Share

5.Menangis tak akan membuat orang yang sudah pergi dapat kembali

Deburan ombak besar menghantam setiap batu karang.Rambutnya berterbangan kemana-mana mengikuti alunan angin yang berhembus sedikit kencang.Ia merasakan gesekan antara kaki dan juga pasir pantai.

Matanya terpejam rapat menikmati euforia yang menyerangnya saat ini.Rasanya ia seperti diculik dan dibawa ke Utopia,tempat indah yang benar-benar sempurna.

"Enggak capek berdiri terus?"tanya Safira datang dengan membawa 2 kelapa muda,yang satunya untuk ia minum dan satu lagi untuk perempuan yang sedari tadi diam membeku menatap pantai,siapa lagi kalau bukan Fitri.

"Terimakasih"Alis Safira terangkat keatas."untuk apa?"tanyanya.

"Terimakasih sudah membawa Fitri ke sini,"ujar Fitri tersenyum manis.Safira hanya berdehem.

Keduanya menyeruput kelapa mudanya dengan sangat antusias.Untungnya sekarang sudah pukul 3 sore otomatis rasa panas mataharinya tak terlalu menyengat kulit.

Fitri menatap kearah gadis di sampingnya.Safira yang peka pun langsung menatap Fitri balik.

"Cita-cita kak fira apa?"tanya Fitri tiba-tiba.

Safira terlihat mengadahkan wajahnya keatas seolah gadis itu sedang berpikir keras,keningnya sedikit mengerut dengan bibir yang di majukan kedepan.

"Mimpi ya?jika membicarakan mimpi,ku rasa aku tak punya.Berangan-angan saja aku tak pernah,apalagi memiliki sesuatu yang harus ku kejar dan menangkan.Mimpi hanya untuk orang-orang hebat,aku hanya segelintir debu lemah dan tak berdaya.Lagi pula aku sudah memiliki segalanya,uang,apart apar mewah,dan juga mobil mahal.Tak ada yang perlu ku perjuangan di dunia ini,"batin Safira.

"Tidak ada,"jawab Safira.

"Kenapa?mustahil manusia tak punya impian,aku saja punya impian menjadi seorang polwan,"ucap Fitri tak percaya dengan jawaban Safira.

"Kau benar,dan aku ini adalah malaikat yang kesasar di sini."Fitri terkekeh kecil mendengar pernyataan tersebut.

Fitri berhenti tertawa begitu Safira melontarkan pertanyaan padanya.

"Jika kau terlahir kembali,kau ingin jadi apa?"tanya Safira.

"Kak fira sendiri mau jadi apa kalau terlahir kembali?"Bukannya menjawab Fitri justru berbalik bertanya.

"Batu,aku ingin jadi batu saja."Sepertinya Safira memang sudah berpikiran bulat bahwa dia ingin dilahirkan kembali menjadi batu saja,buktinya dia menjawab dengan raut wajah yang meyakinkan dan cepat tanpa berpikir panjang.

"Kenapa?"Fitri benar-benar tak habis pikir,ia juga tak bisa memahami isi pikiran gadis itu.Tak salah sih lagian mereka juga baru kenal dekat.

"Karena menjadi batu itu tak harus bergerak,kau hanya perlu diam seharian penuh,tak payah memikirkan kedepannya seperti apa.Berwujud tapi tak hidup itu yang ku maksud,"jelas Safira membuat Fitri mengangguk paham.Tapi memangnya enak hanya berdiam diri?

"Kalau aku terlahir kembali aku ingin menjadi bulan...bulan yang bersinar di malam yang indah,"kata Fitri menyunggingkan senyumannya.Itu adalah mimpi keduanya,terbilang fantasi sih kalau mimpi yang ini.

"Kalau begitu aku akan menjadi bintang,"sergah Safira berjalan pergi dari sana,meninggalkan Fitri yang masih tak mengerti maksudnya.

***

(Telah terjadi kembali pembunuhan berantai di kota Jakarta.Mayatnya baru ditemukan tadi jam 14.00 siang oleh warga yang berniat memancing ikan di sungai. Masih sama seperti sebelumnya yaitu mayatnya kehilangan kepala dan terambang di air.Polisi masih berusaha menyelidiki nya dan mencari bukti untuk menangkap pembunuh berantai ini.Kasus ini mungkin masih belum menemukan titik terangnya maka dari itu saya memohon untuk permisa dirumah agar tidak keluar rumah  di waktu malam hari,saya harap anda tetap sehat dan baik-baik saja.Sekian laporan berita kali ini,kembali ke studio.)

Semua orang menyimak dengan seksama informasi dari reporter TV barusan,termasuk Safira dan juga Fitri yang duduk tak jauh dari TV yang disediakan oleh pemilik restoran.

"Kota Jakarta sudah tak aman akhir-akhir ini,saya sendiri takut meski hanya mendengar beritanya,"ucap seorang bule wanita sambil bergidik ngeri.

"Benar,kita juga tak bisa melakukan apa-apa.Polisi saja masih tak sanggup memecahkan misteri ini,saya pikir lebih baik Mrs,Stevani kembali lagi ke Amerika,"timpal perempuan berambut keriting kepada bule yang bernama Stevani itu.

Pembicaraan keduanya jelas didengar oleh Fitri dan Safira,sebab tempat duduk mereka sedikit berdekatan.Fitri juga merasakan kengeriannya tapi berbeda dengan Safira yang memilih menikmati hidangan di depannya.

"Ku rasa pembunuhnya ber-IQ tinggi,"gumam Fitri masih bisa di dengar oleh Safira.

"Bukan pembunuhnya yang pintar,tapi polisinya aja yang malas-malasan,"jawab Safira.

"Fitri rasa tidak juga,buktinya mereka benar-benar frustasi mengatasi kasus ini,bahkan tetangga ku yang profesinya sebagai polisi saja sampai tak tidur karena begadang,"papar Fitri yang tak setuju dengan pendapatan dari Safira.

Safira memilih untuk diam tak ingin memperpanjang masalah nya,bercekcok hanya membuang-buang waktu.

"Makanlah makanamu nanti dingin,"ujarnya mengalihkan pembicaraan.

Fitri menelan ludah nya susah payah begitu melihat seporsi lobster besar yang tadi sempat ia pesan.Perempuan itu tak percaya bisa makan-makanan mahal seperti sekarang,ia harus berterimakasih kepada Safira yang membayar semuanya.

"Sekali lagi mengucapkan terimakasih jangan harap kau pulang dengan ku,aku akan meninggalkan mu disini,"cetusnya yang sudah mendapati Fitri ancang-ancang ingin bicara.

"Ini berapa harganya?"

"Sudah makan saja tak usah pikir harganya,"ucap Safira yang tak bisa fokus menikmati daging asapnya(Barbeque)

"Kenapa kak fira begitu baik padaku?"tanya Fitri di sela-sela aktivitas makannya.

"Memangnya harus ada alasan berbuat baik kepada sesama manusia,"sarkas Safira membuat lawan bicaranya terdiam.

Hening sejenak sampai seorang pelayan mengantarkan dua gelas smoothie.

Safira yang sedari tadi merasakan tenggorokannya terasa tak nyaman langsung menyeruput minuman di depannya."ahhh!!"gadis itu benar-benar merasakan kelegaan setelah meminumnya.

"Btw kenapa kak fira malah mengajakku ke pantai?"Benar,sedari tadi Fitri ingin menanyakan alasan apa Safira membawanya ke sini sayangnya ia terus-terusan lupa.

Safira menggeretakkan lehernya sampai mengeluarkan bunyi 'krek',sedikit ringan begitu otot yang kaku dan tegang tadi mendapat sedikit pergerakan.

"Aku dulu punya seseorang yang sangat penting dalam kehidupan ku,"ucapnya menatap lekat perempuan yang masih menikmati lobster besar.

"Lalu dia dimana sekarang?"tanya Fitri membuat Safira tersenyum kecut.

"Dia pergi ke tempat yang lebih indah...sayangnya dia tak akan pernah kembali."Seketika Fitri menghentikan acara makannya,sepertinya dia tak sadar pertanyaan nya barusan sedikit berlebihan masuk kedalam kehidupan pribadi Safira,kata 'dulu' seharusnya membuatnya mewanti-wanti.

"Maaf kan aku,aku tak tau."Tingkah Fitri yang merasa bersalah membuat Safira tertawa renyah.

Safira berdehem sebentar menghilangkan efek dari tertawanya barusan."Dia sangat cantik dan baik,sayangnya karenanya ia meninggal dunia."

"Kalau boleh tanya nih,kalau mau jawab aja sih emangnya kenapa dia bisa meninggal?"Sedikit ragu Fitri menanyakannya tapi rasa penasaran membuatnya sedikit berani.

Sudut bibirnya terangkat keatas,tapi dari segi manapun senyuman itu terlihat menyedihkan.

"Dia di masukkan kedalam kandang singa,sebelum kejadian dia meninggal ia sempat mengucapkan kalimat yang sampai saat ini masih terus melintas dan muncul di benakku."Entah sejak kapan air matanya mengalir,membuatnya harus menyembunyikan hal itu dengan cara menunduk kebawah.

"Katanya 'Tersenyumlah meski dalam keadaan menyakitkan,senyuman mu sangat berarti bagi orang lain.Kadang kala ekspetasi yang kita inginkan tak sama dengan realita yang akan datang,tapi meski begitu kau harus tetap terlihat bahagia di mata orang lain.Tipu seluruh dunia dengan senyuman mu itu' aku tak sadar jika itu kalimat terakhir yang akan ku dengarkan,jika aku tau kita akan berpisah selamanya,mungkin aku akan mengajaknya pergi jauh,menjauh darinya."

Greb.

Dalam dekapan hangat Fitri,Safira hanya mampu menangis dengan diam tanpa mengeluarkan suara.

Safira,seorang anak yang terbilang jarang menangis,mungkin dalam hidupnya hanya 5 kali termasuk sekarang ini.2 kalinya pas masih bayi.Sangat sulit baginya untuk menangis,karena saat air matanya akan jatuh Mr,J dan DIA akan segera menyuruhnya agar tak menangis,sebab menangis hanya untuk orang-orang lemah.

Sedangkan bagi Safira sendiri menangis adalah sebuah emosi yang normal bagi manusia,menangis menandakan bahwa dirimu masih memiliki emosional dan perasaan.

Safira melepas pelukannya,ia segera menghapus air matanya dengan kasar.

"Meski aku menangis pun semuanya tak akan berubah kan,lagian dunia tetap berjalan normal meski kehilangan seseorang.Hidup terus berjalan,tapi aku malah terjebak dalam masa lalu ku sendiri,"kata Safira mengusap kembali air matanya yang masih saja mengalir,sayangnya air mata itu keluar tanpa ia komando yang otomatis ia tidak bisa perintah agar berhenti.

"Orang itu pasti sangat-sangat berarti dalam hidup mu,ku rasa ia orang yang beruntung di dunia ini.Aku berharap menjadi salah satu orang yang paling beruntung,dan kau harapkan,"batin Fitri penuh harapan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status