Share

Bab 4

Author: Siti_Rohmah21
last update Last Updated: 2021-08-23 12:45:48

Bab 5

"Lita?" tanyaku keheranan. Wanita cantik berpakaian modis menghampiriku.

"Kamu, kok tahu rumahku?" tanya Lita balik. Aku bingung kenapa papa menyuruhku memberikan bunga mawar berduri ini kepada Lita.

"Emm, aku ...." Aku mencari alasan kenapa mengirim bunga ini untuknya.

"Hei, Ana. Jawab jujur padaku. Kamu tahu alamat ini dari siapa?" tanya Lita. Ia menanyakannya sembari mengelus perutnya yang agak buncit.

"Kamu sedang hamil? Kapan nikahnya?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Aku ... iya, sedang hamil 6 bulan!" tukasnya sembari tersenyum.

"Nih bunganya, aku tidak tahu itu bunga dari siapa? Ada di meja cafe beserta alamat ini. Makanya aku antar ke sini, rupanya rumahmu, Lita." Akhirnya aku mendapatkan alasan mengada-ada pada Lita.

"Terima kasih, ya. Kamu mau masuk dulu?" tanyanya. Namun, ponselku berdering, papa menghubungiku lagi. Segera aku angkat telepon dari papa.

"Iya, Pah," jawabku.

"Pulang, Nak." Kemudian telepon pun terputus. Aku bergeming saat papa memintaku pulang dengan segera.

"Ana, siapa yang telepon? Zaki ya?" tanyanya.

"Hah ... bukan. Aku permisi dulu ya! Kapan-kapan mampir ke sini deh, siapa tahu kamu sudah melahirkan."

"Salam ya, untuk Zaki!" pesannya. Namun, aku hanya memberikan senyuman saat ia menitipkan salam untuk Mas Zaki.

Aku mengendarai mobil kembali, Lita pasti mengira mobil ini adalah pemberian Mas Zaki. Padahal, aku tak pernah diberikan ia mobil mewah seperti yang Lita rasakan saat ini. Ternyata Lita lebih beruntung dariku, ia mendapatkan suami yang royal terhadapnya. Rumah dan mobilnya itu pasti pemberian suaminya. Aku tahu betul, Lita kan anak jalanan.

Sementara itu, aku terus memikirkan maksud papa mengirimkan bunga terhadap Lita, tanpa nama pula. Apa maksud papa? Nanti akan kutanyakan langsung pada papa.

Setibanya di rumah, aku langsung melempar tas dan kunci ke sofa. Rasa kesal masih terasa di hati. Apalagi setelah melihat nasib temanku yang beruntung. Ada penyesalan dalam diri ini saat melihat gaya hidup Lita. Sesalnya aku tak menuruti keinginan papa dulu.

"Bagaimana, bunga sudah terkirim?" tanya papa tiba-tiba muncul dari belakang.

"Sudah, oh ya, kenapa Papa bisa kenal dengan Lita? Maksud dan tujuan Papa mengirimkan bunga untuknya itu apa?" tanyaku panjang lebar.

"Besok pukul 09:00 WIB, kamu periksakan ke Dokter Lia Rinata SpOG. Papa sudah buatkan janji."

"Pah, aku tanya apa malah jawabannya apa!" keluhku. 

"Iya, itu jawabannya!" timpalnya membuatku heran. Tanya apa jawab apa? Astaga papa kenapa memberikanku teka-teki di saat seperti ini?

"Lalu kenapa aku harus memeriksakan kehamilan?" tanyaku lagi. Heran saja kenapa papa menyuruhku melakukan hal yang aneh terus?

"Kamu itu mau mengajukan cerai, papa ingin pastikan kamu tidak dalam keadaan hamil, karena papa juga tidak mau jika kamu tengah hamil bercerai. Kasihan anakmu nanti!" sanggahnya. Aku paham sekarang, kenapa papa menyuruhku cek kondisi kehamilan, tapi kan bisa melalui testpack?

"Pah, tes kehamilan bisa testpack loh!" protesku.

"Kamu ingin tahu jawaban Papa, kenapa menyuruh kirim bunga mawar berduri, kan? Nanti di sana juga akan ada jawabannya. Oh ya satu lagi, minggu depan ada interview untuk para pelamar kerja di kantor. Kamu yang tes interview, ya!" tunjuknya. Masih belum paham maksud papa mengenai bunga mawar, kini ia memerintahkan interview. Apa yang sebenarnya ia rahasiakan? Kenapa tidak bicarakan saja padaku?

"Kenapa aku lagi, sih, Pah? Nggak mau ah!" tolakku. Aku belum berpengalaman interview calon pekerja.

"Nurut kenapa, sih?" sungutnya. Papa mulai emosi bicara dengan anaknya.

"Alasannya?" tanyaku.

"Yuniar Sucipto itu melamar kerja di kantor, besok psikotest, minggu depan interview kamu yang hadapi dia!" ketusnya. Ternyata adiknya Mas Zaki melamar kerja di kantor papa. Baiklah kalau begitu, aku akan membuatnya menyesal telah mencemoohkan aku dulu.

"Oh, baiklah kalau begitu alasannya." Akhirnya aku mengindahkan perintahnya.

***

Sejak kepergianku dari rumah, Mas Zaki tak lagi menghubungiku. Sepertinya ia serius menalakku. Ada rasa kesal dan sesak di dada saat melihat ponsel tak ada notifikasi masuk darinya. Namun, ini semua menjadi lebih jelas, bahwa ia tak pantas dipertahankan.

Jam dinding menunjukkan pukul 08:30 WIB. Aku rasa masih ada waktu untuk ke dokter kandungan dalam waktu setengah jam. Jadwal yang papa janjikan pada Dokter Lia Rinata SpOG.

"Pah, Mah, aku berangkat dulu, ya! Ingin tahu juga jawaban bunga mawar itu."

"Kamu hati-hati, Sayang," pesan mama papa sambil mengecup pipiku. Aku lihat papa juga sedang bersiap ke kantor.

Kemudian aku pergi ke rumah sakit yang telah papa tunjuk. Aku tidak mungkin hamil, tidak ada tanda-tanda sedang mengandung. Jadi, pasti dokter pun akan memberi tahu bahwa tidak ada janin di rahimku.

Setelah sampai di sana, aku langsung diperiksa oleh Dokter Lia. Ia sopan sekali saat bicara. Memang tak ada apapun di dalam rahimku. Persis seperti dugaanku.

"Jadi saya tidak hamil kan, Dok?" 

"Tidak, Bu. Ini surat keterangan bahwa Ibu negatif. Pak Ardi yang meminta harus membuatkan ini untuk Bu Ana." 

"Kalau begitu, saya permisi, terima kasih banyak, Dok!" Aku pun meninggalkan ruangannya. Kemudian aku bergegas kembali ke parkiran. Teringat ucapan papa, bahwa aku akan menemukan jawaban tentang bunga mawar, tapi kenapa belum juga ada jawabannya?

Sebelum ke parkiran, aku menghubungi papa terlebih dahulu. Untuk memastikan bahwa aku tidak hamil sekaligus menanyakan bunga mawar tersebut.

"Halo, Pah."

"Ya, Sayang. Bagaimana?"

"Negatif, Pah."

"Syukurlah."

"Bagaimana dengan bunga mawar?" tanyaku lagi. Aku pun duduk di ruang tunggu tepat di depan farmasi, tempat orang menunggu antrian obat.

"Kamu sekarang tengok ke arah loket farmasi, kemudian kamu perhatikan, siapa laki-laki ber- jas hitam yang sedang antri di depan farmasi!" pinta papa. Aku pun melangkah ke arah antrian farmasi dengan hentakan satu demi satu.

Tepat di belakang bobot laki-laki yang memakai jas hitam, aku menepuk pundaknya. Kemudian, ia menoleh ke arahku. Jadi, ini laki-laki yang menyunting Lita? 

"Maaf, Mbak, ada apa ya?" tanyanya sontak membuatku terperanjat. Masa iya aku tanya persoalan bunga mawar pada laki-laki ini?

"Maaf, Mas. Apa betul Mas ini suaminya Lita?" tanyaku. Ada perasaan tak nyaman saat menanyakan hal ini padanya. Laki-laki itu terdiam dan mengerenyitkan dahinya. Kemudian, ia mengalihkan pembicaraan karena sudah dipanggil oleh petugas obat.

"Maaf, Mbak. Nomer antrian ku sudah terdengar." Aku pun mundur dan kembali ke belakang. Kemudian, aku cari dari sudut ke sudut wanita yang pernah menjadi teman nongkrong di jalan, Lita. Namun, aku tak menemukan batang hidungnya di area rumah sakit ini.

Informasi dari papa sangat membingungkan. Kenapa ia tidak memberitahuku saja dari mulutnya? 

Aku raih ponsel yang tersimpan di dalam tas, kemudian menghubungi papa kembali.

"Halo, Pah. Laki-laki yang mengenakan jas hitam tadi, aku belum sempat menanyakan pernikahannya dengan Lita. Ia sudah dipanggil petugas obat." Papa mendesah di telepon. Terdengar suara helaan napasnya ada rasa kecewa.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ris Nadeak Laoly
anak org kaya tapi bodohnya nggak ketulungan Untung ada org tuanya yg lebih bijak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 39 Ending

    Bab 39POV AnaKetika kami sedang berbincang-bincang, dan menyantap hidangan yang telah tersaji di hadapanku. Tiba-tiba Lita menghubungiku, ada apa ya kira-kira? Aku angkat teleponnya, sepertinya mereka sedang bertengkar. Buktinya Mas Zaki tak mau disebutkan sedang bersama dengannya."Halo, Lita, ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi. Pasti ini hal penting, bukan hal main-main."Ana, aku sulit menghubungi Mas Zaki. Ya Tuhan, anakku meninggal dunia barusan dokter mengabarkan, ia melemah tadi, lalu tidak kuat," tuturnya membuatku terkejut. Astaga, rupanya bayi prematur yang dilahirkan Lita sudah tak bernapas. Bibirku pun kaku, sulit untuk berkata apapun.Setelah Lita bercerita, aku pun sontak mematikan teleponnya. Mataku sedikit berair, merasa bersalah atas kejadian yang menimpanya ini."Ana, ada apa?" Mas Zaki terus menerus menanyakan apa yang Lita katakan."Mas, bayi itu meninggal," ujarku padanya.Aku menghela napas, begitu pun de

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 38

    Bab 38POV Zaki"Maaf, Anda siapa ya? Ada keperluan apa ke sini?" tanyaku penasaran. Sebab, wajahnya tak pernah kulihat sebelumnya."Mas, ini laki-laki yang sudah beristri itu," jawab Yuni tertunduk. Dadaku bergetar hebat, tanganku tiba-tiba mengepal. Namun, saat melihat wajah Yuni, tak tega rasanya melakukan kekerasan di hadapannya."Jadi, kamu yang mempermainkan adikku?" selidikku."Ya, aku orang yang dirayu adikmu," sahutnya membuat darah ini semakin mendidih. Namun, lagi-lagi wajah Yuni yang memelas di hadapanku membuat tangan ini hanya mengepal tak kuat melampiaskan."Mau apa lagi kamu ke sini?""Aku ingin Yuni segera menggugurkan kandungannya, sebelum istriku dan keluarga besar mengetahuinya," terangnya.Plak ....Tak tahan lagi aku menahan emosi yang sudah meledak, tangan ini melayang ke pipi laki-laki songong itu. Bibirnya pun berdarah kala aku memukulnya dengan sekuat tenaga."Mas, tolon

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 37

    Bab 37POV ZakiPonselku berdering kembali, kini kurogoh dengan cepat agar tidak keburu mati lagi. Kulihat ke arah layar ponsel, ternyata Ana yang menghubungi."Halo, Ana, ada apa?" tanyaku masih dalam keadaan gemetar. Sebab, belum berhasil lihat wajah di balik kain putih itu."Mas, Yuni bersamaku, ia sudah kuantar pulang," celetuknya membuatku bernapas lega. Berati wanita yang berada di balik kain putih itu bukanlah Yuni. Ia sudah dibawa pulang oleh Ana."Ana, kamu membawanya pulang ke rumahku, kan? Aku mohon, tolong jangan tinggalkan Yuni sendirian, please!" pintaku. Dengan amat sangat, aku mengharapkan Ana menemani Yuni di rumah."Maaf, Mas. Aku tidak bisa, sebentar lagi ada meeting dengan klien, tapi aku sudah suruh bodyguard Papa untuk berjaga di depan rumahmu sampai kamu dan Mama tiba di rumah," tolaknya. Aku tidak bisa berharap lebih padanya. Ana sudah mau menolong Yuni saja aku seharusnya berterima kasih."Maaf ya, Ana. Aku me

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 36

    Bab 36POV ZakiBerita tentang Yuni kini tersebar di mana-mana. Akun sosial medianya pun ia tutup karena sudah meresahkan keluarga. Mama tak bisa bicara apa-apa, karena sejak berita itu muncul, Yuni pergi meninggalkan rumah."Mah, sebenarnya aku sudah tahu mengenai berita Yuni ini," ungkapku akhirnya membuka rahasia ini."Maksud kamu bagaimana?" tanya mama masih belum paham. Rupanya ia masih berharap bahwa berita ini adalah tidak benar."Mah, berita ini benar, dan saat ini Yuni sedang bersembunyi," sahutku lagi.Mama terdiam, matanya sudah berkaca-kaca saat mendengar penuturanku tentang Yuni. Lita yang baru pulih dari sakitnya pun menghela napas."Lalu bagaimana keadaannya?" tanya mama penasaran."Yuni hamil, Mah. Suami yang disebut-sebut menghamilinya itu memang pengusaha, tapi seenaknya ia meninggalkan Yuni, ini dikarenakan ia tak punya bukti apapun," sambungku membuat lutut mama tiba-tiba lemas. Ia mencari kursi untuk bersan

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 35

    Bab 35Aku berusaha tenang, terus berjalan ke arah Lita. Hati ini berusaha melawan rasa sakit hati atas pengkhianatannya padaku."Ana, maafkan atas segala kesalahanku," ucapnya membuatku dan Sinta saling beradu pandangan. Seorang Lita yang tak pernah mengucapkan kata-kata maaf, kini kata-kata itu terdengar merdu di telingaku?"Aku tidak salah dengar? Lita, ini kamu?" Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ia telah dibukakan pintu hatinya."Tidak, Ana. Aku sungguh menyesal telah mengkhianatimu, dengan merebut Mas Zaki dari sisimu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Rasa bahagia pun sontak mengiringi pertemuanku dengan Lita. Tubuhnya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, membuatku yang harus mendekatinya lebih dekat lagi.Aku memeluknya erat, dan menangis sesegukan. Menyesal pasti ada, telah balas membalas rasa sakit hati yang telah ia torehkan. Begitu pula dengan Mas Zaki, aku yang memiliki dendam berapi-api kepadanya, kini menyesali ke

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 34

    Bab 34"Angga, ternyata elo pengkhianat, kenapa lakukan ini pada gue?" teriak Mas Zaki tak menghiraukan tempat. Seharusnya ia bisa jaga emosi di rumah sakit."Jangan ribut di rumah sakit!" sentak Pak Farid saat melihat pertikaian Mas Zaki dengan laki-laki yang ternyata bernama Angga itu. Mereka pun menghentikan perkelahiannya.Aku menyaksikan kedua orang yang ternyata berteman. Lita memilih Angga agar ia bisa memiliki anak dan mengaku anak itu adalah benih cinta Mas Zaki. Kutepis pikiran buruk tentang Lita untuk sementara, karena ia sedang berjuang antara hidup dan mati.Seorang suster pun keluar dari ruangan observasi. Ia memberikan kabar terbaru kondisi Lita."Pak, Bu, alhamdulilah pasien Lita sudah melewati masa kritisnya, silahkan untuk keluarga, segera urus ruang rawat inapnya," ungkap suster seketika membuat kami yang berada di depan ruang observasi menghela napas panjang.Syukurlah kalau begitu, aku sudah tenang atas kabar yang telah

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 33

    Bab 33POV AnaBahagia itu saat ulang tahun dirayakan bersama keluarga, kebahagiaan yang tak pernah aku lalui selama ini. Bertahun-tahun hidup sebagai anak dari Ardi Dinata, ini adalah kali pertamanya aku diberikan kejutan manis olehnya. Rupanya salah memilih pasangan hidup yang kualami, telah membuat papa mengesampingkan egonya. Kini, sosok seorang ayah benar-benar ada dalam dirinya.Aku yakin setelah kejadian ini, Mas Zaki takkan pernah berharap untuk kembali padaku. Namun, ia juga harus mengetahui bahwa sebenarnya ia yang tidak bisa memiliki keturunan.Tidak pernah menepis, mertuaku, Bu Ayu, hanya menilai sosok menantu dari harta saja. Seandainya ia dulu tidak pernah menganggap rendah seorang anak jalanan, mungkin kepura-puraanku juga takkan terjadi. Namun, itu semua juga tidak akan terjadi bila papa menyetujui hubunganku dan Mas Zaki. Jadi, inilah yang dinamakan garisan takdir yang tak bisa dipungkiri."Tolong kirim berkas ini ke alamat y

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 32

    Bab 32POV ZakiAku buka hingga full, ternyata tes kesuburan Ana Mellisa pada 7 bulan lalu. Aku baca hingga habis, ada keterangan bahwa semua hasil tes menunjukkan Ana Melissa normal dan tidak ada kendala dengan hormonnya.Hasil tes ini persis sama dengan tanggalnya saat aku dan Ana tes dulu. Namun, ada perbedaannya, dulu hasil tes Ana menunjukkan bahwa ia mandul dan harus melakukan serangkaian tes lagi, tapi dia menolaknya pada saat itu."Ini tes kesuburan Ana, kenapa beda dengan yang dulu?" tanyaku pada mama, Lita, dan Yuni. Mereka semua terdiam, matanya membulat secara serempak.Tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan yang telah aku lontarkan."Bisa saja Ana mengubah itu semua, ia berkuasa untuk mendapatkan hasil apapun yang ia mau," sanggah Lita. Namun, hasil tes kesuburan ini asli, tidak mungkin dapat dipalsukan, stempel rumah sakitnya pun asli."Ini asli, atau mungkin saat itu ada yang menukarnya?" tanyaku pad

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 31

    Bab 31POV Zaki"Mas Zaki! Ke sini kok nggak ngomong-ngomong?" celetuknya sembari menghampiriku. Tangannya sudah mulai merangkul lengan ini, rayuan pun mulai ia lontarkan."Angga, laki-laki ini ngapain di sini?" tanyaku menyelidik. Ya, aku mengenal sosok laki-laki yang berada di sebelah Lita tadi, tapi aku tidak tahu kenapa ia berani merangkulnya dengan begitu mesra.Lita terdiam, begitu pula dengan Angga. Namun, tiba-tiba Pak Farid datang menghampirinya."Angga, sudah lama kamu menunggu saya?" tanya Pak Farid."Tuh kan, Angga itu sedang ada janji dengan Papa. Kamu nggak usah curiga macam-macam dong, Sayang!" rayu Lita. Aku pun terdiam, lalu menghampiri papa mertua."Pah, apa kabarnya?" tanyaku pada mertua yang berada di dekat Angga."Baik, Zaki. Saya dan Angga permisi, kamu lanjutkan saja ngobrolnya dengan Lita," tuturnya. Mungkin aku salah paham terhadap Lita. Buktinya papanya tetap meminta aku yang menemani putrinya.Ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status