mata mereka saling menatap tajam. Dalam sekejap, aura pertarungan yang dahsyat melonjak dari tubuh keduanya, bahkan udara di sekitar seperti berubah menjadi padat.Setengah menit kemudian, swish! Atta melesat maju. Dalam sekejap, dia sudah muncul di depan Raja Naga, melayangkan pukulan ke wajahnya."Bagus sekali!" teriak Raja Naga lantang. Tangan kanannya mengepal dan menyambut pukulan itu dengan kekuatan penuh.Buk! Kedua kepalan bertabrakan dengan suara ledakan keras. Tap, tap, tap! Atta dan Raja Naga sama-sama terdorong.Mereka mundur delapan langkah sebelum akhirnya berhenti. Putaran pertama, imbang!"Atta, selama bertahun-tahun ini, cuma segitu peningkatanmu?" ujar Raja Naga dengan suara dingin. "Kalau kemampuanmu cuma segitu, kamu nggak akan bisa membunuhku.""Kamu terlalu meremehkanku. Tadi itu cuma 50% kekuatanku."Lima puluh persen? Raja Naga sedikit terkejut dalam hati. Sepertinya dugaannya benar. Kini, Atta tak kalah dari para ah
"Sss ... sss ...."Tiba-tiba, terdengar suara aneh dari luar pintu. Sesaat kemudian, seekor ular besar perlahan masuk ke halaman.Ular itu berwarna merah menyala, panjangnya mencapai empat meter. Di kepalanya yang berbentuk segitiga tumbuh sisik-sisik berwarna hijau tua.Saat merayap, kepalanya selalu berada sekitar 40 sentimeter dari tanah, seperti sedang berpatroli.Akhirnya, ular itu memanjat ke tubuh Atta, lalu meletakkan kepalanya di bahu Atta dan menjulurkan lidah bercabang sambil mendesis.Saat ular itu membuka mulut, Raja Naga bisa melihat dengan jelas bahwa taringnya berlumuran darah segar.Seketika, tatapan Raja Naga berubah tajam penuh niat membunuh. Dia bertanya pelan, "Semua pengawalku dibunuh oleh binatang sialan ini, 'kan?""Kak Ryu, kalau kamu menyebutnya begitu, dia bisa tersinggung lho.""Sss ...." Ular merah itu memperlihatkan taringnya ke arah Raja Naga, seakan-akan memahami ucapan manusia.Raja Naga sedikit terkejut.Sementara itu, Atta mengelus kepala ular itu dan
"Sampai sekarang, musuh masih belum menampakkan diri ....""Aaaargh ...!" Ucapan Henry belum selesai, tetapi teriakan mengerikan kembali terdengar dari luar.Ekspresi Raja Naga sedikit berubah, lalu dia hendak melangkah keluar."Di luar sangat berbahaya, lebih baik Raja Naga tetap di dalam!" Henry memperingatkan."Nggak masalah. Aku justru ingin tahu, siapa yang berani membuat keributan di tempat ini!" Raja Naga menanggapi dengan tenang, lalu melangkah keluar dengan mantap.Henry segera mengikuti dari belakang. Begitu tiba di halaman, mereka langsung mencium bau amis darah yang menyengat. Saat melihat sekeliling, tubuh belasan orang sudah tergeletak di tanah.Mereka semua adalah penjaga vila."Kenapa bisa begini?" Henry terkejut. Tangan kanannya merogoh ke belakang pinggang untuk segera mengambil pistol.Wajah Raja Naga pun menjadi serius. Sudah bertahun-tahun tidak ada yang berani menyerbu tempat ini.Terlebih lagi, para penjaga ini bukan orang sembarangan. Semua adalah ahli yang bisa