Share

Chapter 2

Author: Fitri
last update Last Updated: 2021-09-12 07:18:17

Di sebuah ruangan dengan cahaya yang remang-remang, terlihat ada satu sosok manusia yang duduk di atas karpet.

“Satria” panggil seseorang dengan nada suara lembut sambil menghidupkan lampu yang ada di ruangan itu.

“Hm?” balas Satria dengan datar tanpa mengalihkan pandangannya dari arah bingkai foto yang ada di tangannya.

“Ayo turun, makan dulu” kata Bunda Satria sambil melangkahkan kakinya mendekati putranya.

“Satria gak laper bun” kata Satria dengan lirih.

“Ya udah kalau laper langsung turun aja ya?” kata bunda Satria sambil mengusap rambut satria dengan pelan. Saat mamanya ingin berjalan keluar dari kamarnya,

“Kapan mereka akan keluar dari rumah kita bun?” tanya Satria sambil memandang punggung bundanya dengan tatapan mata yang kosong.

“Sebentar lagi, kata tantemu dia sudah mendapatkan rumah untuk mereka tinggal” kata bundanya dengan senyum manisnya.

“Satria udah enek lihat wajah wanita itu” kata Satria dengan raut wajah mulai mengeras.

“Kamu gak boleh kayak gitu, bagaimana pun dia sepupumu” kata bunda Satria menasihati putranya.

“Kalau Satria menganggapnya sebagai sepupu” kata Satria dengan malas dan bangkit dari duduknya.

“Satria gak akan pernah lupa dengan perilakunya kepada Fely dulu, dia yang udah merenggut semua kebahagiaan Fely” kata Satria sambil berjalan melewati tubuh bundanya begitu saja.

“Dia hanya benalu yang menyusahkan” kata Satria dengan raut wajah marah.

‘Anak itu masih membencinya ternyata’ batin bunda Satria sambil menatap putranya dengan raut wajah datar. Jujur jika di tanya, apa dia masih membenci sosok Natasya? Dia juga akan menjawab bahwa dia juga tak menyukai sosok Natasya.

Di lain tempat.

Di salah satu ruangan yang ada di markas geng Arjun, lebih tepatnya ruangan pribadi milik Arka. Terlihat sosok Arka yang dengan serius menatap di layar laptop dan jadi yang sibuk mengetik di atas papan ketik. Saat sedang fokus dalam kegiatannya tiba-tiba pinti yang awalnya tertutup mulai terbuka dengan lebar.

“Woy! Serius amat bang” kata Irvan sambil duduk di pinggir kasur.

“...” tak ada respons dari Arka, dia masih sibuk dengan laptop di depannya.

“Suntuk nih gue, jalan-jalan yok” kata Rendy sambil duduk di samping Irvan.

“ke mana?” tanya Didi dengan penuh semangat.

“Biasa” kata Rendy dengan senyum misteriusnya.

“Lu gak usah bawa dampak negatif” kata Rangga dengan tatapan malasnya.

“Siapa yang bawa dampak negatif? Gue Cuma ngajak kalian seneng-seneng. Emang salah?” kata Rendy membela dirinya sendiri.

“Cara seneng lu yang salah” kata Rico dengan malas.

“Siapa bilang?” tanya Rendy dengan tatapan tak suka.

“Gue yang bilang” kata Rico dengan tenang.

“Lu semua bisa diem?” kata Arka dengan dingin.

“...” mendengar perkataan Arka semua orang yang ada di dalam ruangan itu sekejap diam seribu bahasa.

“Bagus” kata Arka dan kembali fokus ke laptopnya.

“Makin lama, makin nyeremin ya?” kata Rendy kepada Didi.

“Heeh, merinding gue lama-lama” balas Didi dengan raut wajah kaku.

“Kayaknya lu sibuk Ar, ngerjain apa emang?” tanya Rico mencairkan suasana.

“Tugas kampus” kata Arka dengan malas tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

“Oh, rajin amat lu” kata Irvan dengan raut wajah tak percaya.

“Tugas kampus apa? Ini masih liburkan kuliahnya?” tanya Didi dengan polosnya.

“Bocil diem” kata Rendy sambil membekap mulut Didi dengan tangannya.

“Gini gue kasih tau sama elu ya bocil. Si Arka di kampus sebagi ketua apa?” tanya Irvan dengan tatapan menuju ke arah Didi.

“Ketua Taekwondo” kata Didi dengan otak yang masih belum paham.

“Bentar lagi, ada junior baru di kampus. Arka lagi nyiapin berkas buat pendaftaran mereka yang mau gabung di Taekwondo” jelas Irvan dengan penuh kesabaran.

“Oh, paham-paham” kata Didi setelah paham maksud dari Irvan.

“Lemot lu keterlaluan” kata Rangga dengan tatapan malas.

Tak berselang lama ada seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

“Wih! Baru dateng lu Sat?” kata Rendy saat melihat sosok Satria memasuki ruangan tersebut.

“Hm” balas Satria dengan datar.

Yah, semenjak meninggalnya sosok Fely, Satria memutuskan untuk bergabung dengan geng Arjun tanpa paksaan.

“Ada masalah lagi?” tanya Rangga dengan datar.

“Suntuk di rumah, lihat wajah mereka” kata Satria sambil duduk di samping Arka.

“Belum pindah?” tanya Arka tanpa mengalihkan pandangannya.

“Katanya sebentar lagi mau pindah” balas Satria sambil menutup matanya.

“Benalu” gumang Arka yang masih bisa di dengar oleh teman-temannya.

‘Semenjak kepergian dia, banyak orang yang mulai berubah secara perlahan’ batin rangga sambil menatap ke arah teman-temannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • A different soul 2   Chapter 177 (Tamat)

    Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny

  • A different soul 2   Chapter 176

    Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke

  • A different soul 2   Chapter 175

    Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu

  • A different soul 2   Chapter 174

    Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b

  • A different soul 2   Chapter 173

    “Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla

  • A different soul 2   Chapter 172

    Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status