Beberapa hari kemudian, hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra sebentar lagi akan tiba. Saat ini dia sedang berkemas untuk keberangkatannya. Siang nanti dia akan berangkat dengan kereta menuju ke Jakarta. Sendari tadi hatinya berdebar tak karuan, seperti ada sesuatu yang akan menunggunya di sana.
“Dek” panggil Dimas sambil masuk ke dalam kamar Keyra.
“Apa?” tanya Keyra dengan malas. Sebab sendari tadi Dimas selalu menggodanya dan membuatnya kesal.
“Cie yang mau ke Jakarta!” kata Dimas di dekat telinga Keyra dengan nada suara cukup keras.
“Bang Dimas!” kata Keyra dengan kesal sambil mengusap telinganya yang terasa berdenging.
“Gue budek tanggung jawab lu!” kata Keyra sambil menatap permusuhan ke arah Dimas.
“Cie yang Otw budek” kata Dimas dengan tawa bahagia.
‘Plak!’ satu pukulan dari Keyra yang mendarat tepat di atas kepala Dimas.
“Sakit!” teriak Dimas sambil mengelus kepalanya.
“Letoi” kata Keyra dengan nada mengejek.
“Letoi apanya, lu mukul gak kira-kira! Bencong lu pukul sama buku segede gambrah kayak gitu bisa pingsan! Untung gue jentel” kata Dimas sambil mengusap kepalanya yang masih terasa sakit.
“Makanya jangan gangguin gue terus” kata Keyra dengan nada merajuk.
“Kalau gak sekarang mau kapan lagi? Lu bakal ke Jakarta, terlalu jauh buat ketemu sama elu” kata Dimas sambil menatap sedih ke arah Keyra.
“Bisa telfon bang” kata Keyra dengan senyum manisnya.
“Rasanya beda kalau cuma telfon” kata Dimas sambil menatap Keyra dengan tatapan sedih.
“Setiap liburan semester gue bisa pulang, vidio call juga bisa kalau lu kangen sama adek cantik lu ini” kata Keyra dengan nada candaan.
“Bukan itu maksud gue” kata Dimas sambil memegang pundak Keyra.
“Jakarta kota asing buat lu, gak ada saudara di sana. Siapa yang bakal jagain elu kalau di sana? Gue mau ikut tapi ibu sendiri” kata Dimas dengan tatapan mata sedih.
“Gue bisa jaga diri bang, lu lupa kalau gue bisa bela diri?” kata Keyra dengan nada percaya diri.
“Lu lupa sama kejadian satu tahun yang lalu?” kata Dimas dengan nada mengejek.
“Heh! Yang satu tahun yang lalu itu gue sengaja oke?” kata Keyra membela dirinya sendiri.
“Sengaja apa? Sengaja minta di bunuh atau sengaja mau mati?” kata Dimas dengan tatapan mata tajam.
“hehe” tawa Keyra saat mendengar perkataan dari Dimas.
“Hehe hehe, lu kira lucu?” kata Dimas dengan sorot mata mengancam.
“Ampun bang” kata Keyra dengan senyum konyolnya.
“Di sana lu harus bisa jaga diri dengan baik, jangan lemah. Kalau ada yang bully lu bully balik, jangan takut kalau lu bener” kata Dimas dengan nada memperingati.
“Siap pak bos” kata Keyra dengan badan tegak lurus.
“Nih buat adek gue” kata Dimas sambil menyerahkan kotak kecil ke arah Keyra.
“Apa nih?” tanya Keyra sambil mengambil kotak tadi dari tangan Dimas.
“Buka jangan banyak tanya” kata Dimas dengan nada suara malas.
“Iya” kata Keyra dan mulai membuka kotak tadi.
Senyum Keyra tiba-tiba muncul saat melihat isi dari kotak tadi. Kotak tadi berisi jam tangan hitam serta satu gelang kain.
“Kesambet apa lu bang? Baik bener setan yang nempelin elu” kata Keyra dengan nada candaan.
“...” Dimas menatap ke arah Keyra dengan tatapan mata datar.
“Makasih abangku yang gak ganteng” kata Keyra sambil memeluk tubuh Dimas dengan senyum manisnya.
“Jaga baik-baik” kata Dimas dengan raut wajah serius dan membalas pelukan dari Keyra.
“Siap” kata Keyra dan melepas pelukannya.
Dengan hati senang Keyra memakai gelang kain yang di berikan oleh Dimas.
“Hadian buat gue mana?” tanya Dimas dengan nada suara bercanda.
“Gak usah mulai bang” kata Keyra dengan malas.
“Iya-iya maaf” kata Dimas sambil mengacak gemas rambut Keyra.
Hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra akhirnya tiba. Dengan semangat penuh Keyra bangun dari tidurnya. Keberangkatannya cukup membuat Dimas dan Bu Asri sedih.“Ibu Keyra pamit dulu” kata Keyra sambil mencium tangan ibu Asri.“Jaga diri di sana” kata bu Asri sambil mengelus rambut Keyra sayang.“Ibu juga jaga diri, jangan paksa tubuh kalau udah capek” kata Keyra dengan nada memperingati.“Iya, kamu tenang saja” kata ibu Asri dengan raut wajah lesu.“Kalau udah sampai jangan lupa beri kabar sama ibu!” kata ibu Asri dengan nada cukup keras.“Iya” balas Keyra dengan senyum manisnya.“Assalamualaikum” kata Keyra dengan senyum bahagia.“Wa’alaikumussalam” kata ibu Asri dengan nada suara cukup sedih.Keyra mulai menaiki mobil hasil pinjam yang di kendarai oleh Dimas. Saat Keyra baru saja duduk di kursi samping Dimas, sudah di s
Saat ini Keyra sudah duduk nyaman di salah satu kursi yang ada di dalam kereta. Setelah menyimpan barang-barangnya keyra mulai menyibukkan diri dengan buku yang ada di hadapannya.Kereta mulai melaju dengan sedang setelah utu berganti dengan kecepatan laju. Tapi itu tak menganggu konsentrasi Keyra dalam membaca buku miliknya.Kereta akhirnya berhenti di tempat tujuan Keyra. Walau memakan waktu cukup banyak yaitu 8 jam lebih. Dengan badan yang sedikit pegal Keyra mulai bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari gerbong. Dengan langkah pelang Keyra berjalan menyusuri stasiun kereta dengan senyum menawan.'Setelah setahun lebih gak nyangka gue bakal balik ke sini dengan tubuh asli gue' batin Keyra saat sudah keluar dari stasiun. Dengan langkah tenang Keyra mulai mencari kendaraan yang bisa membawanya ke tempat tujuan yaitu universitas yang nantinya menjadi tempat dia menuntut ilmu. Untuk tempat tinggal, Keyra tinggal di asrama yang sudah di sediakan oleh pihak
Setelah membereskan barang-barangnya di kamar asrama. Keyra mulai berjalan keluar dengan tujuan untuk mencari makan dan kerja."Ayo semangat!" kata Keyra dengan nada suara semangat."Pertama cari kerja, kedua pertahanin nilai kalau bisa tingkatin nilainya ketiga lulus dari universitas dan menjadi sarjana" kata Keyra dengan senyum semangat."Gue pasti bisa, cukup gak buat masalah dan menjadi tranparan" kata Keyra dengan mata berbinar. Tanpa dia sadari ada sesuatu hal besar yang menantinya di depan mata.Setelah beberapa menit dia berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya dia sampai di warung makan yang ada di pinggir jalan."Bu pesen nasi pecel sama air putih" kata Keyra dengan senyum manisnya."Tunggu sebentar" kata sang penjual dan mulai membuat pesanan milik Keyra.Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya datang. Dengan lahap Keyra memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitatnya.Tak butuh waktu yang lama akhirnya makanan
"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya."Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra."Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka."Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka."Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki."Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras."Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas."Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh."Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah ja
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar."Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama."Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan.Beberapa menit telah berlalu
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal."Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh."Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara."Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas."Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara."Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh."Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya."Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar."Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta