Share

JANDA

     "Jadi, saya boleh bekerja di sini lagi, Ceu?" tanya Fahira dengan bahagia. Ia sedang berada di sebuah konveksi. Sejak ayahnya meninggal dunia, Fahira memang sudah mandiri. Ayahnya meninggal saat ia duduk di bangku kelas 3 SMP. 

    Ibu Fahira akhirnya bekerja disebuah konveksi yang memproduksi baju-baju rajutan. Sebelum menikah dengan ayah Fahira ia memang bekerja di konveksi. Tetapi, setelah menikah, ia berhenti bekerja dan mengurus Fahira. 

    Namun, saat Fahira kelas 1 SMA, ibundanya jatuh sakit dan tidak kuat lagi bekerja. Sejak itulah Fahira bekerja sambil sekolah untuk mencukupi kebutuhan mereka. Dan ceu Inayah adalah pemilik konveksi yang sudah kenal baik dengan Fahira. 

"Fa, ceu ceu ikut sedih dengan perceraianmu. Kamu tentu saja boleh bekerja di sini lagi. Ibumu itu, sudah bekerja di sini sejak ibu ceu ceu yang mengelola. Kita sudah lama saling kenal, jadi jangan sungkan," kata Ceu Inayah. 

"Terima kasih banyak sudah mau bantu saya, Ceu. Saya nggak tau lagi harus meminta bantuan pada siapa," kata Fahira. 

      Inayah tersenyum dan menepuk bahu Fahira perlahan. "Anggap saja ceu ceu ini kakakmu sendiri, Fa. Oya, kamu kos di mana? Tidak jauh dari sini, kan?" 

Fahira menggelengkan kepalanya perlahan, "Fa kos di Binong kulon, Ceu. Jadi, kalau ke sini masih bisa pakai angkutan umum sekali saja. Jalan kaki pun kalau pagi bisa, sambil olahraga," jawabnya.

     Konveksi milik Inayah ada di PSM, daerah Kiara Condong, Bandung. Tidak jauh dari Binong, tempat kos Fahira. 

"Padahal, di rumah ceu ceu ada kamar kosong. Sayang uangmu, Fa." 

"Saya nggak mau bikin Ceu Inay tambah repot. Lagi pula tidak enak sama suami Ceu Inay," jawab Fahira. 

     Inayah hanya tersenyum, melihat kondisi Fahira ia merasa sangat prihatin. Ibunda Fahira meninggal tepat saat Fahira diterima bekerja selulus SMA. Sejak itu Fahira hidup sebatang kara. Keluarga dari kedua orang tua Fahira tidak tinggal di Bandung. Mereka tinggal di Cirebon, dan Fahira juga tidak terlalu dekat. Jadi, sejak dulu keluarga Inayah-lah yang membantu Fahira sejak ibunya meninggal dunia. 

"Padahal, dulu Gilang itu ceu ceu lihat sangat baik dan kelihatannya sayang sekali kepadamu," kata Inayah lagi. 

"Entahlah, Ceu. Mungkin apa yang dikatakan Gilang benar, saya nggak level menjadi istrinya. Dia itu anak pengusaha, saya mah apa atuh, Ceu," jawab Inayah dengan sedih. 

"Kita tidak tau apa yang akan terjadi besok, roda itu berputar, Fa. Apa yang ditabur itu juga yang dituai. Berdoa saja supaya kamu nanti bisa kembali berkumpul dengan Kamania, anakmu," kata Inayah.

     Mendengar nama Kamania disebut, hati Fahira rasanya sakit sekali. Kehilangan Gilang masih bisa ia tahan, tapi kehilangan Kamania membuat Fahira merasa sedikit putus asa. Terlebih ibu mertuanya yang dengan tegas mengancam jika Fahira berani menemui Kamania.

"Kamania itu cucuku, kamu hanya ibu yang melahirkan. Tapi, anakku lebih berhak atas Kamania karena dengan uangnya Kamania bisa hidup enak," kata Endang saat Fahira pergi.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Mertua keji anaknya selingkuh didukung cucunya diambil pula
goodnovel comment avatar
Merita Sagala
wah daerah kiaracondong... daerah aq banget.... Kira-kira disebelah mana y konveksi nya......
goodnovel comment avatar
Yung
mohon ya tuhan kasih azab pada gilang sama ibu nya dan juga pelakor itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status