Farah menata rambutnya yang sedikit berantakan didepan mading. Tak lupa bahkan ia mengeluarkan segala macam alat make up miliknya tanpa perduli pandangan orang-orang terhadap dirinya
Rial datang menghampiri Farah yang sibuk bercermin didepan mading, ia langsung dengan sengaja menyenggol badan Farah sehingga lipstiknya merembes kewajahnya
"Hoiii-"
"Aaahhhh muka gue-" Farah menoleh kearah Rial dan memukul lengannya dengan keras
"Adduh sakit anjir." pekik Rial memegangi lengannya,
"Ini muka gue liat, liat heh-" teriak Farah mendekatkan wajahnya kedepan Rial
Rial yang melihat wajah Farah lantas tertawa terbahak-bahak
"Hahahaha itu muka lo kenapa? Mau jadi joker lo?"
Farah dengan ketus membersihkan kembali wajahnya yang tercoreng lipstik tadi
"Kalau lo gak nyenggol gue, gak bakalan nih muka gue cemong kek gini." gerutu Farah kini menatap kearah Rial
"Lagian kenapa? Ada urusan apa lo digedung fakultas gue? Ouh atau jangan-jangan pacar baru lo anak fakultas sini lagi. Ngaku lo-" ujar Farah sarkastik
Rial hanya mencibir lalu duduk dikursi yang tak jauh dari mading tempat ia dan Farah berdiri
"Lo tuh yah pikirannya negatif mulu ama gue. Yah gue kesini kan kangen ama temen SMA gue ya gak-" ucapnya dengan menaikkan alis seakan menggoda Farah
Farah hanya bergidik ngeri lalu ikut duduk disebelah Rial
"Eh si Lisa mana? Kok gak sama lo?" tanya Rial kembali
"Ouh Lisa, dia katanya mau ketemuan sama orang yang nemu rincian tugas dia kemarin yang sempat ilang."
Rial hanya membulatkan mulutnya beroh ria lalu kembali menatap kedepan dan mendapati seorang gadis yang dikenalnya. Segera saja ia mendekat kearah gadis tersebut meninggalkan Farah
"Hay Siska apa kabar-" ucap Rial kini merangkul gadis bernama Siska tersebut
Gadis yang kini dirangkul Rial lantas menepis tangannya dan menjauhkan diri dari Rial dengan wajah kesal
"Apaan sih lo." ucap Siska ketus
"Loh kok marah, kamu kenapa?" tanya Rial
"Menurut lo? Gue tau yah lo udah punya cewek, dasar playboy." ketusnya lantas pergi meninggalkan Rial yang masih terdiam ditempatnya
Rial menoleh kebelakang dimana Farah sudah menertawai dirinya sebari memukul-mukul kursi didekatnya
"Ketawa lo.." seru Rial kembali duduk
"Ya iyalah, ello sih pake segala ngegodain semua cewek dikampus ini. Sok ganteng-"
"Yeaah emang gue ganteng," pekik Rial mengacak rambutnya kebelakang
Farah hanya mengernyitkan wajahnya jijik melihat sikap cowok didekatnya kini.
"Farah.. Rial!" seru Lisa memanggil keduanya
Rial dan Farah menoleh kearah sumber suara dan dilihatnya Lisa berjalan kearahnya sambil melambaikan tangan
"Oiii bestie-" sahut Rial ikut melambaikan tangannya
"Gimana udah ketemunya?" tanya Farah saat Lisa sudah duduk didepannya
"Udah kok. Ini-" jawab Farah sebari memperlihatkan selembar kertas didepan Farah dan Rial
"Eh tumben lo kesini, gue kira udah lupa sama gue sama Farah-" ucap Lisa menatap kearah Rial
"Yeah ini lagi satu manusia, gue samperin salah gak samperin salah." ucap Rial memutar matanya kesal
Farah dan Lisa hanya saling menatap saat mendengar apa yang dikatakan oleh Rial. Lantaran semenjak kuliah Rial lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan para cewek yang ia pacari
"Kalian gak ada kelas btw?" tanya Lisa kepada keduanya
Farah menatap wajahnya di hp sebari menggeleng "Enggak, dosen gue cuman ngasih tugas soalnya katanya ada acara diluar kota. Terus sore cuman presentasi sama asdos." jawab Farah
"Lo sendiri gimana?" tanya Lisa pada Rial
Rial berdelik "Bolos gue. Males masuk-"
"Ini nih contoh calon manusia yang bakalan menjadi beban negara, aib" seru Farah disamping Rial
"Yeah kek lo bukan beban aja,"
"Ih beban, beban apa emang?" tukas Farah
"Beban orangtua terus nanti jadi beban suami." jawab Rial didepan wajah Farah
"Ih biarin, masalahnya sama ello apa? Orangtua sama calon suami gue aja gak keberatan tuh-"
"Iyah gue gak keberatan kok sayang-" seru Rial mengusap kepala Farah
"Heh tangan lo mau gue amputasi. Lagian siapa mau nikah sama loh ihhh ogah-" tolak Farah
Lisa hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan Farah. Sementara Rial kembali menekuk wajahnya kesal
Yah mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMA. Jadinya bukan hal asing lagi untuk ketiganya saling mencibir satu sama lain
***
"Sayang liat deh bagus gak?" tanya Indah memperlihatkan sebuah tas kepada Dirga
Dirga menatap layar hp milik Indah, sebuah tas bermerek diperlihatkan kepadanya. Yah Dirga tau bahwa Indah sedang mengode dirinya dengan bermanja-manja seperti sekarang ini
"Kamu mau?" tanya Dirga menatap Indah yang kini bergelanyut manja dilengannya
Dengan wajah senang Indah mengangguk lalu menatap Dirga
"Kamu mau beliin akukan?"
Dirga mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya lalu mengangguk iya pada Indah.
Dengan segera Indah memeluk Dirga disebelahnya menatap dalam kekasihnya tersebut
"Makasih sayang, i love you-" ucap Indah yang dimana Dirga hanya kembali mengangguk
"Yaudah sayang kalau gitu aku ke kelas duluan yah, soalnya bentar lagi dosen aku masuk."
Indah mengecup pipi Dirga dan beralih meninggalkan foodcourd dimana Dirga sendirian sekarang
"Sayang kalau ada maunya doang." gumam Dirga kembali menyesap jusnya
"Oii-" ucap Rial menepuk pundak Dirga
Dirga menoleh kesebelahnya dimana Rial kini sudah duduk dengan mencemot kentang goreng yang dipesan Indah sebelumnya
"Kenapa lo? Berantem lagi sama si Indah?" tanya Rial namun tak dijawab oleh Dirga
"Cih ditanya, kan gue udah bilang sama lo udah tinggalin aja si Indah terus lo bilang sama gue lo mau cari cewek yang kek gimana. Ini gue ada stock list banyak-"
Dirga diam tak menyahuti apa yang dikatakan Rial terhadapnya sementara Rial sibuk menscrool contak cewek dihpnya
Dirga kembali menatap kearah Rial "Udah selesai ngomongnya?"
Rial mengangguk "Udah-"
Dirga menghela napasnya berat lalu merapatkan kedua tangannya pada meja
"Berapa kali gue bilang sama lo kalau gue itu sayang sama Indah. Gak bisalah gue lepasin dia gitu aja," tukas Dirga dimana justru Rial hanya mencibirnya
"Yaelah Ga, sayang lagi-sayang lagi. Udah hapal gue sama alasan sayang lo itu."
"Lah emang gue sayang sama dia." sahut Dirga kembali
"Masalahnya lo itu sayangnya udah kek dilevel begok to the bone taunggak. Masa iya lo hampir tiap hari disakitin sama dia lo masih aja tetap mau sama dia." geram Rial berucap
"Dia gak nyakitin gue Al-"
Belum selesai Dirga berucap, Rial sudah lebih dulu memotong ucapannya
"Emang dia gak nyakitin ello, tapi kan setiap kali lo buat kesalahan dia selalu ngebesar-besarin masalah dan akhirnya malah ngajak putus gak jelas gitu. Terus giliran ada maunya dia langsung baik sama lo. Emang hubungan lo setoxic itu apa?"
Dirga tak menjawab apa yang dikatakan Rial, Dirga tau bahwa apa yang dikatakan Rial benar adanya dan ia tak bisa mengelak itu. Namun rasa sayangnya pada Indah jauh lebih besar sehingga Dirga memilih abai dan tak ingin membahas pertengkarannya dengan Indah
Rial menepuk pundak Dirga dimana Dirga lantas kembali menatap dirinya
"Gue tau lo sayang sama Indah, tapi lo juga harus tau kalau rasa sayang lo itu gak bisa ngebuat lo bodoh." ucap Rial lalu kembali memakan sisa-sisa kentang yang ada
"Yah gue gak sepenuhnya bisa ngasih saran atau apa karna gue sendiri masih urakan gak jelas gini macarin sana, macarin sini. Tapi sebagai orang yang udah jadi temen lo sejak awal ngampus gue berhak buat nasehatin ello. Ok itu aja sabda gue hari ini, jadi lo gak mau ntraktir gue makan nih? Udah abisnih camilannya."
Dirga lantas tertawa melihat Rial, Yah dirinya bersyukur bisa mengenal Rial. Walaupun awalnya Dirga sempat menjauhi Rial karena risih merasa tak cocok dengan sifatnya namun siapa tau bahwa 2 tahun sudah berlalu dan dia sudah menjadi teman dan bahkan sudah seperti saudara baginya
"Yaudah pesan sana-" tukas Dirga
"Ok, bu nasi goreng 1 pakek telor. Telornya diceplok jangan dipisain sama kuningnya." pekik Rial disebelah Dirga
Lisa melirik ke kanan dan kiri dengan tangan yang sibuk menekan nomer dihpnya. Ia mencoba menghubungi pak Tino sopirnya namun tak ada jawaban darinya. "Duh, pak Tino mana sih." gerutu Lisa kembali mencoba untuk menelfon pak Tino "Halo pak-" ucap Lisa saat sambungan telfonnya sudah terhubung "Halo non.." "Pak, bapak dimana? Saya udah nungguin di tempat biasa kok belum datang?" "Aduh maaf non, mobilnya mogok non. Ini saya lagi dibengkel. Jadi gak bisa ngejemput non Lisa." "Yaudah kalau gitu pak, Lisa pulang naik ojol aja." "Aduh maaf yah non." "Iyah gak papa. Okd kalau gitu Lisa tutup yah pak telfonnya." Lisa kemudian mematikan sambungan telfonnya dan mencoba untuk memesan ojek online. Namun sebuah mobil berhenti tepat didepannya membuat Lisa lantas mundur selangkah menatap siapa pemilik mobil berwarna putih tersebut "Hay Lis-" sapa Dirga setelah menurunkan kaca mobilnya Lisa sedikit menunduk
Dirga keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk terlilit dilehernya, ia menatap cermin didepannya sebari mengingat kejadian semalam diapartemen Indah Yah Indah marah terhadapnya, bahkan berapa kalipun Dirga mencoba menjelaskan Indah tak perduli jadilah Dirga pulang dalam keadaan yang semakin kacau Tokk... Tokkk... Suara ketukan kamar membuat Dirga beralih menatap kearah pintu "Siapa?" tanya Dirga "Saya den, aden dipanggil sama nyonya." sahut bi Irah dari luar kamar Dirga "Ouh iya bi, bilangin tunggu bentar." sahut Dirga lagi Dirga lantas dengan cepat berpakaian dan bersiap-siap karena pagi ini ia ada kelas pagi. Setelah siap Dirga menuruni anak tangga dan mendekat kearah meja makan dimana bundanya Arum tengah duduk sebari menyesap tehnya. Jangan lupakan tab ditangan kirinya, "Morning bund-" ucap Dirga mencium pipi kiri dan kanan Arum "Morning sayang," balas Arum "Kamu udah siap aja? B
"Sumpah deh gue masih gak percaya kalau ternyata dikampus kita ada cowok seganteng Dirga." gumam Farah memakan cookies didepannya Lisa hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan Farah yang tak ada habisnya memuji Dirga dari tadi "Misi kak, ini pesanannya." ucap Liam meletakkan 2 gelas ice blend dimeja Farah dan Lisa "Makasih mass-" sahut Lisa "Ouh iya Far nyokap gue nyariin lo. Katanya udah lama lo gak main kerumah" "Serius? Yaudah ntar pulang kampus gue ikut aja kerumah lo. Kebetulan makk gue baliknya malam juga. Daripada gue sendirian dirumah kan yah!" "Okd, ntar gue kasih tau nyokap kalau lo bakalan ikut pulang kerumah." Farah menatap keluar dimana matanya tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan rambut terurai memakai dress selutut berwarna coklat tengah menunggu taksi "Eh Lis liat deh-" seru Farah dimana Lisa ikut menoleh keluar "Itu sana cewek yang baru aja naik taksi adalah cewek paling populer di kampus ini."
"Ouh iya Bima apa kabar Far? Sehatkan?" tanya Ratna terhadap Farah Farah dan Lisa hanya saling menatap kala mendengar pertanyaan Ratna. Farah lantas menaruh garpu ditangannya dan mulai menjelaskan masalah asmaranya terhadap Ratna "Tan, aku tuh sekarang lagi menjomblo lo." ucap Farah bangga "Ouh ya, kok bisa? Kamu udah putus sama Bima?" tanya Ratna yang sibuk bergelut dengan daging dipiringnya Farah mengangguk pasti dengan apa yang baru saja dikatakannya "Iyah tan, aku sama si brengsek Bima udah putus 2 bulan yang lalu." jawab Farah kesal mengingat sosok Bima "Loh kenapa? Emang Bima ngapain kamu sampai kamu kayak benci banget sama dia." "Yah gimana yah bund, ternyata Bima macarin aku cuman buat mamfaatin aku doang buat kerjain skripsi dia, dan parahnya ternyata dia beneran gak sayang sama aku." Lisa tak bergeming,
Lisa membaca dokumen yang akan disiapkannya untuk magang saat ini dikamar. Ia melihat dengan teliti menelaah satu persatu mencoba memastikan apakah ada yang kurang atau tidak pada lembaran dokumen miliknya "Oke semua udah lengkap, tinggal tanda tangan pembimbing sama penanggung jawan lapangan." gumam Lisa Tok....tok...tok... "Liss mamah masuk yah-" seru Ratna dari luar pintu "Iyah mah." Ratna lantas membuka pintu kamar Lisa dan berjalan mendekat kearahnya dengan tangan memegang segelas susu "Ini mamah buatin susu buat kamu. Kamu minum yah mumpung masih anget-" ucap Ratna mengelus kepala Lisa "Thanks mom." Perhatian Ratna mengarah kepada apa yang tengah dikerjakan Lisa saat ini. Ia kemudian duduk didekat meja Lisa lalu mencoba membaca beberapa lembar fotokopian yang Lisa taruh "Kamu mau magang di Adhara corperation
Kini Lisa sudah berada di depan perusahaan tempat dimana ia akan magang. Lisa sedikit gugup karena harus mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan sama sekali Adhara corperation salah satu perusahaan ternama yang dimana menempati posisi kedua terbesar di Indonesia. Bagaimana ia tidak khawatir jika nanti tiba-tiba ia membuat kesalahan disana. Namun Lisa menggelengkan kepalanya mencoba tetap berpikir positif berharap semuanya berjalan dengan lancar "Huft..." desah Lisa "Ok Lisa, lo bisa. Bismillah," ucapnya lalu masuk kedalam perusahaan tersebut Lisa berjalan masuk dan dilihatnya beberapa pegawai kantor yang cukup menarik perhatiannya. Style yang mereka kenakan dengan obrolan mereka yang masih seputar pekerjaan. Dan tentunya Lisa akan bergabung bersama mereka disini tentunya "Misi mbak-" ucap Lisa di resepsionis "Iyah ada yang bisa saya bantu mbak,"
"Mala..." Seru Rial melambaikan tangannya saat melihat Farah berjalan kearahnya. Farah sedikit bingung, ia lantas menoleh kebelakang namun tidak ada orang disana. Hanya ada dirinya, ia kemudian mendekat dan duduk didepan Rial yang saat itu tengah sarapan di depan kampus "Selamat pagi mala..." ucap Rial kembali "Lo manggil gue mala?" tanya Farah menunjuk dirinya dimana diangguki oleh Rial "Lo setress yah? Nama gue Farah. Sejak kapan nama gue jadi Mala." "Yeah kan Mala artinya Malaikat-" jawab Rial mengedipkan matanya Farah tercenggang mendengar ucapan Rial. Ia lantas menggelengkan kepalanya tak percaya sepagi ini sudah digombal oleh Aib kampus "Dah ah, mending gue masuk sekarang daripada disini ngeliatin ello. Bikin sakit mata-" Farah berdiri kembali dari duduknya namun sebelum meninggalkan Rial, ia menatap kearahnya lalu mendekatkan wajahnya didepan Rial "Gue permisi yah Mala-" ujar Farah tersenyum Mendengar kat
Indah tengah duduk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berada pada sebuah cofeeshop sendirian dimana banyak mata melirik kearah dirinya karena terpesona akan kecantikan yang Indah miliki Yah bukan hal baru bagi Indah jika menjadi pusat perhatian orang-orang. Ia tidak perduli karena kini ia pun telah memiliki seorang kekasih yakni Dirga Berulang kali orang berlalu lalang melewatinya dengan menaruh secarik kertas didepannya. Indah hanya melirik kearah kertas itu lalu meremasnya kemudian tanpa ada niatan untuk membacanya. Ia tau bahwa isi kertas-kertas yang menjadi tumpukan didepannya adalah orang-orang yang mengajak berkenalan atau meminta nomer telfonnya Seorang lelaki mendekat kearah Indah dan menaruh segelas ice cofeelate di depannya. Indah kemudian menatap kearah cowok yang kini berdiri didepannya dengan menampilkan senyum kepadanya "Maaf mass tapi saya gak pesan." ujar Indah kembali mengerjakan tugasnya "Nama gue Tevin, siapa nama lo?" tanyanya