Share

Bab 326

Author: Rexa Pariaman
Satu per satu hadiah mewah dipersembahkan, Hanjaya tersenyum bahagia. Sebagai Kepala Keluarga Dianti di Jarwadi, yang dia hargai bukanlah nilai hadiah itu sendiri, melainkan rasa hormat dari pemberi hadiah.

"Pak Hanjaya, satu pon teh terbaik ini adalah hadiah ulang tahun dariku. Untuk memetik satu pon teh ini, aku mengerahkan lebih dari 100 gadis perawan. Setiap helai daun teh dipetik langsung oleh mereka dan setiap tahap proses juga diawasi oleh ahli teh terbaik. Ini sangat langka, harganya lebih mahal dari emas, makanya disebut teh emas."

"Pak Hanjaya, selimut Persia ini katanya bernilai puluhan miliar, jangan sampai Anda menolaknya."

Hampir satu jam berlalu, para tamu baru selesai mempersembahkan hadiah mereka.

Kemudian, Kardi dan Karta mendekati Hanjaya, berkata dengan hormat, "Ayah, aku dan Adik Ketiga juga sudah menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu."

"Oh?" Hanjaya terlihat penasaran.

Pelayan menyerahkan sebuah kotak kayu. Kardi membuka dan menyerahkannya dengan hormat ke hadapan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 938

    Ibu kota berada di bawah kaki sang kaisar, penjagaannya sangat ketat. Sejak keluar dari jalan tol, setiap jarak tertentu selalu ada pos pemeriksaan kendaraan.Namun, mobil jip yang mereka tumpangi berpelat militer, ditambah mereka memiliki surat izin lewat dari Aula Raja Maut. Jadi, perjalanan mereka lancar tanpa hambatan.Pukul 10 malam, mobil jip itu akhirnya tiba di Gerbang Suwarka. Ini adalah pertama kalinya Ewan datang ke ibu kota, jadi dia tak bisa menahan rasa ingin tahunya. Dia menatap ke depan. Gerbang Suwarka menjulang setinggi lebih dari 30 meter, tampak berat dan megah.Tandi yang sudah lama menetap di ibu kota dan sangat paham tentang sejarah serta bangunan di sana, mulai menjelaskan kepada Ewan, "Gerbang Suwarka pada masa Dinasti Madhani dan Caraka adalah salah satu dari sembilan gerbang di ibu kota. Dibangun pada masa Dinasti Madhani. Awalnya bernama Gerbang Lancar, lalu diubah menjadi Gerbang Suwarka.""Dulu Gerbang Suwarka adalah tempat lewatnya kereta tahanan, karena

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 937

    Di jalan tol, sebuah mobil jip berpelat militer melaju kencang menuju ibu kota.Ewan memandang ke luar jendela mobil, melihat matahari yang perlahan tenggelam di barat. "Masih butuh berapa lama lagi buat sampai ke ibu kota?" tanya Ewan."Sekitar empat jam," jawab Tandi sambil tersenyum. "Sudah lebih dari sepuluh jam kita nggak bertemu musuh lagi."Sejak semalam setelah mereka menyingkirkan Darah Dingin dan yang lainnya, Ewan serta rombongannya sudah berkendara hampir seharian penuh. Lebih dari sepuluh jam ini, tidak ada serangan apa pun.Logan berkata, "Tetap saja harus waspada. Baik Keluarga Polin maupun Keluarga Wibowo pasti nggak ingin melihatmu tiba di ibu kota dengan selamat.""Nggak akan ada musuh lagi sebelum kita masuk ke ibu kota," ujar Ewan dengan tenang."Kenapa kamu begitu yakin?" tanya Logan dengan heran.Ewan menjawab, "Tuan Sida telah mengerahkan 100 ribu saudara dari Organisasi Draken untuk mengawalku. Selama Willy bukan orang bodoh, dia nggak akan terus mengirim orang

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 936

    Pada saat yang sama, di ruang kerja Keluarga Aditya, lampu menyala terang.Latif berbaring di kursi rotan, memegang kipas bambu di tangannya dan mengipaskannya pelan sambil bertanya, "Ada kabar tentang Ewan?""Menurut laporan sebelumnya, Ewan sudah melewati Kota Teyon dan sedang menuju ibu kota," sahut Rindra yang muncul di sisi Latif."Perjalanan nggak terlalu aman, 'kan?""Benar. Ewan awalnya bertemu dengan Pisau Neraka, lalu bertemu dua pembunuh lagi. Sebelum memasuki Kota Teyon, Hantu Lapar dan Hantu Gantung juga muncul. Tapi mereka semua mati di tangan Ewan.""Anak itu benar-benar persis seperti Ega dulu." Wajah tua Latif menampilkan senyuman. "Waktu itu Ega juga begitu, membunuh semua musuh tanpa ragu."Rindra berkata, "Aku juga mendapat kabar bahwa Satria telah menggerakkan kekuatan bawah tanah di 14 provinsi utara. Totalnya 100 ribu anggota Organisasi Draken untuk mengawal Ewan menuju ibu kota.""Benarkah?" Latif tersenyum. "Satria memang orang yang berani bertindak besar."Rin

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 935

    Kepala pelayan menunduk sambil berkata, "Maaf.""Satu kata maaf saja cukup? Kamu tahu betapa seriusnya masalah ini? Ewan nggak mati dan itu akan mengganggu aliansi kita dengan Keluarga Wibowo, bahkan bisa menggagalkan rencanaku merebut takhta."Willy terus memaki, "Aku membimbingmu dengan susah payah selama ini. Di saat krusial begini kamu malah nggak berguna. Untuk apa aku mempekerjakanmu?"Mendengar itu, kepala pelayan langsung memucat. Dia bersujud di lantai untuk memohon, "Tuan, maafkan saya. Saya yang gagal menjalankan tugas. Mohon beri saya kesempatan lagi!"Willy menatap kepala pelayan dengan dingin. Setelah setengah menit, dia menghela napas panjang. "Sudahlah. Masalah sudah terjadi, menyalahkanmu juga nggak ada gunanya.""Aku seharusnya tahu Satria pandai mengatur strategi. Dia nggak akan bertindak gegabah. Kalau dia nggak mengirim Naga Hijau dan Kirin untuk membantu Ewan, berarti dia punya rencana lain.""Siapa sangka, demi seorang Ewan, dia sampai mengerahkan 100 ribu pengik

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 934

    Pukul 3 dini hari, di ibu kota, di rumah Keluarga Polin.Willy sedang berada di ruang baca. Meskipun jarang merokok, malam ini dia justru menyalakan sebatang rokok dan mulai mengisapnya perlahan. Dia sedang menunggu kabar tentang kematian Ewan.Tok, tok! Suara ketukan terdengar dari luar pintu, disusul suara kepala pelayan yang bertanya dari luar, "Tuan sudah tidur?""Masuk!" ujar Willy dengan semangat yang tiba-tiba muncul di matanya. Ada sedikit kegembiraan tersirat di wajahnya. Dia tahu kepala pelayan pasti datang membawa kabar yang ditunggu-tunggunya.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Kepala pelayan melangkah masuk dengan cepat. Seketika, aroma tajam asap rokok menusuk hidungnya. "Tuan, sebaiknya jangan terlalu sering merokok. Nggak baik untuk kesehatan," katanya dengan nada khawatir.Willy mematikan puntung rokoknya, lalu bertanya, "Gimana keadaannya? Ewan sudah mati, 'kan?"Kepala pelayan terdiam sejenak, tidak menjawab."Aku lagi tanya, kamu nggak dengar?" Nada suara Willy mulai

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 933

    Dalam sekejap, darah dan serpihan tulang berhamburan ke mana-mana."Adikku!" teriak Hantu Gantung dengan mata memerah menyaksikan pemandangan itu. Dia hendak menerjang maju, tetapi dagunya langsung dihantam oleh Naga Hijau dengan satu pukulan keras. Dia seketika terhuyung dan berkunang-kunang.Di sisi lain, Kirin juga menghantam punggung Hantu Gantung dengan satu pukulan berat. Keduanya bekerja sama. Hanya dalam waktu singkat, mereka berhasil menyelesaikan Hantu Gantung sepenuhnya.Akhirnya, suasana di tempat itu menjadi tenang."Ewan, kamu nggak apa-apa?" tanya Kirin dengan nada khawatir saat melihat tubuh Ewan yang berlumuran darah."Aku nggak apa-apa," jawab Ewan sambil tersenyum. Darah di tubuhnya sebagian besar hanyalah percikan dari tubuh Hantu Lapar yang meledak beberapa saat lalu."Syukurlah. Aku sempat khawatir kami datang terlambat," kata Kirin sambil tersenyum. "Tuan Sida menyuruh kami datang untuk membantumu.""Kalian semua datang? Lalu, siapa yang melindungi Sida?" tanya E

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status