Share

Berpisah

Mobil travel sudah dipesan, barang bawaan pun sudah dikemas. Aku tengah menghabiskan sisa waktuku bersama anak-anak di rumah. 

Si sulung dan Kia terlihat murung dan sedih. Aku tahu, jauh di dalam lubuk hati, mereka pun merasakan takut dan sedih seperti yang kurasa. 

Hanya si kecil Fariz yang terlihat ceria hari itu, ia belum mengerti apa yang terjadi. 

"Mah, jangan pergi," ucap Luna dengan mata berkaca-kaca. 

"Kalau Mamah nggak pergi, kita nggak punya uang," jawabku sambil menahan embun yang mulai memenuhi pelupuk mata. 

"Pulangnya kapan?" tanya Kia dengan wajah murung. 

"Do'ain aja cepet dapet uang biar cepet bisa pulang."

"Aaamiin," jawab anak-anak bersamaan. 

Hati ini sakit saat membayangkan jauh dari ketiga buah hati. Perih bagai disayat sembilu. Aku berlari ke dalam kamar seketika. Menumpahkan semua embun yang sudah tidak tertahan. 

Dering gawai akhirnya mengalihkan perhatian. S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status