Saat ini Keyra sudah duduk nyaman di salah satu kursi yang ada di dalam kereta. Setelah menyimpan barang-barangnya keyra mulai menyibukkan diri dengan buku yang ada di hadapannya.
Kereta mulai melaju dengan sedang setelah utu berganti dengan kecepatan laju. Tapi itu tak menganggu konsentrasi Keyra dalam membaca buku miliknya.
Kereta akhirnya berhenti di tempat tujuan Keyra. Walau memakan waktu cukup banyak yaitu 8 jam lebih. Dengan badan yang sedikit pegal Keyra mulai bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari gerbong. Dengan langkah pelang Keyra berjalan menyusuri stasiun kereta dengan senyum menawan.
'Setelah setahun lebih gak nyangka gue bakal balik ke sini dengan tubuh asli gue' batin Keyra saat sudah keluar dari stasiun. Dengan langkah tenang Keyra mulai mencari kendaraan yang bisa membawanya ke tempat tujuan yaitu universitas yang nantinya menjadi tempat dia menuntut ilmu. Untuk tempat tinggal, Keyra tinggal di asrama yang sudah di sediakan oleh pihak kampus. Lumayan bisa menghemat uang yang dia miliki saat ini.
Setelah berjalan 15 menit lamanya, akhirnya Keyra mendapatkan kendaraan yang bisa membawanya ke tempat yang saat ini dia tuju.
Beberapa menit kemudian Keyra sampai di tempat yang dia tuju. Dengan semangat, dia mulai melangkahkan kakinya memasuki area Universitas.
Saat ini tujuannya adalah tempat pendaftara mahasiswi baru dan mendapatkan kamar. Setelah itu dia berniat berjalan-jalan sebentar untuk mencari makan dan pekerjaan. Sesampainya di ruangan yang dia tuju dengan senyum mengembang Keyra mulai mengetuk pintu yang ada di depannya.
Tok ... tok ... tok......
"Masuk" kata seseorang dari dalam ruangan.
"Selamat siang pak" kata Keyra sambil memasuki ruangan itu.
"Siapa?" tanya orang tadi dengan heran.
"Saya salah satu mahasiswi yang mendapatkan beasiswa pak. Nama saya Keyra" kata Keyra dengan nada sopan dan senyum manisnya.
"Silahkan duduk, sudah lama saya menunggumu" kata orang tadi dengan raut wajah serius.
"Maaf membuat bapak menunggu lama" kata Keyra dengan sopan dan duduk di salah satu kursi yang di tunjuk orang tadi.
"Tak apa, perjalanan dari Solo ke Jakarta tidaklah singkat. Saya paham" kata orang tadi dengan sudut bibir yang sedikit naik.
"Terimakasih atas pengertiannya pak" kata Keyra dengan senyum manisnya.
"Nama saya Aryo, panggil saja pak Aryo" kata pak Aryo dengan senyum ramah.
"Baik pak Aryo" kata Keyra tak kalah ramahnya.
"Baik, kamu bisa isi berkas-berkas ini. Setelah itu serahkan ke saya" kata pak Aryo sambil menyerahkan map yang berisikan berkas-berkas yang harus di isi oleh Keyra.
"Baik" kata Keyra sambil mengambil berkas di depannya. Setelah itu tak ada pembicaraan di antara mereka.
Beberapa menit kemudian Keyra sudah selesai mengisi berkas-berkas tadi.
"Ini pak sudah" kata Keyra sambil menyerahkan map tadi di depan pak Aryo.
Tanpa suara pak Aryo mengambil map dari tangan Keyra dan membacanya sekilas. Setelah membaca data diri Keyra dengan raut wajah serius pak Aryo meletakkan map tadi.
"Ini kunci asramamu dan saya ingatkan, sebagai anak beasiswa kamu harus menjaga sikap dan jangan membuat masalah di kampus. Jika tidak beasiswamu akan di cabut" kata pak Aryo dengan nada suara serius sambil menyerahkan kunci asrama untuk Keyra.
"Baik pak, terimakasih atas waktunya. Saya undur diri, selamat siang" kata Keyra dengan sopan dan berjalan keluar dari ruangan pak aryo.
'Buju buset, hadepan sama dia lebih tegang di banding berhadapan sama TNI. Serasa narapidana gue kalau kayak tadi' batin Keyra sambil mengelus dadanya dan menghembuskan nafas lega. Setelah itu kakinya mulai melangkah menuju gedung asrama.
Setelah membereskan barang-barangnya di kamar asrama. Keyra mulai berjalan keluar dengan tujuan untuk mencari makan dan kerja."Ayo semangat!" kata Keyra dengan nada suara semangat."Pertama cari kerja, kedua pertahanin nilai kalau bisa tingkatin nilainya ketiga lulus dari universitas dan menjadi sarjana" kata Keyra dengan senyum semangat."Gue pasti bisa, cukup gak buat masalah dan menjadi tranparan" kata Keyra dengan mata berbinar. Tanpa dia sadari ada sesuatu hal besar yang menantinya di depan mata.Setelah beberapa menit dia berjalan menyusuri trotoar. Akhirnya dia sampai di warung makan yang ada di pinggir jalan."Bu pesen nasi pecel sama air putih" kata Keyra dengan senyum manisnya."Tunggu sebentar" kata sang penjual dan mulai membuat pesanan milik Keyra.Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya datang. Dengan lahap Keyra memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitatnya.Tak butuh waktu yang lama akhirnya makanan
"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya."Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra."Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka."Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka."Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki."Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras."Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas."Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh."Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah ja
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian milliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 9 pagi dan kegiatan belajar mengajar masih belum di mulai. Dia masih mempunyai waktu satu hari sebelum kegiatan belajar mengajar."Ayo semangat cari uang" kata Keyra dengan nada semangat dan berjalan keluar kamar.Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah pintu keluar asrama."Bahagianya diriku, akhirnya dapet kerja di Jakarta" kata Keyra dengan senyum bahagia dan kaki yang masih berjalan dengan langkah lebar.Beberapa menit kemudian langkahnya terhenti di halte dekat asrama. Dengan tenang Keyra duduk di kursi dan menunggu kendaraan umum datang. Tak berselang lama bus yang Keyra tunggu datang dan berhenti di depan halte. Dengan langkah sedikit terburu, Keyra berjalan memasuki bus. Saat Keyra memasuki bus ternyata sudah tak ada tempat yang tersisa untuknya. Dengan pasrah Keyra berdiri di dalam bus hingga sampai di tujuan.Beberapa menit telah berlalu
"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal."Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh."Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara."Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas."Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara."Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh."Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya."Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar."Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta
Di depan cafe Keyra mulai bisa mengambil nafas lega, seperti tahanan yang baru terbebas dari penjara. Devan yang melihat gerak gerik Keyra dari belakang sedikit mengerutkan dahinya.‘Gue masih gak paham sama situasi sekarang. Apa yang gue lewati setelah kembali ke tubuh gue? Kenapa banyak yang berubah?’ batin Keyra dengan heran.“Lu kenapa?” tanya Devan dengan heran.“Emang gue kenapa?” tanya Keyra balik.“Gerak gerik lu kayak tahanan baru keluar dari penjara” kata Devan dengan datar.“Ah, mungkin gue lega karena bisa pulang” kata Keyra dengan tenang.“Oh” balas Devan dan ingin berjalan meninggalkan Keyra sendiri tapi terhenti karena panggilan seseorang.“Devan” panggil Keyra dengan ragu.“Apa?” balas Devan dengan datar.“Emm, gue mau tanya sama elu” kata Keyra sambil menatap ke arah Devan.“Apa?&rdquo
Di salah satu lorong universitas A terlihat seorang gadis sedang berjalan dengan raut wajah bahagia.“Akhirnya gue bisa jadi mahasiswi di sini” gumang Keyra dengan nada suara bahagia.“Senangnya hati ini” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Udah lama gak ngerasain suasana kayak gini’ batin Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah aula kampus berada. Di sepanjang lorong aula kampus tak banyak mahasiswa yang berlalu lalang hanya beberapa mahasiswa yang berkepentingan.Saat ini Keyra sedang menikmati suasana kampus sambil mengenang masa-masa sekolahnya dulu.Di lain sisi.Saat ini Arka sedang sibuk menyiapkan semuanya. Sebagai ketua grup pekerjaannya cukup banyak. Dia sudah berada di kampus dari pukul 6 pagi tadi.Dengan langkah santai Arka berjalan ke arah aula kampus sambil membaca laporan yang ada di tangannya. Dia juga tak tahu bagaimana ca