Akhirnya setelah melewati perjalanan panjang selama beberapa bulan, Andrea pun melahirkan seorang bayi perempuan yang lucu. Andrea menjalani proses melahirkan secara Cesar.
Dan bayi yang lahir itu sangat menggemaskan. Wajahnya merupakan perpaduan dari wajah Rangga dan Andrea. Mereka sepakat memberinya nama Aulia Putri Rinjani. Entah mengapa, Andrea menyukai nama itu.
Yudistira dan Aryatie yang mendengar berita kelahiran Aulia tentu saja language menyambangi ke rumah sakit. Tangis haru mereka pun pecah. Tidak perlu pembuktian melalui tes DNA melihat wajah bayi lucu itupun mereka percaya bahwa memang itu adalah darah daging Rangga.
Rangga yang sedang berada di Kanada pun langsung diberi kabar, dan dia langsung menghubungi melalui panggilan video untuk melihat buah hatinya. Tangisnya pun tak terbendung saat melihat bayi lucu dalam gendongan Aryatie.
"Titip cium dariku,
Sudah beberapa hari ini Fahira melihat Kamania tidak bersemangat. Ia sering kedapatan sering melamun, entah sedang memikirkan apa. Setiap kali jika ia ditanya hanya geleng kepala dan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Fahira memutuskan untuk mempercayakan Butik sementara kepada Nela, asisten kepercayaannya. Ia merasa harus meluangkan waktu menemani Kamania. Fahira, tau Kamania saat ini pasti sedang memikirkan sesuatu. Dan, Fahira harus mencari tau. Fahira juga sudah membicarakan perihal Kamania kepada Yoga. Termasuk permintaan Kamania untuk meneruskan S2 nya di London."Aku tidak masalah, kalau memang Kamania mau meneruskan kuliahnya di London. Kan ada mas Surya di sana. Lagi pula, universitas di sana bagus. Kau sendiri kan pernah kuliah di sana. Kamania sendiri menghabiskan beberapa tahun dengan tinggal di sana, kan. Tidak akan perlu waktu yang lama untuk dia menyesuaikan diri. Lagi pula, Kamania anak yang pintar."
Ivan terkejut Kamania mengajaknya bertemu dan makan malam. Padahal seminggu ini dia selalu menghindar. Ivan sendiri merasa serba salah. Ia tidak tau di mana letak kesalahannya sehingga Kamania menghindarinya selama beberapa hari terakhir. Mereka memilih untuk makan di restoran seafood favorit mereka untuk makan malam kali ini. Kamania sudah menelepon sebelumnya untuk reservasi temoat dan memesan beberapa menu makanan. Sehingga, saat mereka datang tidak akan terlalu lama menunggu. "Ada apa sih, Na? Tumben , kamu ajak dinner berdua kayak gini. Trus udah pesen makanan kesukaan aku juga loh,"kata Ivan sambil menikmati makanan yang sudah tersaji di hadapan mereka. Kamania memesan sate kerang, udang goreng tepung, khailan dan tim ikan bawal favorit Ivan. Kamania memang sengaja mengajak Ivan keluar supaya mereka bisa santai bicara berdua. Dalam suasana yang menyenangkan juga.
_5 Tahun kemudian_ Seperti hari yang telah berlalu dan terlewatkan. Pagi ini Fahira terbangun dengan segar. Dan, seperti biasa dia menyiapkan sarapan untuk Yoga dan Arjuna. Arjuna sekarang sudah kuliah. Ia tidak mau jauh-jauh dari kedua orang tuanya. Sementara, Kamania selepas S2 nya selesai ia bekerja di St Mary's Hospital. Dan, hari ini dia akan pulang ke Indonesia. Sesuai janjinya dulu dengan membawa kebanggaan. Beberapa kali Fahira,Yoga dan Arjuna mengunjungi Kamania di London. Bahkan Gilang dan Tania serta anak-anak mereka pun sempat sekali mengunjungi Kamania di sana. Fahira bangga pada putri pertamanya itu. Dia berhasil mendidik Kamania dengan baik. Sehingga bisa seperti sekarang ini."Pesawatnya jam satu siang kan, Ma?"tanya Arjuna sambil memakan roti bakarnya."Iya, kamu mau ikut?""Iya Ma, aku nggak ada kuliah kok hari ini. Biar nanti aku yang bawa mobil. Kita berangkat jam sebelas aja,
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Kamania Khairani Wijaya binti Gilang Wijaya dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas senilai 25 gram dan uang tunai sebesar delapan puluh juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah di bayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya ananda Kamania Khairani Wijaya dengan mas kawin tersebut di atas tunai.""Bagaimana para saksi, sah?""Saah.....!!!" Kamania tersenyum dan mencium punggung tangan Ivan sebagai tanda baktinya. Lalu Ivan memasangkan cincin di jari manis Kamania. Setelah itu mereka pun sungkem kepada kedua orang tua masing-masing. Gilang sendiri yang menikahkan Kamania sebagai ayah kandung. Tidak butuh waktu yang lama untuk mereka menikah. Sebulan setelah Kamania kembali ke Indonesia, Ivan melamarnya dengan penuh kebanggaan. Dan, Kamania pun menerima dengan restu kedua orang
EKSTRA PART : AKHIR YANG BAHAGIA Siang itu rumah Kamania di penuhi banyak orang. Semua keluarganya berkumpul, tak ketinggalan juga Arini dan Barata. Tentu saja, mereka berkumpul untuk menghadiri acara akikah putra dan putri Kamania dan Ivan. Ya, mereka mendapatkan anak kembar. Tidak lama setelah menikah. Kamania langsung hamil karena memang mereka tidak menunda untuk memiliki keturunan. Ivan memberi nama Vania Larasati dan Kendra Sadewa. Semua menyambut gembira lahirnya bayi kembar itu. Fahira berulangkali meneteskan air matanya bahagia."Jadinya nggak berebut ya kalau langsung dua begini,"kata Arini sambil menggendong Vania. Fahira yang sedang menggendong Kendra hanya tertawa kecil. "Kita sudah tua ya, Mbak. Sudah punya cucu," sahut Fahira yang disambut dengan tawa semuanya. "Oya, aku ada kabar gembira, Fahira," kata Hesti."Apa? Kabar apa ni? Si kembar?"tanya Fah
"Apa yang sedang kalian lakukan?!" pekik Fahira. Wanita itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang saat ini terjadi di depan matanya. Gilang, suami yang sangat ia cintai tengah memeluk dan mencumbu sahabatnya sendiri."Kamu mau apa ke sini?" tanya Gilang sambil bangkit berdiri dan menyeret tangan Fahira. Namun, wanita itu mengentakkan tangan suaminya dan menatap Gilang dengan tajam."Aku tidak menyangka kamu tega mengkhianati aku, Mas!" serunya dengan suara bergetar."Kita selesaikan di rumah!" Gilang menyeret tangan Fahira untuk pulang. Saat ini ia sedang berada di kamar kos kekasihnya. Ibunda Gilang memang memiliki usaha rumah kos. Tempat kos milik mereka adalah tempat kos yang terbesar dan memiliki fasilitas paling lengkap di kota Bandung. Amar, ayah Gilang memiliki usaha property yang kelak pasti akan diwariskan kepada Gilang."Sudah berapa lama
"Jadi, saya boleh bekerja di sini lagi, Ceu?" tanya Fahira dengan bahagia. Ia sedang berada di sebuah konveksi. Sejak ayahnya meninggal dunia, Fahira memang sudah mandiri. Ayahnya meninggal saat ia duduk di bangku kelas 3 SMP. Ibu Fahira akhirnya bekerja disebuah konveksi yang memproduksi baju-baju rajutan. Sebelum menikah dengan ayah Fahira ia memang bekerja di konveksi. Tetapi, setelah menikah, ia berhenti bekerja dan mengurus Fahira. Namun, saat Fahira kelas 1 SMA, ibundanya jatuh sakit dan tidak kuat lagi bekerja. Sejak itulah Fahira bekerja sambil sekolah untuk mencukupi kebutuhan mereka. Dan ceu Inayah adalah pemilik konveksi yang sudah kenal baik dengan Fahira."Fa, ceu ceu ikut sedih dengan perceraianmu. Kamu tentu saja boleh bekerja di sini lagi. Ibumu itu, sudah bekerja di sini sejak ibu ceu ceu yang mengelola. Kita sudah lama saling kenal, jadi jangan sungkan," kata Ceu Inayah.
"Kamu nggak berpikir panjang ya, Ti? Kamu itu sudah menghancurkan rumah tangga orang lain!"Masayu menatap adik iparnya tajam. Dia melirik Iman suaminya, seolah meminta dukungan. Iman menghela nafas panjang."Apa yang mbakmu bilang itu benar. Kamu ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Bukan untuk menggoda suami orang. Kalo tau begitu, kemarin Mas ngga akan kasi izin untuk meneruskan kuliahmu di Bandung," kata Iman. Hesti hanya diam, menatap takut pada kakak dan kakak iparnya. Di dalam hati, memang dia membenarkan ucapan kakaknya. Tapi di sisi lain, dia juga sudah jatuh cinta pada Gilang. Lagi pula, kedua orang tua Gilang setuju. Bahkan Gilang dan Fahira pun sudah resmi bercerai. "Tapi, mereka sudah bercerai, Mbak," elak Hesti."Iya, karena ulahmu! Coba kalau tidak diladeni, dia pasti tidak akan mau menggodamu!Orang tuanya juga aneh, anak selingkuh kok dibiarkan.""Ya ,lalu bagaimana se