Share

Bab 17

Sinta mulai menceritakan saat ia sedang berada di kantor pemasaran.

"Saat itu, aku dan team pemasaran sedang meeting, Kak. Tapi, tiba-tiba ada telepon dari laki-laki yang tak dikenal. Awalnya, aku tidak percaya, tapi setelah orang itu mengirimkan foto Mas Dimas sedang duduk memegang kening yang berdarah, aku pun sontak mematikan teleponnya. Ia sudah menyebutkan alamatnya."

"Oh laki-laki, berati komplotan preman yang melarikan diri. Tapi kini keduanya sudah lari."

"Mungkin, Kak. Makanya aku marah pada Kak Ana, karena dia tidak memberikan informasi bahwa Mas Dimas sedang bersama Kak Ana," pungkasnya.

"Ya, Kakak tidak mungkin macam-macam dengannya. Tenang saja, tadi dia mau cerita sesuatu, tapi belum sempat cerita, sudah ada kejadian peneror."

"Cerita apa ya kira-kira?" Sinta bergeming. Aku rasa dia sungguh-sungguh jatuh cinta pada laki-laki itu.

Berhubung Sinta sudah tidak salah paham lagi terhadapku. Sebaiknya, aku persiapkan se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status