Share

Chapter 4

Hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra akhirnya tiba. Dengan semangat penuh Keyra bangun dari tidurnya. Keberangkatannya cukup membuat Dimas dan Bu Asri sedih.

“Ibu Keyra pamit dulu” kata Keyra sambil mencium tangan ibu Asri.

“Jaga diri di sana” kata bu Asri sambil mengelus rambut Keyra sayang.

“Ibu juga jaga diri, jangan paksa tubuh kalau udah capek” kata Keyra dengan nada memperingati.

“Iya, kamu tenang saja” kata ibu Asri dengan raut wajah lesu.

“Kalau udah sampai jangan lupa beri kabar sama ibu!” kata ibu Asri dengan nada cukup keras.

“Iya” balas Keyra dengan senyum manisnya.

“Assalamualaikum” kata Keyra dengan senyum bahagia.

“Wa’alaikumussalam” kata ibu Asri dengan nada suara cukup sedih.

Keyra mulai menaiki mobil hasil pinjam yang di kendarai oleh Dimas. Saat Keyra baru saja duduk di kursi samping Dimas, sudah di sajikan tatapan sedih dari abangnya itu.

“Gue Cuma pergi ke Jakarta bukan ke akhirat” kata Keyra dengan nada malas.

“Lu ke akhirat gak mungkin gue yang nganter” kata Dimas dengan nada kesal, karena baginya Keyra merusak suasana di sekitar mereka.

“Makanya muka lu di kondisikan” kata Keyra dengan malas.

"Ck" decak Dimas dengan kesal.

Setelah perdebatan kecil mereka, mobil yang tadinya masih diam di tempat mulai berjalan kedepan dengan kecepatan sedang.

Tak ada pembicara di dalam mobil. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dimas yang sedang sibuk dengan jalan, sedangkan Keyra sibuk dengan buku yang ada di tangannya.

Setengah jam kemudian mereka sampai di stasiun kereta. Keyra keluar dari mobil di ikuti oleh Dimas. Dengan gerakan santai Keyra mengambil barang-barangnya yang ada di bagasi mobil.

"Inget jaga diri baik-baik" kata Dimas dengan raut wajah serius.

"Iya abang" kata Keyra dengan malas.

"Kalau ada yang cari gara-gara sama elu langsung basmi aja" kata Dimas dengan raut wajah serius.

"Beasiswa gue yang terancam kalau gitu caranya" kata Keyra sambil menatap Dimas malas.

"Kalau gitu gue ralat. Kalau ada yang gak suka sama elu gak usah di angep, kalau ada yang bicarain elu yang enggak-enggak angep aja mereka setan yang lagi menyamar sebagai manusia. Kalau ada yang main fisik baru lu abisin" kata Dimas dengan nada suara yakin.

"Serah lu lah bang, capek gue" kata Keyra dan berjalan meninggalkan Dimas sendirian. Baru beberapa langkah berjalan, Keyra sudah menghentikan langkahnya karena lupa akan barang bawaannya. Dengan langkah malas Keyra mengambil koper di samping Dimas.

"Inget jangan deket-deket sama cowok gak jelas!" kata Dimas dengan nada cukup keras.

"Ck, bawel amat jadi orang lu" kata Keyra sambil menatap ke arah Dimas dengan kesal.

"Gue bawel juga demi kebaikan lu dek. Udah sana, di tinggal kereta baru tau lu" kata Dimas dengan raut wajah bercanda.

"Ini juga mau pergi, elu yang dari tadi bawel" kata Keyra dengan nada sedikit kesal.

Sebelum melangkah berjalan memasuki stasiun kereta. Keyra berjalan mendekati tubuh Dimas dan memeluk tubuhabangnya dengan sayang. Dengan senyum manis, Dimas membalas pelukan Keyra.

"Jaga ibu baik-baik, jangan buat dia susah karena elu" kata Keyra di balik tubuh Dimas.

"Iya lu gak perlu khawatir, ibu aman sama abang" kata Dimas sambil mengelus rambut Keyra dengan sayang.

"Jaga diri, makan yang bener dan jangan nyusahin ibu" kata Keyra kepada abangnya sambil melepas pelukan mereka.

"Sekarang elu yang bawel" kata Dimas dengan tawa renyahnya.

"Udah sana berangkat, beneran di tinggal kereta lu dek" kata Dimas dengan senyum manisnya.

"Iya, sampai ketemu semester depan bang" kata Keyra dengan senyum konyolnya dan berjalan menjauh dari Dimas.

"Jadi mahasiswi resmi aja belum, sok-sokan bilang kayak gitu" kata Dimas dengan lirih sambil menatap punggung Keyra dengan malas.

Setelah mengatakan itu tubuh Keyra mulai tak terlihat di mata Dimas. Dengan senyum yang di paksa Dimas berjalan ke arah mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan stasiun dengan perasaan sedih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status