Share

AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World
AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World
Penulis: j-Taesyaa

01 . Happening on the Beach

𝗥𝗼𝗮𝗱 𝘁𝗼 𝗖𝗵𝗲𝗹𝘀𝗲𝗮’𝘀 𝗣𝗮𝗿𝘁𝘆🎉 ( 𝟮𝟬 )

𝗟𝗮𝘂𝗿𝗮 𝗠𝗲𝗴𝗮𝘄𝗲𝗹𝘅 :

| Happy birthday Queen👑💖 ﹫𝘾𝙝𝙚𝙡𝙨𝙚𝙖 𝙍𝙤𝙭𝙚𝙣𝙖

𝗗𝗼𝗻𝗻𝗮 𝗛𝗮𝗱𝗲𝗲𝗱 :

| Yash, happy bday. I wish u all the best, always😘 ﹫𝘾𝙝𝙚𝙡𝙨𝙚𝙖 𝙍𝙤𝙭𝙚𝙣𝙖

𝗔𝘂𝗿𝗼𝗿𝗮 𝗕𝗲𝗹𝗹𝗶𝗻𝗲 :

| ﹫𝘼𝙭𝙩𝙤𝙣𝙞𝙤 𝙂𝙚𝙧𝙖𝙡𝙙 I— even we are waiting for your sweet words and wishes🤭

𝗖𝗵𝗲𝗹𝘀𝗲𝗮 𝗥𝗼𝘅𝗲𝗻𝗮 :

| Aww thank u bb ﹫𝙇𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙈𝙚𝙜𝙖𝙬𝙚𝙡𝙭 ﹫𝘿𝙤𝙣𝙣𝙖 𝙃𝙖𝙙𝙚𝙚𝙙

| Axton might be busy right now, that's okay ﹫𝘼𝙪𝙧𝙤𝙧𝙖 𝘽𝙚𝙡𝙡𝙞𝙣𝙚

𝗔𝘀𝗴𝗮𝗿𝗱 𝗧𝗼𝗺𝗺𝗶𝗲 :

| Is he busy preparing surprises???

𝗦𝗲𝗹𝗲𝗻𝗮 𝗛𝗲𝗹𝗲𝗻 :

| I can't wait to see Chelsea's party!

𝗔𝗶𝗿𝗲́𝗹𝗹𝗲 𝗣𝗮𝗻𝗲𝗺𝗼𝗿𝗳𝗶 :

| Me too ﹫𝙎𝙚𝙡𝙚𝙣𝙖 𝙃𝙚𝙡𝙚𝙣

𝗖𝗵𝗲𝗹𝘀𝗲𝗮 𝗥𝗼𝘅𝗲𝗻𝗮 :

| Don't forget to come at 7 pm today. You won't get the cake if you're late, hahaha

𝗪𝗶𝗹𝗹𝗶𝗮𝗺 𝗛𝗮𝗻𝘀 :

| Of course

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 。 。 。

Bukan suatu hal asing mengadakan pesta ulang tahun yang meriah di pantai. Musim panas hampir berakhir, menambah antusias dari mereka yang akan datang ke pesta tersebut.

Jarum jam kini menunjukkan pukul 5 pm. Airélle sudah rapi mengenakan dress berwarna merah menyesuaikan dresscode yang diberitahukan. Walaupun Amerika termasuk negara yang bebas, Airélle tetap merasa tidak nyaman jika hanya mengenakan bikini atau semacamnya.

Kini gadis berusia 18 tahun itu tengah duduk berhadapan dengan pantulan dirinya sendiri di cermin riasnya. Ia memoleskan simple make up di wajahnya, terlihat natural dan cocok dengan wajah freshnya.

Suara klakson mobil terdengar. Airélle mendekat ke balkon kamarnya untuk melihat. Ia tampak mengernyit melihat Bugatti La Voiture Noire memasuki halaman mansionnya.

“Who's that? That's not Selena?” ia bergumam heran.

Setelahnya Airélle bercermin sekali lagi untuk mengecek penampilannya, lalu menyambar sling bag miliknya dan segera berlari kecil ke luar. Ia sudah siap untuk pergi ke pesta Chelsea, sahabatnya.

“Axton??” bingung Airélle, ia cukup terkejut melihat pacar sahabatnya itu ketika ia baru saja tiba di pelataran mansionnya.

“Hai, Airélle.” sapa pemuda tampan itu. “Selena bilang dia tidak bisa menjemputmu, karena kita searah maka aku menjemputmu. You didn't open the group chat?”

Airélle mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian ia menggeleng. Terbesit rasa tidak enak di hatinya. “Aku bisa pergi dengan sopir, kau duluan saja.”

“Why not? Sungkan dengan Chelsea? C'mon, dia sudah setuju aku menjemputmu. Jadi, ayo, sebelum kita benar-benar tidak mendapatkan kue 12 tingkat itu.”

Akhirnya Airélle setuju untuk pergi ke pesta Chelsea bersama Axton. Perjalanan mereka hanya diisi suara dari lagu-lagu yang mengalun dengan volume kecil dari radio. Tidak ada satu pun pembicaraan, bahkan Airélle lebih tertarik untuk mengamati langit dan jalanan dalam diamnya.

Sekitar 40 menit kemudian mereka tiba. Airélle mengucapkan terima kasih pada Axton dan segera menghampiri teman-temannya. Tentu Axton mengikuti langkahnya di belakang.

“Hai, Airèlle!”

“What's up, babe,”

“Oww, you're so pretty!”

Airélle terkekeh sambil membalas sapaan dan mengucapkan terima kasih untuk pujian-pujian yang ia dapatkan.

“Ah,” Airélle terlihat baru mengingat sesuatu, perempuan itu membuka sling bagnya dan mengeluarkan kotak dihias kertas kado dan pita cantik, diberikannya kotak itu pada Chelsea. Sang Bintang utama dari pesta ini. “Happy birthday, Chelsea. I hope you like it,” katanya, dengan senyum manis.

Terlihat dari mimik Chelsea bahwa ia senang. Segera ia menerima kado dari Airélle. “Thank you Airélle, kau yang terbaik!”

“Airélle,” Laura menyentuh lengan Airélle. Arah pandangnya terkunci pada rambut Airélle yang terurai indah. “Kau pasti semakin banyak memikirkan banyak hal. Lihat rambutmu.”

Airélle tersenyum miris sambil menyentuh beberapa helaian rambutnya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa banyak dari rambutnya yang berubah warna menjadi seputih salju. Padahal dia terlahir dengan rambut hitam menawan mirip mendiang orang tuanya. Tidak mungkin 'kan uban tumbuh secepat ini di usianya yang baru menginjak 18 tahun beberapa bulan lalu.

“Hey Axton! Here, Bro!” seruan Asgard terdengar.

Airélle tiba-tiba terpikir sesuatu. “Acaranya masih lama, Sea. Aku ingin berswafoto dulu di sebelah sana, ya.”

“Oww, kau narsis juga.” Chelsea tersenyum geli. “That's okay, take as many selcas as you want.”

Airélle terkekeh mendengarnya, lalu ia izin pada teman-temannya yang lain untuk berswafoto di bagian pantai yang agak jauh dari tempat pesta Chelsea diadakan. Lagi-lagi Airélle menanggapi dengan kekehannya saat teman-temannya menyorakinya. Tapi jujur saja, Airélle tidak peduli. Dia menyukai pantai, tentunya Airélle tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memotret banyak hal di sana. Termasuk memotret dirinya di hamparan pasir bersih dan ombak-ombak kecil yang menari-nari terkena pantulan cahaya matahari.

Di sinilah Airélle, memilih pesisir sepi namun spot yang dapat dijangkau sangat memuaskan. Airélle berkali-kali membidik kamera ponselnya ke beberapa objek. Kali ini ke wajahnya, wajah dengan senyuman manis itu memenuhi layar ponsel.

Airélle baru akan menekan tombol untuk memotret, jika saja suara asing itu tidak mengalihkan perhatiannya.

Airélle tertegun untuk beberapa saat. “Apa aku tidak salah dengar? Suara kuda, eh?”

ㅤㅤㅤㅤㅤ〔 TO BE CONTINUE 〕

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status