Share

A different soul 2
A different soul 2
Penulis: Fitri

Chapter 1

Sudah hampir satu tahun setelah kejadian itu dan sudah selama itu pula Keyra sudah mulai bisa melupakan kejadian yang menimpanya beberapa tahun yang lalu. Dia hanya menganggap itu bunga tidur dan tak akan membicarakannya kepada siapa pun. Serta berharap tak bertemu dengan mereka semua.

Hingga ada kabar gembira datang kepadanya. Yaitu beasiswa yang selama ini dia tunggu datang juga. Dia di terima di Universitas ternama yang ada di Jakarta. Dengan perasaan senang Keyra memberi tahu kepada ibu Asri dan Dimas.

"Ibu!" panggil Keyra dengan raut wajah bahagia.

"Ada apa Keyra?" tanya seorang wanita paruh baya dengan nada heran.

"Ibu tahu tidak-" kata Keyra yang terpotong oleh perkataan seseorang.

"Tidak" kata Dimas dengan santai dari arah belakang Keyra.

"Diem dulu bang!" kata Keyra dengan nada kesal.

"Ya udah lanjutin" kata Dimas dengan nada tenang.

"Ck!" decak kesal Keyra sambil menatap malas ke arah Dimas.

"Jangan hiraukan dia. Ada apa? Apa yang ingin kamu katakan?" tanya ibu Asri dengan raut wajah penasaran.

"Anak ibu sebenarnya siapa?" kata Dimas dengan nada kesal karena di abaikan oleh ibunya sendiri.

"Diam kamu Dimas" kata ibu Asri dengan nada kesal.

"Keyra diterima beasiswa di Jakarta bu!" kata Keyra dengan nada suara bahagia.

"Beasiswa? Di Jakarta?" tanya bu Asri yang masih memikirkan kata-kata Keyra barusan.

"Yakin kalau itu buat lu Key? Siapa tahu salah kirim" kata Dimas dengan nada bercanda.

"Itu gak salah kirim bang" kata Keyra sambil menepuk pundak Dimas dengan kesal.

"Sakit" kata Dimas sambil mengusap pundaknya.

"Anak ibu di terima?! Anak ibu kuliah! Ibu mau umumin ke tetangga. Kalau anak yang mereka pandang rendah lebih hebat dari anak-anak mereka" kata Asri dengan nada semangat dan bahagia saat sudah paham akan kata-kata Keyra barusan.

Setelah mengatakan itu bu Asri sudah keluar dari rumah dengan semangat membara.

"Ibu!" panggil Keyra dengan nada suara cukup keras.

"Udah biarin aja. Baru kali ini abang lihat ibu sebahagia itu. Walau pun bukan abang alasannya tapi tetep aja abang seneng lihat ekspresi ibu yang kayak gitu" kata Dimas dengan senyum manisnya.

"Makanya belajar atau gak cari jodoh" kata Keyra dengan nada suara bercanda.

"Buat apa di cari? Nanti juga dateng sendiri" kata Dimas dengan tenang.

"Si ibu nanti encoknya kumat gak ya bang?" kata Keyra dengan nada suara bertanya.

"Kalau kumat ya Alhamdulillah" kata Dimas dengan tenang.

"Kok Alhamdulillah?" tanya Keyra dengan nada suara heran.

"Biar ibu cepet pulang dan gak ada perang antar emak-emak" kata Dimas dengan tawa renyah.

"Gue bilangin ibu loh" kata Keyra dengan nada suara mengancam.

"Kalau lu pergi ke Jakarta nasib gue gimana?" kata Dimas dengan raut wajah lesu.

"Ya terima nasib" kata Keyra dengan tawa bahagia.

"Nasib gue yang malang, harus dengerin ceramah ibu sendirian" kata Dimas dengan raut wajah lesu.

"Kasiha abangku ini, haha" kata Keyra di akhir kalimatnya.

"Kapan lu ke Jakarta?” tanya Dimas sambil menatap keyra heran.

"Satu minggu lagi kalau gak salah" kata Keyra sambil membalas tatapan dari Dimas.

"Sebentar lagi kalau gitu" kata Dimas dengan lesu.

"Ulu-ulu, kasihannya abangku ini" kata Keyra sambil menggoda abangnya dengan konyol.

“Dahlah, sana siapin keperluan lu. Jangan ganggu gue, gue butuh waktu untuk merenungkah nasib yang akan datang” kata Dimas dan berjalan ke arah kamarnya.

Keyra hanya menatap punggung Dimas dalam diam. Ada senyum yang manis di bibirnya saat mengamati gerak-gerik Dimas.

“Tiba-tiba gue kok kangen sama Satria ya?” kata Keyra dengan lirih sambil mengalihkan pandangannya dari Dimas.

“Gimana kabarnya sekarang? Kalau gak salah seharusnya dia juga udah mulai kuliah saat ini” kata Keyra sambil menatap keluar rumah. Keyra menggelengkan kepalannya untuk menjauhkan pemikiran tentang Satria dari kepalanya. Setelah merasa sedikit tenang Keyra mulai berjalan ke arah kamarnya berada.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Oca
kak di tungguin kok ngga up" sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status