Share

Rapat di Bendungan Hilir

          Bagi Dipta, sekarang masih terlalu pagi untuk mendapat omelan. Ia sudah menyumbat telinganya dengan earphone saat turun dari tangga, mempersiapkan diri dari bencana yang akan segera datang. Bencana itu datang lebih cepat, tepat saat Dipta mengunyah roti tawar tanpa selai. Mamanya keluar dari garasi dengan muka merah padam. Gampang ditebak kalau mamanya baru saja mencium aroma tak sedap dari jok mobil yang basah.

            “Kamu apain mobil sampai bau sampah kayak begitu? Dipta!”

            Dipta tersenyum meringis dengan kunyahan roti di mulutnya. Menit-menit penuh ketegangan berikutnya ia habiskan untuk menjelaskan sebaik mungkin kepada mamanya yang murka. Nada suaranya yang gugup dan penjelasannya yang mulai serampangan membuat Dipta kalah telak. Mamanya menjauhkan kunci mobil dari sambaran

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status