(Satu hari sebelumnya...) Sebuah pesan teks tiba-tiba masuk ke ponsel Kenta. Pagi itu Kenta sedang menyiapkan sarapan, mendengar ponselnya berbunyi, lalu berhenti dan mengambil ponselnya dari saku celana. Ia lalu membaca pesan teks yang dikirim ke alamat e-mail-nya, yang berbunyi, "Temui aku sekarang, pagi ini jam sembilan, di taman kota. Aku akan berada di sebelah sungai tempat kau melihatku dan Higiri, sedang berciuman waktu itu. PS: Ichigo. Ini tentang Kaito." Setelah membaca pesan teks tersebut, Kenta dengan segera memasukkan ponselnya kembali, lalu menyiapkan dan meletakkan sarapan untuk Higiri di atas meja makan, lalu ia mengambil lagi ponselnya, dan mengetik sebuah pesan teks untuk Higiri yang masih tertidur pulas di dalam kamar, "Aku akan segera pergi ke pasar karena sangat segar membeli ikan di pagi hari! Sarapanmu sudah siap! Jangan lupa makan yang banyak, letakkan saja piring kotornya nanti akan kucuci ketika aku kembali. Penuh cinta, Kenta."Lalu Kenta memasukkan lagi pon
Ichigo lalu menggelengkan kepala, dan melanjutkan, "Kenta, senjatamu adalah hasil energi cahaya, namun, ketika kekuatan mematikan itu muncul, kau memang masih menggunakan energi cahaya, namun, energi di dalam senjatamu, akan berubah menjadi kekuatan gelap yang akan langsung membunuh lawanmu dan menjadikannya debu dalam sekejap tanpa ada waktu untuk merasakan sakit. Sangat cepat. Jika kau mulai fokus dan rambutmu sudah berubah warna, maka bisa dipastikan, seluruh serangan yang akan kau hasilkan, adalah serangan mematikan dan akan membunuh dalam sedetik saja, jika berhasil menikam lawanmu pada organ tubuh yang vital. Kau harus berhati-hati. Paman-pamanmu apakah tidak ada yang memberitahukan dirimu tentang ini? Aku yakin, kau bisa menjadi pembunuh yang kejam jika Kaito berhasil mendapatkanmu."Ichigo mulai menundukkan kepalanya, ia berusaha menahan perutnya yang benar-benar mulai terasa sakitnya. Kenta lalu membantunya duduk tegak, agar Ichigo bisa bernafas lebih baik. Kenta menatap Ichi
Sesampainya di istana suku Simfoni, Kenta dan Higiri langsung disambut oleh Nozomi di depan istana. Nozomi lalu berlari kecil menuju mereka, lalu berkata, "Kebetulan sekali! Ada yang harus kuperlihatkan kepada Higiri!"Kenta lalu bertanya, "Paman X di mana?"Nozomi menunjuk ke sebuah ruangan di pojok istana, dan menjawab, "Dia sedang beristirahat di ruang kerjanya, kalau mau menemuinya langsung saja masuk, ia tidak akan marah apalagi yang datang adalah dirimu."Kenta lalu meminta Higiri mengikuti Nozomi, sementara dia ingin berbicara empat mata bersama X. Higiri dan Nozomi lalu berjalan perlahan menuju sebuah tempat, sambil bercanda. Kenta berlari kecil menuju ruangan yang ditunjuk Nozomi tadi, lalu ia mengetuk pintu ruangan tersebut, dan membukanya. X sedang duduk di atas kursi meja kerjanya, lalu menoleh ke arah orang yang membuka pintu ruangannya, ternyata Kenta, lalu ia melihat Kenta yang menatapnya sangat tajam, sambil bertanya "Kau ingin menyampaikan apa kepadaku?"Kenta berdir
Higiri mengangguk. Ia lalu menghampiri Kenta, dan bersamanya, kembali ke dunia manusia, sementara, Nozomi menoleh ke arah X, dan bertanya, "X, apa yang terjadi sebenarnya? Kenta tidak mungkin seperti itu jika tidak ada sebab, apa yang sudah kau katakan?"X lalu duduk dibantu Ahr, dan menjawab, "Tidak ada. Kenta hanya baru mengetahui bahwa energi yang berada di dalam tubuhnya, lebih kuat daripada emosinya. Aku rasa kalian semua juga harus berhati-hati."Ahr lalu bertanya, "Maksudmu?"X menarik nafas panjang, lalu setelah agak tenang, ia menjawab, "Ratu Angel memilih Higiri bukan karena ia adalah pangeran dari suku Harmoni, namun karena tanpa Higiri, kekuatan Kenta tidak bisa digunakan. Higiri adalah pelengkapnya. Sekarang semua tergantung apakah Higiri bisa mengendalikan emosi Kenta, atau justru sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, Kenta bisa menjadi alat pembunuh tanpa saingan, di Dunia Musik ini."Son dan Westo menatap X dengan tatapan terkejut, Westo lalu berseru, "X, jika yang
"Kenta!" seru Higiri, namun Kenta sama sekali tidak merespon, justru Kenta menyerang Kaito semakin agresif."Kenta, tunggu! Tunggu!!" teriak Kaito sambil semakin berusaha keras melindungi diri, namun Kenta tidak juga merespon! Kali ini Kaito benar-benar panik, hingga ia terjatuh karena salah langkah. Kenta langsung mengancam leher Kaito dengan seruling yang berada di tangan kirinya, lalu berseru, "Kau membunuh semua yang melindungiku, kau sudah gila, bahkan kau membunuh wanita yang sudah memberikanmu keturunan! Kali ini akan kubunuh dirimu!"Kenta lalu mengarahkan salah satu serulingnya ke atas, dan mengarahkannya ke bawah, tepat menunjuk jantung Kaito yang sudah jatuh dalam posisi telentang. "Kubunuh kau!!!" teriak Kenta dan ia mulai mengangkat serulingnya, hendak menikam jantung Kaito, namun, Ichigo tiba-tiba muncul dalam pikirannya, dan Kenta mulai teringat kata-kata Ichigo kemarin: "Tadinya aku ingin membunuh Kaito, memintamu agar membunuhnya, karena ia tidak mencintaiku, tidak
Keesokan paginya, Kenta dan Higiri, lengkap dengan X dan keempat pamannya yang lain, terlihat sedang menikmati sarapan di rumah Kenta. "Dasar orang-orang tua menyebalkan, aku di sini dengan niat berduaan saja dengan Kenta, mengapa mereka harus ikut segala!?" ucap Higiri dalam hatinya, dengan wajah sedikit kesal. Setelah menikmati sarapan, Kenta merogoh saku celananya, lalu memberikan secarik kertas kepada Higiri sambil berkata, "Tolong belikan ini semua di pasar ya, Higiri? Aku sudah memberimu sarapan, bukan? Hihihi"Higiri lalu menggelengkan kepalanya, dan membalas, "Mengapa harus aku, bukankah kau mempunyai lima orang ini yang selalu mengikutimu kemana pun? Ah!"Kenta hanya tersenyum lalu berbisik, "Aku akan membersihkan rumah, sementara orang-orang tua ini pasti akan tertidur setelah makan, dan ingat, yang mempunyai kekuatan bintang di sini hanya dirimu, selain aku. Kau lebih cepat pergi, dan cepat pulang, lalu kita bisa bermesraan, oke?"Kali ini Higiri langsung berdiri dari kurs
Moe lalu terpeleset sampai jatuh di atas tanah yang basah. Higiri dengan refleks menangkapnya. Kali ini, mata mereka bertatapan. Moe tersipu malu, dan langsung berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanya Higiri. "Melihat wajahmu saja, rasa sakitku hilang semua," balas Moe dengan wajah tersipu. Higiri lalu tersenyum. Nozomi melihat mereka berdua dari jauh, hanya bisa menggelengkan kepala dan berkata, “Apalagi yang akan terjadi?” Setelah beberapa saat di pasar, akhirnya Higiri memutuskan untuk pulang karena merasa sudah selesai berbelanja. Mereka bersama-sama kembali ke rumah Kenta. Sesampainya mereka di depan rumah, Higiri berucap, "Aku tidak bisa bersamamu terlalu lama, maaf. Namun, ternyata kau adalah orang yang asyik juga, daripada Kenta yang bahkan tidak bisa bercanda denganku. Temuilah aku besok siang di taman kota, aku akan mencari alasan kepada Kenta nanti!"Moe tersenyum lebar, membalas Higiri, "Higiri! Aku akan menunggu!"Higiri lalu masuk ke dalam rumah, membereskan belanjaannya,
Mendengar itu, raja suku Piano langsung berdiri dan menggebrak meja, sambil berseru, "Kau datang ke sini hanya untuk mendeklarasikan perang? Kami tidak tertarik dengan kekuatanmu, maupun Ratu Kenta! Perhatikan ucapanmu, Yang Mulia!”Mata Moe langsung terbuka lebar-lebar, setelah mendengar pernyataan Higiri tersebut, bahkan lengannya mulai bergetar dan keringat dinginnya mulai keluar, ia hanya bisa menatap meja dengan tatapan terkejut. Higiri tersenyum, lalu ia menatap Moe, dan bertanya, "Lalu mengapa kalian kirimkan Moe kepadaku?"Semua orang bingung dengan perkataan Higiri. Sang raja bahkan bertanya lagi, “Maksud Yang Mulia?”Moe terlihat sudah berkeringat dingin, ia hanya bisa duduk terpaku dan terdiam. Sang ratu lalu menatap Higiri, dan berkata, "Jelaskan, kami yakin kau tidak berniat mendeklarasikan perang antar suku."Higiri lalu tersenyum kepada sang ratu, lalu mengutak-atik ponselnya, dan sebuah rekaman suara mulai terdengar di awali suara Moe: ---- Moe: "Apakah kau mulai me