Share

Chapter 3

Beberapa hari kemudian, hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra sebentar lagi akan tiba. Saat ini dia sedang berkemas untuk keberangkatannya. Siang nanti dia akan berangkat dengan kereta menuju ke Jakarta. Sendari tadi hatinya berdebar tak karuan, seperti ada sesuatu yang akan menunggunya di sana.

“Dek” panggil Dimas sambil masuk ke dalam kamar Keyra.

“Apa?” tanya Keyra dengan malas. Sebab sendari tadi Dimas selalu menggodanya dan membuatnya kesal.

“Cie yang mau ke Jakarta!” kata Dimas di dekat telinga Keyra dengan nada suara cukup keras.

“Bang Dimas!” kata Keyra dengan kesal sambil mengusap telinganya yang terasa berdenging.

“Gue budek tanggung jawab lu!” kata Keyra sambil menatap permusuhan ke arah Dimas.

“Cie yang Otw  budek” kata Dimas dengan tawa bahagia.

‘Plak!’ satu pukulan dari Keyra yang mendarat tepat di atas kepala Dimas.

“Sakit!” teriak Dimas sambil mengelus kepalanya.

“Letoi” kata Keyra dengan nada mengejek.

“Letoi apanya, lu mukul gak kira-kira! Bencong lu pukul sama buku segede gambrah kayak gitu bisa pingsan! Untung gue jentel” kata Dimas sambil mengusap kepalanya yang masih terasa sakit.

“Makanya jangan gangguin gue terus” kata Keyra dengan nada merajuk.

“Kalau gak sekarang mau kapan lagi? Lu bakal ke Jakarta, terlalu jauh buat ketemu sama elu” kata Dimas sambil menatap sedih ke arah Keyra.

“Bisa telfon bang” kata Keyra dengan senyum manisnya.

“Rasanya beda kalau cuma telfon” kata Dimas sambil menatap Keyra dengan tatapan sedih.

“Setiap liburan semester gue bisa pulang, vidio call juga bisa kalau lu kangen sama adek cantik lu ini” kata Keyra dengan nada candaan.

“Bukan itu maksud gue” kata Dimas sambil memegang pundak Keyra.

“Jakarta kota asing buat lu, gak ada saudara di sana. Siapa yang bakal jagain elu kalau di sana? Gue mau ikut tapi ibu sendiri” kata Dimas dengan tatapan mata sedih.

“Gue bisa jaga diri bang, lu lupa kalau gue bisa bela diri?” kata Keyra dengan nada percaya diri.

“Lu lupa sama kejadian satu tahun yang lalu?” kata Dimas dengan nada mengejek.

“Heh! Yang satu tahun yang lalu itu gue sengaja oke?” kata Keyra membela dirinya sendiri.

“Sengaja apa? Sengaja minta di bunuh atau sengaja mau mati?” kata Dimas dengan tatapan mata tajam.

“hehe” tawa Keyra saat mendengar perkataan dari Dimas.

“Hehe hehe, lu kira lucu?” kata Dimas dengan sorot mata mengancam.

“Ampun bang” kata Keyra dengan senyum konyolnya.

“Di sana lu harus bisa jaga diri dengan baik, jangan lemah. Kalau ada yang bully lu bully balik, jangan takut kalau lu bener” kata Dimas dengan nada memperingati.

“Siap pak bos” kata Keyra dengan badan tegak lurus.

“Nih buat adek gue” kata Dimas sambil menyerahkan kotak kecil ke arah Keyra.

“Apa nih?” tanya Keyra sambil mengambil kotak tadi dari tangan Dimas.

“Buka jangan banyak tanya” kata Dimas dengan nada suara malas.

“Iya” kata Keyra dan mulai membuka kotak tadi.

Senyum Keyra tiba-tiba muncul saat melihat isi dari kotak tadi. Kotak tadi berisi jam tangan hitam serta satu gelang kain.

“Kesambet apa lu bang? Baik bener setan yang nempelin elu” kata Keyra dengan nada candaan.

“...” Dimas menatap ke arah Keyra dengan tatapan mata datar.

“Makasih abangku yang gak ganteng” kata Keyra sambil memeluk tubuh Dimas dengan senyum manisnya.

“Jaga baik-baik” kata Dimas dengan raut wajah serius dan membalas pelukan dari Keyra.

“Siap” kata Keyra dan melepas pelukannya.

Dengan hati senang Keyra memakai gelang kain yang di berikan oleh Dimas.

“Hadian buat gue mana?” tanya Dimas dengan nada suara bercanda.

“Gak usah mulai bang” kata Keyra dengan malas.

“Iya-iya maaf” kata Dimas sambil mengacak gemas rambut Keyra.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status