- 7 Sumpah -
Aku yang selama ini berharap
Kau untuk cepat kembali
Temani aku tuk pulang
Dimana aku tenggelam hilang
( New eta -- 7 Sumpah )
-----------------------------
Airin kembali membelah jalanan yang terasa miliknya sendiri kali ini. bak Danni Pedrosa dia meliuk-liuk di tiap tikungan. Sembari melepaskan senyumnya kepada angin dan udara yang melewatinya.
Waktu lewat tengah malam dia telah sampai di tempat tinggalnya. Dengan wajah yang kaku terkena angin malam diluar. Senyum masih mengembang di wajahnya.
"Geng's ... gue balik." teriaknya saat memasuki pintu rumahnya dan melangkah kedalam ruang tengah. Dengan kedua tangan yang penuh dengan barang belanjaan, juga oleh-oleh dari Emery.
"Rin ... kenapa malam banget sih?" sambut Olin. Ia begitu khawatir pada sahabatnya itu.
"Maaf geng's gue ada something trouble. Gue pengen minta bantuan lu-lu pada ya." ujarnya sembari meletakkan bokongnya di sofa samping Sastra yang masih terlihat kosong.
"Apaan?" tanya Zia yang sudah menyerbu makanan yang di bawa oleh Airin.
"Jadi salah satu partner gue kayanya mencoba mengkhianati gue, sengaja atau tak sengaja gue nggak tahu pastinya. Gue pengen kalian bantu gue cari informasi tentang partner gue ini." jelas Airin yang memberikan selembar foto dan nomer telfon.
"Beres Rin ... serahno aku kelar uripe." tukas Sastra yang antusias. ( Siap Rin, serahkan padaku, kelar hidupnya. )
Airin berdiri dan menarik bingkisan yang tadi dia terima dari tokonya dan melangkah pergi. Sebelumnya dia telah berterima kasih pada semua sahabatnya karena sudah mau membantu dirinya.
"Thanks ya geng's gue mau mandi, rasanya badanku remuk semua, dan gue akan langsung tidur ya, kalian lakukan sesuka hati kalian di sini. Besok gue sudah harus berangkat pagi-pagi ke lokasi syuting." jelasnya saat meninggalkan para sahabat itu kekamar.
Zen, Zia, Olin, dan Sastra semua berkutat dengan laptop masing-masing dengan sesekali melahap makan.
"Tau ah ... pusing gue." keluh Zia yang memang tak pandai dalam bidang retas-meretas data seseorang.
"Lagian juga siapa yang suruh lu ikutan. Sastra bisa sendiri kali." sahut Olin.
"Lu kira gue ikutan? Orang gue ngerjain tugas kantor gue wk ... wk ...." Tawa Olin menggelar kemudian.
"Lah ... kirain. Lu Zen?" tanya Zia dengan sebal. Ia menggembungkan pipinya.
"Gue lagi siapin meeting dengan client besok, lagian gue juga enggak bakat IT." jelasnya tak melihat ke arah Zia.
"Ish ... nyebelin banget kalian." Zia pergi ke kamar Airin. Ia telah di tipu sahabatnya.
"Zia ... Zia ...." seru ketiga sahabatnya bersamaan.
Saat semua yang telah di minta oleh Airin usai dan semua tertidur Sastra menutup kembali laptopnya dan meletakkannya di meja semula. Sastra pun mengukir mimpi indah malam ini.
- 7 Sumpah -
" Cut ... good Emery. Kita break sebentar ya." ucap sutradara film tersebut. Dengan menggunakan pengeras suara toa.
Airin memberikan sebotol minuman isotonik untuk Emery.
"Minum Bos." katanya. Emery pun mengambil botol itu dan duduk di sebelahnya.
"Thanks Rin. Aku tak menyangka hari ini tak seperti kemarin yang harus berulang kali take." tutur Emery yang menatap Airin. Dan meneguk setengah minuman itu.
"Karena kemarin masih pertama Bos, jadi Bos belum terbiasa. Dan memang bakat Bos sudah sangat luar biasa." Airin menerima botol dari Bos-nya yang di berikan padanya.
"Kau benar Rin. Hari ini aku lebih rileks." jelasnya dan bernapas lega.
Sebuah email masuk yang langsung di buka oleh Airin membuatnya terbengong-bengong menatap tak percaya akan apa yang tertulis disana.
"Kota kembang?" pikir Airin.
Emery yang menyadari itu dia pun ikut takut melihat expresi Airin.
"Ada apa Rin?" tanya Emery dan memegang pundak Airin.
"Ada jadwal pemotretan 2 minggu lagi." jelas Airin dengan seketika mengubah ekspresi wajahnya setenang mungkin.
"Oh ... dimana? Jauhkan?" tanya Emery penasaran.
Belum sempat Airin menjawab sutradara film itu sudah memangil untuk semua crew dan para aktris berkumpul.
"Aku tinggal dulu ya Rin. Nanti kita bahas lagi." Airin mengangguk tanda mengerti.
Bagaimana mungkin? Apa ini suatu kebetulan? Tak mungkin tapi ini nyata dan terjadi. Oh Tuhan ... apa gue harus bertemu dengannya? Bagaimana kabarnya sekarang? Pikiran itu muncul seketika di benaknya. Mencampur baurkan perasaannya. Membolak-balikkan hatinya.
- 7 Sumpah -
Sampaiku mati ku ingin
Bersama denganmu
Ijinkanlah ku mencari kesungguhan
Tuk buktikan kamu ada di hidupku.
----------------------------
Jangan lupa like komen dan kasih ulasan kalian ya geng's. Salam sayang Az Zidan ❤️.
Flashback 6th #13 - 7 Sumpah - --------------Sudah tiga hari lamanya Haidar terbaring di rumah sakit. Kini beberapa lukanya cukup membaik, dan beberapa perban juga telah lepas, gips yang terpasang di lehernya pun telah tiada. Esok ia akan diijinkan untuk pulang.Sampai saat ini Airin masih setia menemani kekasihnya itu.Sebentar lagi juga adalah hari wisuda bagi Haidar, tentu dia menantikan waktu itu tiba.Setelah ini dia bisa mencapai mimpinya, sedikit lagi, tinggal sedikit lagi."Apa kau bosan?" tanya Airin pada Haidar."Bukan aku yang bosan tapi kau Ai, ayo kita keluar dari kamar ini, ini memang memuakkan." jelasnya."Baiklah, aku akan ambilkan kursi roda untukmu Rey, aku akan membawamu berkeliling." Dengan senyum yang terukir, Airin melenggang pergi dari ruangan itu.Ia kembali dengan sebuah kursi roda. Airin membantu Haidar untuk duduk di atas kursi roda itu, dengan hati-hati dan sangat telate
Flashback 6th #12 - 7 Sumpah --------------Hari ini adalah hari awal liburan dimulai, seharusnya Airin tengah meminta ijin pada sang ayah untuk pergi liburan kemana ia ingin pergi, namun rencananya batal. Ya ... memang manusia bebas merencanakan apapun namun Tuhan lah sang penentu. Rencana itu batal karena insiden yang menimpa Haidar, luka yang di dapat cukup menyakitkan sehingga ia tak bisa beranjak barang hanya ke kamar mandi.Pagi ini Airin sudah terburu-buru menyiapkan segala sesuatu yang ia perlukan untuk beberapa hari di rumah sakit. Tentu saja, kali ini bukan ijin berlibur, melainkan dia meminta ijin untuk menjaga Haidar di rumah sakit. Meskipun sekuat tenaga Haidar melarangnya, Airin tetaplah Airin yang keras kepala untuk masalah ini.Kasih sayang Airin sangat tulus dan besar, mendapat curahan cinta dari Haidar adalah hak yang paling membahagiakan sepanjang hidup Airin.Tas ransel berukuran b
Flashback 6th #11 - 7 Sumpah -"Dia sudah melewati masa kritis, kita hanya menunggu dia sadar saja Nona." jelas Jay. Antony dengan wajah bantalnya hanya memperhatikan Airin. Begitu juga dengan Rama, ia heran seorang gadis SMA yang menjadi kekasih temannya itu.Airin menoleh saat mendengar suara bariton itu, wajahnya tak menyiratkan apa-apa yang bisa di baca oleh Jay, yang Jay tahu gadis di hadapannya hanya sedang bersedih. Mungkin dengan memberinya sedikit informasi yang di dapat dari Dokter ia akan tenang. Biar bagaimanapun ia yang menyebabkan ini terjadi, dan dia tak ingin sampai gadis ini semakin sedih karena perbuatannya itu.Airin menghampiri Jay, dengan wajah berubah merah padam dan juga penuh kebencian, tangannya mengepal di bawah. Dengan secepat kilat ia melayangkan bogem pada perut Jay. Jay Chou yang tak tahu bahwa dirinya akan dipukul sontak kaget dan sedikit mundur kebel
Flashback #10 - 7 Sumpah -Teruntuk kamu, hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarena untuk keberkian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi, diuji oleh materi untuk kesekian kaliLagi, lagi, dan lagiKutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu( Virgoun -- Surat cinta U/Starla )-------------------Suara roda brankar rumah sakit yang beradu dengan garis-garis lantai keramik, dan keadaan yang begitu mencemaskan. Beberapa perawat serta 3 orang sahabat Haidar mendorong ranjang itu menuju ke ruangan Unit Gawat Darurat. Pasca kejadian malam tadi Haidar terpaksa harus dilarikan
Flashback 6th #9Rumah pohon - 7 Sumpah - --------------Kau mau apa pasti 'kan ku beriKau minta apa akan aku turutiWalau harus aku terlelah dan letihIni demi kamu, sayangAku tak akan berhenti menemani dan menyayangimuHingga matahari tak terbit lagiBahkan bila aku mati, ku 'kan berdoa pada Ilahi'Tuk satukan kami di Surga nantiTahukah kamu apa yang ku pintaDi setiap doa sepanjang hariku?Tuhan, tolong aku, tolong jaga diaTuhan, aku sayang diaWali -- Doaku untukmu-----------------"Hai, Ai, ayo! Naiklah dan tutup matamu dengan kain ini." ucap Haidar.Airin menurut ia mengambil kain hitam panjang itu dari tangan Haidar, lalu memakainya untuk menutupi mata. Dalam perjalanan yang singkat. Jantung Airin bergemuruh bak ingin mencuat keluar. Airin memegang erat perut Haidar."Oke, kita sampai Ai, t
Flashback 6th #8Rumah pohon - 7 Sumpah -Sudah satu Minggu sejak pembuatan rumah mini pohon itu, dan Airin menepati janjinya tidak datang ke sana semenjak hari itu. Liburan masih panjang sembilan hari lagi menuju kelas baru. Airin menantikan waktu itu, namun Airin juga tak ingin liburan ini segera berakhir, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Haidar.Ah ... Mungkin yang sudah bucin si Airin ya geng's 🥰.Denting jam berbunyi berulang tiga kali, artinya saat ini jarum jam menunjukkan pukul tiga. Airin yang sedang asyik di teras belakang menyapu pemandangan dengan mata bulat hitamnya, serta gitar yang berada di tangannya. Bernyanyi lagu sendu yang sangat merdu dari Virgoun -- BuktiInt. G..D/F#..F..C..G D/F#meruntuhkan egoku F Cbukanlah satu hal yang mudah Am D