Share

BAB 22: Rasa Yang Tertinggal

Sepuluh menit mengamati Bastian, Stela bisa menarik kesimpulan ada sesuatu yang disimpan oleh pria itu. Pertemuan di gedung Nusantara Senayan bukanlah pertemuan pertamanya dengan Vincent. Dia belum mendapatkan clue apa-apa tentang anggota dewan termuda itu.

“Terima kasih atas kesediaan Pak Bastian untuk interview dua bulan lalu, karena itu rating acara naik drastis untuk slot malam,” ucap Stela tersenyum kepada Bastian.

“Ah, itu karena stasiun televisi milik Pak Vincent sudah terkenal.”

“Bapak bisa aja. Ini karena Bapak yang menjadi idola kaum emak-emak dan milenial sehingga banyak yang menonton acaranya,” puji Stela berusaha terlihat wajar.

“Kalau begini ada traktiran dong, Mbak Auristela?!” canda Bastian.

“Boleh, Pak. Nanti bisa saya tagih kepada bos,” balas Stela sambil mengerling ke arah Vincent.

“Silakan pesan, Pak. Saya yang traktir,” imbuh Vincent.

Bastian menggosok kedua tangan lalu mengambil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status